Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

RUMAH DAN TARIAN ADAT


PALEMBANG

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Deka Prayogo


Kelas : VII 3

MTS AL-MASHRI
PANGKALAN BALAI
2018
Rumah Adat Palembang
Arsitektur tradisional adalah bangunan khas suatu daerah. Bangunan yang dimaksud
meliputi rumah tinggal, balai, tempat sembahyang, dan lain-lain. Arsitek tradisional yang
dibahas di sini dibatasi bentuk rumah khas Provinsi Sumatra Selatan. Bentuk rumah tradisional
merupakan hasil kreasi dari para pendahulu. Kemudian, pengetahuan tentang rumah tersebut
diwariskan secara turun-temurun.
Masyarakat Palembang mempunyai beberapa jenis rumah tradisional. Biasanya rumah
yang dipakai sebagai tempat tinggal merupakan rumah panggung. Ini sesuai dengan keadaan
alam Palembang yang memiliki lahan berawa-rawa/lebak dan sungai yang luas. Untuk
mencegah air agar tidak masuk ke dalam rumah, maka bangunan rumah dibuat panggung.
Jenis-jenis rumah tempat tinggal suku Palembang sebagai berikut.

a. Rumah Limas
Kata limas berasal dari kata lima dan emas. Rumah limas berbentuk panggung dengan
atapnya yang berbentuk segi lima. Lantai rumah dibuat berundak. Undakan ini disebut dengan
kekijing. Sebuah rumah limas biasanya terdiri atas 2, 3, atau 4 kekijing.

Tinggi tiang rumah/penyangga rumah kira-kira 1,5 meter sampai 2 meter dari
permukaan tanah. Rumah limas terdiri atas tiga ruangan utama, yaitu depan, tengah, dan
belakang. Ruang depan disebut juga dengan garang atau beranda. Di bagian depan rumah

1
terdapat tangga untuk masuk ke rumah. Biasanya tangga berjumlah dua buah. Selain tangga,
dilengkapi pula dengan gentong atau tempayan untuk menampung air.
Air dalam tempayan digunakan untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
Ada kalanya di garang ditambahkan bangunan jogan. Kegunaan jogan tersebut untuk
beristirahat baik pada sore maupun malam hari. Di samping untuk beristirahat, jogan juga
dipergunakan untuk meletakkan peralatan dan tempat anak-anak, saat pemilik rumah sedang
melaksanakan hajatan.
Ruang tengah terdiri atas beberapa kekijing. Setiap kekijing dilengkapi dengan dua
buah jendela di sebelah kanan dan kirinya. Pada kekijing yang terakhir disekat dengan lemari
dinding. Bersambung dengan lemari dinding, di belakangnya terdapat kamar atau amben.
Kamar ini diperuntukkan bagi kepala keluarga. Akan tetapi, apabila dalam keluarga terdapat
anak gadis yang telah dewasa, kamar ini diperuntukkan anak gadis tersebut. Oleh sebab itu,
kamar ini disebut pula kamar gadis. Ruangan setelah amben adalah ruangan serbaguna. Hampir
seluruh kegiatan rumah tangga dikerjakan di sini, misalnya menjahit, menyulam, merenda dan
menenun. Selain itu, ruangan serbaguna ini juga dipergunakan sebagai ruangan untuk makan,
tidur, menerima tamu (wanita dan anak-anak) terutama untuk keluarga dan kaum kerabat
terdekat.
Ruangan belakang adalah dapur. Biasanya di bagian kanan dan kirinya dibuatkan
garang. Ruang belakang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruangan untuk menyiapkan segala
sesuatu untuk dimasak, tempat memasak, dan tempat untuk membersihkan peralatan makan,
serta dapur.

b. Rumah Cara Gudang


Rumah cara gudang didirikan dengan tiang-tiang tinggi sekitar 2 m. Atapnya berbentuk limas.
Penamaan ini mungkin karena bentuknya yang memanjang seperti gudang. Lantai rumah cara
gudang tidak berundak seperti pada rumah limas.

Rumah cara gudang dibuat dari kayu-kayu yang bagus seperti kayu petanang, unglen,
dan tembesu. Susunan ruang rumah cara gudang mirip dengan rumah limas. Rumah ini terbagi
atas tiga ruangan utama, yaitu depan, tengah, dan belakang.
Ruang depan berupa tangga, garang, dan beranda. Garang berguna sebagai tempat
istirahat pada sore atau malam hari, tempat anak-anak untuk menyaksikan acara kesenian bila

2
ada perhelatan, dan tempat untuk upacara adat seperti kenduri. Adapun ruangan tengah berguna
untuk menerima tamu, jika ada upacara persedekahan. Para tamu yang terhormat atau tetua
ditempatkan dalam ruangan sebelah dalam.
Ruangan belakang terdiri atas sebuah kamar, dapur, dan ruang dalam. Kamar
diperuntukkan bagi kepala keluarga atau gadis yang telah dewasa. Anak-anak yang masih kecil
tidur di ruang tengah. Adapun dapur berguna untuk kegiatan masak-memasak.
Selanjutnya, ruang dalam merupakan ruangan serbaguna. Ruangan ini biasa digunakan
sebagai ruang makan, tidur, menerima tamu, menyulam, menjahit, dan kegiatan-kegiatan lain.

c. Rumah Rakit
Rumah rakit merupakan rumah tempat tinggal, tetapi terapung. Rumah ini berada di atas rakit.
Rakit disusun dari balok-balok kayu dan potongan-potongan bambu. Pada keempat sudutnya
dipasang tiang agar rumah tidak berpindah tempat. Tiang-tiang tersebut diikat dengan tali rotan
yang kuat ke tonggak yang menancap di tebing sungai.

Rumah rakit berbentuk persegi panjang, tetapi selisih panjang dan lebar rumah tidak terlalu
besar, sehingga hampir seperti bujur sangkar. Atap rumah terdiri atas dua bidang saja, yang
disebut atap kajang. Pada umumnya rumah rakit terbagi menjadi dua bagian saja dengan dua
buah pintu. Sebuah pintu menghadap ke tepi sungai. Pintu yang lain menghadap ke tengah
sungai. Adapun daun jendela terdapat di kanan kiri rumah. Kadang-kadang daun jendela
tersebut searah dengan pintunya. Antara rumah rakit dan daratan dihubungkan dengan
jembatan, sedangkan untuk berhubungan dengan tetangga menggunakan perahu.

Bila dibandingkan dengan rumah limas dan rumah cara gudang, rumah rakit lebih sederhana,
baik bentuk maupun bahan pembuatnya. Rumah rakit terbagi atas dua bagian utama. Satu
bagian merupakan tempat tidur, sedangkan bagian yang lain digunakan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari. Ruangan dapur biasanya terdapat di bagian luar, tetapi ada juga dapur
yang dibangun secara khusus. Dapur ini dilengkapi dengan perlengkapan memasak seperti
pada rumah limas dan rumah cara gudang.

3
Tarian Adat Palembang

a. Tari Gending Sriwijaya

Mengapa namanya ‘Tari Gending Sriwijaya’? Hal ini dikarenakan Tari Gending
Sriwijaya adalah tarian yang diiringi langsung oleh melodi dari lagu Gending Sriwijaya.
Tarian ini menggambarkan rasa rindu dari seseorang akan masa kejayaan, keagunang, serta
keluhuran zaman kerajaan Sriwijaya.
Tarian ini merupakan tarian kolosal dari peninggalan kerajaan Sriwijaya. Tarian yang
dahulu hanya dipentaskan oleh kalanagan internal kerajaan ini dimaksudkan sebagai tarian
penyambutan bagi para tamu kerajaan.
Oleh karenanya tidak mengherankan, tarian ini lebih sering digunakan untuk
menyambut tamu yang diagungkan atau tamu tamu istimewa seperti; Presiden, Menteri,
Gubernur, Walikota, Duta Besar Negara tetangga, dan lain sebagainya.
Bahkan pada zaman dahulu tidak sembarang orang bisa melakukan tarian ini. Karena
hanya seorang putri raja, sultan, atau para bangsawan saja yang boleh melakukan tarian ini.

b. Tari Pagar Pengantin

4
Tari Pagar Pengantin ini juga tidak kalah populer dibandingkan dengan Tari Gending
Sriwijaya. Pasalnya Tari Pagar Pengantin ini hampir selalu dibawakan ketika pesta
pernikahan di Sumatera Selatan.
Tari Pagar Pengantin biasa digunakan untuk melambangkan bahwa si pengantin wanita
telah menjadi wanita dewasa dan melepas masa lajangnya. Bahkan, pada zaman dahulu, Tari
Pagar Pengantin ini adalah tarian terakhir yang dilakukan oleh pengantin wanita di muka
umum kecuali ia mendapatkan izin dari sang suami.

c. Tari Tanggai

Tari Tanggai juga merupakan tarian yang dibawakan untuk menyambur para tamu terhormat.
Namun, tari ini dibawakan oleh 5 orang saja dengan mengenakan pakaian khas daerah seperti
songket, pending, kalung, sanggul, dodot, sanggul, kembang goyang dan tentu saja tanggai.
Tanggai adalah sebuah benda yang di pasang di jari yang menyerupai kuku biasanya berasal
dari bahan tembaga.

d. Tari Madik (Nindai)


Tari Madik (Nindai)
adalah salah satu tarian yang
digunakan oleh masyarakat
Sumatera Selatan dalam rangka
menilai calon menantunya.
Di Sumatera Selatan ada
sebuah budaya dimana orang tua
dari mempelai laki-laki akan
berkunjung ke rumah besan untuk
menilai calon mantu nya. Proses
menilai dan melihat ini yang
disebut Nindai atau Madik.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://www.infollg.net/2017/02/9-tarian-adat-sumatera-selatan-dan-penjelasannya
terpopuler/328
https://www.kamerabudaya.com/2017/12/inilah-16-tarian-tradisional-dari-sumatera-selatan
dan-penjelasannya.html
https://www.smpn6bandarlampung.sch.id/2017/02/9-tarian-adat-sumatera-selatan-dan
penjelasannya-terpopuler/

Anda mungkin juga menyukai