Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Konsep Dasar Biaya

Dosen Pengampu Rikah, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH :
1. ARIESCA DWI R (16030007)
2. LEDI DIANA S (16030024)
3. ALFULLAILA (16030029)
4. EDIONO MURTADHO (16030006)
5. AHMAD SYAIFUDDIN (16030063)

PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI

STIE YPPI REMBANG

2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
AKUNTASI MANAJEMEN.

Makalah ini berisi tentang materi seputar Konsep Dasar Akuntansi Biaya,

Demikian sepintas tentang makalah yang dibuat. Penulis menyadari bahwa


dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan. Selebihnya penulis berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep biaya sebagai bagian dari akuntansi mengalami
tiga tahap perlakuan yaitu pengukuran, penelusuran dan pembebanan. Secara
konseptual dan atas dasar konsep kontinuitas usaha, biaya akan diperlakukan sebagai
beban pendapatan atau biaya, namun ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir
sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya.
Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang
berkaian dengan biaya.
Operasi perusahaan pada umumnya merupakan usaha berlanjut yang kompleks dan
yang menuntut pemerolehan jasa bukan untuk jangka pendek melainkan untuk jangka
panjang, sehingga jasa tersebut tidak akan segera habis dalam waktu singkat. Dengan
kata lain, perusahaan memerlukan fasilitas fisis atau potensi jangka panjang sehingga
biaya tersebut harus mengalami dua tahap kritis yaitu pengakuan dan pembebanan. Di
antara kedua kedudukan tersebut biaya mungkin mengalami proses penelusuran
berupa penggabungan, pemecahan dan reklasifikasi sebelum dibebankan ke
pendapatan. Sehingga, secara konseptual biaya diperlakukan terlebih dahulu sebagai
asset dan baru kemudian diakui sebagai biaya.
B. Perumusan Masalah
Untuk memudahkan pembaca memahami isi makalah, penulis mencoba
mempersempit uraian-uraian dalam makalah ini menjadi beberapa garis besar yang
pada intinya membahas:
 Konsep dasar biaya
 Karakteristik .biaya
 Pengakuan dan klasifikasi biaya.
 Pengukuran dan pengakuan pendapatan.
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini bertujuan untuk memberikan sebuah pemaparan tentang
pengertian, karakteristik, dan klasifikasi biaya. Semoga dengan makalah ini kami
dapat menambah pengetahuan anda mengenai biaya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR BIAYA
Konsep Biaya Untuk Perencanaan dan Pengendalian
Pengertian Harga Pokok (Cost) dengan Biaya (Expense).
 Harga Pokok
Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama tahun berjalan
aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan,
aktiva tersebut harus dikonversikan ke biaya (Expense).
Contoh : Uang yang dikeluarkan untuk mebeli gedung, tanah, mesin, mobil
dll.
 Biaya
Biaya adalah beban terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan
sumber daya ekonomi yang ada. Biaya berasal dari aktiva atau terjadi
langsung tanpa melalui aktiva.
Contoh : Uang yang dikeluarkan untuk mebayar Upah, Tagihan Telepon,
Tagihan Listrik, Sewa gudang dll.

Akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya untuk memenuhi berbagai macam


tujuan.
 Untuk tujuan penentuan harga pokok produksi, akuntansi biaya menyajikan
biaya yang telah terjadi di masa lalu.
 Untuk tujuan pengendalian biaya, akuntansi biaya menyajikan informasi biaya
yang diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi,
kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya.
 Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan
biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, dan biaya yang
relevan dengan pengambilan keputusan khusus ini selalu berhubungan dengan
biaya masa yang akan datang.
1.1 Pembebanan Biaya
Konsep Dasar Biaya menjelaskan konsep biaya yang berhubungan dengan
setiap fungsi manajemen, yakni: manajemen stratejik, perencanaan dan
pengambilan keputusan, penentuan harga pokok produk dan jasa untuk pembuatan
laporan keuangan, dan pengendalian manajemen dan pengendalian operasional.
Penelusuran Langsung ( Direct Tracing), Penelusuran Penggerak (Driver Tracing),
dan Alokasi (Allocation).
1.1.1 Biaya
Pembebanan biaya atas produk , jasa, pelanggan, dan objek lain yang
merupakan kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan dasar sistem
informasi akuntansi manajemen. Dan biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas
yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat di masa kini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi.
Dalam usaha menghasilkan manfaat di masa kini atau di masa yang akan
datang, para manajer harus melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan
biaya yang dibutuhkan dalam mencapai manfaat ini. Manajer juga harus
memahami apa yang dimaksud dengan biaya kesempatan (opportunity cost).
Biaya kesempatan adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika
satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lain.

1.1.2 Objek Biaya (Cost Object)


Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan
biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat
berupa produk, pelanggan, Departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya yang
diukur biayanya dan dibebankan. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas
muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas adalah orang-orang
dan/atau peralatan yang melakukan kerja dalam sebuah organisasi, dan dapat
juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi
yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Aktivitas juga memiliki peran utama dalam
pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.

1.1.3 Keakuratan Pembebanan


Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting.
Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan dengan wajar
serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah
untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat
menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk sehingga dapat
menciptakan pemborosan. Hubungan sebab akibat antara biaya yang
dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya
yang secara wajar akurat.

1.1.4 Ketertelusuran (Traceability)


Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya secara langsung dan tidak
langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya.
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat
ditelusuri sebagai objek biaya. Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan untuk
membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri
ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Ketertelusuran adalah
unsur uatam dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.

1.1.5 Metode Penelusuran


Ketertelusuran memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan mudah
dan akurat, sedangkan penelusuran adalah pembebanan actual biaya ke objek
biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran objek biaya dapat terjadi melalui
salah satu dari kedua cara berikut ini :
 Penelusuran langsung, adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya yang berkaitan khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini
paling sering dikerjakan dengan pengamatan secara fisik.
 Penelusuran penggerak, adalah penggunaan penggerak untuk membebani biaya
ke objek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah faktor
penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek
biaya. Prinsip penelusuran ini dapat dihubungkan langsung dengan proses
perhitungan biaya dalam lingkungan bisnis yang sesungguhnya.
 Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingakan penelusuran
langsung. Akan tetapi , jika hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat
diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Penelusuran
penggerak dapat menghasilkan pembebanan biaya yang kurang akurat, daripada
penelusuran langsung. Perhatian yang lebih penting adalah situasi dengan
kondisi objek biaya bukan merupakan pemakai satu-satunya dari sumber daya
dan tidak ada hubungan sebab akibat yang dapat ditetapkam (atau adanya
kendala biaya jika menggunakan hubungan sebab akibat).

1.1.6 Membebankan Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke
objek-objek biaya baik dengan mengguanakan penelusuran langsung atau
penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya
dan objek biaya atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis.
Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi. Cara yang
mudah untuk mengalokasikan biaya adalah dengan membebankannya secara
proporsional ke jam kerja langsung yang digunakan setiap produk .
pembebanan tidak langsung ke objek biaya secara arbitrer mengurangi
keakuratan pembebanan biaya secara keseluruhan. Oleh karena itu, kebijakan
perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya membebaka biaya (yang
ditelusuri) langsung ke objek biaya.akan tetapi, alokasi biaya tidak dapat
langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain disamping keakuratan.
Walaupun demikian kebanyakan manfaat manajerial lebih baik dalam hal
keakuratan. Jadi, paling tidak penelusuran dan alokasi pembebanan biaya
sebaiknya dilaporkan secara terpisah.

1.1.7 Ikhtisar Pembebanan Biaya


Apabila dibandingakan dari ketiga metode tersebut, penelusuran langsung
merupakan metode yang paling akurat yang bergantung pada hubungan sebab
akibat yang dapat diamati secara fisik. Penelusuran penggerak dalam hal
keakuratan pembebanan biaya mengikuti penelusuran langsung. Penelusuran
penggerak bergantung pada faktor sebab akibat, yaitu pengerak. Keunggualan
alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Namun, alokasi
adalah metode yang tingkat keakuratannya paling rendah dan penggunaannya
sebisa mungkin dihindari.

1.2 BIAYA PRODUK DAN JASA


Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu dari objek biaya terpenting.
Ada dua jenis keluaran, yaitu :
 Produk berwujud (barang), adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah
bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal,
seperti pabrik, tanah, dan mesin.
Contoh : televise, mobil, komputer, pakaian, dan lain-lain.
 Jasa, adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk seorang pelanggan
dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Atau, aktivitas
yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan menggunakan produk atau
fasilitas organisasi.
Contoh : perlindungan asuransi, perawatan kesehatan, jasa pemakaman, dan
lain-lain.
Perbedaan jasa dengan produk berwujud (barang) dapat dilihat dalam empat
dimensi penting, antara lain :
 Ketidakberwujudan (intangibility), berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat
melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa
tersebut dibeli.
 Tidak tahan lama (perishability), bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk
kegunaan masa depan oleh pelanggan tetapi harus dikonsumsi pada saat
diselenggarakan.
 Tidak dapat dipisahkan (inseparability), memiliki arti yaitu produsen dan
pembeli jasa biasanya harus melakukan kontak langsung pada saat
pertukaran barang.
 Heterogenitas (heterogeneity), berarti bahwa terdapat peluang variasi yang
lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produksi produk.
Beberapa faktor penyebab heterogenitas, yaitu :
a. Penyelenggara jasa dapat dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan
b. Bauran individu lain yang bekerja dengan mereka
c. Pendidikan dan pengalaman bekerja
d. Faktor-faktor pribadi, seperti kehidupan rumah tangga.
Dalam memproduksi barang maupun jasa, besarnya biaya dalam setiap produk
sangat penting untuk diketahui secara akurat. Karena, hal itu akan digunakan
untuk analisis tingkat laba, dan untuk keputusan strategis yang berkaitan dengan
perencanaan produk, penetapan harga, serta bauran produk.
1.2.1 Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda.
Yang dimaksud biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung
tujuan manajerial. Jadi, biaya produk tergantung pada tujuan yang ingin dicapai
oleh manajerial. Hal ini mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat
fundamental, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda.
Sebagai contoh, misalnya tujuan manajerial adalah jangka pendek atau analisis
tingkat laba taktis. Maka, biaya perancangan dan pengembangan mungkin tidak
relevan. Keputusan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang ada akan
tergantung pada harga yang ditawarkan oleh pelanggan, biaya produksi, biaya
pemasaran, biaya distribusi, dan pelayanan pesanan khusus. Jadi hanya aktivitas
yang beroperasi dalam rantai nilailah yang penting. Dan pembebanan biaya
aktivitas ke dalam produk merupakan biaya produk.
Rantai nilai perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk
merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan
melayani produk.

1.2.2 Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal


Salah satu tujuan utama dari manajemen biaya adalah perhitungan biaya
produjk untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan tersebut, biaya dapat
diklasifikasikan menurut tujuan khusus yang hendak dicapai. Biaya
dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, yaitu :
1. Biaya Produksi (manufaktur), adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat dikelompokkan lebih lanjut
sebagai berikut :
a. Bahan Langsung.
Adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang
diproduksi dan dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan
fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap
produk. Contoh : besi pada mobil, kayu pada meuble, kain pada jeans, dan
lain-lain

b. Tenaga Kerja Langsung.


Adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang
diproduksi. Contoh : pekerja pada lini perakitan, kepala koki restoran, dan
lain-lain.
c. Biaya tenaga tak langsung meliputi biaya supervisi, pengendalian
kualitas, inspeksi, pembelian dan penerimaan serta biaya-biaya pendukung
produksi lainnya. Biaya tak langsung lainnya meliputi biaya fasilitas,
peralatan yang digunakan dalam memproduksi produk atau menyediakan
jasa, dan peralatan-peralatan pendukung lainnya, seperti misalnya yang
digunakan dalam penanganan bahan. Semua biaya tak langsung terdiri atas
biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya tak
langsung lainnya, pada umumnya digabungkan dalam satu ‘cost pool’ yang
disebut overhead. Dalam perusahaan manufaktur disebut Overhead pabrik

d. Overhead (beban pabrik).


Adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja
langsung. Contoh : penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan,
perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, tenaga listrik, dan lain-lain.
Gabungan dari macam-macam biaya produksi yang berbeda menghasilkan
konsep biaya utama (biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung)
dan biaya konversi (biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead)

2. Biaya Nonproduksi (nonmanufaktur), adalah biaya yang berkaitan dengan


fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan
administrasi umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, yaitu :
a. Biaya Penjualan : biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan.
b. Biaya Administrasi : biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi
umum.
Kedua biaya tersebut disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi
(biaya periode) dan dibebankan dalam periode waktu mereka terjadi.

1.3 LAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL


Biaya-biaya dalam pelaoparan keuangan eksternala harus diklasifikasikan hal
ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam menyusun laporan laba rugi
biaya produksi dan dan biaya penjualan serta administrasi dipisahkan karena biaya
produksi dipandang sebagai biaya produk, dan biaya penjualan serta administrasi
dipandang sebagai biaya periode.
1. Laporan Laba Rugi pada Perusahaan Manufaktur
Dalam laporan laba rugi pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi
fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi
(full-costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Dalam
perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian
dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Beban
dapat dikategorikan menjadi dua yaitu harga pokok penjualan dan beban
operasi. Unyuk menghitung biaya penjualan hala pertama yang ditentukan
adalah harga pokok produksi, biaya penjualan adalah biaya bahan langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead yang melekat pada unit yang terjual.
Harga pokok produksi mencerninkan total biaya barang yang diselesaikan
selama periode berjalan. Biaya yang dibebankan kebrang yang diselesaikan
selama periode berjalan adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead. Laporan harga pokok produksi disebut juga
dengan rincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar
pendukung. Dalam harga pokok produksi produk tunggal, biaya rata-rata per
unit dihitung dengan membagi harga pokok produksi dengan unit yang
diproduksi.
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagian
dalam produksi pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses awal terdiri
dari unit yang diselesaikan sebagaian yang telah ada pad awal periode.
Barang dalam proses akhir terdiri dari unit yang ada pada akhir periode.
dalam laporan harga pokok produksi, biaya unit yang diselesaikan sebagian
dilaporkan sebagai biaya, atau harga pokok barang dalam proses awal dan
biaya barang dalam proses akhir. Biaya dalam proses awal mencerminkan
biaya manufaktur yang tercatat dari periode sebelumnya, sedangkan biaya
dalam proses mencerminkan biaya manufaktur yang akan dicatat pada
periode selanjutnya.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga jenis rekening persediaan,yaitu:
a. persediaan bahan, bahan yang disimpan untuk digunakan dalam proses
pengolahan;
b. persediaan produk/barang dalam proses, yang nilainya meliputi semua biaya
yang dikeluarkan dalam proses pengolahan produk yang sudah dimulai, tetapi
belum selesai pada saat tanggal laporan keuangan; dan
c. persediaan produk selesai merupakan harga pokok produk yang siap untuk
dijual. Masing-masing rekening ini mempunyai saldo awal dan saldo akhir.

Persediaan Awal + Biaya yang Ditambahkan = Biaya yang Ditransfer Keluar + Persediaan Akhir

2. Laporan Laba Rugi pada Perusahaan Jasa


Pada perusahaan jasa pehitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari
penjualan dalam perusahaan manufaktur. Dalam laporan laba rugi
perusahaan jasa, perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir
barang jadi karena perusahaan jasa tidak mungkin perusahaan jasa
menyimpan jasa. Biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok
produksi.
1.4 KONSEP BIAYA UNTUK PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen,


akuntan manajemen harus menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu
dan akurat. Ketepatan waktu, akurasi dan biaya tidak penting jika informasi
tersebut tidak relevan.

a. Biaya Relevan
Konsep biaya relevan muncul dalam situasi dimana pengambil keputusan harus
memilih diantara dua atau lebih pilihan. Untuk menentukan pilihan mana yang
terbaik, pengambil keputusan akan memilih keputusan yang mempunyai nilai
manfaat yang paling tinggi, biasanya diukur dengan dollar. Biaya relevan
mempunyai dua sifat:
 Berbeda untuk setiap pilihan keputusan
 Akan terjadi pada masa yang akan datang
Dua kualitas dari informasi biaya yang relevan tersebut menjadi dasar yang
berguna dalam memperkenalkan tiga konsep tambahan, yaitu biaya diferensial,
biaya kesempatan (opportunity cost), dan sunk cost.

b. Biaya Diferensial
Biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda untuk setiap pilihan keputusan
dan oleh karena itu merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan
keputusan, jika biaya tersebut merupakan biaya yang belum terjadi. Biaya
diferensial akan muncul sebagai biaya langsung dalam pemilihan alternatif
(biaya membeli mesin baru mempunyai pengaruh langsung terhadap
penggunaan mesin lama) atau sebagai biaya tak langsung jika dihubungkan
dengan pemilihan pemilihan alternatif (mengganti mesin menciptakan
perbedaan dalam biaya tertentu, seperti pemeliharaan atau tenaga listrik).
1.5 JENIS-JENIS SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem akuntansi manajemen diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu; system
berdasarkan fungsi dan system berdasarkan aktivitas. System akuntansi manajemen
berdasarkan fungsi (functional based management~FBM) telah ada sejak tahun 1900-
an dan masih secara luas digunakan dalam bidang manufaktur maupun jasa,
sedangkan system akuntansi berdasarkan aktivitas( activity based
management~ABM) merupakan system yang lebih baru yang dikembangkan dalam
dua decade terakhir.
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas digunakan oleh organisasi-
organisasi yang memliki beragam produk dan pelanggan, berhadapan dengan
kompleksitas produk dan siklus waktu produk yang lebih pendek, permintaan
kenaikan mutu, dan tekanan persaingan yang ketat, contohnya dalam industri medis,
industri keuangan, industri transportasi dan semua jenis industri manufaktur.
1.5.1 System akuntansi FBM &ABM
Elemen pusat atau jantung dari mode FBM adalah fungsi, sedangkan elemen
pusat model ABM adalah aktivitas. Beberapa fungsi biasanya dikelompokkan
dalam unit-unit organisasional seperti departemen-departemen dan pabrik-pabrik.
Misalnya, control kualitas, perakitan merupakan fungsi-fungsi yang diatur dalam
departemen tertentu. Aktivitas-aktivitas dengan tujuan umum dikelompokkan
bersama dalam satu bentuk proses. Sebagai contoh, pembelian barang, penerimaan
barang, pembayaran barang yang diterima merupakan aktivitas mayoritas yang
menggambarkan proses pembelian persediaan. Berikut perbedaan kedua model
akuntansi manajemen tersebut.
a. Functional Based Management (FBM) Activity Based Management (ABM)
Tinjauan Biaya :
 Biaya-biaya sumberdaya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke
produk.
 Biaya dibebankan berdasarkan unit produksi (functional based costing~
FBC)
 Pembiayaan ditentukan berdasarkan aktivitas kemudian ke produk
 Biaya dibebankan melebihi alokasi dalam kenyataannya (didasarkan pada unit
dan non unit)
Tinjauan Efisiensi Operasional :
 Kinerja diukur dengan membandingkan hasil actual dengan standar atau hasil
yang direncanakan.
 Kinerja maksimal organisasi keseluruhan dapat tercapai dengan
memaksimalkan kinerja subunit organisasional individu.
 Focus pada akuntabilitas dari aktivitas dibandingkan biaya,
 menekankan maksimalisasi kinerja system secara meluas daripada kerja
individu

1.5.2 Kelemahan dan kelebihan sistem akuntansi manajemen


Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas memiliki keunggulan antara lain
keakuartan dalam pembiayaan produk, memliki andil besar dalam pengambilan
keputusan, meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik
dalam mengelola aktivitas. Namun, system akuntansi manajemen berdasar
aktivitas memiliki kelemahan, yaitu lebih kompleks dan memerlukan pengeluaran
yang lebih banyak. Berikut merupakan perbandingan antara system akuntansi
manajemen berdasarkan aktivitas dan sitem akuntansi manajemen berdasarkan
fungsi :

Berdasar fungsional Berdasar aktivitas

1. Penggerk berdasar unit 1. Penggerak berdasar unit dan non unit

2. Intensifikasi alokasi 2. Intensif dalam pengukuran

3. Pembiayaan produk sempit dan kaku 3.Pembiayaan produk luas dan


fleksibel

4. Fokus pada pengelolaan biaya 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas

5. Informasi aktivitas sedikit 5. Informasi aktivitas terinci

6. Maksimalisasi dari kerja unit 6. Maksimalisasi kinerja system melias


individual

7. Penggunaan ukuran kinerja finansial 7. Penggunaan baik ukuran kinerja


financial maupun non finansial
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya adalah adalah salah satu aspek yang tidak bisa di pisahkan dari aset,
pendapatan, dan biaya merupakan salah satu aspek yang patut untuk di pelajari
dalam bidang studi akuntansi.
B. Saran
Sebagai pelajar kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari pemecahan
masalah yang berhubungan teori akuntansi. Maka dari itu mari kita bersama-sama
terus berusaha mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang ada baik dari segi
teori maupun dari segi praktek di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://raihh-seputarekonomi.blogspot.co.id/2015/12/konsep-dasar-biaya.html
https://www.academia.edu/29252669/Makalah_Biaya_dan_Konsep_Konsep_yang_B
erkaitan
https://khoyunitapublish.wordpress.com/2012/04/19/cost-driver-dan-konsep-dasar-
biaya/

Anda mungkin juga menyukai