Anda di halaman 1dari 3

POLITEKNIK SOP

KESEHATAN
TERAPI SPIRITUAL DZIKIR
DEPKES KALTIM

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen
Jl. W. Monginsidi 1/5 Poltekkes Depkes Kaltim
No. 38 Samarinda

1. Memberikan pelayanan doa bagi pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit

1 Tujuan 2. Menggali kekuatan batin (mental spiritual & jiwa) pasien untuk membantu

proses kesembuhan pasien.

Ruang Indikasi : 1. Pasien yang membutuhkan bimbingan keagamaan


2
Lingkup Kontra indikasi : Tidak Ada
Surat Keputusan Direktur Utama RSMH Palembang Nomor:
3 Acuan KP.04.04/II/1564/2012 ttg Tm Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di RSMH
Palembang tanggal 01 Oktober 2012
Serangkaian aktivitas yang dirancang dalam memberikan pelayanan bimbingan
4 Definisi spiritual/kerohanian terhadap pasien yang dirawat di RS sebagai bagian dari
asuhan keperawatan yang komprehensif.
5 Prosedur KOMPONEN Ya Tdk
Fase Orientasi
a. Salam terapetiuk
b. Evaluasi/ validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik, waktu/tempat

Fase kerja
Persiapan Alat
Tasbih, sajadah, dsb.
Persiapan pasien
1. Mengkaji pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan

Cara Kerja
1. Pelaksanaan bimbingan rohani dilaksanakan secara
professional oleh pembimbing Rohani sesuai agama &
kepercayaan pasien;
2. Mengkonfirmasi kondisi pasisen dari perawat jaga
untuk mengetahui kondisi objektif paien ( boleh diajak
bicara/tidak, kategori penyakit, kondisi mental, dll);
3. Mengajak komunikasi awal (jika memungkinkan)
sebagai kesan pertama dengan pasien untuk
mengetahui kondisi mental & kejiwaan, latar belakang
sosio kultur, kesulitan-kesulitan dalam beribadah, dll;
4. Gunakan salam, tutur kata yang baik, kesan simpati &
empati yang besar terhadap pasien;
5. Memberikan nasihat, tausyiah, sugesti, saran &
wawasan lain-lannya melalui komunikasi teraupetik
tentang pentingnya dia. Konsep sabar, tawakal,
qona’ah, ikhtiar, dll;
6. Pelayanan doa/bimbingan spiritual bukan bermaksud
mengubah keyaknan agama pasien, melainkan
menguatkan kekuatan batin pasien untuk membantu
proses kesembuhan bersama-sama tindakan
medis/terapi lainnya;
7. Bekerjasama dengan dokter yang merawat, perawta
ruangan, keluarga penderita atau secara mandiri dalam
melaksanakan bimbingan spiritual/rohani;
8. Menandatangani daftar kegiatan bimbingan kerohanian
setelah melaksanakan bimbingan kerohanian yang
ditandatangani oleh Kepala Ruangan/Perawta Jaga.

Kriteria Evaluasi
1. Pembimbing/perawat rohani mampu & fasih melafalkan
dan mendoakan pasien
2. Memiliki kepribadian yang bersih & sopan berwibawa
3. Memiliki kesungguhan dalam berdia dengan ikhlas &
yakin
4. Memahami hal-hal yang terkait dengan proses berdoa
yang meliputi: syarat-syarat diterimanya dia, sebab
terrolaknya doa, pengabulan doa, mengetahui waktu &
tempat mustajab do’a.

Catatan :

Anda mungkin juga menyukai