Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK FOTOGRAMETRI

“SEGITIGA EXPOSURE”

Dosen Pengampu :

Anindya Sricandra Prasidya, ST., M.Eng

Disusun Oleh :

Devi Wahyu Puspitasari 17/411133/SV/13060


Dian Futikhatul Azhar 17/411135/SV/13062
Sofy Puspitasari Dewi 17/411143/SV/13070
Yollanda Septiani 17/411146/SV/13073
Nur Isnaini Faizatul Ummah 17/415777/SV/13642
Qhilb Kurniawan Dhuha Pra Adha 17/415779/SV/13644

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK GEOMATIKA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiarat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan. Laporan ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman - teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisikan tentang informasi Fotografi.

Diharapkan Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Fotografi.
Saya menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Laporan ini.

Akhir kata, saya sampaikan terimakasih. Dan semoga selesainya Laporan ini dapat
bermanfaat bagi teman – teman sekalian. Amin.

Yogjakarta, 21 Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................4

I.1 LatarBelakang .....................................................................................................................4

I.2 RumusanMasalah ................................................................................................................4

I.2 Tujuan .................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................6

II.1 Spesifikasi Kamera ............................................................................................................6

II.2 Foto Normalshoot, Undershoot, dan Overshoot serta F-STOP ........................................7

II.3 Pemotretan objek dengan Shutter Speed 1/5 dan 1/500 ..................................................14

II.4 Apakah hasil foto di dalam ruangan biasa sama jika semua pengaturannya berbeda. ....18

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi
dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring
berjalannya waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan
teknologi yang canggih pengambilan gambar saat ini bias dilakukan setiap hari hampir 24
jam, dengan teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah. Fotografi
memiliki konsep khusus tentang pengaturan cahaya yang kerap dikenal dengan istilah
eksposur (exposure) atau pencahayaan. Konsep tersebut terdiri dari tiga elemen utama, yaitu
diafragma (aperture), ISO dan kecepatan pengambilan gambar (speed). Ketiga elemen ini
saling berkaitan dan memengaruhi keseluruhan hasil dari pemotretan. Jika cahaya yang
diterima oleh sensor terlalu besar akibat pengaturan ketiga elemen ini, tidak tertutup
kemungkinan kamera akan menghasilkan gambar yang terlalu terang (overexposed). Peterson
memperkenalkan istilah segitiga eksposur sebagai penanda keterhubungan antar ketiga
elemen tersebut.

I.2 Rumusan Masalah

I.2.1. Cobalah memotret Overshoot dan Undershoot dalam ruangan dan di luar ruangan.
Catat berapa nilai F-Stop dan Shutter Speed, serta ISO yang dipakai !
I.2.2. Potretlah suatu benda bergerak (pengendara motor) dengan Shutter Speed 1/5 detik
dan dengan 1/500 detik, manakah yang menghasilkan Image Motion ? berapakah nilai
Image Motion-nya ?
I.2.3. Untuk mendapatkan hasil foto yang cukup terang ( tidak under ) di dalam ruangan
dengan kualitas yang sama, apakah bisa dilakukan dengan pengaturan (ISO, Shutter
Speed, dan F-Stop ) yang berbeda ? jelaskan !
I.2.4. Jelaskan spesifikasi kamera yang dipakai, berapakah F, skala foto, GSD, dan Field of
View nya ?

4
I.3 Tujuan

I.2.1. Untuk mengetahui cara memotret Overshoot dan Undershoot dalam ruangan dan di luar
ruangan.
I.2.2. Untuk mengetahui cara memotret suatu benda bergerak (pengendara motor) dengan
Shutter Speed 1/5 detik dan dengan 1/500 detik, manakah yang menghasilkan Image
Motion.
I.2.3. Untuk mengetahui cara mendapatkan hasil foto yang cukup terang ( tidak under ) di
dalam ruangan dengan kualitas yang sama, apakah bisa dilakukan dengan pengaturan
(ISO, Shutter Speed, dan F-Stop ) yang berbeda.
I.2.4. Untuk mengetahui spesifikasi kamera yang Nikon D5200 dan cara menghitung F, skala
foto, GSD, dan Field of View.

5
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Spesifikasi Kamera

Tipe Nikon D5200


Ukuran (L X W X H Cm) 12.9 X 9.8 X 7.8 Cm
Berat (Kg) 0.5
Warna Hitam
Ukuran layar (In) 3.0
Megapiksel 24.1
1 Tahungaransi (Spare-part
Garansi produk
Danservis)
Input USB
Resolusi layar 921000 Dots
Tipe baterai Li-ion
Format Foto Jpeg & Raw
Ukuran File Foto 6000 X 4000

6
Format Video MOV
Video HD Ya
Resolusi Video 1920×1080
Focal Length 27 – 82.5mm
Range Aperture Lensa f/3.5-5.6
ISO Range 100-6400
Range Shutter Speed 1/4000- 1/30 detik
Built in Flash Ya
Tipe Memory Card SD/SDHC/SDXC
HDMI Port Ya
Tipe Layar TFT Layar

II.2. Foto Normalshoot, Undershoot, dan Overshoot serta F-STOP

II.2.1. Normalshoo tkondisi dimana pengaturan nilai (ukuran) dari kombinasi tiga elemen
eksposur: ISO, Aperture dan Shutter Speed sudah sesuai dengan kondisi pencahayaan
di lingkungan (ambient light) objekfoto, sehingga hasil foto terlihat normal.
II.2.2. Undershoot adalah hasil rekam sensor-gambar/film padakamera yang kurang (under)
menyerapcahaya di lingkunganobjekfoto.
II.2.3. Overshoot adalah kondisi dimana pengaturan nilai (ukuran) dari kombinasi tiga
elemen eksposur: ISO, Aperture dan Shutter Speed tidak sesuai dengan kondisi
pencahayaan di lingkungan (ambient light) objek foto sehingga hasil foto terlihat
terlalu terang, maka dengan kata lain over-exposure adalah hasil rekam sensor-
gambar / film pada kamera yang terlalu banyak (over) menyerap cahaya di
lingkungan objek foto.

7
A. LuarRuangan
1. Normal shoot
a. Pengaturan

b. Hasil foto

8
2. Undershoot
a. Pengaturan

b. Hasil foto

9
3. Overshoot
a. Pengaturan

b. Hasil foto

B. Di Dalam Ruangan
1. Normal shoot
a. Pengaturan

10
c. Hasil foto

2. Undershoot
a. Pengaturan

b. Hasil foto

11
3. Overshoot
a. Pengaturan

b. Hasil foto

12
C. F-STOP
a. Di dalam ruangan

No Klasifikasi Fokus Aperture F-STOP Shutter Speed ISO


(f) (d) (f/d)
1. Goodshoot 35 F 4.5 7,78 1/60 6400
2. Undershhot 35 F 22 1,59 1/100 6400
3. Overshoot 35 F 4.5 7,78 1/13 6400

b. Di luar ruangan

No Klasifikasi Fokus Aperture F-STOP Shutter Speed ISO


(f) (d) (f/d)
1. Goodshoot 35 F 20 1,75 1/640 6400
2. Undershhot 35 F 20 1,75 1/4000 3200
3. Overshoot 35 F 20 1,75 1/30 6400

II.3. Pemotretan objek dengan Shutter Speed 1/5 dan 1/500

13
1. Pemotretan dengan shutter speed 1/5
Pengaturan :

Hasil :

Data
yang diperoleh di
lapangan :

a. Kecepatan motor (V) : 20` km/jam


b. Jaraknya (S) :3 m

14
c. Shutter speed (T) : 1/5 s

Perhitungan :

𝐹
 Skala (S) = 𝑆

35 𝑚𝑚
Skala (S) = 3𝑚

35 𝑚𝑚
Skala (S) = 3000 𝑚𝑚

1
Skala (S) = 85,7142857

 Kecepatan= 20 km/jam

20 𝑥 1000 𝑚
Kecepatan= 3600 𝑠

20000 𝑚
Kecepatan = 3600 𝑠

Kecepatan = 5,56 m/s

 Image mation= T x S x V

1 1
Image mation =5 𝑠 x x 5,56 m/s
85,7142857

Image mation = 0,01297333 meter

Image mation = 0,01297333 x 10-6mikron

2. Pemotretan dengan Shutter Speed 1/500


Pengaturan :

15
Hasil :

Data yang diperoleh di lapangan :


a. Kecepatan motor (V) : 20 km/jam
b. Jaraknya (S) :3m
c. Shutter speed (T) : 1/500 s

Perhitungan :

𝐹
 Skala (S) = 𝑆

16
35 𝑚𝑚
Skala (S) = 3𝑚

35 𝑚𝑚
Skala (S) = 3000 𝑚𝑚

1
Skala (S) = 85,7142857

 Kecepatan = 20 km/jam

20𝑥 1000 𝑚
Kecepatan= 3600 𝑠

20000 𝑚
Kecepatan= 3600 𝑠

Kecepatan = 5,56 m/s

 Image mation= T x S x V

1 1
Image mation = 𝑠 x x 5,56 m/s
500 85,7142857

Image mation = 1,29734 x 10-4 meter

Image motion = 1,29734 x 10-12 mikron

Dari pemootreatan yang kelompok kami telah lakukan dan telah dihitung besar
image mation dapat disimpulkan bahwa foto yang menghasilkan image mation adalah foto
yang diambil dengan menggunakan pengaturan shutter speed yang lebih besar. Karena
apabila pengaturan sthutter speed itu dibuat lebih besar maka efek image mationnya akan
lebih besar pula. Dan dalam pemoteratan yang kami lakukan dan menghasilkan image
mation adalah foto yang diatur dengan menggunakan shutther speed 1/5 dan menghasilkan
image mation sebesar 0,01297333 x 10-6mikron.

17
II.4 Apakah hasil foto di dalam ruangan biasa sama jika semua pengaturannya berbeda.

1. Pemotretan objek yang pertama


Pengaturan :

Hasil :

18
2. Pemotreatan yang kedua

Pengaturan :

19
Hasil :

Hubungan matematis antara Iso, Aparture, Fokus, dan Shutter Speed dapat di rumuskan
dengan :
Keterangan :
𝑠 𝑑2 𝑡
E = 4 𝑓²
E = Bukaan film ( w. mm2 )

s = Kecerahangambar (W.mm-2.s-1 ) => ISO


d = Diameter bukaanlensadiafragma (mm) => APARTURE
t = Lamanyabukaan (detik) => SHUTTER SPEED
f = Panjang focus lensa (mm)

Sehingga untuk mengetahui apakah kualitas foto satu dengan kualitas foto dua itu sama
atau tidak. Maka diperlukan perhitungan E tersebut jika nilai E1 = E2 maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas tersebut sama. Berikut ini adalah pembuktian untuk mengetahui hasil kualitas
kedua buah foto :

E1 = E2

𝑠 𝑑2 𝑡 𝑠 𝑑2 𝑡
4 𝑓²
= 4 𝑓²

𝑠 𝑑2 𝑡 = 𝑠 𝑑2𝑡

20
500 x 42 x ¼ = 320 × 42 × 1⁄2,5

2000 =2000

E1 = E2

Sehingga dari perhitungan E atau bukaan film diatas bias disimpulkan bahwa hasil atau
kualitas foto antara foto pertama dan foto kedua dalam ruangan tersebut memiliki kualitas yang
sama yaitu sama-sama tidak under. Walaupun kedua foto tersebut diambil dengan menggunakan
pengaturan ISO, Aparture, Shutter Speed dan Fokus yang berbeda.

II.5 Perhitungan Fokus, Skala foto, GSD, dan Field of View

Diketahui:

Sensor Size = 23,5 mm ⅹ 15,6 mm

Sensor Dimensi = ( 1920 ⅹ 1080 ) Pixel (24,1 MP)

Fokus = 35 mm

Jarak objek =3m

Ditanya :

a) SkalaFoto

b). GSD.

c) Field Of View

Dijawab:

𝐹𝑜𝑘𝑢𝑠
a) 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝐹𝑜𝑡𝑜 = 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔

35 𝑚𝑚
SkalaFoto= 3000 𝑚𝑚

1
Skala Foto= 85,714

21
𝑆𝑜𝑛𝑠𝑜𝑟 𝑆𝑖𝑧𝑒
b) 𝑅𝑒𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖

23,5
Resolusi Spasial = 1920

ResolusiSpasial = 12,239

c) GSD = ResolusiSpasial ⅹ SkalaFoto

GSD = 12,239 ⅹ 85,714

GSD = 1049,05

d) Field of View

Keterangan :
𝑑
−1
𝐴 = 2 𝑡𝑎𝑛 ( )
2𝑓 d = diameter CCD /CMOS
f = PanjangFokus

d = √(23,5)2 + (15,6)2

= 28,20655952 mm

28,20655952
𝐴 = 2 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
2(35)

A = 43,89402422°

22
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.1.1. Makin besar aperture berate makin besar juga cahaya yang masuk, begitu juga
sebaliknya. Sehinga aperture merupakan bagian terpenting untuk memahami
bagaimana aperture dan exposure bekerja.
III.1.2. Makin lama shutter terbuka akan semakin banyak cahaya yang ditangkap oleh sensor.
Bila memotret objek yang sedang bergerak pada settingan fast-shutter speed maka
hasilnya objek akan ‘membeku’ atau diam. Akan tetapi apabila ingin memotret benda
bergerak dengan menggunakan setting shutter yang tinggi maka objek akan blur atau
menimbulkan efek image mation.
III.1.3. Semakin tinggi nilai ISO yang dipakai akan berpengaruh munculnya noise atau bintik
pada foto.
III.1.4. Suatu foto dalam ruangan akan memiliki kualitas yang sama dan tidak under walaupun
semua pengaturan kameranya berbeda asal akan nilai bukaan film kedua foto itu sama.

23

Anda mungkin juga menyukai