Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BIOKIMIA

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

AFRI SABOWO
NIM. 20173212125

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN YOGYAKARTA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Sumber energi
cahaya alami yang digunakan adalah sinar matahari yang memiliki spektrum cahaya infra
merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu
(kelihatan). Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Fotosintesis terdiri dari 3 tahap yaitu menangkap
energi dari cahaya matahari, menggunakan energi untuk membuat ATP dan NADPH dan
menggunakan ATP dan NADPH untuk membuat senyawa organik dari CO2. Sesuai dengan
fungsinya yaitu mengolah bahan makanan menjadi energi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Hampir semua makhluk
hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Tanpa adanya energy, semua
makhluk hidup tidak dapat melakukan aktivitas.

B. Tujuan
Adapun tujuan di susunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan fotosintesis
2. Untuk mengetahui proses fotosintesis
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis

C. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan fotosintesis
2. Bagaimana proses fotosintesis
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi fotosisntesis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (fotos = cahaya; sintesis =
penyusunan atau membuat bahan kimia). Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat
dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Tumbuhan mampu
melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun).
Dalam fotosintesis, energi cahaya matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi
kimia yang disimpan dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya. Di dalam
tumbuhan karbohidrat diubah menjadi protein, lemak, vitamin, atau senyawa yang lain.
Senyawa-senyawa organik ini selain dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, juga
dimanfaatkan oleh manusia dan hewan herbivora sebagai bahan makanan. Fotosintesis
melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks.
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis dapat di tuliskan
sebagai berikut :

Glukosa diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem. Hasil fotosintesis ini
digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kebutuhan glukosa
sudah cukup, maka kelebihan glukosa yang ada akan diubah menjadi karbohidrat dan disimpan
sebagai cadangan makanan di dalam akar, batang, buah, atau biji. Dalam akar misalnya
kentang, dalam batang misalnya tebu, dalam buah seperti durian, rambutan, dan pepaya, dalam
biji misalnya kacang hijau.
B. Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis tidak berlangsung untuk semua sel tetapi khusus ada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik karena proses fotosintesis dipengaruhi oleh kemampuan daun
menyerap spektrum cahaya. Perbedaan ini disebabkan perbedaan pigmen pada jaringan daun.
Kloroplas merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang berperan penting dalam proses
fotosintesis untuk menyerap energi matahari.
Kloroplas atau zat hijau daun terdapat pada semua tumbuhan berwarna hijau. Kloroplas
mengandung klorofil. Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran tilakoid. Pengubahan
energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa
glukosa yang dibentuk di dalam stroma.Klorofil sendiri hanya merupakan sebagian dari
perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem. Fotosistem adalah unit dari
tumbuhan untuk menangkap energi matahari (klorofil)
Proses fotosintesis dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang
biasa disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel
yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma.
Sebagian energi cahaya yang dikumpulkan klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP). Sisa energi digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini
digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada
tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut
siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri,
misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki
adaptasi mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida untuk membantu mengurangi
proses boros yang disebut fotorespirasi yang menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan
selama fotosintesis.
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada dasarnya,
rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang (memerlukan cahaya)
dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
1. Reaksi Terang
Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya) akan diserap oleh
klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk mensintesis NADPH dan ATP) di dalam
kloroplas. Reaksi terang terjadi di dalam grana. Salah satu pigmen yang berperan secara
langsung dalam reaksi terang adalah klorofil a. Di dalam membran tilakoid, klorofil bersama-
sama dengan protein dan molekul organik berukuran kecil lainnya membentuk susunan yang
disebut fotosistem. Beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan karotenoid membentuk suatu
kumpulan sebagai “pengumpul cahaya” yang disebut kompleks antena. Sebelum sampai ke
pusat reaksi, energi dari partikel-partikel cahaya (foton) akan dipindahkan dari satu molekul
pigmen ke molekul pigmen yang lain. Pusat reaksi merupakan molekul klorofil pada
fotosistem, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi kimiawi (reaksi cahaya)
fotosintesispertama kalinya.
Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan
penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut mempunyai
klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan menyerap panjang gelombang
cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I disebut P700, karena mampu menyerap panjang
gelombang cahaya 700 nm (spektrumnya sangat merah), sedangkan pada fotosistem II disebut
P680 (spektrum merah).
Cahaya yang mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II akan membuatnya
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi elektron ini
digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel.
Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus
segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi elektron dari hasil
ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah
elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari
karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari
bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan
tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem
I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
mereduksi NADP menjadi NADPH.
Dalam fotosistem terdapat ratusan antena atau klorofil. Oleh karena itu, aliran elektron
pada reaksi terang akan mengikuti suatu rute tertentu. Ada dua aliran elektron pada reaksi
terang yaitu, aliran elektron Non-siklik dan aliran elektron siklik.
a. Aliran elektron Non-siklik
Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer elektron tereksitasi dari klorofil pusat
reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor elektron primer. Air (H2O) diuraikan
menjadi 2 ion hidrogen dan 1 atom oksigen kemudian melepaskan O2. Elektron yang berasal
dari air (H2O) menggantikan elektron yang hilang pada P680. Sebagaimana sistem transportasi
elektron pada respirasi aerobik, transport electron pada reaksi terang ini melalui rantai transport
elektron menuju fotosistem I (P700). Secara berturut-turut, rantai elektron tersebut
yiatu: plastokuinon (Pq), merupakan pembawa elektron; kompleks sitokrom dan plastosianin
(Pc), merupakan protein yang mengan dung tembaga. Adanya aliran elektron ini akan
menghasilkan energi-energi yang kemudian tersimpan sebagai ATP. Pembentukan ATP yang
menggunakan energi cahaya melalui aliran elektron non siklis pada reaksi terang ini disebut
fotofosforilasi non siklik.
Setelah elektron mencapai fotosistem I (P700), elektron ditangkap oleh akseptor primer
fotosistem I. Elektron melalui rantai transport elektron ke-dua, yaitu melalui protein yang
mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+ reduktase mentransfer
elektron ke NADP+ sehingga membentuk NADPH yang menyimpan elektron berenergi tinggi
dan berfungsi dalam sintesis gula dalam siklus berikutnya yaitu siklus Calvin. Dengan
demikian, reaksi terang menghasilkan ATP dan NADPH.
b. Aliran elektron siklik
Pada aliran elektron siklis ini, elektron dari akseptor primer fotosistem I dikembalikan
ke fotosistem I (P700) melalui feredoksin, kompleks sitokrom, dan plastosianin. Oleh karena
itu, pada aliran siklis ini menyebabkan produksi ATP bertambah tetapi tidak terbentuk NADPH
serta tidak terjadi pelepasan molekul O2.
2. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)
Bahan-bahan yang dihasilkan dari reaksi terang akan digunakan dalam siklus Calvin.
ATP digunakan sebagai sumber energy dan NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk
penambahan elektron berenergi tinggi. Siklus Calvin terjadi pada bagian kloroplas yaitu
stroma. Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis CO2 nantinya akan dibentuk menjadi
molekul gula setelah melalui 3 tahapan, antara lain:
a. Fiksasi Karbom
Pada tahap ini, gula berkarbon 5 yang disebut ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP) mengikat
CO2 membentuk senyawa interme diate yang tidak stabil, sehingga terbentuk 3-fosfogliserat.
Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase atau rubisko. Sebagian besar
tumbuhan dapat melakukakan fiksasi karbon dan menghasilkan senyawa (produk) pertama
berkarbon 3, yaitu 3-fosfo gliserat. Oleh karena itu, tumbuhan yang dapat memfiksasi CO2 ini
disebut tumbuhan C3. Contohnya adalah tanaman padi, gandum, dan kedelai. Pada beberapa
tumbuhan, fiksasi karbon mendahului siklus Calvin dengan cara membentuk senyawa
berkarbon 4 sebagai produk pertamanya. Tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan
C4. Contohnya adalah tebu, jagung, dan anggota rumput-rumputan.
Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas membuka
stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada saat stomata terbuka,
tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon ini pertama kali
di temukan pada tumbuhan famili Crassulaceae (tumbuhan penyimpan air) dan disebut
metabolisme asam krasulase (Crassulacean Acid Metabolism) sehingga tumbuhannya disebut
tumbuhan CAM. Asam organik (senyawa intermediate) yang dibuat pada malam hari disimpan
dalam vakuola sel mesofi l sampai pagi hari. Pada siang hari (stomata tertutup), reaksi terang
dapat memasukkan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin. Pada saat itu, asam organik
melepaskanCO2 dan memasuki molekul gula (RuBP) dalam kloroplas. Dengan demikian, baik
tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan menggunakan siklus Calvin setelah fiksasi CO2 untuk
membentuk molekul gula dari karbondioksida.
b. Reduksi
Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk 1,3
bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan terbentuk 6 molekul
gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P dehidrogenase. Satu molekul G3P akan
keluar sebagai molekul gula atau glukosa dan senyawa organik lain yang diperlukan tumbuhan,
sedangkan 5 molekul G3P yang lain akan masuk ke tahapan regenerasi.
c. Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP
Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk kembali oleh 5
molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus Calvin dapat berlanjut
kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan terbentuk hanya dengan reaksi terang atau
siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua proses tersebut merupakan gabungan proses untuk
terjadinya fotosintesis. Pada proses fotosintesisjuga menghasilkan molekul gula. Gula yang
dibuat dalam kloroplas tersebut akan digunakan untuk proses respirasi tumbuhan atau
menyusun senyawa organik lainnya dalam sel tumbuhan. Gula tersebut akan diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan, dalam bentuk gula sederhana seperti glukosa. Molekul-molekul gula
berlebih yang terbentuk selama fotosintesis dan tidak diedarkan, akan menumpuk atau
disimpan di dalam plastida sebagai sumber cadangan energy dalam bentuk amilum atau pati
(polisakarida).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis


Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara,
maka laju fotosintesis semakin meningkat.
2. Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis
berlangsung semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah
yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna. Kecambah
ini dikatakan mengalami etiolasi, yaitu tumbuh sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari
seharusnya) dan batang dan daunnya tampak bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil.
Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua daun, kemampuan
berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil dan berkurangnya
fungsi kloroplas.
3. Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan
efisien.
4. Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku
dalam proses ini.
5. Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian juga
sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena enzimenzim yang
berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan menghendaki suhu optimum
(tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar fotosintesis berjalan secara efisien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
1. Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa oganik (gula) dari karbon dioksida
dengan bantkuan energy cahaya di dalam struktur klorofil..
2. Rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang (memerlukan
cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
- Konsentrasi karbon dioksida (CO2)
- Klorofil
- Cahaya
- Suhu
- Air
DAFTAR PUSTAKA

http://hasanlombok811.blogspot.com/2012/03/makalah-biologi-umum-i-fotosintesis.html
http://biologigonz.blogspot.com/search/label/FOTOSINTESIS
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta,

Anda mungkin juga menyukai