Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 2
PEMBEBANAN
2.1 Beban Jembatan
2.1.1 Berat Sendiri
Berat sendiri dari bagian bangunan adalah berat dari bagian
tersebut dan elemenelemen struktural lain yang dipikulnya. Termasuk
dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non struktural
yang dianggap tetap. ( RSNI T-02, 2005)
2.3.Perencanaan
2.3.1 Perencanaan Pelat Lantai
Tabel 2.3.1 Kombinasi beban pada pelat lantai
Faktor
No. Jenis Beban Momen Komb-1 Komb-2 Komb-3 Komb-4
Beban
1 Berat sendiri 1.10 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10
(MS)
2 Beban mati 2.00 0.43 0.86 0.86 0.86 0.86
tambahan (MA)
3 Beban Truk "T" 1.80 42.78 00 00 00 -
(TT)
4 Beban pejalan 1.80 0.20 - 0.36 - -
kaki (TP)
5 Gaya rem (TB) 2.00 11.71 23.43 23.43 - -
6 Beban angin 1.20 0.27 0.32 - - 0.32
(EW)
total 57.78 58.00 34.21 2.10
perencanaan
f’c = 35 MPa
fy = 400 MPa
t = 250 mm
D lentur = mm
16 (arah y)
= 13 mm
(arah x)
Decking = mm
40
L .
i xx
2.2.9 Kekakuan Pelat Kopel
I
kopel ≥10 I 1 b L1
L1 = L / 3 = momen inersia minimum penampang tunggal l k
= momen inersia pelat kopel yang dipasang I 1 = I m i n = I y
2.2.10 Pemeriksaan Kekakuan Pelat Kopel S yarat kekakuan pelat
kopel:
τ ≤ τ’ σ ≤ σ’ σ1 ≤ σ’ Beban pada penampang:
Akibat L τ
Akibat M = L × e σ
2.2.11 Sambungan Las Pelat Kopel Sambungan las sudut :
Persyaratan ukuran las :
Maksimum = tebal pelat – 1,6 = 12 – 1,6 = 10,4 mm
Minimum = 5 mm (Buku LRFD, Tabel
7.1)
Maka digunakan las ukuran 10 mm te = 0,707 . a = 0,707 x 10 =
7,07 mm
Kuat rencana la s sudut ukuran 10 mm per mm panjang
ф .R n w = ф. te. (0,60. fuw) → Mutu las f u w
= 490 MPa
= 0,75 x 7,07 x 0,60 x 490 =
1.558,935 N/mm
Tidak boleh melebihi kuat runtuh geser pelat ф .R n w = ф. t.
(0,60. fu)
= 0,75 x 12 x 0,6 x 550 = 2.970 N/mm
Beban tarik terfaktor, T u
Tu = 106.544,99 kg
Gambar 5. Detail sambungan pelat kopel dengan profil WF
2. 4 KONSTRUKS I PEMIKUL UTAMA
Bentuk konstruksi pemikul utama yang dipilih sesuai
dengan kriteria yang ada pada bagian Bab I adalah konstruksi
busur dengan bat ang tarik. Pendekatan pertama bentuk
geometrik busur sebagai persamaan parabola.
5.598,32
Syarat jarak baut berdasarkan segi pelaksanaan :
3d b ≤ S ≤ 15t p
Kontrol Pelat Siku
Luas geser pelat siku
Anv = Lmv x t L
= (L – n/2 – d 1 ) x t L
Stage 2
Dilanjutkan pengecekan terhadap frame rangka untuk side span
jika terjadi kantilever sepanjang 1.λ = 5 m.
Stage 3
Pemasangan frame rangka untuk main span sepanjang 1.λ= 5
m untuk mengimbangi berat rangka pada stage 2.
Gambar 2.7 Stage 3
Stage 4
Pemasangan frame rangka untuk side span 2.λ = 10 m dan untuk
main span 1λ= 5 m.
Stage 5
Temporary tower mulai didirikan untuk menopang berat
struktur dengan mengandalkan kekuatan tarikan kabel. Kabel pada
side span diberi tarikan sebesar 3.000 kN, sedangkan pada main span
diberi gaya tarikan kabel sebesar 1.000 kN.
Gambar 2.7 Stage 5
Stage 6
Pemasangan frame rangka untuk side span 4.λ = 20 m dan untuk
main span 3.λ= 15 m.
Stage 7
Pemasangan frame rangka untuk side span
1.λ = 5 m dan untuk main span 1.λ= 5 m. Tambahan gaya tarikan
kabel untuk side span sebesar 7.000 kN dan main span sebesar 1.500
kN.
Stage 9
Pemasangan frame rangka untuk side span
1.λ = 5 m dan untuk main span 1.λ= 5 m. Tambahan gaya tarikan
kabel untuk side span sebesar 5.000 kN dan main span sebesar 3.000
kN.
Stage 10
Pemasangan frame rangka untuk side span 5.λ = 25 m.
Gambar 2.7 Stage 10
Stage 11
Tambahan gaya tarikan kabel untuk side span sebesar 5.000 kN
dan main span sebesar 3.000 kN.
Stage 12
Pemasangan frame rangka untuk main span 4.λ = 20 m.
Stage 13
Tambahan gaya tarikan kabel untuk main span sebesar 3.000
kN.
Stage 15
Pemasangan frame rangka untuk side span 2.λ = 15 m.
Stage 16
Tambahan gaya tarikan kabel untuk main span sebesar 6.000
kN.
Stage 17
Pemasangan frame akhir rangka utama untuk main span.
Gambar 2.7 Stage 17
Stage 18
Pemasangan kabel penggantung, batang tarik serta gelagar
memanjang.
Stage 19
Menghilangkan gaya tarikan kabel.
3.1.2. Saran
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga
diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari dosen mata
kuliah Rekayasa Jembatan maupun dari rekan – rekan mahasiswa
3.1.3 DAFTAR PUSTAKA