Anda di halaman 1dari 3

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 108 tahun 2015 tentang

perubahan atas peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2011 tentang pengelolaan kawasan suaka
alam dan kawasan pelestarian alam, taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk banyak kegiatan diantaranya : penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi
alam, penyimpanan dan penyerapan karbon, pemanfaatan air, energi air, angin, panas matahari,
panas bumi, dan wisata alam, pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar, pemanfaatan sumber
plasma nutfah untuk penunjang budidaya, dan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat
setempat.

Dalam peraturan menteri kehutanan nomor P.56/Menhut-11/2006 tentang pedoman


zona taman nasional menteri kehutanan, bahwasannya terdapat zonasi dalam taman nasional,
zonasi taman nasional adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman nasional menjadi
zona-zona, yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan dan analis data,
penyusunan draft rancangan-rancangan zonasi, konsutasli publik, perancangan, tata batas, dan
penetapan, dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek ekologis, sosial,
ekonomi, dan budaya masyarakat. Terdapat tujuh zona yang terdapat dalam taman nasional :
zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona tradisional, zona rehabilitasi, zona religi, dan
zona khusus.

Zona inti merupakan bagian taman nasional yang memiliki kondisi alam ataupun
fisiknya masih sangat asli dan dalam zona inti belum ada atau belum diganggu oleh manusia
dalam zona inti ini zona benar-benar terlindungi. Zona rimba untuk wilayah perairan laut yang
memiliki potensi untuk mendukung kepentingan pelestarian zona lainnya. Zona pemanfaatan
adalah zona yang teruntuk digunakan sebagai kawasan wisata. Zona tradisional merupakan
bagian dari taman nasional yang dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki
ketergantungan atas sumber daya alam. Zona rehabilitasi merupakan bagian dari taman
nasional yang pernah rusak sehingga diperlukan kegiatan pemulihan atas kerusakan yang
pernah terjadi. Zona religi adalah bagian dari taman nasional yang didalamnya terdapat tempat-
tempat religi, peninggalan warisan budaya maupun sejarah yang digunakan untuk untuk
kegiatan keagamaan, dan perlindungan atas warisan budaya maupun sejarah. Zona khusus
merupakan bagian dari taman nasional yang digunakan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal
karena telah memiliki fasilitas penunjang untuk hidup.

Taman nasional Gunung Leuser merupakan taman nasional yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, taman nasional Gunung Leuser memiliki luasan 1.091.797,95 Ha, yang
terbagi menjadi : zona inti dengan luasan 857.175,64 Ha, zona rimba dengan luasan 66.921,08,
zona pemanfaatan dengan luasan 12.431,78, zona rehabilitasi dengan luasan 143.734,78, zona
tradisional dengan luasan 10.495,03, zona religi dengan luasan 73,27, dan zona khusus dengan
luasan 1.326,28. Dengan telah ditentukannya sebagai taman nasional pembangunan yang
terjadi di Gunung Leuser haruslah sesuai dengan zona-zona yang telah ditentukan.
Pembangunan PLTA di taman nasional Gunung Leuser merupakan salah satu isu yang sangat
ramai diperbincangkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Aceh namun hal
tersebut bukanlah merupakan rencana yang disetujui. Pembangunan PLTA akan memakan
lahan seluas lebih dari 4.000 hektar walaupun telah disetujui oleh pihak komisi analisis
mengenai dampak lingkungan namun pihak pemerintah setempat tidak menyetujui akan
rencana pembangunan PLTA dengan alasan akan merusak ekosistem yang ada di taman
nasional Gunung Leuser.

Pembangunan di taman nasional merupakan salah satu tindakan yang dapat


diperbolahkan dan juga tidak diperbolehkan hal tersebut terjadi karena terdapat zona-zona
yang terdapat di taman nasional. Jika pembangunan dilakukan di zona khusus maka
pembangunan tersebut masih dapat diperbolehkan namun jika pembangunan yang dilakukan
di luar zona khusus maka pembangunan tersebut jelas tidak diperbolehkan.

Dafus :

Hanifiah, Junaidi.2018. “Pembangunan PLTA Tampur, Apakah kelestarian Hutan Leuser


Diperhitkan”. Diakses pada 14 Mei 2018 17.43, dari
http://www.mongabay.co.id/2017/09/08/pembangunan-plta-tampur-apakah-kelestarian-
hutan-leuser-diperhatikan/

Redaksi.2018. “ Pertanyakan Pembangunan di Taman Nasional Gunung Leuser, Konsulat


Amerika Bertemu Wagub Aceh
". Diakses pada 14 Mei 2018 pukul 17.52 dari https://acehonline.info/2018/04/10/pertanyakan-
pembangunan-di-taman-nasional-gunung-leuser-konsulat-amerika-bertemu-wagub-aceh/.

Ardiansyah,Tomi. 2017. “Taman Nasional : Pengertian, Daftar, Zonasi, dan Kasus yang
terjadi”. Diakses pada 14 Mei 2018 pukul 16.38 dari https://foresteract.com/taman-nasional-
pengertian-daftar-zonasi-dan-kasus-yang-terjadi/

http://gunungleuser.or.id

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-11/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman


Nasional Menteri Kehutanan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 tahun 2015 tentang perubahan atas
peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2011 tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan
kawasan pelestarian alam

Anda mungkin juga menyukai