Disusun Oleh :
Kelompok 2
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TA 2016-2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1.Pendahuluan…………………………………………………………………………………….1
BAB 2. Isi……………………………………………………………………………………………….2
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang
teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis atau
pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam
menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam membuat
suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang.
Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan
pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia
2. Pembentukan kata atau istilah
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia dan
menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata yang ingin
disampaikan.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.
2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat
yang jelas, efektif dan efisien.
3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
1
BAB 2
ISI
A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk
mengungkapkan sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa pembaca.
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat
yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain
bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika
hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup.
Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami
menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph
kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi
dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif
berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya
kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.
2
3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air,
cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh
pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan rumit.
Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian
kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam
menyampikan gagasan penulis.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya
berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat
dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
Analogi kiasan
Final akhir
Diskriminasi perbedaan perlakuan
Prediksi ramalan
Kontradiksi pertentangan
Format ukuran
Anarki kekacauan
Biodata biografi singkat
Bibliografi daftar pustaka
C. Pembentukkan Kata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari
luar melalui proses serapan.
Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang lebih sopan.
Contoh:
Gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan baik jumlah, ukuran, ataupun
sifatnya dengan tujuan untuk menekankan, memperhebat, meningkatakan kesan dan pengaruhnya.
ke swarga loka
yang gemetar
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hala secara implicit. Metafora dibentuk
berdasarkan penyimpangan makna. Sebenarnya, seperti juga pada simile, dalam metafora terdapat
dua bentuk bahasa (penanda) yang maknanya diperban-dingkan. Namun, di sini, sebagaimana
dikatakan oleh Kerbrat Orecchioni, salah satu unsur bahasa yang dibandingkan itu tidak muncul,
4
melainkan bersifat implisit. Sifat implisit ini menyebabkan adanya perubahan acuan pada
penanda yang digunakan. Selain itu, tidak ada kata yang menunjukkan perbandingan seperti
dalam simile. Hal-hal inilah yang mungkin menjadi masalah dalam pemahaman metafora.
Contoh:
• Banyak mahasiswa yang mencoba memperebutkan mawar fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
itu.
• Pada kalimat di atas, kata mawar digunakan untuk menyebut gadis. Ini berarti, keduanya
diperbandingkan. Komponen makna penyama: cantik/indah, segar, harum, berduri, cepat layu.
Adalah gaya bahasa yang menampilkan binatang, tanaman, atau benda sebagai manusia.
Contoh:
• Komponen makna penyama: „gerakan‟, „bagian dari sesuatu yang besar‟ (tangan/daun)
• Komponen makna pembeda untuk daun nyiur adalah „tanaman‟. Di sini yang muncul hanya
gerakan daun nyiur, sedangkan gerakan tangan manusia menjadi implisit. Acuan pun berubah,
yang melambai bukan lagi tangan manusia, melainkan daun nyiur.
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga.
5
F. Gaya Bahasa Metonimia
Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau cirri sebagai
pengganti barang itu sendiri.
Gaya bahasa yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah
tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.