Anda di halaman 1dari 5

B.

Sejarah Filsafat Barat

Perkembangan sejarah filsafat Barat dapat dibedakan dalam beberapa periode sejarah, yang bermula
dari filsafat Yunani kuno sampai pada filsafat Abad ke-20. Filsafat Barat, sekalipun baru muncul
belakangan dibandingkan filsafat Timur, dalam kenyataannya mengalami perjalanan yang lebih intens.
Dalam perjalanan itu, filsafat Barat ternyata tidak berhenti pada filsafat sebagai pangan hidup belaka,
tetapi berhasil menumbuhkan dan menumbuhkan dan mengembangkan ilmu-ilmu modern, termasuk
metodenya, yang kemudian disebar luaskan di seluruh dunia. Dengan revolusi itu, mulai ada pemilihan
yang lebih tegas antara filsafat dan ilmu-ilmu lain pada umumnya.

Jika kita kembali pada pembahasan tentang sejarah filsafat Barat, tampak bahwa terdapat sangat
banyak ukuran pembagian yang dilakukan oleh masing-masing sarjana. Salah satu pembagian yang
sederhana dalam mempelajari sejarah filsafat Barat diberikan oleh Hamersma ( 1990 : 35 ), yaitu : (1)
jaman kuno ( 600 - 400 SM ) ; (2) jaman patristic dan skolastik ( 400 SM – 1500 M ) ; (3) jaman modern (
1500 – 1800 ) ; dan (4) jaman sekarang ( setelah tahun 1800 ).

Sejarah filsafat Barat dibedakan dalam periode-periode sebagai berikut :

1. Jaman kuno (600SM-400M):


A. Jaman Prasokrates
B. Jaman Keemasan Yunani
C. Jaman Hellenisme
D. Jaman Patristik

2. Abad Pertengahan (400-1500)

3. Jaman Modern (1500-1800)

A. Jaman Renesanse
B. Jaman Barok
C. Jaman Fajar Budi
D. Jaman Romantik

4. Jaman Sekarang (setelah 1800), antara lain:

A. Filsafat Abad Ke-19


(1) Positivisme
(2) Marxisme
(3) pragmatism
B. Filsafat Abad ke – 20
(1) Neokantianisme
(2) Fenomenologi
(3) Eksistensialisme
(4) Strukturalisme
1 Jaman Kuno

a. jaman prasokrates

Filsafat masa prasokrates ini merupakan awal kebangkitan filsafat, tidak hanya di belahan dunia barat,
tetapi juga kebangkitan filsafat secara umum. Dikatakan demikian karena pada saat itulah untuk
pertama kalinya manusia mulai menjawab berbagai persoalan di sekitarnya tidak lagi bertolak pada
mitos atau takhyul yang irasional, tetapi sudah murni dengan rasio.

Persoalan filsafat yang diajukan pada masa itu adalah tentang keberadaan alam semesta ini ,
termasuk apa yang menjadi asal muasal alam ini. Tokoh yang pertama tercatat
mempersoalkanya adalah Thales ( 625 – 545 SM ) , diikuti oleh Anaximander ( 610 – 547 ) dan
Anaximenes ( 585 – 528 SM ). Ketiganya dikenal sebagai filsuf – filsuf alam yang pertama.

b. Jaman Keemasan Yunani

jaman keemasan Yunani diawali oleh tokoh pemikir Sokrates (470-399 SM), yang kemudian diikuti oleh
Plato (427-247 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Berbeda dengan masa Thales, pada era Sokrates.
Kemudian bermasyarakat sudah jauh berkembang. Interaksi antarindividu telah jauh lebih insentif,
terutama dalan polis-polis.

c. Jaman Hellenisme

Jaman Hellenisme adalah jaman keemasan kebudayaan Yunani. Tokoh yang berjasa dalam
pengembangan kebudayaan Yunani ini adalah Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia, salah
seorang murid Aristoteles. Pada masa hellenisme ini terdapat tiga alieann filsafat yang menonjol, yaitu :
(1) Stoisisme; (2) Epikurisme; dan (3) Neoplatonisme.

Stoisime.

Stoisisme dirintis oleh Zeno (336-264 SM). Pada dasarnya, Stoisisme sendiri tidak lahir tepat pada jaman
Hellenisme. Inti terpenting ajaran Stoa adalah Etika. Menurut ajaran ini, manusia adalah bagian dari
alam, sehingga ia wajib untuk hidup selaras dengan alam. Kebijakan tidak lain adalah akal yang benar
(recta ratio). Dengan demikian, akal atau rasio yang dimaksud disini tidak lagi sekedar akal pribadi
manusia itu,tetapi juga akal alam; yang dapat diartikan juga sebagai hukum alam yang bersifat Ilahi.

Epikurisme

Ajaran ini dirintis oleh Epikuros (341-270 SM). Filsafat Epikurisme bertujuan mencapat kenikmatan hidup
manusia (hedome). Kenikmatan hidup itu baru tercapai apabila ada ketenangan batin (ataraxia).

Neoplatonisme

Tokoh utana aliran ini adalah Plotinos (203-269), seorang filsuf dari Mesir. Aliran ini dirintis pertama kali
oeh Amonius Sakkas (175-242), guru dari Plotinos. Plotinos memberikan tempat khusus kepada
pemikiran-pemikiran Plato. Karena itulah aliran ini disebut Neoplatonisme, yaitu mengajak kembali
kepada pemikiran Plato.

d. jaman Patristik

Jaman Patristik ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : (1) Patristik Yunani, dan (2) Patristik
Latin. Patristika Yunani berpusat di Athena, sedangkan Patristika Latin berpusat di kota Roma ( Italia ).

Dalam memandang filsafat Yunani kuno, sejak semula terdapatperbedaan sikap dari pemuka agama
Kristen. Sikap pertama bersikap menolak karena beranggapan filsafat Yunani itu bertentangan dengan
wahyu ilahi. Dengan demikian, golongan yang anti ini sangat mendukung langkah Kaisar Justinianus
melarang aliran Neoplatonisme yang termasuk sebagai bagian filsafat Yunani kuno. Sikap kedua lebih
bersifat kompromi. Golongan kedua ini menyatakan, terlepas dari pertentangan yang ada antara filsafat
Yunani itu dengan agama Kristen, tetapi filsafat Yunani tersebut tetap diperlukan sebagai pembuka jalan
kepada penerimaan Injil. Dua sikap ini terdapat, baik di Patristika Yunani maupun Latin.

2. Abad Pertengahan

Abad Pertengahan dimulai setelah keruntuhan Kerajaan Romawi pada Abad ke-5 Masehi. Dikatakan
sebagai Abad Pertengahan karena jaman ini berada di tengah-tengah dua jaman, yaitu jaman kuno dan
jaman modern. Abad Pertengahan ini sejalan dengan berkembangnya periode filsafat yang disebut
Skolastik, yaitu masa keemasan agama Kristen di Eropa. Puncak keemasan agama Kristen sebenarnya
sudah di mulai pada paruh terakhir jaman kuno, yang disebut masa Patristik itulah sebabnya, dalam
bukunya, Hamersma (1990) menggabungkan dua puncak keemasan agama Kristen ini dalam satu
periode tersendiri, yang disebutnya jaman Patristik dan Skolastik.

3. Jaman Modern

Jaman modern ditandai oleh pemberontakan terhadap dominasi berenaran yang dipegang kaum
rohaniwan. Salah satu tonggak penting pemberontakan itu adalah Revolusi Copernicus dalam dunia
astronomi. Nicolaus Copernicus (1473-1543) dengan berani menentang pandangan geosentris (berpusat
pada bumi) dan memperkenalkan pandangan barunya: heliosentris (berpusat pada matahari)

a. Renesanse

Renesanse ( sering di eja dengan Renaissance atau Renesance ) berarti lahir kembali , yaitu dilahirkan
kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir dan berkesenian. Masa ini dipandang sebagai
jembatan antara Abad Pertengahan dan jaman modern. Dikatakan seagai jembatan karena masa
renesanse semdiri sesungguhnya telah dimulai lebih kurang satu abad sebelum jaman modern di Abad
ke 16 M ( khususnya di Italia ).

Seperti disinggung dimuka, masa renesanse mencatat banyak penemuan yang spektakuler, seperti yang
dilakukan oleh Copernicus. Teori yang dikemukakanya memang serta tidak serta merta di terima begitu
saja. Sekalipun demikian, sedikit demi sedikit teori Copernicus tentang Heliosentris telah mampu
menarik perhatian, sehingga muncul tokoh – tokoh lain yang mendukung teorinya, seperti Johannes
Kepler ( 1571 – 1360 ) dan Galileo Galilei ( 1564 – 1642 ).

b. Jaman Barok

Jaman Barok dikenal pula sebagai era prasionalisme, yang antara lain di tokohi oleh Rene Descartes (
1596 – 1650), Spinoza ( 1632 – 1677 ), dan Leibniz ( 1645 - 1650). Descartes alias Cartesius ini dikenal
juga sebagai Bapak Filsafat Modern.

c. Jaman Fajar Budi (aufklarung)

Jaman Fajar Budi ini disebut juga sebagai periode pematangan rasio manusia. Sekalipun demikian, ada
perbedaan yang mendasar antara Jaman Barok dengan jaman Fajar Budi yang antara lain menmapilkan
tokoh-tokoh seperti Thomas Hobbes (1588 -1679), John Locke ( 1632- 1704 ), George Berkeley ( 1684 –
1753 ), David Hume ( 1711- 1776 ), J.J.Rousseau (1712-1778) dan Imannuel Kant (1724-1804)

d. Jaman Romantik

berbeda dengan jaman-jaman sebelumnya, Jaman Romantik membawa corak baru sebagai reaksi dari
jaman Fajar Budi (empirisme). Jaman ini disebut pula sebagai jaman idealisme.

4. Jaman Sekarang

Filsafat jaman sekarang merupakan pematangan lebih lanjut dari filsafat jaman modern. Filsafat jaman
sekarang ini ditandai oleh beberapa gerakan pemikiran yang dapat dibagi dalam filsafat Abad ke 19 dan
Abad ke 20

a. Filsafat Abad ke 19

Filsafat Abad ke 19 yang akan dibicarakan disini adalah:

 Positivisme

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, sudah cukup banyak aliran filsafat yang mempertentangkan
antara rasio dan empiri. Positivism dapat dimasukan sebagai pendukung pemikiran yang mengutamakan
empiri daripada rasio.

 Marxisme

Marxisme pada dasarnya memiliki pemikiran yang sejalan positivisme. Perintis aliran ini adalah Carl
Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels ( 1820 – 1895 ). Kedua tokoh ini banyak pula mendapat inspirasi (
terutama metode di alektikanya ) dari filsuf Jerman yang sangat berpengaruh, yaitu G.W.F. Hegel (1770-
1831).
Marks adalah tokoh pertama yang mengaiktkan filsafat dengan ekonomi. Filsafat tidak boleh statis,
tetapi harus aktif membuat perubahan- perubahan karena yang terpenting adalah perbuatan dan
materi, bukan ide-ide ( hal ini berbeda dengan Hegel ).
 Pragmatisme

Jika kita teringat pada Carl Marks, iya pernah mengatakan bahwa yang penting bukan ide-ide tetapi
perbuatan pendapat ini agak mirip dengan pandangan penganut pragmatism yang menyatakan, bahwa
yang penting itu bukan apa itu tetapi apa kegunaanya. Dengan demikian, ukuran benar dan salah suatu
pemikiran, dalam pandangan pragmatisme, bergantung pada sejauh mana pemikiran itu berguna.

b. Filsafat Abad ke 20

seperti yang di uraikan sebelumnya, filsafat Abad ke 20 bercorak logosentrisme. Kata logos yang berarti
bahasa, teks, isi pemikiran, kata, dan pembicaraan. Banyak filsuf pada Abad ke 20 yang berpendapat,
bahwa bahasa adalah objek terpenting pemikiran mereka. Filsafat diartikan suatu teks yang harus
ditafsirkan. Mereka menyelidiki tema-tema terpenting dalam teks ini dan bertanya siapakah pengarang
teks ini. Dengan demikian filsafat menjadi filsafat mengenai filsafat atau hermeneutika ( hamersma,
1992:141- 142). Beberapa aliran filsafat Abad ke 20 adalah :

 Neokantianisme

Neokantianisme merupakan aliran filsafat Barat yang penting dan terutama berkembang di Jerman. Di
Negara tersebut Neokantianisme dikembangkan oleh dua kubu, yaitu kubu Sekolah Marburg dan
Sekolah Badeen.

Di Universitas Marburg, filsafat Kant dijadikan titik pangkal untuk perkembangan baru epistemologi dan
kritik ilmu pengetahuan. Metode ilmu-ilmu disini begitu di pentingkan sebagai ajaran Sekolah Marburg
dan kadang-kadang disebut Panmetodisme.

 Fenomenologi

Fenomenologi merupakan suatu aliran filsafat (ada yang menyatakanya lebih sebagai metode daripada
aliran) yang dekat dengan eksistensialisme. Hanya saja, fenomenologi kembali mengungkapkan
pentingnya unsur intuisi

 Eksistensialisme

Eksistensialisme merupakan nama untuk macam-macam jenis filsafat. Semua jenis ini mempunyai inti
yang sama, yaitu keyakinan bahwa filsafat harus berpangkal pada adanya ( eksistensi ) manusia yang
konkret, dan tidak pada hakikat ( esensi) manusia pada umumnya ( Hamersa, 1990 : 42).

 Strukturalisme

Strukturalisme semula hanya sebagai metode linguistik, yang diperkenalkan oleh ahli bahasa dari Swiss,
Ferdinand Mongin de Saussure (1857-1913). Pada perkembangan selanjutnya, strukturalisme ini
berkembang menjadi suatu aliran filsafat.

Anda mungkin juga menyukai