Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal, seperti rambut yang mulai memutih, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Menurut Depkes RI (2009): Kategori Umur yang termasuk lansia : Masa lansia awal = 46-55 tahun, Masa lansia akhir = 56-65 tahun, Masa manula = > 65. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009). Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (2011, hal 877), yaitu : Tabel Klasifikasi Tekanan Darah KATEGORI SISTOLIK DIASTOLI K Normal < 130 < 80 Tinggi Normal Hipertensi 130 – 139 80 – 89 Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99 Stadium 2 (Sedang) 160 – 179 100 – 109 Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119 Stadium 4 (sangat berat) > 210 > 120
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1 2
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik. 2. Hipertensi Sekunder. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal, penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain. Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi (Brunner and Suddarth, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Konsep Dasar Hipertensi 1.2.2 Asuhan Keperawatan Hipertensi
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan umum 1.3.2 Tujuan dari asuhan keperawatan ini kiranya dapat mengetahui secara umum dan keseluruhan mengenai Hipertensi dan Asuhan Keperawatan Hipertensi 3
1.3.3 Tujuan khusus
Tujuan khusus dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Apa Hipertensi dan Asuhan Keperawatan Hipertensi
1.4 Manfaat penulisan
Dengan adanya pembuatan asuhan keperawatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta mempermudah mendapatkan informasi terbaru mengenai Hipertensi dan Asuhan Keperawatan Hipertensi serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta mempermudah mendapatkan informasi terbaru.