9 2 2 2 SOP Layanan Klinis
9 2 2 2 SOP Layanan Klinis
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas dr. Yudono, M.MKes
NIP 19650828 199910 1
Karangjati 001
1. Pengertian Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.
2. Tujuan Agar pasien yang tidak bisa ditangani di Puskesmas mendapatkan
penangan dari fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam melaksanakan rujukan pasien ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi
Pelaksanaan rujukan pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih
tinggi harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam
SPO
4. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 1/2
dr. Yudono, M.Mkes
UPTD Puskesmas
NIP 19650828
Karangjati
199910 1 001
1. Pengertian Rangkaiankegiatanuntuk menghentikan perdarahan baik pada kasus
bedah maupun non bedah.
2. Tujuan Mencegah terjadinya syok
3. Kebijakan
4. Referensi
7. Unit terkait UGD, Rawat Inap, Poned,,BP Umum, KIA, Poli gigi, Pustu, Polindes
MEMBERIAN OBAT INJEKSI SECARA
INTRAMUSKULAR (I.M)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 6
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam otot (muskulus)
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui jaringan otot
2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra
muskulus (I.M)
4. Referensi
7. Unit terkait UGD, Rawat Inap, Poned, BP Umum, KIA, Poli gigi, Pustu, Polindes
MEMBERIAN OBAT INJEKSI SECARA
INTRAVENA (IV)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 8
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam pembuluh darah vena
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui pembuluh
darah vena
2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intravena (IV)
4. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 14
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan melalui selang
infus
2. Tujuan 1. Memberikan pengobatan dengan alat injeksi melalui selang infus
2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter
3. Kebijakan Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intravena
melalui selang infus
4. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 16
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Perawatan pada tempat pemasangan infus
2. Tujuan Mencegah terjadinya infeksi
3. Kebijakan Pasien yang terpasang infus
4. Referensi
6. Diagram alir
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 18
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Pemeriksaan terhadap suhu badan di axilla dengan menggunakan
alat Thermometer
2. Tujuan Mengetahui suhu tubuh pasien
3. Kebijakan 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
4. Referensi
6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, KIA, poli gigi, UGD, Rawat Inap, Poned, Polindes, Pustu
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 20
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat
tensimeter air raksa
2. Tujuan - Mengetahui kerja jantung
- Menegakkan diagnosa
- Membantu pemberian terapi
3. Kebijakan - Pasien baru
- Evaluasi perkembangan kondisi pasien
4. Referensi
6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, KIA, Poli gigi, UGD, Rawat Inap, Poned, Polindes, Pustu
PERAWATAN LUKA LECET
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 22
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati luka
lecet
2. Tujuan - Mencegah infeksi
- Membantu penyembuhan luka
3. Kebijakan Dilakukan pada luka lecet
4. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 23
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan,membersihkan
luka pada luka kotor
2. Tujuan - Mencegah infeksi
- Membantu penyembuhan luka
3. Kebijakan Dilakukan pada luka lecet
4. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 25
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Melakukantindakanpenghisapanlendir di jalannafas
2. Tujuan - Mengeluarkan secret/cairanpadajalannafas
- Melancarkanjalannafas
3. Kebijakan - Pasientidaksadar
- Pasien yang tidakmampumengeluarkan lender sendiri
4. Referensi
5. Prosedur/ 1) PersiapanAlat :
Bak instrument berisi: pinsetanatomi 2, kasasecukupnya
Langkah-
NaClatau air matang
langkah Canule section
Perlakdanpengalas
Mesin suction
Kertas tissue
2) PersiapanPasien
Beritahudanmenjelaskanpadapasientindakan yang dilakukan
3) Pelaksanaan :
Berikanposisi yang nyamanpadapasienkepalasedikitEkstensi
BerikanOksigen 2 – 5 menit
Letakkanpengalas di bawahdagupasien
Pakaisarungtangan
Hidupkanmesin, mengecektekanandanbotolpenampung
Masukkankanul section denganhati-hati (hidung ± 5 cm,
mulut ±10 cm)
Hisaplenderdenganmenutuplubangkanul, menarik
keluarperlahansambilmemutar (+ 5 detikuntukanak, + 10
detikuntukdewasa)
BilaskanuldenganNaCl, berikankesempatanpasienbernafas
Ulangiprosedurtersebut 3-5 kali suctioning
Observasikeadaanumumpasiendan status pernafasannya
Observasi secret tentangwarna, baud an volumenya
6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, KIA, UGD, Rawat Inap, Poned, Polindes, Pustu
VULVA HYGIENE
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 27
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Melakukan tindakanmembersihkan alat kelamin wanita bagian luar
dan sekitarnya
2. Tujuan - Mencegahterjadinyainfeksidi daerah vulva, perineum maupun
uterus
- Menjagakebersihan perineum dan vulva
- Untukpenyembuhanluka perineum/jahitanpada perineum
- Memberikan rasa nyamanpada pasien
3. Kebijakan - Dilakukanpadaibu setelah melahirkan
4. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 29
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Memberikanperawatantalipusatpadabayidimulaihari 1
kelahiransampaidengantalipusatlepas (puput)
2. Tujuan - Mencegah terjadinya infeksi
3. Kebijakan - Mulaidilakukanpadabayi barulahirsampaidengantalipusatlepas
(puput)
4. Referensi
5. Prosedur/ 1) PersiapanAlat :
Kassa steril dalam tempatnya
Langkah-
Air hangat pada tempatnya
langkah Bengkok 1 buah
Perlak dan pengalas
2) PersiapanPasien
Beritahu dan menjelaskan pada keluarga tindakan yang
dilakukan
3) Pelaksanaan :
Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi
Bersihkan tali pusat dengan kassa air hangat
a. Bila tali pusat masih basah, bersihkan dari arah ujung ke
pangkal
b. Bila tali pusat sudah kering, bersihkan dari arah pangkal
ke ujung
Setelah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali. Sebaiknya
bayi tidak boleh dipakaikan gurita karena akan membuat
lembab daerah tali pusat sehingga kuman/bakteri tumbuh
subur dan akhirnya menghambat penyembuhan. Tetapi juga
harus dilihat kebiasaan orang tua/ibu (personal hygiene)
6. Diagram alir
4. Referensi
Prosedur :
1. Nilai status pasien dan stabilitas ibu
2. Nilai kesejahteraan bayi
3. Lakukan resusitasi yang sesuai
4. Tentukan penyebab perdarahan pervaginam jangan
melakukan periksa dalam
5. Terapi ekspeksatif bila memungkinkan
6. Terminasi atas dasar kondisi ibu dan atau janin (rujuk ke
Rumah Sakit)
6. Diagram alir
4. Referensi
Alat – alat :
1. Gunting epis 1
2. Klem tali pusat 2
3. Gunting tali pusat 1
4. Pengikat tali pusat 1
5. Kassa steril
6. Sarung tangan
Prosedur :
1. Mengenali tanda dan gejala kala 2, yaitu dorongan ingin
meneran tekanan pada rektum dan vagina meningkat,
perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka
2. Pastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalina dan menatalaksanakan komplikasi
ibu dan bayi baru lahir
3. Pakai celemek plastik (APD)
4. Melepaskan perhiasan yang dipakai,cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik dengan tehnik
satu tangan pastikan tidak terjadibkontaminasi pada alat
suntik
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kasa steril yang
telah dibasahi dengan air DTT besihkan secara hati-
hati,buang kasa pembersih pada tempat yang tersedia, ganti
sarung tangan jika terkontaminasi
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap,bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
kedalam kloron 0,5% lepas dalam keadaan terbalik
10. Periksa DJJ setelah kontraksi /relaksasi batas normal DJJ
(120-160x/mnt)dan mendokumentasikan hasil hasil
pemeriksaan
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman,
tunggu hingga timbul rasa ingin meneran
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran bila
kontraksi kuat bantu ibu keposisi setengah duduk pastikan ibu
merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran, bimbing dan beri dukungkan
pada ibu pada saat meneran bantu mengambil posisi yang
nyaman,anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi beri makan
minum, pantau DJJ jika tidak ada kontraksi
14. Anjurkan ibu berjalan dan memilih posisi yang nyaman jika
belum dorongan untuk meneran dalam 60menit
15. Letakka handuk bersih diatas perut ibu(untuk mengeringkan
bayi)jika vulva membuka dengan diameter 5-6cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong
ibu
17. Buka tutup partus set priksa kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm
membuka vulva maka lindungi perineum tangan yang lain
menahan kepala agar tidak defleksi dan membantu lahirkan
kepala,anjurkan ibu bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi jika tali pusat leher
segera longgarkan,jika lilitan kuat klem di dua tempat dan
potong diantara klem tersebut, segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar pegang kepala
secara biparental gerakkan kepala ke arah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul kebawah arkus pubis kemudian
gerakan keatas untuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir , geser tangan bawah untuk kepala
dan bahu, gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung,bokong tungkai dan kaki pegang
kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari)
25. Lakukan penelian bayi baru lahir (apakah menangis kuat?
Dan apakah gerakan bayi aktif)bila bayi menangis kuat dan
gerakan aktif lanjutkan tindakan selanjutnya
26. Meneringka tubuh bayi mulai dari muka kepala dan bagian
tubuh ainya kecuali telapak tangan,ganti handuk basah
dengan handuk kering ,biarkan bayi diatas perut ibu
27. Periksa uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29. Dalam 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit IM
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir jepit tali pusat 3 cm
dari pusat bayi urut dan jepit kembali tali pusat 2 cm dari klem
pertama
31. Memotong dan mengikat tali pusat dengan cara satu tangan
pegang tali pusat yang telah dijepit lindungi perut bayi dan
lakukan penguntingan ,ikat tali pusat dengan benang DTT
pada satu sisi kemudian melingkar kembali dan mengikatnya
dengan simbol kunci kemudian lepaskan klem dalam wdah
yang disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ke
kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan topi di kepala
bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10cm dari
vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu ditepi
simpisis untuk mendeteksi tangan lain menegangkan tali
pusat
36. Setelah uterus berkontraksi tegangakan tali pusat kearah
bawah sambil tangan lain melakukan dorso kranial secara
hati hati untuk mencegah inversio uteri
37. Mengeluarkan plasenta dengan dorso kranial hingga plasenta
terlepas jika plasenta tidak lahir dlm 15menit beri dosis ulang
oksitosin10 unit
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkan olasenta
pegang dan putar hingga selaput ketuban terlepas
39. Setelah plasenta lahir segera lakukan masase hingga uterus
berkontraksi atau teraba keras
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
masukkan plasenta kedalam kantung plasti
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
42. Pastikan uterus berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan
pevaginam
43. Lakukan inisiasi menyusu dini dan biarkan bayi melakukan
kontak kulit dengan ibu selama 1jam
44. Lakukan pemeriksaan fisik BBL
45. Setelah 1jam pemberian vitK pda paha kiri dan hep B pada
paha kanan
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pertdarahan
pervagina
47. Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan menilai
kontraksi
48. Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih selama 15 menit
selama 1jam pertama pasca persalinan selanjutny 30 menit
pada jam kedua
49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15menit
51. Tempatkan peralatan bekas pakai dalam larutan klorin untuk
dekontaminasi
52. Buang bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
53. Bersihkan ibu dengan nggunakan air DTT bantu ibu berganti
pakaian
54. Pastikan ibu mersa nyaman bantu ibu memberikan ASI
55. Dekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%rendam secara terbalik
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang)periksa
TTV dan asuhan kala 4
6. Diagram alir
Prosedur :
1. Sesuai dengan prosedur penerimaan pasien baru
2. Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian terapi:
- Infus RL : D5%
- Injeksi primperan 3x1
- Injeksi ranitidin 3x1
3. Memasang infus sesuai SOP
4. Memberikan suntikan intravena sesuai SOP
5. Observasi keluhan, KU, TTV,intake dan output selama
perawatan
6. Diagram alir
Prosedur :
1. Prosedur penerimaan pasien baru
2. Konfirmasi usia kehamilan
3. Lakukan pemeriksaan inspeksi untuk memulai cairan yang
keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan
urin
4. Jika mungkin lakukan tes lakmus (tes nitrasin) jika kertas
lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya
cairan ketuban
5. Tentukan ada tidaknya infeksi: jika ada tanda – tanda
infeksi beri antibiotik
6. Tentukan tanda – tanda inpartu
a. Hamil < 37 minggu :
- Beri dexametason 6 mg (4 amp)
- Injeksi antibiotik
- Rujuk
b. Hamil > 37 minggu inpartu persalinan normal
6. Diagram alir
4. Referensi
6. Diagram alir
Prosedur :
1. Pastikan cavum uiteri bersih dengan pasien USG oleh
Dokter
2. Observasi KU, TTV, Perdarahan
3. Kolaborasi dengan Dokter untuk pamberian terapi
. Antibiotikl : Amox 3x1tab
. Asmef 3x1
4. Dokumentasi tindakan
6. Diagram alir
5. Prosedur/ Alat
Langkah- Infus set
langkah Abocath
Preabor
Asam traneksamat
Asam mefenamat
Pelaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Kolaborasi dengan DSOG untuk pemberian
terapi
Infus
Preabor 3x1
Asam trakneksamat kalau perlu
Asam mefenamat kalau perlu
3. Observasi keluhan, keadaan umum, TTV dan
perdarahan
4. Dokumentasikan hasil tindakan yang dilakuan
6. Diagram alir
Pelaksanaan :
Kompresi bimanual internal
1. Memberitahu ibu atas tindakan yang akan dilakukan
2. Penolong berdiri didepan vulva oleskan larutan antiseptik
pada sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri, sisihkan kedua labium mayus ke lateral dan secara
obstetrik masukkan tangan kanan melalui introitus
3. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran punggung
jari telunjuk hingga kelingkingpada fornik anterior dorong
uterus ke kronio
4. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus uteri
5. Lakukan kompresi dengan mendekatkan telapak tangan
kiri dengan kepalan tangan kanan pada fornik anterior
6. Bila perdarahan berhenti pertahankan posisi demikian
hingga kontraksi uterus membaik. Bila perdarahan belum
berhenti lanjutkan tindakkan berikutnya
7. Bersihkan dan rendam sarung tangan dengan klorin
8. Cuci tangan, perhatikan TTV, kontraksi uterus tiap 10
menit dalam 2 jam pertama.
9. Mendokumentasikan hasil tindakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Persiapan :
Langkah- - Transfusi set
langkah - Cairan infus
- Abocath no. 20
- MGSO4
- Calsium gluconas
- Oksigen
- Spuit 10cc
Pengelolaan :
1. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Baringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi resiko
aspirasi ludah, muntahan, dan darah
3. Pastikan bahwa jalan nafas ibu terbuka:
Bila ibu tidak bernafas segera lakukan tindakan resusitasi
4. Berikan oksigen 4-6 liter/menit melalui sungkup atau
kanula
5. Bila ibu kejang:
- Lindungi darin resiko jatuh, ikat tangan dan kaki
- Isap lendir mulut dan tenggorokan, sesuai
kebutuhan setelah kejang
6. Pasang infus intravenadengan menggunakan Ringer
Laktat atau glukosa 5%
7. Memberitahu ibu bahwa akan merasakan panas pada
saat Magnesium Sulfat diberikan
ALTERNATIF I
8. Berikan 4 gram MGSO4 (10 ml) larutan IV secara
perlahan – lahan selama 5 menit
9. Segera dilanjutkan dengan 6 gram MGSO4 40% (15 ml)
dalam larutan Ringer Asetat/ Ringer Laktat selama 6 jam
10. Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MGSO4
(40%) 2 gram IV selama 5 menit
11. MGSO4 1 gram/ jam
ALTERNATIF II
12. Berikan 4 gram MGSO4 40% (10 ml) melalui infus
intravena secara perlahan – lahan dalam 5 menit
13. Diikuti dengan MGSO4 (40%) 5 gram IM bokong
kiri/kanan dengan 1 ml
Lignokain (dalam semprit yang sama)
14. Apabila kejang berulang SETELAH 15menit :
- Ambil 2 gram Magnesium Sulfat 40% (5 ml)
- Berikan melalui suntikan intravena secara perlahan-
lahan selama 5 menit
15. Rujuk pasien ke RS untuk penanganan lebih lanjut
6. Diagram alir
4. Referensi
Pelaksanaan :
1. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Pasien dengan posisi litotomi, pasang kain penutup
3. Kosongkan kandung kemih
4. Lakukan pemeriksa dalam jepit tali pusat dengan
cocher, tegangkan tali pusat dengan tangan kiri sejajar
lantai
5. Tangan kanan masuk melalui introitus vagina secara
obstetrik menelusuri tali pusat hingga servik
6. Tangan kiri menahan fundus, tali pusat dipegang
asisten
7. Lanjutkan penetrasi tangan kanan ke kavum uteri,
temukan implementasi dari tepi plasenta
8. Siapkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus
9. Setelah penyisipan berhasil,gerakkan tangan ke kiri
dan kanan sehingga secara bertahap, seluruh plasenta
dapat dilepaskan dengan tepi luar jari-jari tangan
dalam
10. Gunakan tangan luar atau minta asisten untuk menarik
tali pusat dan mengeluarkan plasenta, sementara
tangan masih didalam kavum uteri lakukan
pemeriksaan untuk memestikan tidak ada sisa
plasenta
11. Bila bukaan servik tidak memungkinkan plasenta
dilahirkan sementara tangan masih didalam kavum
uteri maka lahirkan plasenta sambil mengeluarkan
tangan dalam pegang pangkal tali pusat tangan luar
menahan korpus uterus pada supra simpisis
12. Lahirkan plasenta dan letakkan pada tempat yang
tersedia
13. Perhatikan kontaraksi uterus dan jumlah perdarahan
yang keluar
14. Mendekontaminasikan alat alat dan mencuci tangan
15. Mendokumentasikan hasil tindakan
6. Diagram alir
4. Referensi
Prosedur pelaksanaan :
- Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
- Siapkan peralatan untuk penjahitan
- Posisikan ibu dengan posisi litotomi
- Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
- Atur lampu sorot/senter ke bawah vulva atau perineum ibu
- Pakai sarung tangan
- Isi tabung suntik 5 ml dengan larutan lidokain 1% tanpa epinefrin
- Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan
- Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari
darah atau bekuan darah,dan nilai kembali luas dan dalamnya
robekan pada daerah perineum
- Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin timbul rasakurang
nyaman
- Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan perineum,
masukkan jarum suntik secara subcutan sepanjang tepi luka
- Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila
ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi
aspirasi (cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah
dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur)
- Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik pada
tepi luka daerah perineum
- Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum
suntik sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan
aspirasi, suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum
suntik. (Bila robekan besar dan dalam, anastesi daerah bagian
dalam robekan – alur suntikan anastesi akan berbentuk seperti
kipas: tepi perinium, dalam luka, tepi mukosa vagina)
- Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk kedua tepi robekan
- Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil optimal dari anastesi
- Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
- Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi,
pasang tampon atau kasa ke dalam vagina. (sebaiknya
menggunakan tampon berekor benang)
- Tempatkan jarum jahit padapemegang jarum, kemudian kunci
pemegang jarum
- Pasang benang jahit (chromic 2-0) pada mata jarum
- Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
- Lakukan penjahitan pertama ± 1 cm di atas puncak luka robekan
di dalam vagina,ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong
ujung benang yang bebas(ujung benang tanpa jarum) hingga
tersisa ± 1 cm
- Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahit jelujur hingga
tepat di belakang lingkaran hymen
- Bila menggunakan benang plain cutgut, buat simpul mati pada
jahitan jelujur di belakang lingkaran hymen
- Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran
hymen hingga menembus luka robekan bagian perineum
- Bila robekan yang terjadi sangat dalam:lepaskan jarum dari
benang,ambil benang baru dan pasang pada jarum buat jahitan
terputus pada robekan bagian dalam untuk menghindari rongga
bebas/dead space,gunting sisa benang,pasang kembali jarum
pada benang jahitan jelujur semula
- Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke
bagian bawah luka robekan.
- Bila menggunakan benang plain catgut buat simpul mati pada
jahitan jelujur paling bawah
- Jahit jaringan subkutis kanan kiri ke arah atas hingga tepat di
muka lingkaran hymen
- Tusuk jarum dari depan lingkaran hymen ke mukosa vagina di
belakang lingkaran hymen,buat simpul mati di belakang
lingkaran hymen dan potong benang hingga tersisa kurang lebih
1 cm
- Bila menggunakan tampon/kasa di dalam vagina,keluarkan
tampon/kasa
- Masukkan jari telunjuk ke dalam rektum dan rabalah dinding
atas rektum,bila teraba jahitan ganti sarung tangan dan lakukan
penjahitan ulang
- Nasehati ibu agar:membasuh perineum dengan sabun dan air
terutama setelah buang air besar,kembali untuk kunjungan
tindak lanjut setelah 1 minggu untuk pemeriksaan jahitan dan
rektum.
- Alat dibersihkan sesuai prosedur
- Dokumentasikan hasil tindakan
6. Diagram alir
7. Unit terkait Poned, Pustu, Polindes
RESUSITASI BAYI BARU
LAHIR
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 57
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Suatu prosedur yang dilakukan pada bayi baru lahir yang
merupakan bagian dari asuhan kala dua pada bayi dengan resiko
tinggi asfiksia
2. Tujuan sebagai acuan untuk penanganan bayi baru lahir dengan resiko
tinggi asfiksia sehingga bisa ditangani dengan baik
6. Diagram alir
6. Diagram alir
7. Unit terkait BP Umum, KIA, poli gigi, Poned, UGD, Rawat Inap, Pustu, Polindes
PEMERIKSAAN BBL
( Bayi Baru Lahir )
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 63
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
1. Pengertian Penatalaksanaan bayi yang baru lahir
2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi bayi baru lahir secara lengkap sehingga
bisa mengambil tindakan sesuai keadaan bayi dengan tepat.
3. Kebijakan Bidan yang terampil
4. Referensi
6. Diagram alir
Melahirkan Lengan
Lengan berada di dada bayi
Biarkan lengan lahir spontan satu demi satu. Jika perlu
berikan bantuan
Jika lengan pertama lahir, angkat bokong ke arah perut ibu
agar lengan kedua lahir spontan
Jika lengan tidak lahir spontan , tempatkan 1 atau 2 jari di
siku bayi dan tekan, agar tangan turun melewati muka bayi
Melahirkan Kepala
Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau Smellie Veit dengan jalan
Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi
seolah-olah menunggang kuda ( untuk penolong kidal
letakkan badan bayi di atas tangan kanan )
Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila dan jari
tengah di dalam mulut bayi
Tangan kanan memegang/ mencengkam tengkuk bahu bayi,
dan jari tengah mendorong oksipital sehingga kepala menjadi
fleksi
Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati
tariklah kepala dengan gerakana memutar sesuai dengan
jalan lahir
Catatan : minta seorang asisten menekan atas tulang pubis
ibu sewaktu melahirkan kepala
Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) ke atas untuk
melahirkan mulut, hidung, dan seluruh kepala
Kepala yang menyusul
Kosongkan kandung kemih
Pastikan pembukaan lengkap
Bungkus bayi dengan kain dan minta asisten
memegangnya
Pasang cunam bipareteral dan lahirkan kepala dalam
keadaan fleksi
Jika cunam tidak ada, tekan suprasimpisis agar kepala
fleksi lahir
EKSTENSI BOKONG
Dikerjakan pada presentasi bokong murni dan bokong sudah turun
didasar panggul, kala II tidak maju, atau keadaan janin/ibu yang
mengharuskan bayi segera dilahirkan.
Pasang sarungtangan DTT, masukkan 1 tangan ke
jalan lahir dan keluarkan kedua telapak kaki
Tarik kaki sampai kelihatan dan lahir bokong
Lanjutkan persalinan dengan melahirkan bahu dan
kepala
Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal setelah
bayi lahir
- Ampisilin 2g/I.V. DENGAN metronidazol 500 mg
I.V
- ATAU sefazolin 1 g I.V. DENGAN metronidazol
500 mg I.V.
Perawatan Pascapersalinan
Isap lendir mulut dan hidung bayi
Klem dan potong tali pusat
Berikan oksigen 10 unit I.M. dalam 1 menit sesudah bayi lahir
Lanjutkan penganan aktif kala III
Periksa keadaan pasien dengan baik
Lakukan penjahitan robekan servik atau episiotomi
6. Diagram alir
langkah
Dokter menganamnesa pasien : ada tidaknya nyeri dan
kekakuan pada otot-otot ekstermitas, lokasi nyeri, intensitas nyeri
dan penjalarannya.
6. Diagram alir
6. Diagram alir
14. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 80
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
15. Pengertian
16. Tujuan
17. Kebijakan
18. Referensi
21. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 81
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
22. Pengertian
23. Tujuan
24. Kebijakan
25. Referensi
28. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 81
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
29. Pengertian
30. Tujuan
31. Kebijakan
32. Referensi
33. Prosedur/ 15.
Langkah-
langkah
34. Diagram alir
35. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 82
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
36. Pengertian
37. Tujuan
38. Kebijakan
39. Referensi
42. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 82
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
43. Pengertian
44. Tujuan
45. Kebijakan
46. Referensi
49. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 83
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
50. Pengertian
51. Tujuan
52. Kebijakan
53. Referensi
56. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 83
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
57. Pengertian
58. Tujuan
59. Kebijakan
60. Referensi
63. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 84
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
64. Pengertian
65. Tujuan
66. Kebijakan
67. Referensi
70. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 84
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
71. Pengertian
72. Tujuan
73. Kebijakan
74. Referensi
77. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 85
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
78. Pengertian
79. Tujuan
80. Kebijakan
81. Referensi
84. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
SOP
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman : 86
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
85. Pengertian
86. Tujuan
87. Kebijakan
88. Referensi
91. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 86
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
92. Pengertian
93. Tujuan
94. Kebijakan
95. Referensi
98. Unit terkait Pendaftaran,BP Umum, KIA, poli gigi, poli gizi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 87
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
99. Pengertian
100. Tujuan
101. Kebijakan
102. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 87
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
106. Pengertian
107. Tujuan
108. Kebijakan
109. Referensi
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 88
Pemerintah Daerah
UPTD PUSKESMAS KARANGJATI dr. Yudono, M.MKes
Kabupaten Ngawi
113. Pengertian Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
114. Tujuan Agar pasien yang tidak bisa ditangani di Puskesmas mendapatkan penangan
dari fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
115. Kebijakan Sebagai pedoman dalam melaksanakan rujukan pasien ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi
Pelaksanaan rujukan pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi
harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SPO
116. Referensi
117. Prosedur/ 27. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran,
Langkah- 28. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa,
langkah 29. Petugas melakukan anamnesa,
30. Petugas melakukan pemeriksaan fisik,
31. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien,
32. Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi
kesehatan yang dialami pasien,
33. Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi pasien
tidak mampu ditangani di Puskesmas,
34. Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi/ mampu mengatasi masalah pasien,
35. Petugas melengkapi inform consent,
36. Petugas menyiapkan dan mengisi surat rujukan,
37. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
118. Diagram alir