Budi Utami Jurnal Cakrawala Pendidikan
Budi Utami Jurnal Cakrawala Pendidikan
net/publication/307589257
CITATIONS READS
0 931
5 authors, including:
Sri Yamtinah
Universitas Sebelas Maret
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Budi Utami on 03 September 2016.
Budi Utami, Budi Hastuti, Sri Yamtinah, Sri Padmini, dan Farid Arroyan
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
email: bu_uut@yahoo.com
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar siswa melalui
penerapan siklus belajar 5E disertai LKS pada materi pokok kelarutan dan hasilkali kelarutan di SMA
Negeri 2 Karanganyar, dan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa melalui penerapan siklus belajar
5E disertai LKS pada materi pokok kelarutan dan hasilkali kelarutan di SMA Negeri 2 Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus,
dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil pene-
litian menunjukkan bahwa penerapan siklus belajar 5E disertai LKS dapat meningkatkan (1) kualitas
proses belajar siswa yaitu minat belajar siswa meningkat dari siklus I menuju siklus II. Dari aspek
rasa ingin tahu siswa menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persentase dari siklus I menuju siklus
II; (2) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yaitu prestasi belajar kognitif siswa meningkat dari
siklus I pada siklus II.
Kata Kunci: siklus belajar 5E, LKS, kualitas proses dan hasil belajar, kelarutan dan hasil kali
kelarutan
Abstract: The study was aimed to improve the quality of student learning through the implementation
of 5E learning cycle with Student Worksheet on the subject matter of solubility and solubility product
in SMA Negeri 2 Karanganyar, and improve the quality of student learning achievement through the
implementation of the 5E learning cycle with Student Worksheets on the subject matter of solubility
and solubility product in SMA Negeri 2 Karanganyar. This research was classroom action research
(CAR). The CAR was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, obser-
vation, and reflection. The findings showed that the application of the 5E learning cycle with Student
Worksheets in the subject matter of solubility and solubility product in SMA Negeri 2 Karanganyar
can improve; (1) the quality of student learning, increased students’ interest in learning from the first
cycle to the second cycle. From the aspect of the student's curiosity, the findings showed that there
was an increasing percentage of the first cycle to the second cycle; (2) students’ learning achievement.
Keywords: 5E learning cycle, solubility and solubility product, Student Worksheets, chemistry
education
315
316
Keberhasilan proses belajar mengajar me- anyar masih menggunakan metode konvensio-
rupakan hal utama yang diharapkan dalam me- nal, yaitu ceramah yang menjadikan guru se-
laksanakan pendidikan di sekolah. Komponen bagai pusat kegiatan belajar mengajar. Siswa
utama dalam kegiatan belajar mengajar adalah pada umumnya hanya mendengarkan, membaca
siswa dan guru, dalam hal ini siswa yang men- dan menghafal informasi yang diperoleh, se-
jadi subjek belajar, bukan menjadi objek bela- hingga konsep yang tertanam tidak kuat. Dari
jar. Untuk menyajikan materi menjadi lebih me- metode ini hasil yang dicapai kurang maksimal
narik guru harus memiliki kemampuan untuk dan keaktifan siswa serta potensi yang ada pada
mengembangkan metode pembelajaran dan pe- siswa kurang terlihat. Pada materi kelarutan dan
manfaatan media pembelajaran sedemikian rupa hasil kali kelarutan siswa masih sulit dalam
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai de- menjelaskan pengaruh penambahan ion senama
ngan baik. dalam larutan dan memperkirakan terbentuknya
SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan endapan berdasarkan harga Ksp, menentukan
salah satu sekolah menengah atas yang berdiri pengaruh pH terhadap kelarutan dan reaksi
di kabupaten Karanganyar dan memiliki jumlah pengendapan, memperkirakan terbentuknya en-
kelas serta peserta didik yang cukup banyak. Di dapan berdasarkan harga Ksp, kesulitan siswa
dalam proses belajar mengajarnya, SMA Negeri terletak pada bagian hitungan, yakni siswa ma-
2 Karanganyar menetapkan Kriteria Ketuntasan sih bingung terkait koefisien dari zat yang di-
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran kimia campurkan masuk atau tidak dalam hitungan.
pada tahun pelajaran 2010/2011, yakni 65. Sis- Dari berbagai permasalahan yang diha-
wa dengan nilai di atas 65 dinyatakan lulus se- dapi di atas, maka perlu adanya perbaikan kua-
dangkan siswa dengan nilai di bawah 65 dinya- litas proses pembelajaran maupun hasil belajar
takan belum lulus sehingga perlu mengikuti re- siswa. Sebagai tindak lanjut guna mengatasi
midial. permasalahan yang terjadi maka perlu dilaku-
Berdasarkan observasi di SMA Negeri 2 kan penelitian tindakan (action research) yang
Karanganyar yang dilaksanakan bulan Februari berorientasi perbaikan mutu proses dan hasil
2012, khususnya kelas XI IPA dan wawancara pembelajaran melalui sebuah Penelitian Tindak-
dengan guru kimia serta sebagian siswa XI IPA an Kelas (PTK) atau Classroom Action Re-
dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa search (CAR) model Kemmis dan M.C.
masih banyak mengalami kesulitan belajar ki- Taggart (1988) (Arikunto, Suhardjono, Supardi:
mia pada materi pokok Kelarutan dan Hasil 2006:61).
Kali Kelarutan terutama pada konsep perhitung- Untuk mengatasi berbagai permasalahan
an kimia. Dari data yang diperoleh menunjuk- yang ada tersebut, maka perlu adanya tindakan
kan bahwa nilai rata-rata kelas XI IPA tahun berupa penggunaan strategi pembelajaran mau-
pelajaran 2010/2011 sudah mencapai batas ke- pun pemanfaatan media yang dapat diterapkan
tuntasan minimal yaitu 70, tetapi masih ada be- dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran
berapa siswa yang belum tuntas yaitu 44,74% yang diinginkan yang disesuaikan dengan kon-
untuk materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali disi sekolah. Dengan penerapan strategi pem-
Kelarutan. Hal ini kemungkinan disebabkan belajaran maupun media pembelajaran yang
oleh penggunaan metode yang kurang tepat, baru atau bervariasi maka dapat berlangsung
siswa yang kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien dan
mengikuti pelajaran, maupun adanya orientasi menarik yang nantinya dapat membentuk pro-
dari guru untuk menghabiskan materi sesuai ses pembelajaran yang berkualitas yang pada
waktu yang ada. akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu
Informasi yang didapat berdasarkan wa- hasil pembelajaran.
wancara dengan beberapa siswa di kelas XI IPA Alternatif pemecahan untuk mengatasi
1, mengungkapkan bahwa proses belajar meng- berbagai masalah dalam pembelajaran kimia
ajar kimia dijumpai di SMA Negeri 2 Karang- khususnya materi kelarutan dan hasil kali ke-
Penerapan Siklus Belajar 5E Disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia
317
larutan salah satunya dengan menerapkan me- konsepsi pada siswa. Guru menyiapkan pem-
tode pembelajaran yang sesuai. Upaya dalam belajaran dan peraturan-peraturan tentang tu-
meningkatkan minat, prestasi belajar dan rasa gas-tugas untuk diselesaikan siswa (www.bscs.-
ingin tahu siswa di SMA Negeri 2 Karanganyar org). Pada tahap exploration bertujuan untuk
dapat ditempuh dengan metode pembelajaran membangun pengalaman siswa dan mendis-
kontruktivisme Siklus Belajar 5E (Learning kusikan konsep, proses, atau keterampilan.
Cycle 5E) dilengkapi Lembar Kegiatan Siswa Selama kegiatan tersebut, siswa mengeksplorasi
(LKS) pada materi pokok Kelarutan dan Hasil benda, peristiwa, atau situasi. Sebagai hasil dari
Kali Kelarutan. Konstruktivisme merupakan keterlibatan mental dan fisik dalam kegiatan
salah satu teori tentang proses pembelajaran tersebut, para siswa membentuk hubungan,
yang menjelaskan tentang bagaimana siswa mengamati pola, mengidentifikasi variabel, dan
belajar dengan mengkonstruksi pengetahuan menyusun pertanyaan. Peran guru dalam tahap
menjadi pengetahuan yang bermakna. Siswa eksplorasi adalah sebagai fasilitator. Guru me-
perlu membina konsep dan pengetahuan yang mulai kegiatan dan memberi kesempatan pada
diberikan guru menjadi konsep dan pengeta- siswa untuk menyelidiki benda, bahan, dan situ-
huan yang bermakna melalui pengalaman awal asi berdasarkan pada ide masing-masing siswa
yang dimiliki oleh masing-masing siswa. berdasarkan fenomena. Siswa bekerja mema-
Prinsip dasar dalam model pembelajaran nipulasi suatu objek, melakukan percobaan, me-
learning cycle adalah memberi kesempatan lakukan pengamatan, mengumpulkan data sam-
pada pebelajar untuk menemukan sendiri, me- pai membuat kesimpulan dari percobaan yang
nerapkan, dan menggunakan cara-cara belajar dilakukan.
yang sesuai. Pebelajar harus membangun pe- Jika diperlukan, guru dapat melatih atau
ngetahuannya secara individual di dalam pikir- membimbing siswa ketika mereka mulai mere-
annya. Aplikasi 5E terdiri dari lima fase, yaitu konstruksi penjelasan mereka. Pada tahap ex-
engagement, exploration, explanation, elabora- planation berarti tindakan atau aktifitas di mana
tion/extension, dan evaluation (Lorsbach, 2001: konsep, proses atau keterampilan menjadi jelas
1). Setiap fase dalam model siklus belajar dan dipahami (www.bsc.org). Pada tahap ini
(learning cycle) 5E memiliki fungsi khusus bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan
untuk menyumbang proses belajar dikaitkan dan mengembangkan konsep yang telah diper-
dengan kegitaan mental dan fisik siswa serta oleh siswa. Guru meminta siswa untuk mem-
strategi yang dikerjakan guru sangat untuk berikan penjelasan mereka tentang konsep-kon-
mendukung tercapainya pemahaman konsep sep yang telah diperoleh. Pada kegiatan yang
siswa terhadap konsep-konsep yang kompleks. berhubungan dengan percobaan, guru dapat
Pada tahap engagement bertujuan untuk men- memperdalam hubungan antar variabel atau ke-
dapatkan perhatian siswa dalam belajar, men- simpulan yang diperoleh siswa. Hal ini diperlu-
dorong kemampuan berpikir dan membantu kan agar siswa dapat meningkatkan pemahaman
siswa membuat hubungan dengan pengetahuan konsep yang baru diperolehnya. Dalam fase ini,
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dan guru mengarahkan perhatian siswa terhadap
mengekspos kesalahpahaman siswa untuk me- aspek-aspek tertentu dari keterlibatan dan eks-
ngurangi ketidaksetimbangan kognitif (dise- plorasi pengalaman.
quilibrium). Pada tahap ini membangkitkan rasa Guru meminta siswa untuk memberikan
ingin tahu siswa tentang materi yang dipelajari, penjelasan mereka. Kedua guru memperkenal-
siswa mengajukan pertanyaan, mendefinisikan kan penjelasan ilmiah, eksplitisit dan formal.
masalah dan memecahkan masalah agar siswa Pada tahap elaboration bertujuan mengarahkan
fokus pada tugas-tugas mereka. siswa menerapkan konsep-konsep yang telah
Aktivitas dalam fase ini untuk menghu- dipahami dan keterampilan yang dimiliki pada
bungkan pengalaman-pengalaman yang telah situasi baru (tetapi similar). Guru dapat meng-
dimiliki siswa dan memunculkan jika ada mis- ajukan masalah baru yang memerlukan peng-
ujian lewat eksplorasi dengan melakukan per- siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan guru
cobaan, pengamatan, pengumpulan data, ana- dapat menentukan target pembelajaran yang
lisis data sampai membuat kesimpulan. Pada bisa dicapai, atau perubahan perilaku yang bisa
tahap evaluation ada dua hal yang ingin diketa- diungkap serta sikap mental yang bisa dibentuk
hui pada kegiatan belajar, yaitu (1) pengalaman melalui pembelajaran tersebut.
belajar yang telah diperoleh siswa dan (2) re- Dalam tulisan yang berjudul “Efektivitas
fleksi untuk melakukan siklus lebih lanjut untuk Pembelajaran Kimia untuk Siswa Kimia Kelas
pembelajaran pada konsep berikutnya. Melalui XI dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis
penilaian ini merupakan kesempatan penting Life Skill”, dijelaskan bahwa dengan adanya
bagi siswa untuk menggunakan keterampilan LKS diharapkan adanya peningkatan kemampu-
yang telah mereka peroleh dan mengevaluasi an analisis yang tinggi pada diri siswa agar me-
pemahaman mereka. Selain itu para siswa harus reka memiliki kecakapan hidup sehingga mam-
menerima umpan balik pada kecukupan pen- pu memecahkan masalah yang dihadapi dalam
jelasan mereka (www.bscs.org). kehidupannya (Senam, Arianingrum, Permana-
Untuk tujuan yang kedua, guru dapat sari, Suharto, 2008:8).
mengajukan pertanyaan terbuka (open ended Pada penggunaan model Siklus Belajar
question) yang dapat dijawab dengan menggu- 5E dapat dilengkapi dengan pemanfaatan media
nakan observasi, fakta/data dan penjelasan se- cetak berupa LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS)
belumnya yang dapat diterima. Pertanyaan ini merupakan lembaran kertas yang menjadi sara-
diharapkan dapat menjadi refleksi pada siswa na belajar yang harus dibaca, dipahami dan di-
untuk melakukan penelitian lebih lanjut (Dasna, kerjakan siswa dalam ranggka melaksanakan
2005: 82-85). Penerapan sintaks Siklus Belajar instruksi guru yang tertera dalam Lembar Kerja
5E dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel Siswa (LKS) tersebut dalam usaha menemukan
1. atau memahami suatu konsep atau teori (Dep-
Hasil penelitian Kaynar, Tekkaya, dan diknas, 2003: 32).
Cakiroglu (2009:103) yang menerapkan siklus Dalam penelitian ini, Lembar kerja Siswa
belajar 5E di kelas enam, dengan analisis cova- berisi materi tentang kelarutan dan hasil kali ke-
rian multivariate menunjukkan ada perbedaan larutan. Pada pertemuan pertama Lembar Kerja
yang signifikan antara metode pengajaran pada Siswa berisi petunjuk melakukan percobaan di
materi konsep sel dengan model siklus belajar laboratorium memprediksi terbentuknya endap-
5E dengan metode konvensional. Analisis juga an dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarut-
mengungkapkan bahwa siswa yang mengalami an dan hasil kali kelarutan. Pada pertemuan ke-
siklus belajar 5E menunjukkan perubahan yang dua berisi tentang petunjuk praktikum meng-
signifikan dalam keyakinan epistemologis il- hitung Ksp Kalsium Hidroksida dan pengaruh
miah mereka serta meningkatkan prestasi bela- ion senama. Pada pertemuan ketiga berisi pe-
jar mereka dibandingkan dengan yang diajar tunjuk praktikum menentukan hubungan pH
dengan metode konvensional. terhadap kelarutan dan reaksi pengendapan.
Pada pembelajaran digunakan lembar ker- Berdasarkan uraian tersebut di atas, di-
ja siswa (LKS) sebagai media dalam memuat pandang perlu bagi penulis untuk mengetahui
tugas-tugas siswa yang dapat dikerjakan siswa sejauh mana keberhasilan penggunaan metode
secara kolaboratif di dalam kelompok. LKS pembelajaran Siklus Belajar 5E (Learning
yang digunakan dibuat sendiri oleh guru yang Cycle 5E) dilengkapi LKS dalam membantu
disesuaikan dengan kondisi kegiatan pembela- siswa memahami materi pelajaran kimia pada
jaran di kelas. Berdasarkan hasil penelitian dari materi pokok pembelajaran Kelarutan dan Hasil
Ozmen dan Yildirim (2005:4) dapat disimpul- Kali Kelarutan, sehingga perlu dilakukan suatu
kan bahwa pembelajaran dengan LKS (Lembar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diada-
Kerja Siswa) lebih efektif daripada kelas yang kan di SMA Negeri 2 Karanganyar Kelas XI
diajar dengan metode konvensional. Karena IPA 1 semester genap tahun ajaran 2011/2012.
Penerapan Siklus Belajar 5E Disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia
319
Exploration
1. Siswa melakukan percobaan sebagai berikut:
Apa yang terjadi jika larutan AgNO3 direaksikan dengan larutan NaCl?
Apa yang terjadi jika larutan Na2SO4 direaksikan dengan larutan BaCl2 ?
Bagaimana rumus Ksp dari reaksi-reaksi tersebut?
Pada saat tertentu kelarutan AgCl dalam air sebesar 1,435 mg L-1. Tentukan :
a. Berapa kelarutan AgCl dalam satuan mol L-1 jika Mr AgCl = 143,5?
b. Tentukan [Ag+] dan [Cl-] dalam larutan jenuh AgCl tersebut!
c. Tentukan harga Ksp AgCl !
Diketahui Ksp AgCl pada suhu 25oC adalah 2,0 x 10-10.
a. Berapa kelarutan AgCl dalam air pada suhu tersebut?
b. Berapa kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1M?
Ksp Mg(OH)2 = 2 x 10-10. Tentukan kelarutan Mg(OH)2 dalam:
a. Air murni
b. Larutan dengan pH = 12
2. Siswa mencatat data dari hasil percobaan
Explanation
Siswa membahas hasil percobaaan.
Siswa menjelaskan pengertian dari KSP, menjelaskan pengaruh penambahan ion
senama terhadap kelarutan, menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan dapat
menjelaskan reaksi pengendapan.
Elaboration
Guru memberikan persoalan aplikasi, misalnya mengapa senyawa florida ditambahkan
ke dalam pasta gigi?
Evaluation
Guru memberi tes tertulis materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
Siswa mengerjakan tes
Penutup Guru mengajak siswa menyimpulkan hasil percobaan, mengisi angket dan meminta
siswa mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya
Guru memberi tahu topik yang akan datang
Penelitian ini bertujuan untuk mening- relevan untuk memperbaiki pembelajaran dalam
katkan kualitas proses dan hasil belajar kimia jangka pendek, menambah ilmu pengetahuan
pada materi pokok kelarutan dan hasil kali ke- tentang penerapan metode Siklus Belajar 5E
larutan di SMA Negeri 2 Karanganyar melalui (Learning Cycle 5E) terhadap kualitas proses
penerapan siklus belajar 5E (learning cycle 5E) dan hasil belajar kimia, dan sebagai bahan per-
disertai LKS. timbangan dan bahan masukkan serta acuan
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat un- bagi penelitian selanjutnya.
tuk membantu guru menghasilkan pengetahuan
Penerapan Siklus Belajar 5E Disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia
321
dan siklus II berdasarkan angket disajikan da- Sementara itu, hasil penilaian dan diskusi
lam Gambar 2. LKS selama proses belajar mengajar disajikan
Ketuntasan belajar siswa materi pokok dalam Tabel 2.
kelarutan dan hasil kali kelarutan secara klasi-
kal disajikan dalam Tabel 1.
71.43
Capaian (%)
80
70
57.11
60
50 42.86
40 Siklus I
28.57
30 Siklus II
20
10 0 0 0 0
0
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Kategori
80
57.14
42.86
60
Capaian (%)
33.33
siklus I
40
siklus II
20
0
0
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Kategori
Gambar 2. Diagram Batang Ketercapaian Rasa Ingin Tahu Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Angket
Tabel 2. Hasil Penilaian dan Diskusi LKS 2 Karanganyar. Proses belajar yang dimaksud
Jumlah Siswa pada Pertemuan
adalah minat siswa dalam kegiatan belajar
Nilai mengajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap
I II III
81-100 28 35 42 materi pelajaran dan hasil diskusi siswa dalam
71-80 14 7 0 mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), se-
61-70 0 0 0 dangkan hasil belajar yang dimaksud adalah ke-
≤60 0 0 0 tuntasan belajar siswa pada prestasi belajar kog-
nitif. Selain prestasi belajar kognitif, hasil be-
Pembahasan lajar yang dinilai adalah aspek afektif atau sikap
Siklus belajar 5E (learning cycle 5E) me- siswa terhadap pembelajaran. Penilaian aspek
rupakan model pembelajaran yang berbasis afektif dilakukan untuk memberikan informasi
konstruktivisme. Dalam learning cycle 5E, sis- kepada guru terkait sikap siswa selama proses
wa dapat mempelajari materi secara bermakna pembelajaran.
dengan bekerja dan berfikir, pengetahuan di- Penilaian proses belajar (minat dan rasa
konstruksi dari pengalaman siswa melalui pe- ingin tahu siswa) menggunakan angket yang di-
nyelidikan dan penemuan untuk memecahkan berikan kepada siswa pada tiap akhir siklus.
masalah, kemudian siswa dapat mengungkap- Berdasarkan hasil angket, setelah dilakukan tin-
kan konsep yang sesuai dengan pengalamannya dakan pada siklus I dan siklus II untuk materi
dan menggunakan pemahaman yang telah di- pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan, minat
peroleh untuk memecahkan permasalahan lain siswa terhadap pembelajaran semakin mening-
yang berhubungan dengan kehidupan sehari- kat, yaitu siswa semakin antusias dalam meng-
hari. Guru lebih banyak bertanya daripada mem- ikuti kegiatan belajar mengajar. Data hasil pe-
beri tahu. Dalam pembelajaran dengan learning nelitian menunjukkan bahwa pada siklus I mi-
cycle 5E siswa aktif bertanya, menjawab, me- nat siswa dengan kategori sangat tinggi sebesar
ngerjakan soal ke depan, dan berdiskusi kelom- 28,57% dan kategori tinggi sebesar 71,43%.
pok untuk memecahkan permasalahan dan me- Selain minat siswa, proses yang dinilai
nemukan konsep sendiri bersama kelompoknya dalam penelitian ini yaitu rasa ingin tahu siswa
sehingga akan memicu peningkatan rasa ingin yang diukur menggunakan angket. Data yang
tahu siswa dan minat siswa untuk belajar. diperoleh menunjukkan bahwa rasa ingin tahu
LKS dalam kegiatan belajar mengajar de- siswa pada siklus I, persentase siswa dengan
ngan model learning cycle 5E, dapat diman- kategori sangat tinggi sebesar 33,33% dan kate-
faatkan pada tahap eksplorasi yaitu penanaman gori tinggi sebesar 66,67%.
konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada Refleksi pada siklus I dapat diketahui ber-
tahap elaborasi yaitu penanaman konsep (tahap dasarkan wawancara dengan guru, ketuntasan
lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan belajar siswa pada materi pokok kelarutan dan
lembar kerja pada tahap pemahaman konsep hasil kali kelarutan sebelum tindakan masih
berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari rendah, yaitu hanya 44,74%. Setelah dilakukan
suatu topik dengan maksud memperdalam pe- tindakan pada siklus I ketuntasan belajar siswa
ngetahuan tentang topik yang telah dipelajari 64,29%. Hasil ini belum mencapai target yang
pada tahap sebelumnya yaitu penanaman kon- direncanakan, yaitu 70% siswa tuntas. Siswa
sep. masih ada yang kesulitan dalam memecahkan
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. soal dengan indikator menentukan kelarutan
Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I suatu zat karena pengaruh ion senama dan
dan siklus II, diketahui bahwa penerapan siklus pengaruh pH. Siswa yang mendapat nilai 71-80
belajar 5E (learning cycle 5E) dilengkapi LKS dalam mengerjakan LKS pada pertemuan I
dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil masih ada 14 siswa (33,33%) dan pertemuan II
belajar kimia materi pokok kelarutan dan hasil masih ada 7 siswa (16,67%). Oleh karena itu,
kali kelarutan pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Penerapan Siklus Belajar 5E Disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia
323
Siklus I pada tahap exploration, siswa di- siswa dapat mengungkapkan konsep yang se-
minta untuk bekerja dalam kelompok untuk suai dengan pengalamannya dan menggunakan
mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman pemahaman yang telah diperoleh untuk me-
siswa melalui penyelidikan dan penemuan un- mecahkan permasalahan lain yang berhubungan
tuk memecahkan masalah. Pada tahap explana- dengan kehidupan sehari-hari.
tion, siswa diberikan kesempatan untuk meng- Beberapa tahap pada pembelajaran de-
ungkapkan konsep yang telah dibangun sesuai ngan model learning cycle 5E tersebut yang
dengan pengalamannya, sedangkan siswa yang menyebabkan peningkatan minat dan rasa ingin
belum memahami materi dituntut untuk berani tahu siswa. Pada siklus II, pembentukan ke-
bertanya sehingga terjadi diskusi antara siswa lompok dilakukan secara heterogen, dalam satu
presentasi dengan siswa lain di kelas. Pada ta- kelompok terdapat siswa dengan kemampuan
hap berikutnya, yaitu elaboration guru mem- tinggi, sedang, dan rendah yang didasarkan
berikan penguatan terhadap konsep yang telah pada nilai yang diperoleh dari tes siklus I. Hal
dibangun oleh siswa berdasarkan diskusi ke- ini membuat siswa semakin antusias dalam
lompok. Pada tahap ini pula, siswa mulai meng- mengikuti pembelajaran di kelas sehingga mi-
gunakan pemahaman yang telah diperoleh un- nat dan rasa ingin tahu siswa meningkat dari
tuk memecahkan permasalahan lain yang ber- siklus I menuju siklus II.
hubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tahap Data yang diperoleh untuk mengukur ha-
ini merupakan tahap ketika siswa banyak ber- sil belajar siswa yang mencakup aspek ketun-
tanya kepada guru maupun menyampaikan pen- tasan belajar (prestasi belajar kognitif), menun-
dapatnya terkait konsep yang mereka bangun jukkan bahwa penerapan siklus belajar 5E
pada saat diskusi kelompok sehingga tidak ter- (learning cycle 5E) disertai LKS dapat mening-
jadi miskonsepsi antara siswa dengan guru. katkan kualitas hasil belajar.
Setelah refleksi terhadap siklus I, peren- Seperti yang diungkapkan oleh Ozmen
canaan untuk siklus II akan difokuskan pada and Yildirim (2005) dalam jurnalnya ” Effect of
kompetensi dasar menentukan kelarutan suatu Work Sheets on Student’s Success : Acids And
zat karena pengaruh ion senama dan pengaruh Bases Sample” dijelaskan bahwa lembar kerja
pH. Pada siklus II minat siswa semakin me- merupakan bahan pengajaran yang lebih efektif
ningkat yang dibuktikan berdasarkan data yang daripada metode dan bahan pengajaran tradisio-
diperoleh pada siklus II, yaitu persentase siswa nal. Meskipun metode pengajaran tradisional
dengan kategori sangat tinggi meningkat men- memiliki pengaruh yang signifikan pada kesa-
jadi 42,86% dan kategori tinggi menjadi 57,14%. lahpahaman siswa, akan tetapi metode tersebut
Rasa ingin tahu siswa juga diketahui semakin jauh lebih baik untuk memperbaiki kesalah-
meningkat pada siklus II yang dibuktikan ber- pahaman siswa yang resisten untuk diubah.
dasarkan data yang diperoleh, yaitu persentase Hasil tes kognitif pada siklus II persenta-
siswa dengan kategori sangat tinggi sebesar se ketuntasan belajar siswa sebesar 83,33%. Pe-
42,86% dan kategori tinggi sebesar 57,14%. ningkatan persentase ketuntasan siswa cukup
Peningkatan persentase minat dan rasa signifikan. Besarnya peningkatan persentase ini
ingin tahu siswa dalam pembelajaran disebab- disebabkan oleh beberapa hal. Pada siklus II,
kan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang strategi pembelajaran lebih difokuskan pada
menyebabkan peningkatan keaktifan siswa ada- subpokok bahasan yang masih dianggap sulit
lah metode yang digunakan dalam proses pem- oleh siswa, sehingga siswa lebih terfokus untuk
belajaran. Penerapan learning cycle 5E berbasis mempelajari materi. Selain itu, pada siklus II,
konstruktivisme sehingga siswa dapat mempe- guru lebih banyak memberikan latihan-latihan
lajari materi secara bermakna dengan bekerja soal dengan berbagai variasi. Pembentukan ke-
dan berfikir, pengetahuan dikonstruksi dari pe- lompok secara heterogen membuat siswa se-
ngalaman siswa melalui penyelidikan dan pe- makin berani untuk bertanya dan berpendapat
nemuan untuk memecahkan masalah, kemudian maupun mencoba menyelesaikan soal di depan
Penerapan Siklus Belajar 5E Disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia
325
Kaynar, D., Tekkaya,C., Cakiroglu, J. 2009. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Ber-
“Effectiveness of 5E Learning Cycle In- orientasi Standar Proses Pendidikan. Ja-
struction On Students’ Achievement In karta : Kencana Prenada Media.
Cell Concept And Scientific Epistemo-
logical Beliefs”. Journal of Education. Senam, Retno Arianingrum, Rr. Lis Permana-
37 (2009), 96-105. Diakses 26 September sari dan Suharto. 2008. ”Efektivitas Pem-
2012. belajaran Kimia untuk Siswa Kimia Ke-
las XI dengan Menggunakan LKS Kimia
Lorsbach, A.W. 2001. The Learning Cycle as a Berbasis Life Skill”. Jurnal Pendidikan
Tool for Planning Science Instruction. Didaktika. Volume 9 No.3 September
Illinois State University. http://www.- 2008. Yogyakarta: FMIPA UNY Yogya-
coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy. karta.
htm Diakses 24 September 2012.
Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Be-
Liu, Tzu Chien., Peng, H., Hsuan Wu, W., dan lajar Mengajar. Bandung: Remaja Ros-
Lin, M.S. 2009. “The Effect of Mobile dakarya.
Natural-science Learning Based on the
5E Learning Cycle: A Case Study”. Edu- Sumarni, W. 2010. ”Penerapan Learning Cycle
cational, Technology & Society. 12 (4), sebagai Upaya Meningkatkan Keteram-
344-358. pilan Generik Sains Inferensia Logika
Mahasiswa melalui Perkuliahan Prakti-
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992. Analisis kum Kimia Dasar”. Jurnal Inovasi Pen-
Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. didikan Kimia Universitas Negeri Sema-
rang. Vol 4 No.1.
Rodger W.B., Joseph A.Taylor, April Gardner,
Pamela Van Scotter, Janet Carlson Po- Sunendar, T. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
well, Anne Westbrook and Nancy Lan- www.akhmadsudrajat.com. (Diakses 25
des. 2006. The BSCS 5E Instructional September 2012).
Model Origins and Effectiveness. www.-
bscs.org.