Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh manusia, namun susu termasuk bahan pangan mudah rusak dan memiliki
umur simpan yang pendek. Oleh karena itu, untuk dapat mengkonsumsi susu harus
diolah terbih dahulu misalnya dipanaskan atau dijadikan dalam bentuk bubuk.
Disamping itu, pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku susu
sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, contohnya adalah keju, margarin,
yoghurt, dan es krim. Es krim merupakan buih setengah beku yang mengandung
lemak teremulsi dan udara. Olahan es krim sangatlah banyak, namun pada
umumnya bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak
dari susu (termasuk laktosa) dan air yang diolah melalui berbagai tahapan. Es krim
biasanya dijadikan hidangan penutup atau yang populer disebut dessert.
1.2 Tujuan
Pencampuran (mixing)
Pasteurisasi
Homogenisasi
Pendinginan
Aging
Pembekuan (freezing)
Pengerasan (hardening)
Penyimpanan
d. Aging
Menurut Eckles et al. (1998) aging merupakan suatu proses pendinginan
campuran yang telah dihomogenisasi pada suhu di bawah 5oC selama antara 4
sampai 24 jam. Waktu aging selama 24 jam memberikan hasil yang terbaik pada
industri skala kecil. Hal ini menyediakan waktu bagi lemak untuk menjadi dingin
dan mengkristal serta menghidrasi protein dan polisakarida sepenuhnya. Selain itu
kristalisasi lemak, adsorpsi protein, stabilizer dan emulsifier dalam globula lemak
membutuhkan waktu beberapa jam terutama jika gelatin ditambahkan sebagai
stabilizer.
Beberapa tujuan dari proses penuaan ini adalah:
Meningkatkan kualitas whip dan tekstur lembut dari campuran.
Membuat protein dan pemantap terhidrasi.
Mengkristalkan lemak sehingga lemak dapat menyatu.
Mengurangi jumlah panas yang dibutuhkan untuk dibuang pada saat
pembekuan.
e. Pembekuan
Menurut Potter (2006) proses pembekuan yang cepat disertai pemasukan
udara berfungsi untuk membentuk cairan dan memasukkan udara ke dalam
campuran es krim sehingga dihasilkan overrun. Proses pembekuan ini disertai
dengan pengocokan yang berfungsi untuk membekukan cairan dan memasukkan
udara ke dalam ICM sehingga dapat mengembang (Destrosier, 1997).
Pada pembekuan, air dalam campuran dibekukan menjadi Kristal-kristal es
untuk menghasilkan tekstur yang agak keras. Proses penambahan udara ke dalam
campuran dilakukan pada tahap pendinginan ini. Jumlah udara yang ditambahkan
menentukan tekstur es krim yang dihasilkan. Pembekuan dapat dilakukan secara
partaian maupun kontinu (Destrosier, 1997).
Hampir seluruh proses pembekuan es krim pada industri dilakukan secara
kontinu. Kapasitasnya berkisar antara 100 hingga 3000 L per jam per freezer.
Freezer yang digunakan biasanya didinginkan dengan refrigerant amoniak. Pada
pembekuan kontinu ini, es krim dibekukan hingga temperatur -5oC sampai -7oC.
Beberapa kelebihan pembekuan secara kontinu dibandingkan dengan parataian
adalah volume pendinginan per pendingin lebih besar, tekstur produk akhir yang
dihasilkan biasanya lebih lembut, penambahan udara ke dalam campuran dapat
diatur sehingga overrun dapat diatur sehingga dapat mencapai overrun yang
diinginkan, peralatan lain untuk proses dapat diletakkan setelah keluaran dari
freezer, dan es krim dapat lebih mudah dibentuk (Destrosier, 1997).
f. Pengerasan (Hardening)
Setelah bahan-bahan tambahan telah diisikan ke dalam campuran es
krim, campuran kemudian dikeraskan pada temperatur -30oC s.d. -40oC. Pada
tahapan ini, hampir seluruh sisa air pada campuran membeku. Pengerasan
terdiri dari pembekuan diam dengan membekukan campuran di dalam sebuah
freezer, pembekuan temperatur rendah hingga -40oC secara konveksi
menggunakan terowongan beku dan secara konduksi menggunakan pelat-pelat
pembeku (plate freezers) (Arbuckle, 2000).
g. Penyimpanan
Dari ruang palletizing, kemudian es krim dibawa ke ruang
penyimpanan dingin yang bertemperatur -18oC dan disimpan untuk kemudian
didistribusikan. Es krim yang disimpan di dalam ruang penyimpanan dingin
dapat bertahan hingga satu tahun (Arbuckle, 2000).
A Ciri Kerusakan
a. Jika membeli es krim stick, cukup diraba saja. Kalau ingat dengan
bentuk es krim stick yang biasanya, coba dibandingkan dengan bentuk
es krim saat diraba/dipegang. Jika bentuk berubah, maka bisa dipastikan
es krim sudah rusak.
b. Jika membeli es krim cone, cukup dilihat saja. Jika bentuknya kerucut
sempurna, tutup/lid menutup sempurna, dan bagian atas es krim tidak
penyok/rusak, maka es krim cone tersebut masih fresh.
c. Jika membeli es krim kemasan cup dengan tutup lid dari karton, cukup
lihat kemasannya. Jika tutup kemasan sudah miring atau turun, maka
volume es krim di dalam cup sudah berkurang. Artinya, es krim sudah
rusak.
B. Cara Penanganan
Es krim harus berada dalam suhu minimal -20oC untuk mendapatkan
kualitas terbaiknya. Jika es krim disimpan di dalam freezer lemari
pendingin (kulkas) biasa yang ada di rumah, maka freezer harus diatur ke
suhu yang terdingin. Es krim harus disimpan di ruang dengan suhu beku
baik sebelum atau setelah dikonsumsi (untuk dikonsumsi lagi di lain
waktu). Jadi es krim tidak bisa disimpan sembarangan, apalagi di ruang
dengan suhu diatas -10oC. Dipastikan es krim akan mencair, meleleh
sehingga akan sangat mengurangi kenikmatan dalam mengonsumsinya
(Anonim, 2012).
Keunggulan
Berdasarkan CCP yang harus dilakukan yaitu mulai dari bahan baku
utama yaitu susu segar sampai keadaan ilmiah pada susu segar. Berdasarkan
sifat kimia susu segar terdapat protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta
enzim dan beberapa mikroba. Komposisi susu sangat beragam, bergantung
pada beberapa faktor, antara lain bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval
pemerahan, suhu dan umur sapi. Umumnya susu mengandung air 87,1%,
lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%, abu 0,72% dan beberapa vitamin
yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D, E dan K. dari komposisi
susu dan sifat susu yang mudah rusak maka harus ditangani dengan baik
agar tidak mempengaruhi hasil pengolahan karena susu yang dipakai rusak.
(Afrianti, 2008).
2. Menjamin ketersediaan pasokan sepanjang tahun. Dengan umur simpan
yang relatif panjang, bahkan produk olahan dapat tersedia sepanjang tahun,
kapan saja diperlukan.
Selain itu, teknik pembekuan berupa pengolahan ice cream juga memiliki
kekurangan diantaranya :
1. Biaya pengolahan yang sedikit lebih mahal ( freezer)
2. Perlunya pengontrolan dan penjagaan suhu penyimpanan
3. Tidak dapat diproduksi pada daerah yang tidak support listrik
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Es krim adalah es krim adalah produk olahan susu yang dibekukan, terbuat
dari kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan tambahan seperti telur, gula,
dengan atau tanpa bahan pencitarasa dan pewarna, atau penstabil. Es krim
merupakan makanan yang mengandung zat gizi cukup lengkap, yakni karbohidrat,
lemak, dan protein.
Proses pembuatan es krim secara umum melalui 10 tahap umum, yakni
pemilihan dan penimbangan bahan baku, pencampuran, pasteurisasi, homogenisasi,
pendinginan, aging, pembekuan, pengerasan, pengemasan, dan penyimpanan.
Parameter kualitas es krim ditentukan oleh viskositas, kecepatan leleh es krim dan
sifat mengikat air, overrun, dan dari sifat organoleptik (rasa, aroma, dan warna).
Ciri-ciri es krim yang rusak antara lain volume berkurang, warna es krim tercampur,
gula turun ke dasar kemasan membentuk lapisan bening gula, tekstur es krim
menjadi kasar, rasa berubah, serta kemasan (es krim cone dan cup) penyok atau
miring.
Es krim harus disimpan dalam suhu minimal -20oC atau pada suhu terdingin
apabila disimpan dalam freezer lemari pendingin biasa untuk menjaga kualitas es
krim. Jika es krim yang dibeli mencair, sebaiknya langsung dimakan, jangan
dibekukan lagi, karena dapat mengganggu pencernaan. Serta untuk es krim yang
sudah pernah mencair dan dibekukan lagi, sebaiknya jangan dikonsumsi karena
kandungan udara dalam es krim sudah hilang sehingga es krim menjadi tidak
lembut dan tidak layak konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Leni, Ir, 2008, Dasar Pengawetan, Jurusan Teknologi Pangan, Universitas
Pasundan, Bandung.
Arbuckle, W.S. 2000. Ice Cream Third Edition. Avi Publishing Company. Inc West
Port, Connecticut.
Destrosier, N.W. and Tessler, D.K. 1997. Fundamental of Food Freezing. The AVI
Publishing Co. Inc. New York.
Eckles, C.H., W.B. Combs, and H. Macy. 1998. Milk and Milk Products. McGraw-
Hill Company. New York.
Goff, H.D. 2000. Controlling Ice Cream Structure by Examining Fat Protein
Interactions. J. Dairy Technology. Australia.
Harper, W.J. and C.W. Hall. 1976. Dairy Technology and Enginering. The AVI
Publishing Co. Inc. Westport. Connecticut
Marshall, R.T. and W.S. Arbuckle. 1996. Ice Cream, 5thEdition. Internatioan
Thompson Publishing. New York.
Potter, N.N. 2006. Food Science. The AVI Publishing Co. Inc. Westport.
Connecticut.
Disusun oleh :
Dewi Aswatika