Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik namun tidak luput dari kesalahan.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Dinamika Populasi Ikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh kerena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Wilayah ZEEI (Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia) sepanjang Laut Sulawesi seluas ±
2.750.813 Ha.
2. Wilayah penangkapan di pantai seluas ± 12,00 juta ha.
3. Hutan mangrove yang dapat dikonversi untuk budidaya air payau seluas ± 91.380 ha.
4. Perairan umum seluas ± 2,77 juta ha.
1. Potensi Perikanan Demersal terdapat jenis Kakap, Kerapu, Bawal, Sebelah, Lidah,
Beronang, Cucut/Hiu, Pari, Kuro, Kakap Merah/Bambangan, Udang Barong, Udang
Windu, Udang Dogol
2. Potensi Perikanan Pelagis terdapat jenis :
Kembung, Layang, Selar, tenggiri, Alwalu, Kuwe, Tembang, Cumi Cumi, Sotong
3. Potensi Perikanan lainnya terdapat jenis Teripang, Ubur ubur, ajungan. Propinsi
Kalimantan Timur terdiri dari 13 Kabupaten / Kota dan sejumlah 10 diantaranya
memiliki wilayah perairan laut dengan letak geografis (darat sarnpai ke laut).
Hingga saat ini Potensi Perikanan di Provinsi Kalimantan Timur yang sangat bagus hanya
tergarap 30 persen atau 102,3 ribu ton dari total potensi produksi mencapai 341 ribu ton, Kaltim
merupakan daerah yang mempunyai potensi kelautan dan perikanan prospektif. Untuk potensi
produksi tambak maupun perikanan air tawar dan laut mencapai 341 ribu ton dengan tingkat
pemanfaatan mencapai 30 persen. potensi perairan laut yang dapat diusahakan secara lestari
setiap tahun sebesar 140 ribu ton, tambak 122 ribu ton, dan perikanan air tawar 79 ribu ton.
Tingkat konsumsi ikan di Provinsi Kaltim melebihi tingkat nasional, yakni warga Kaltim
mengkonsumsi ikan sebanyak 58 kilogram (kg) per kapita per tahun, sedangkan secara nasional
baru sebanyak 36,31 kg per kapita per tahun. potensi kelautan dan perikanan di Kaltim sangat
besar untuk terus dikembangkan, antara lain jenis perikanan tangkap maupun budidaya yang
didukung dengan keunggulan kewilayahan, yakni potensi merata yang tersebar di seluruh
kabupaten maupun kota.
Perikanan tangkap oleh nelayan banyak tersebar di kawasan pesisir untuk ikan laut,
kemudian di kawasan pedalaman untuk jenis ikan air tawar, baik di sungai, danau, maupun rawa
karena masing-masing kabupaten/kota memiliki keunggulan dan potensi tersendiri. Misalnya,
untuk perikanan di Kabupaten Berau, prediksi potensinya mencapai 104.915 ton per tahun.
Terdiri dari perairan laut sebanyak 35.000 ton, perairan umum 8.950 ton, budidaya tambak
31.275 ton, budidaya laut 28.620 ton, dan air tawar 1.070 ton per tahun. (Mulyadi dkk,2005)
Sedangkan untuk pengembangan di sektor yang ditangani Dinas Perikanan dan Kelautan
Kaltim, saat ini kemajuan lima komoditas unggulan kelautan dan perikanan, yakni udang windu,
ikan kerapu, patin, nila, dan rumput laut sedang diusahakan.
Selain lima komoditas unggulan kelautan dan perikanan yang sedang dikembangkan,
terdapat dua komoditas spesifik yang juga terus mendapat perhatian, yakni udang galah dan ikan
betutu, serta komoditas strategis berupa ikan asin (Dirjen perikanan, 2008). Sedangkan jenis ikan
lainnya juga terus mendapat dorongan pengembangannya. Subsektor kelautan dan perikanan
telah masuk program prioritas pembangunan di Provinsi Kaltim, khususnya yang termuat dalam
Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2013-2018 di sektor
pertanian dalam arti luas.
BAB III
METODE
Metode adalah “ yang membahas tentang cara atau jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan” (Suharni, 1987). Sehingga dapat dikatakan bahwa metode merupakan cara
penulisan makalah termasuk proses pengumpulan data.
Metode pembuatan makalah yaitu dengan melakukkan pengumpulan berbagai informasi
melalui berbagai media baik dari berbagai jurnal penelitian mengenai kajian stok dan tingkat
eksploitasi di Kalimantan Timut serta pencarian data penangkapan di berbagai situs nasional
seperti (SIDATIK). Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, data yang satu dengan yang lain
saling dihubungkan disatukan agar didapatkan informasi yang lebih lengkap. Langkah
selanjutnya dilakukkan pembahsan data yang telah diolah menjadi satu dengan cara
mendiskusikan hal-hal sebagai berikut:
1. kondisi eksisting dan persoalan yang ada/timbul yang disebabkan berbagai
factor
2. Penyajian segi positif dan negatif cara dan tingkat eksploitasi yang sudah
dilakukan oleh share holder, dan upaya mempertahankan kondisinya agar tidak
kolaps.
3. penyajian alternatif cara penanganan stok yang ada.
Proses diskusi terkait kajian stok dan tingkat eksploitasi perikanan di Kalimantan Timur
menghasilkan sebuah garis besar/ gambaran mengenai kondisi perikanan tangkap di provinsi
Kalimantan Timur beserta solusi yang dianggap sesuai dengan kondisi perikanan tangkap di
provinsi Kalimantan timur, dituangkan dalam makalah ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Satuan : Unit
201
2010 2011 2013 2014
2
JUMLAH 959.116,00 992.640,00 195.372,53 1.175.314,00 -
KALIMATAN
TIMUR 58.822,00 40.628,00 10.645,76 41.543,00 -
Sumber :SIDATIK
Satuan : Ton
Nurhakim, Subhat, dkk. 2007. Wilayah Pengelolaan Perikanan, Status Perikanan Menurut
Wilayah Pengelolaannya. Jakarta: Pusat Riset Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan
Perikanan.
Ariani, M., H.P. Saliem, G.S. Hardono, dan T.B. Purwantini, 2007.
Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Timur
dan Jawa Timur. Jakarta: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian. Departemen Pertanian