Oleh :
RIZKIA FELISANNY PICAL
0806418431
C. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ).
Trombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih distal disebut
embolus.
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Dari penelitian epidemiologi didapatkan
bahwa sekitar 50 % dari semua serangan iskmik otak, apakah yang permanen atau yang
transien, diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma, yang merupakan
kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan sekitar 25 % disebabkan oleh penyakit
pembuluh darah kecil di intyrakranial dan 20 % oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk
dari gumpalan darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara ,tumor, metastase, bakteri,
benda asing
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
D. Factor resiko
E. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
– menunjukan adanya tekanan normal
– tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000)
F. Gejala Klinik
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat
ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya.
Gejala utama gangguan peredaran darah otak iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya
defisit neurologik secara mendadak/subakut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu
istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun. Biasanya terjadi pada usia lebih
dari 50 tahun. Pada pungsi lumbal, liquor serebrospinalis jernih, tekanan normal, dan eritrosit
kurang dari 500. Pemeriksaan CT Scan dapat dilihat adanya daerah hipodens yang menunjukkan
infark/iskmik dan edema.
Gangguan peredaran darah otak akibat emboli serebri didapatkan pada usia lebih muda,
mendadak dan pada waktu aktif. Sumber emboli berasal dari berbagai tempat yakni kelainan
jantung atau ateroma yang terlepas. Kesadaran dapat menurun bila embolus cukup besar. Likuor
serebrospinalis adalah normal.
Pendarahan otak dilayani oleh 2 sistem yaitu sistem karotis dan sistem vertebrobasilar.
Gangguan pada sistem karotis menyebabkan :
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan bicara, disfasia atau afasia
3. Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral
4. Ganguan sensorik
Bila lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti; afasia, gangguan sensorik kortikal, muka
dan lengan lebih lumpuh atau tungkai lebih lumpuh., eye deviation, hemipareses yang disertai
kejang.
Bila lesi di subkortikal, akan timbul tanda seperti; muka, lengan dan tungkai sama berat
lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris nyeri dan raba pada muka lengan dan tungkai
(tampak pada lesi di talamus). Bila disertai hemiplegi, lesi pada kapsula interna. 3
Bila lesi di batang otak, gambaran klinis berupa: hemiplegi alternans, tanda-tanda serebelar,
nistagmus, gangguan pendengaran, gangguan sensoris, disartri, gangguan menelan, deviasi lidah.
Bila topis di medulla spinalis, akan timbul gejala seperti; gangguan sensoris dan keringat sesuai
tinggi lesi, gangguan miksi dan defekasi.
H. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
– Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek
batuk
– Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau
tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
– Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung
normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap
lanjut
b. Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
– kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis.
– mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
– Perubahan tingkat kesadaran
– Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.
– gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
– Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis
bacterial ), polisitemia.Data obyektif:
– Hipertensi arterial
– Disritmia, perubahan EKG
– Pulsasi : kemungkinan bervariasi
– Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
– Perasaan tidak berdaya, hilang harapanData obyektif:
– Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
– kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
– Inkontinensia, anuria
– distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus( ileus paralitik )
5. Makan/ minumData Subyektif:
– Nafsu makan hilang
– Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
– Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
– Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
– Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
– Obesitas ( factor resiko )
6. Sensori neural Data Subyektif:
– Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
– nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
– Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
– Penglihatan berkurang
– Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral (
sisi yang sama )
– Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
– Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti:
letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
– Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman tangan
tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
– Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
– Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata
kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
– Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
– Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
– Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
– Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
– Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif:
– Perokok ( factor resiko )
9.Keamanan
Data obyektif:
– Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
– Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap
bagian tubuh yang sakit
– Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
– Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
– Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri
10. Interaksi social
Data obyektif:
– Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
(Doenges E, Marilynn,2000)
Nama Pasien :
Nama Mahasiswa :
Ruang :
NPM :
No. M.R :
N Diagnosa Tujuan / sasaran Intervensi Rasional
o Keperawatan
1. Perubahan perfusi Setelah x 24 jam MANDIRI
jaringan serebral pemberian asuhan Menentukan Mempengaruhi
b/d interupsi aliran keperawatan, pasien faktor-faktor penetapan
darahm gangguan akan : yang intervensi.
oklusif, hemoragi, Mempertahanka berhubungan
vasospasme n tingkat dengan kejadian
serevral dan edema kesadaran / penyebab
serebral biasanya atau khusus selama
DS : membaik, fungsi koma / Mengetahui
– Defisit sensori, kognitif dan penurunan kecenderungan
bahasam motorik sensori. perfusi serebral tingkat kesadaran
intektual dan Menunjukkan dan potensial dan potensial
emosi. TTV stabil dan tak terjadinya peningkatan TIK
DO : ada tanda-tanda peningkatan dan mengetahui
– Perubahan peningkatan TIK TIK. lokasi, luas dan
tingkat Memantau dan kemajuan / resolusi
kesadaran, mencatat status kerusakan SSP.
kehilangan neurologis TIA merupakan
memori sesering tanda terjadi
– Perubahan mungkin dan trombosis baru
TTV bandingkan Memantau dan
– Gelisah dengan keadaan mengidentifikasi
normal atau jika terjadi
standar perubahan yang
tiba-tiba atau
signifikan
Meminta
pasien untuk
mengikuti
perintah
sederhanan Pengkajian secara
ulangi dengan individual
kata atau kemampuan bicara
kalimat dan sensori,
sederhana motorik dan
Menunjukkan kognitif berfungsi
objek dan untuk
meminta pasien mengidentifikasi
untuk kekurangan atau
menyebutkan kebutuhan terapi.
nama tersebut
Menganjurkan
pengunjung/ora
ng terdekat
mempertahanka
n usahanya
untuk
berkomunikasi
dengan pasien,
seperti membaca
surat, diskusi
tentang hal-hal
yang terjadi
pada keluarga.
Kolaborasi
Konsultasikan
kepada ahli
terapi wicara
REFERENSI
Black, Joyce M. 1997. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for
continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, Jacobs, Ester Matasarrin. Rencana asuhan keperawatan : pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. 2000. Jakarta :
penerbit Buku Kedokteran EGC