Anda di halaman 1dari 2

Paru-paru bocor adalah kondisi berbahaya.

Jika Anda pernah mengalami nyeri


dada atau bahu yang luar biasa, sesak napas, denyut jantung menjadi cepat,
serta kulit berubah warna menjadi kebiru-biruan karena kekurangan oksigen,
mungkin Anda sedang mengalami paru-paru bocor.
Dalam dunia medis, paru-paru bocor dikenal dengan istilah pneumothorax. Bila ini terjadi,
Anda tetap dapat bernapas, akan tetapi paru-paru tidak dapat mengembang secara
normal, sehingga oksigen yang didapatkan akan berkurang.

Beberapa Penyebab Paru-Paru Bocor


Setiap orang memiliki sepasang paru-paru, yang berfungsi menghirup oksigen untuk disalurkan
ke dalam sel darah merah di dalam aliran darah. Selanjutnya, sel darah merah membawa oksigen
tersebut ke seluruh tubuh, untuk digunakan pada sel-sel tubuh.

Paru-paru bocor tidak dapat dianggap sepele. Pada kondisi ini, udara masuk ke ruang antara
paru-paru dan dinding dada. Udara ini mendesak dan menekan paru-paru dari luar, sehingga
menghambat paru-paru untuk mengembang saat bernapas. Biasanya, kebocoran hanya terjadi
pada satu bagian paru-paru saja.

Adapun beberapa penyebab paru-paru bocor, di antaranya:

 Cedera dada, baik cedera akibat luka tembak atau tusuk dan luka tumpul, patah tulang rusuk,
serta kecelakaan mobil.

 Adanya penyakit paru-paru yang menyebabkan jaringan paru-paru menjadi rusak dan bocor.
Misalnya, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan pneumonia.
 Paru-paru bocor bisa saja terjadi pada orang yang sehat. Misalnya, kantung yang penuh dengan
udara terbentuk di luar paru-paru Anda, lalu pecah, dan menimbulkan tekanan. Kondisi ini paling
sering terjadi pada pria yang berusia di bawah 40 tahun dan merokok.
 Bernapas menggunakan mesin atau alat bantu pernapasan, seperti ventilator.

 Pernah mengalami pembedahan di dada atau perut.

 Mengalami penyumbatan pada saluran pernapasan.

Paru-paru bocor merupakan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera
diobati. Jika kebocoran hanya terjadi di sebagian kecil paru-paru, maka mungkin Anda tidak
mengalami gejala. Namun jika paru-paru bocor di sebagian besar paru-paru Anda, maka Anda
mungkin akan merasakan sesak napas dan denyut jantung yang cepat.
Paru-paru bocor dapat mengganggu proses pembuangan karbon dioksida yang normalnya akan
dikeluarkan saat kita menghembuskan napas. Jika tidak dikeluarkan, karbon dioksida tersebut
dapat menyebabkan pH dalam darah dan cairan tubuh lainnya menurun, dan bisa membuat Anda
mengalami asidosis respitorik.
Penanganan dan Pencegahan Paru-paru Bocor
Penanganan paru-paru bocor adalah dengan mengurangi tekanan udara pada rongga paru dan
menjaga agar tekanan udara normal pada paru-paru, untuk menunjang proses pernapasan yang
optimal. Bila perlu, dokter akan memasukkan jarum atau pipa ke dalam rongga paru untuk
mengeluarkan udara berlebih. Setelah tindakan tersebut, pasien perlu mendapatkan observasi di
rumah sakit untuk mengantisipasi paru-paru bocor kembali.

Sebenarnya, tidak ada cara yang diketahui dapat mencegah paru-paru bocor. Seseorang yang
telah mengalami paru-paru bocor, bisa saja mengalaminya kembali. Namun ada beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kekambuhan paru-paru bocor. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di antaranya:

 Berhenti merokok
Jika Anda memang sudah aktif merokok, Anda bisa mulai berhenti merokok dari sekarang.
Mintalah bantuan dokter jika Anda mengalami kesulitan.
 Konsultasi dokter
Jika Anda memiliki beberapa penyakit paru-paru tertentu, rutinlah melakukan konsultasi dengan
dokter.
 Hindari aktivitas berisiko
Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan tekanan pada paru-paru, seperti menyelam
atau scuba dive.
Jika Anda mengalami beberapa gejala terkait paru-paru bocor, disarankan untuk segera
mendapatkan penanganan dokter, karena perawatan yang cepat bisa memulihkan Anda
sepenuhnya. Jika kondisi paru-paru bocor yang Anda alami sudah parah, maka pengobatan yang
terlambat dapat menyebabkan komplikasi yang fatal.

Anda mungkin juga menyukai