Oleh :
Kelas D4/2
1. Emilia Anjar Prastiwi 081611433018
2. Aina Dzulqi Aulia 081611433040
3. Farah Annisa Nurbani 081611433043
4. Intan Nadiyah Rahma 081611433061
Dosen Asistensi :
Dr. Edy Setiti Wida Utami, M.S.
TUJUAN
- Untuk mengetahui gejala defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
- Untuk mengetahui unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
LANGKAH KERJA
1. Menyediakan 10 botol selai bersih
2. Melapisi masing-masing botol dengan kertas karbon hitam dan mengisi botol dengan
larutan berturut-turut: FeDTA, FeCl3, -Ca, -S, -Mg, -K, -N, -P, -Fe dan larutan hara
makro kemudian diberi label.
3. Menambahkan air hingga leher botol kemudian diaduk dengan batang pengaduk
4. Menutup botol selai dengan gabus yang telah dilubangi
5. Selanjutnya memilih 3 kecambah yang akan digunakan untuk masing-masing
perlakuan yang memiliki pertumbuhan yang baik, mengukur panjang batang, panjang
akar, panjang daun, dan lebar daun dari ketiga kecambah lalu dirata-rata
6. Memasukkan kecambah dengan hati-hati pada gabus yang telah dilubangi dan
menyumbat sisa lubnag dengan kapas. Melakukan aerasi setiap harinya. Diamati
panjang batang, panjang akar, panjang daun, jumlah daun, dan lebar daun.
7. Pengamatan dilakukan 3 hari sekali selama 2 minggu
HASIL PENGAMATAN
No. Unsur hara Hari ke- Panjang Panjang Panjang Jumlah Lebar
(kekurangan) akar batang daun daun daun
(cm) (cm) (cm) (cm)
9/05/2018 - - - - -
11/05/2018 - - - - -
11 /05/ 2
2018
9 /05/ 2018 - - - - -
11 /05/ - - - - -
2018
9 /05/ 2018 - - - - -
11 /05/ - - - - -
2018
9 /05/ 2018 - - - - -
11 /05/ - - - - -
2018
9 /05/ 2018 - - - - -
11 /05/ - - - - -
2018
9 /05/ 2018 - - - - -
11 /05/ - - - - -
2018
11 /05/ 2
2018
11 /05/ 2
2018
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui gejala defisiensi unsur hara terhadap
pertumbuhan tanaman dan mengetahui unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Untuk menjawab tujuan tersebut maka dilakukan percobaan menggunakan kecambah kacang
hijau dan larutan unsur antara lain FeEDTA, FeCl3, -Ca, -S, -Mg, -K, -N, -P, -Fe dan larutan
makro. Percobaan dilakukan dengan mengisi botol dengan masing larutan tersebut dengan
komposisi yang telah ditentukan. Percobaan ini menggunakan komposisi larutan Hoagland.
Setelah semua botol terisi cairan, kapas dililitkan pada kecambah dan botol ditutup dengan
lilitan tersebut. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu dan diamati tiap 3 hari sekali.
Botol pertama berisi FeEDTA. Komposisi FeEDTA berisi semua larutan yang tersebut
pada bahan kecuali larutan FeCl3. Hasil yang didapat adalah panjang daun, lebar daun,
panjang akar, dan panjang akar bertambah. Pengamatan FeEDTA hanya didapat 3 kali
pengamatan karena pada pengamatan selanjutnya kecambah sudah mati. Pertambahan
panjang pada botol pertama bertambah signifikan sedangkan penambahan ukuran lainnya
tidak terlalu signifikan. Botol kedua berisi FeCl3. Komposisi dari FeCl3 tidak terdapat larutan
FeEDTA. Hasil yang didapat pada botol kedua adalah terjadi penambahan ukuran panjang
daun, lebar daun, panjang batang dan panjang akar. Penambahan signifikan terlihat pada
penambahan ukuran panjang daun dan panjang batang. Pengamatan pada botol kedua terjadi 4
kali karena pada pengamatan terakhir kecambah mati.
Botol ketiga berisi cairan –Ca di mana pada komposisi larutan tersebut tidak terdapat
Ca(NO3)2 dan FeCl3. Pada botol ketiga terjadi perubahan ukuran akar, daun maupun batang
baik dari segi panjang maupun lebar tetapi tidak ada yang terlihat mencolok. Botol keempat
berisi larutan –S. Komposisi pada larutan –S tidak terdapat larutan MgSO4 dan FeCl3. Hasil
yang didapat terjadi perubahan secara signifikan pada pertambahan ukuran panjang akar dan
daun. Botol kelima berisi larutan –Mg. Komposisi pada larutan –Mg tidak terdapat larutan
MgSO4 dan FeCl3. Hasil yang didapat adalah terjadi perubahan signifikan pada pertambahan
panjang akar sedangkan pada penambahan ukuran lainnnya tidak terjadi pertambahan ukuran
yang signifikan. Botol keenam berisi larutan –K. Komposisi pada larutan –K tidak terdapat
larutan KNO3, KH2PO4 dan FeCl3. Hasil yang didapat adalah terjadi perubahan signifikan
pada pertambahan panjang batang sedang pada bagian lain tidak terlalu mencolok.
Botol ketujuh berisi larutan –N di mana komposisi larutan –N tidak terdapat larutan
Ca(NO3)2, KNO3 dan FeCl3. Pada botol ketujuh hasil yang didapat menurun tidak bertambah
hal ini dikarenakan pertumbuhn semakin mengerdil. Botol kedelapan berisi larutan –P di
mana komposisi pada larutan ini tidak terdapat larutan KH 2PO4 dan FeCl3. Pada botol
kedelapan pertambahan ukuran hanya terjadi pada pertambahan panjang batang saja
sedangkan ukuran yang lain memiliki ukuran yang sama dari awal. Botol kesembilan berisi
larutan –Fe di mana komposisi larutan ini tidak terdapat larutan FeCl 3 dan FeEDTA. Pada
botol kesembilan terjadi pertambahan ukuran pada panjang akar, panjang batang, dan panjang
daun sedangkan pada kebar daun ukurannya tetap. Pada botol terakhir berisi larutan makro.
Pada larutan ini tidak terdapat larutan FeCl 3 pada komposisi nya. Hasil yang didapat adalah
terjadi perubahan signifikan pada panjang batang.
KESIMPULAN
Gejala defisiensi (kekurangan) unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman adalah
tanaman akan mengalalami abnormalitas. Abnormalitas dapat tampak pada daun, batang,
bunga, dan organ tumbuhan lainnya. Secara umum abnormalitas dominan tampak pada daun.
Beberapa unsur tertentu menimbulkan abnormalitas yang sangat jelas antara lain kekurangan
unsur N mengakibatkan pertumbuhan kerdil dan daun menguning.
Unsur hara yang dibutuhkan antara lain unsur makro (essensial) dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak seperti -N, -P, -K, -Ca, -S, dan –Mg. Unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit seperti -Fe, -Cu, dan -Mn.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 1990. Nutrisi Tumbuhan. Rineka Cipta. Jakarta.
Buchman, H.O and Brandy. 1982. The Nature and Proportre of Soils. The Mac Mila
Company. New York.
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. D. Van Nostrand. New York.
Dwijoseputro, D. 1988. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Gramedia. Jakarta.
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Reece, Campbell-Mitchell. 2003. Bilogi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB. Bandung.
Sutejo, M.M. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Treshaw. 1970. Environment And Plant Respons.Grawhill book Company. New York.