Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIREKTUR NOMOR
028/SK/DIR/III/2017
TENTANG PEMBERLAKUAN
PEDOMAN ORGANISASI PK
RS DEDY JAYA
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. ISU STRATEGIS
Promosi kesehatan di rumah sakit telah diselanggarakan sejak
tahun 1994 dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
(PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS
berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan
pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk
mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan
sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS,
C. LANDASAN HUKUM
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang
akan diterimanya dari tenaga kesehatan.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, meyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan
pada ayat (1) diatur dengan peraturan peraturan pemerintah.
i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau
masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko, masalah
dan dampak buruk akibat penyakit.
3. Pemerintah kota maupun pemerintah daerah menjamin dan
menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit
4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit diatur dengan peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya.
k. Pasal 168
1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan.
b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan
informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada
masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan stadar profesi dan standar
prosedur operasional.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DEDY JAYA
B. KEPEMILIKAN
Pemilik Rumah Sakit Dedy Jaya adalah PT. Rumah Sakit Dedy Jaya yang berdiri dengan
akta nomor 6 pada tanggal 5 Pebruari 2005, tentang Pendirian Perseroan Terbatas
( PT ) yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Heri Subagyo, SH dengan perubahan
akta nomor 4 tanggal 8 Juli 2005, tentang Perubahan Perseroan Terbatas yang dibuat
oleh Notaris Eko Putranto, SH. Akta Pendirian Perseroan Terbatas tersebut telah
mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia
Republik Indonesia Nomor : C – 19605 HT.01.01.TH 2005, tanggal 14 Juli 2005.
Pemegang saham pada awal berdiri terdiri dari 15 orang. Kemudian pada tahun 2007
dan 2008 ada penambahan sehingga menjadi 18 orang. Namun seiring perjalanan
waktu, jumlah pemegang saham maupun komposisi kepemilikan saham mengalami
perubahan karena adanya pengalihan dan pelepasan saham sehingga sampai dengan
31 Desember 2015 jumlah pemegang saham sebanyak 11 orang dengan komposisi
kepemilikan sebagai berikut:
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT DEDY JAYA
A. VISI
Visi Rumah Sakit Dedy Jaya adalah :
Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Brebes dengan Pelayanan Yang Profesional.
B. MISI
Misi Rumah Sakit Dedy Jaya adalah :
Meningkatkan kualitas sumber daya rumah sakit yang mendukung upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan
masyarakat secara cepat, tepat, nyaman dan terjangkau dengan dilandasi
etika profesi.
C. FALSAFAH
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam meningkatkan kualitas
hidup.
D. NILAI
1. Nilai-nilai adalah sikap yang dijadikan pedoman bagi setiap insan yang
terlibat dalam pengelolaan maupun pelayanan di Rumah Sakit Dedy Jaya,
sebagai berikut:
a. Secara konsisten dan disiplin tinggi memberikan pelayanan prima
sesuai standar profesionalisme dan memegang teguh etika profesi
dan integritasi moral yang tinggi.
b. Senantiasa bekerja dengan penuh tanggung jawab, jujur yaitu
senantiasa menjunjung tinggi perilaku yang berdasarkan pada nilai-
nilai kejujuran, kecerdasan, keterbukaan dan kepercayaan; inovatif
yaitu mendorong seluruh karyawan untuk menciptakan terobosan
dan peluang sebagai tantangan kemajuan organisasi, serta
senantiasa menatap masa depan .
5. Motto Rumah Sakit Dedy Jaya adalah : “ Langkah pasti menuju sehat “
E. TUJUAN
Tujuan Rumah Sakit Dedy Jaya adalah :
Tercapainya pelayanan kesehatan yang prima.
Upaya untuk mengikuti perkembangan IPTEK
Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dan
menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
Meningkatkan kemampuan, etika dan profesionalisme SDM rumah sakit.
Tercapainya kesejahteraan karyawan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RS DEDY JAYA
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
DIREKTUR
Dr. IRMA YURITA
SEKRETARIAT KOORDINATOR
BAG. ADMINISTRASI BAG. PERLENGKAPAN
BID.PENDIDIKAN
SRI WALUYONINGRUM, Amd.Keb
ELFA NADZILA ROSA, Amd ANUNG SETIAWAN, Amd
PPA
BAB VI
URAIAN JABATAN
TIM PKRS DEDY JAYA
A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS RS DEDY JAYA.
3. Tanggung jawab : secara administratif dan fungsional bertanggungjawab
seluruhnya terhadap pelaksanaan kegiatan PKRS di RS Dedy Jaya.
4. Tugas pokok : mengkoordinasikan semua pelaksanaan kegiatan PKRS di RS
Dedy Jaya.
5. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan program kerja kegiatan
PKRS.
B. Sekretariat
I. Administrasi
1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada ketua PKRS
2. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program
PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan,
termasuk konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu
makan siang atau sore
c. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya
d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
e. Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan,
pengembangan program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
4. Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan dari Ketua PKRS
5. Hasil Kerja: dokumentasi administrasi pelaksanaan kegiatan PKRS
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
TIM PKRS DEDY JAYA
A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
3. Persyaratan dan kualifikasi:
a. Pendidikan formal : dokter atau perawat atau nakes lainnya.
b. Pendidikan non formal : sertifikat seminar.
c. Pengalaman kerja : pengalaman kerja sebagai dokter atau perawat
medical informasi di rawat inap dan rawat jalan.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian
yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
7. Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran
dan masukan mengenai penyuluhan kesehatan yang dibutuhkan per unit
masing-masing.
8. Hasil Kerja:
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan
kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA TIM PKRS
Direktur
Sekretaris
Penunjang Farmasi
Medis
Keterangan :
Tim PKRS langsung dibawahi oleh Direktur rumah sakit.
Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah sakit.
Ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota PKRS
Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan
dan menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta
bertanggungjawab langsung kepada Ketua PKRS
Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di Tim
PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh Tim PKRS,
Informasi, Keperawatan (perawat & bidan), Supervisor, Rekam Medis,
Penunjang Medis, Farmasi, Gizi, Kasie Medis.
BAB IX
PERTEMUAN/RAPAT
A. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Senin, minggu pertama setiap bulannya.
Jam : 10.00 WIB s.d selesai
Tempat : Aula RS Dedy Jaya
Peserta : Ketua, Sekretaris dan Anggota Tim PKRS
Sarana : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi/ usulan
kepada pimpinan.
Materi :
- Perencanaan dan upaya implementasi program PKRS.
- Evaluasi pelaksanaan program PKRS internal maupun eksternal
RS.
- Evaluasi pelaporan dan pemanfaatan anggaran PKRS.
- Evaluasi terhadap materi edukasi.
- Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan program PKRS.
B. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil yaitu rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat
diselenggarakan sewaktu – waktu baik secara internal Tim PKRS maupun
mengundang unit lain sesuai dengan kebutuhan.
Sarana : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/ rekomendasi /
usulan kepada pimpinan.
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap
PJ unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien
yang teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian
informasi dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumlah pamflet yang
tersedia dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi
disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap
bulannya. Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat
dilakukan ke panitia PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi). Evaluasi
kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap
bulan dan pelatihan mengenai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali.
Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulanan dari setiap unit
PKRS, laporan bulanan panitia PKRS setiap 3 bulan.
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi
kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan
5. dan lain sebagainya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi
acuan dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah
Sakit yang berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
rumah sakit. Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS
bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung
jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS.
Yang plaing penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya
pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap)
maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika
didukung oleh upaya - upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan
terhadapa mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan
advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung.membantu RS dari segi
kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya, dalam rangka
memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS,
dan peluang-peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan
fungsi dari peluang yang bersangkutan.