6
7
bayi dekat ibu (diantara dua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa
area tersebut bersih dan kering. Segera pula lakukan penilaian awal dengan
menjawab 2 pertanyaan :
a. Apakah bayi menangis kuat dan bernapas tanpa kesulitan
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin
akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika
konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
4) Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap radiasi
panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
b. Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:
1) Keringkan bayi dengan seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
3) Selimuti bagian kepala bayi
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
6) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
c. Merawat tali pusat
Setelah placenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan
pengikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.
d. Pemberian ASI
Rangsangan isapan bayi pada puting susu itu akan diteruskan oleh serabut syaraf
ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang
memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi mengisap puting
susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari- hari pertama
kelahiran bayi, apabila pengisapan putting susu cukup adekuat maka akan
dihasilkansecara bertahap 10 sampai 100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal
9
setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkomsumsi 700-800 ml ASI
per hari (kisaran 600-1000 ml) untuk tumbuh kembang bayi.
Kecil untuk usia gestasi SGA (small for gestational age) <ke-10
Sesuai untuk gestasi AGA (appropriate for gestational age) Ke 10-90
Besar untuk gestasi LGA (large for gestational age) > 90
h. Perdarahan intraventrikuler
Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea, asfiksia
berat dan syndrome gangguan pernapasan.Akibatnya bayi menjadi hipoksia,
hipertensi dan hiperkapnea. Keadaan ini menyebabkan aliran darah keotak
bertambah. Penambahan aliran darah keotak akan lebih banyak lagi karena tidak
adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur, sehingga mudah terjadi
perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan iskemia dilapisan
germinal yang terletak didasar ventrikel lateralis antara nukleus kaudatus dan
ependim. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat di diagnosis dengan
ultrasonografi atau CT scan.
i. Retrolental fibroplasias
Keadaan ini disebabkan oleh penggunaan oksigen dengan konsentrasi tinggi ( Pa
O2 lebih dari 115 mmHg = 15 k Pa ). Untuk menghindari retrolental fibroplasias
maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak lebih dari 40% atau
dengan kecepatan 2 liter/ menit.
(Sarwono Prawirohardjo, 2007 )
7. Penatalaksanaan/ Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah
a. Pengaturan suhu badan bayi dengan berat lahir rendah
1). Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. (Sarwono, Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal 2006: 377)
2). Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk
Dokter, Bidan, dan Perawat, di Rumah sakit)
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara
yaitu:
a). Kontak kulit dengan kulit
Petunjuk penggunaan yakni
(1). . Untuk semua bayi
17
(2). Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi
hipotermi (32-36,4oC).
b). Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL)
Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara
dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya
agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi
stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang.
Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI
peras dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
c). Pemancar panas
d). Inkubator.
Menurut (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A, 2009: hal 191)
Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam
alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan
suhu yang normal.
Dalam pelaksanaan perawatan didalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan
cara tertutup dan terbuka.
a. Inkubator tertutup
1) Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dapat dibuka apabila dalam
keadaan tertentu seperti apnea; dan apabila membuka inkubator usahakan suhu
bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan.
2) Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung
3) Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan
observasi
4) Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh
5) Pengaturan oksigen selalu diobservasi
6) Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu
27ºC
b. Inkubator terbuka
18
1500 34 – 36 33 – 33 – 32 – 33
1501-2000 33 – 34 35 34 32
2001-2500 33 33 32 – 32
> 2500 32 – 34 32 – 34 32
Ø 34 32
32 31 –
32
Catatan: apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat
celcius setiap minggu dan apabila berta badan bayi sudah mencapai 2000 gram
bayi boleh dirawat diluar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.
e). Ruangan yang hangat.
Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian
BB Suhu ruangan
1500-2000 gram 28 – 30 oC
>2000 gram 26 – 28 oC
19
a. Subjektif ( S )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga
melalui anamnese sebagai langkah I Varney.
b. Objektif ( O )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. Assesment ( A )
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa /masalah, antisipasi
diagnosa/masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d. Planning ( P )
Mengambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan implementasi (I)
dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 langkah
Varney
24