Anda di halaman 1dari 3

8 Peran Tenaga Kesehatan

1) Menurut Safitrasari (2012), menurut penelitiannya peran dari perawat terhadap difabel
yang ada didalam temuan lapangan terdiri dari
a) Pemberi asuhan keperawatan, pada peran ini dimana perawat melakukan dan
memperhatikan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh anak-anak disabilitas dengan
melakukan pemberi pelayanan keperawatan seperti membantu memandikan, member
makan, mengganti pakaian, memberikan vitamin, dan menggantikan popok secara
rutin
b) Edukator, pada peran ini dimana perawat melakukan pendidikan dan pengetahuan
serta latihan kepada anak-anak asuh, seperti kegiatan speech, terapi, fisioterapi
c) Coordinator, pada peran ini perawat yang ada melakukan pengarahan melalui
perencanaan serta melakukan pengorganisasian terehadap pelayanan kesehatan.
Misalnya: melakukan evaluasi, monitoring
Safitri (2012) juga menyatakan bahwa peran lainnya adalah denga pemberian dukungan
sosial kepada difabel, dukungan sosial tersebut meliputi
a) Perhatian secara emosional, suatu bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada
anak asuh berupa sikap peduli dari perawat dengan memberikan kasih sayang dan
cinta yang begitu besar kepada anak-anak asuhnya
b) Bantuan instrumental, berupa perawatan atau pengasuhan, bantuan akan pemenuhan
kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, obat-obatan
c) Pemberi informasi, berupa pengetahuan atau pelatihan yang dilakukan bagi anak-anak
asuh dengan tujuan agar anak dapat mandiri.
2) Menurut Jarmitia, Sulistyani, Yulandari, Tatar, dan Santoso (2016), menyatakan bahwa
penyandang disabilitas dalam konteks kehidupan sosial, mendapatkan dukungan sosial
dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitarnya yang dapat memberikan perhatian dan
dukungan terhadap proses pembentukan kepercayaan diri. Peran dan keluarga memiliki
peranan dalam pemberian perhatian, dukungan, penghargaan dan perlindungan pada
penyandang disabilitas karena keberadaan keluarga memberi arti hidup yang membuat
individu tersebut merasa diterima sehingga dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga
dan perawat memengaruhi individu dalam pembentukan dan pengembangan kepercayaan
diri. dukungan sosial terdiri dari 5 yakni, (a) dukungan instrumental yaitu penyediaan
materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti memberikan sesuatu
pelayanan dan dukungan yang berupa uang atau barang, (b) dukungan informasional
yaitu mendapatkan saran dan menerima nasehat untuk pemecahan masalah, (c) dukungan
emosional yaitu mendapatkan perhatian dan empati (d) dukungan penghargaan yaitu
penilaian positif terhadap ide‐ide, perasaan dan performa diri sendiri dari orang lain,
dorongan untuk maju, serta (e) dukungan dari kelompok sosial, individu merasa menjadi
anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat, rasa memiliki,
diperhatikan, dan aktivitas sosial dengan kelompok, dengan demikian individu akan
merasa senasib.
3) Menurut Nadhila (2016), pemberian motivasi kepada diri manusia memberi energi,
mengaktifkan dan menggerakkan ke arah perilakunya untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berdasarkan tiga kelompok kebutuhan yaitu eksistensi (existence),
keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth). Kebutuhan akan eksistensi
memperhatikan keberadaan materiil dasar manusia, mencakup kebutuhan psikologis serta
kebutuhan keamanan keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan
emosional. Kebutuhan akan keterhubungan merupakan hasrat untuk memelihara
hubungan antar pribadi atau interaksi dengan orang lain, meliputi hasrat sosial (kasih
sayang, rasa memiliki, diterima baik, persahabatan) dan penghargaan dari faktor eksternal
(penghormatan dari luar, status, pengakuan, perhatian). Sementara kebutuhan akan
pertumbuhan merupakan hasrat instrinsik untuk perkembangan diri, mencakup
komponen-komponen intrinsik penghargaan (harga diri, otonomi, prestasi) dan
karakteristik aktualisasi diri (dorongan untuk menjadi sesuatu atau sesuai dengan
ambisinya; pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri)

Jarmitia, S., Sulistyani, A., Yulandari, N., Tatar, F.M., dan Santoso, H. (2016). Hubungan Antara
Dukungan Sosial dengan Kepercayaan Diri pada Penyandang Disabilitas Fisik Di SLB Kota
Banda Aceh. Banda Aceh: Jurnal Psikoislamedia. ISSN: 2503-3611, Vol.1, No.1, hal 61-69.
Diuduh pada tanggal 5 Desember 2017. Pukul 23.45. http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/download/1483/1084
Safitrasari, D. (2012). Dukungan Sosial Oleh Perawat Terhadap Anak Penyandang Cacat Ganda
Di Wisma Tuna Ganda-Palsigunung. Depok: Fakulas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Indonesia. Diuduh pada tanggal 5 Desember 2017. Pukul 23.47. http://lib.ui.ac.id/file?
file=pdf/abstrak-20289879.pdf

Nadhila, N. (2016). Motivasi Penyandang Disabilitas Fisik Tuna Netra Usia Dewasa Awal dan
Dewasa Madya. Tangerang: Universitas Pembangunan Jaya. Diuduh pada tanggal 5 Desember
2017. Pukul 23.50.
https://www.researchgate.net/profile/Nurin_Nadhilla/publication/309122323_Motivasi_Penyand
ang_Disabilitas_Fisik_Tuna_Netra_Usia_Dewasa_Awal_dan_Dewasa_Madya_Nurin_Nadhilla/l
inks/57ffd6b008aec3e477eac671/Motivasi-Penyandang-Disabilitas-Fisik-Tuna-Netra-Usia-
Dewasa-Awal-dan-Dewasa-Madya-Nurin-Nadhilla.pdf

Anda mungkin juga menyukai