ACARA III
UJI SKORING
OLEH
ALFIATUZZAHROK
J1A 015 005
KELOMPOK I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zaman sekarang ini penggunaan kemampuan indera manusia dalam dunia
industri dan usaha telah meluas. Masyarakat luas baik sebagai konsumen ataupun
sebagai manusia sosial juga sudah biasa menggunakan kemampuan indera
manusia untuk menilai benda-benda kebutuhan sehari-hari atau untuk apresiasi
lingkungan. Dalam dunia industri dan ilmu pengetahuan, kemampuan indera
manusia untuk menilai atau apresiasi disebut penilaian organoleptik.
Penilaian organoleptik didasarkan pada proses penginderaan. Bagian
organ tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah mata, telinga, indera
pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat
indera memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan
berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau
cakupan alat indera yang menerima rangsangan. Kemampuan memberikan kesan
dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra memberikan reaksi atas
rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi
(detection), mengenali (recognition), membedakan (discrimination),
membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka
(hedonik) (Saleh, 2004).
Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk memang berbeda-
beda. Untuk mengatasi hal itu dapat dilakukan dengan cara uji skoring terhadap
produk yang akan dipasarkan yang berguna sebagai gambaran akan tingkat
kesukaan konsumen terhadap produk. Oleh sebab itu, uji skoring menjadi sangat
penting dilakukan oleh para produsen, khususnya yang bergerak dalam industri
pangan yaitu sebagai bahan evaluasi yang nantinya akan berguna sebagai bahan
pembelajaran untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada produk dan
dapat menciptakan sebuah inovasi baru dan meningkatkan kualitas produk
(Oktrafina, 2010). Oleh karena itu, praktikum uji skoring ini perlu dilakukan.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara
melakukan uji skoring dalam pengkelasan mutu produk pangan berdasarkan satu
sifat mutu spesifik dari produk tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur Kerja
Dibuka sampel dari kemasan dan diletakkan diatas piring saji sebelum
diujikan
Diberikan kode tiga digit angka setiap sampel uji secara acak
Dilakukan uji lanjut BNJ pada sampel untuk mengetahui beda nyata
dengan taraf nyata 5%
HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
Hasil Perhitungan
a. ANOVA Uji Skoring pada Kecap Manis
Y..2
Faktor Koreksi (FK) =
tr
(108 + 78 + 104)2
=
3 × 27
= 1038,27
t r
Jumlah Kuadrat Total
= ∑ ∑ Y2ij - FK
(JKT) i=l j=l
= (52+22+42+…+52) – 1038,27
= 1122-1038,27
= 83,73
Jumlah Kuadrat Y2i..
= ∑ - FK
Sampel (JKS) r
{1082 + 782 + 1042 }
= - 1038, 27
27
= 1057,92-1038,27
= 19,65
2
Jumlah Kuadrat = ∑ Y.j. - FK
r
Panelis (JKP)
{112 + 112 + 112 …+112 }
= - 1038, 27
3
3204
= - 1038, 27
3
= 1068 – 1038, 27
= 29,73
Jumlah Kuadrat Galat
= JKT – JKS – JKP
(JKG)
= 83,73- 19,65 -29,73
= 34,35
Kuadrat Tengah JKS
=
Sampel (KTS) dbsampel
JKS
=
t-1
19,65
=
3-1
= 9,82
Kuadrat Tengah JKP
=
Panelis (JKP) dbpanelis
JKS
=
r-1
29,73
=
27-1
= 1,14
Kuadrat Tengah Galat JKS
=
(JKG) dbgalat
JKS
=
(t-1)(r-1)
34,35
=
(2).(26)
= 0,66
KTS
F Hitung sampel =
KTG
29,73
=
0,66
= 45,05
KTP
F Hitung panelis =
KTG
9,82
=
0,66
= 14,87
FTabel Sampel = 3,18
Ftabel Panelis = 1,72
Kesimpulan
Perlakuan (sampel) :
F hitung > F tabel, maka H0 ditolak (signifikan), artinya terdapat pengaruh nyata
perlakuan sampel terhadap tingkat kemanisan kecap tersebut.
Blok (panelis) :
F hitung > F tabel, maka H0 ditolak (signifikan), artinya terdapat pengaruh yang
nyata dari perlakuan panelis terhadap tingkat kemanisan kecap tersebut.
0,66
= q 0,05 ; 3 ; 52 . √ 27
= 3,42 x 0,16
= 0,55
c. Kesimpulan
Tingkat kemanisan pada sampel 855 yaitu kecap manis INDOFOOD tidak
berbeda nyata dengan sampel 493 yaitu kecap manis BANGO tetapi, berbeda
nyata dengan sampel 518 yaitu kecap manis ABC.
Tingkat kemanisan pada sampel 493 yaitu kecap BANGO dan pada sampel 855
yaitu kecap manis INDOFOOD berbeda nyata dengan sampel 518 yaitu kecap
manis ABC
Tingkat kemanisan pada sampel 518 yaitu kecap manis ABC berbeda nyata
dengan sampel 493 yaitu kecap BANGO dan pada sampel 855 yaitu kecap
manis INDOFOOD.
PEMBAHASAN
Kartika, ., Pudji, H. dan Wahyu, S. 2009. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangani. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta.