Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Promosi Kesehatan Semester 1

Oleh:

1. Nanik Maslikhah (E520183562)


2. Nuri Lisza Utami (E520183563)
3. Renata Vika (E520183564)
4. Saadah (E520183565)
5. Siti Mustainah (E520183566)

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM KHUSUS KELAS RSI PATI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah IKD semester 1.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tak
lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, oleh karena itu kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pati, April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………...ii

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………………......1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………….…………………...3
1. Promosi Kesehatan ……………………………………………………………………3
2. Visi Promosi Kesehatan ………………………………………………………………4
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………4

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………………….........5

A. Definisi Promosi Kesehatan……………………………………………………………..5


B. Konsep Dalam Promosi Kesehatan …………………………………………………….6
1. Lawrence Green (1984) ………………………………………………………………..6
2. Piagam Otawa (Ottawa Charter 1986) ………………………………………………...6
3. Konsep Kesehatan Masyarakat ………………………………………………………..7
4. Yayasan Kesehatan Victoria …………………………………………………………..8
C. Visi Dan Misi Promosi Kesehatan ……………………………………………………...9

BAB III : PENUTUP………………………………………………………………................11

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..12
1. Teori Snehandu B. Karr ……………………………………………………………...12
2. Teori WHO …………………………………………………………………………...12
B. Saran ……………………………………………………………………………………13
1. Perawat ……………………………………………………………………………….13
2. Klien ………………………………………………………………………………….13

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………..14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu
pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability)
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan
bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan agar
masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu
memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor
perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor
perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap
faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan
SosBud, serta peningkatan pelayanan kesehatan.
Makalah ini dapat membantu pembaca untuk dapat mengetahui konsep-konsep
promosi kesehatan baik ditingakat penentu kebijakan maupun pelaksana lapangan. Selain
itu, makalah ini dapat menembah kepustakaan kesehatan masyarakat dan promosi atau
pendidikan kesehatan yang masih kurang.
Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dari sumber-sumber
seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih adanya
kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik pembaca
ataupun dosen pengampu.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.

1
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan ntuk hidup sehat
bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat ke sehatan yang
optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-
sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat
dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun
penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan
bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami
akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa
diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang
kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-
negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi di
bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap
pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua,
Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai akibat
dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi.
Keempat, Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi.
Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK
dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma
sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan
mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kese

2
hatan yang bersifat promotif dan preventif. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan
yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat
Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Dalam
Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan
orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is
the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health,
WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-
orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.Untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi
kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan
fisik, sosial budaya, dan sebagainya).
Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada
pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi
kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh
melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986). Penyelenggaraan
promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak
hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi
segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan
adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang
baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

B. RumusanMasalah
1. Promosi kesehatan :
 Pengertian promosi kesehatan
 Model promosi kesehatan
 Health education
 Model promosi kesehatan prevention
 Model promosi kesehatan healt protection

3
2. Visi promosi kesehatan
 Willingnes (mau)
 Ability (mampu)
 Pemeliharaan kesehatan
 Meningkatkan kesehatan
 Misi promosi kesehatan (Advocate, Mediate,Enable)

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami promosi kesehatan meliputi
 Pengertian promosi kesehatan
 Model promosi kesehatan : Health education, prevention, health protection
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang visi promosi kesehatan :
 Willingnes (mau)
 Ability (mampu)
 Pemeliharaan kesehatan
 Meningkatkan kesehatan
 Misi promosi kesehatan (advocate,mediate,enable)

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni.
Dilihat dari sisi seni, yakni aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan
penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan
yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan
kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi
kesehatan
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Menurut Australian Health Foundansion Promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat
sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku
yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara
sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan
mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya
hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih
mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.

5
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya
yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasisukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan.
B. KONSEP DALAM PROMOSI KESEHATAN

1. LAWRENCE GREEN (1984)


Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi kesehatan
adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus,
atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan
untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan.

2. PIAGAM OTTAWA (OTTAWA CHARTER: 1986)


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Healt promotion is the process of enabling people to increase control over, and
inprove their health. To reach a state of complete physical, mental, ang social well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to
change or cope with the environment.
Dari kutipan di atas jelas dinyatakan, bahwa Promosi Kesehatan adalah suatu proses
memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatannya, dan meningkatkan
status kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup dua dimensi yakni “
kemauan” dan “ kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti
dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna
baik fisik, mental dan kesejahteraan social, masyarakat harus mampu
mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya,
dan mengubah atau mengatasi keadaan lingkungannya.
Kesehatan, , sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan
merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social dan personal,
sebagaimana halnya kapasitas fisik. Karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung jawab
sector kesehatan, tapi juga meliputi sector-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup sehat
dan kesejahteraan social.

6
Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang
mempengaruhi derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut
secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:
 Lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik
 Perilaku
 Pelayanan kesehatan
 Keturunan atau herediter
Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan
fisik (cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan
social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut determinan kesehatan itu
sebenarnya adalah semua factor diluar kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok,
maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan
manusia itu. Hal ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah
dirumuskan oleh Blum masih terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau
menentukkan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa (Ottawa Charter) disebut
persyaratan untuk kesehatan (prerequisites for health) terdapat 9 faktor, yakni:
 Perdamaian atau kemakmuran (peace)
 Tempat tinggal (shelter)
 Pendidikan (education)
 Makanan (food)
 Pendapatan (income)
 Ekosisten yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)
 Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)
 Keadilan social (social justice)
 Pemerataan (equity)
Faktor-faktor tersebut dalam mempenggaruhi kesehatan tidaklah berdiri masing-
masing melainkan bersama-sama atau secara akumulatif, karena masing-masing factor
tersebut saling mempengaruhi.

3. KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT


Secara definisi istilah promosi dalam ilmu kesehatan masyarakat (health promotion)
mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai
bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and clark mengatakan ada 5 tingkat
pencegahan penyakit dalam perspektif masyarakat, yaitu:
 Health promotion (peningkatan/promosi kesehatan)

7
 Specifik Protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)
 Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
 Disability limitation (membatasi atau mengurangi kecatatan)
 Rehabilitation (pemulihan)
Sedangkan pengertian yang kedua promosi kesehatan diartikan sebagai upaya
memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan kataan lain
promosi kesehatan adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-pesan
kesehatan atau upaya-upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam
arti menerima perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut yang
akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. dari pengertian promosi kesehatan yang
kedua ini, maka sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan (health education). Karena
pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai kesehatan.
Memang promosi kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini
dimaksudkan sebagai revitalisasi atau pembaruan dari pendidikan kesehatan pada waktu yang
lalu. Berubahnya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari sejarah
praktik pendidikan kesehatan di dalam masyarakat di Indonesia, maupun secara praktik
kesehatan secara global.

4. YAYASAN KESEHATAN VICTORIA


Konfrensi kesehatan victoria menyatakan sebagai berikut: “Health promotion is
a programs are design to bring about “change” within people, organization, communities, and
their environment”.
Batasan ini menekankan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku
masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan
perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa
diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.
Contoh: Orang yang pernah tinggal di luar negeri atau di Negara maju misalnya Amerika.
Sewaktu tinggal di Amerika telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam
memperoleh pelayanan apa saja, naik bus, kereta, dsb. Tetapi setelah kembali ke Indonesia,
dimana budaya antri (lingkungan) belum ada, maka ia akan ikut berebut waktu naik bus,
kereta, dsb. Penerapan dalam promosi kesehatan sebagai contoh, misalnya ada suatu daerah
yang merupakan endemic penyakit DBD, untuk mengatasi penyebarluasan penyakit DBD
maka harus ada perubahan perilaku dari masyarakat di daerah tersebut misalnya dengan cara
tidak menampung air disembarangan tempat, menggunakan lotion anti nyamuk untuk
menghindari gigitan nyamuk, mengatur pola makan yang baik dan bergizi agar tubuh kuat
sehingga tidak mudah sakit. Tetapi selain perubahan perilaku harus diikuti pula oleh

8
perubahan lingkungan misalnya lingkungan fisik yag semula kurang sehat karena dapat
menjadi sarang nyamuk kemudian di bersihkan agar tidak terdapat sarang nyamuk yang
terbentuk, perubahan lingkungan ini sangat penting untuk menunjang kesehatan selain
perubahan perilaku karena apabila tidak di imbangi maka perilaku kesehatan tidak akan
bertahan lama. Oleh karena itu, promosi kesehatan bukan sekedar mengubah perilaku saja
tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, system, dsb.

C. VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN


Visi adalah impian, cita –cita, atau harapan yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan
atau program. Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan (khususnya Indonesia) tidak terlepas dari
visi pembangunan kesehatan di indonesia, seperti yang tercantum dalam UU kesehatan RI no.
23 tahun 1992, yakni “Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya baik fisik,mental, dan sosialnya sehingga produktifitas
secara ekonomi maupun sosial”. Dari visi tersebut terdapat kata kunci yaitu:
 Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatanya.
 Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatan.
 Memelihara kesehatan, berarti mau dan mau mencegah penyakit, melindungi diri dari
gangguan – gangguan kesehatan, dan mencari pertolongan pengobatan yang professional
bila sakit.
Meninakatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya.
Kesehatan perlu ditingkatkan, karena derajat kesehatan baik individu,kelompok, atau
masyarakat itu bersifat dinamis, tidak statis.
Upaya –upaya untuk mewujudkan visi ini disebut “misi promosi kesehatan” yaitu apa
yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Secara umum misi promosi kesehatan ini sekurang
– kurangnya ada tiga hal yaitu:
Advokat (advocate) :
Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai tingkatan,
dan sector terkait dengan kesehatan, Tujuan kegiatan ini adalah menyakinkan para pelabat
pembuat keputusan atau penentu kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan
tersebut penting (urgen). Oleh sebab itu, perlu dukundn kebijakan atau keputusan dari para
pejabat tersebut,
Menjebatani (medicate) :
Promosi kesehatan juga mempunyai misi “mediator” atau “menjebatani” antara sector
kesehatan dengan sector lain sebagai mitra. Dengan peralatan lain promosi kesehatan
merupakan perekat kemitraan di bidang pelayanan kesehatan.

9
Memampukan (enable) :
Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyain misi utama untuk memapukan
masyarakat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik.

HUBUNGAN DENGAN KLIEN


Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah
perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi
Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain
melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai
dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan
mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF,
WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera).
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan
kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat
serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan
menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi
kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam
promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup

11
untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana
mereka bekerja.

KEPEDULIAN DENGAN DETERMINAN SOSIAL DAN HUBUNGANNYA


DENGAN KESEHATAN
Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek.
Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang
perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian – penelitian
kesehatan yaitu :
Teori Lawrence Green
Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioral factor (faktor perilaku) dan
Non Behavioral factor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut ditentukan oleh 3 faktor
utama yaitu :
Faktor – faktor predisposisi, yaitu faktor – faktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai – nilai, tradisi dan sebagainya.
Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku.
1. Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan
b. Objek atau stimulus diluar dirinya.
c. Adany dukungan dari masyarakat sekitar (social support)
d. Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi – informasi terkait
e. Dengan tindakan yang akan di ambil oleh seseorang
f. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan
g. Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan
2. Teori WHO
Ada 4 determinan yaitu :
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau
berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai

12
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya
d. perilaku seseorang atau masyarakat
e. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku
seseorang.
B. SARAN
1. Perawat
Dalam melakukan promosi kesehatan perawat harus menjaga hubungan dengan
klien, agar isi dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan
oleh klien.

2. Klien
Dalam menerima promosi kesehatan klien harus berperan dalam menentukan
keputusan untuk dirinya sendiri

13
DAFTAR PUSTAKA

D.J., M. H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Fertman, Cl., & Allensworth, DD.2010. Health Promotion Program. San Francisco, US : A Wiley
Imprint

14
14

Anda mungkin juga menyukai