Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, pada tahap ini
individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang
pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses
penuan normal, seperti rambut yang mulai memutih, berkurangnya
ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan
acaman bagi integritas orang usia lanjut. Menurut Depkes RI (2009):
Kategori Umur yang termasuk lansia : Masa lansia awal = 46-55 tahun,
Masa lansia akhir = 56-65 tahun, Masa manula = > 65.
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Elizabeth J. Corwin, 484;
2009). Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun
keatas menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion,
Evaluation, and Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner
dan suddarth (2011, hal 877), yaitu : Tabel Klasifikasi Tekanan Darah
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLI
K
Normal < 130 < 80
Tinggi Normal Hipertensi 130 – 139 80 – 89
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Stadium 2 (Sedang) 160 – 179 100 – 109
Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119
Stadium 4 (sangat berat) > 210 > 120

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.


Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu :

1
2

1. Hipertensi Esensial (Primer)


Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik.
2. Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai
dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk
penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau;
latihan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada
setiap terapi antihipertensi (Brunner and Suddarth, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Konsep Dasar Hipertensi
1.2.2 Asuhan Keperawatan Hipertensi

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Tujuan umum
1.3.2 Tujuan dari asuhan keperawatan ini kiranya dapat mengetahui
secara umum dan keseluruhan mengenai Hipertensi dan Asuhan
Keperawatan Hipertensi
3

1.3.3 Tujuan khusus


Tujuan khusus dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Apa Hipertensi dan Asuhan Keperawatan Hipertensi

1.4 Manfaat penulisan


Dengan adanya pembuatan asuhan keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan serta mempermudah mendapatkan informasi
terbaru mengenai Hipertensi dan Asuhan Keperawatan Hipertensi serta
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta mempermudah
mendapatkan informasi terbaru.

Anda mungkin juga menyukai