KEWARGANEGARAAN
SISTEM PEMERINTAHAN INGGRIS
KELOMPOK 4
XII IPA 1
Fachmi Fachriyandana
Feby Kurniya
Ferdinand Melyanus Nagal
Muh. Agus Priyetno
Mukhlisah Yunus
Muthaharah Yunus
Putri Atika
Sanches Nurcahya
Trie Hermawan Putranto
Inggris adalah Negara kesatuan (Unitary State) dengan sebutan United Kingdom yang
terdiri atas England, Scotland, Wales, dan Irlandia Utara. Inggris berbentuk kerajaan
(Monarki). Inggris dikenal sebagai induk parlementaria (The Mother of Parliaments) dan
pelopor dari sistem parlementer. Inggrislah yang pertama kali menciptakan suatu
parlemen yang workable. Artinya, suatu parlemen yang dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum yang mampu bekerja memecahkan masalah sosial ekonomi
kemasyarakatan. Melalui pemilihan yang demokratis dan prosedur parlementaria,
inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan kesejahteraan Negara
(welfare state). Sistem pemerintahannya didasarkan pada konstitusi yang tidak tertulis.
Konstitusi Inggris tidak terkodifikasi dalam satu naskah tertulis, tetapi tersebar dalam
berbagai peraturan, hukum, dan konvensi. Istana Westminster, "Ibu semua parlemen."
Parlemen atau badan perwakilan terdiri atas dua bagian (bikameral), yaitu
House of Commons dan House of Lord. House of Commons atau Majelis Rendah adalah
badan perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat di antara calon-
calon partai politik inggris. House of Lord atau Majelis Tinggi adalah perwakilan yang
berisi para bangsawan dengan berdasarkan warisan. House of Commons memiliki
kekuasaan yang lebih besar daripada House of Lord. Inggris menganut Parliaments
Soveregnity, artinya kekuasaan yang sangat besar pada diri parlemen. Kabinet adalah
kelompok menteri yang dipimpin oleh perdana menteri. Kabinet inilah yang benar-benar
menjalankan praktik pemerintahan. Anggota cabinet umumnya berasal dari House of
Commons. Perdana menteri adalah pemimpin dari partai mayoritas di House Of
Commons. Masa jabatan kabinet sangat tergantung kepercayaan dari House of
Commons.
Inggris menganut sistem dwipartai. Di Inggris terdapat dua partai besar yang
saling bersaing dan memerintah. Partai tersebut adalah Partai Konservatif dan Partai
Buruh. Selain itu ada partai-partai kecil lainnya. Berbeda dengan Negara-negara lain
yang menggunakan sistem banyak partai, pemerintahannya tidak kuat (tidak stabil).
Partai yang menang dalam pemilu dan setidak-tidaknya merupakan setengah dari
seluruh suara yang berada di House of Commons ditambah satu suara dan mayoritas di
parlemen merupakan partai yang memerintah kabinet harus bertanggung jawab kepada
parlemen. Karena kedudukan partai yang menang dalam House of Commons sedemikian
kuat dengan tercapainya suara terbanyak tadi, maka pemerintah atau kabinet selalu
disokong oleh parlemen. Dengan demikian, pemerintahan Inggris dikatakan kuat.
Sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi. Oposisi dilakukan oleh partai yang
kalah dalam pemilihan. Para pemimpin oposisi membuat semacam cabinet tandingan.
Jika sewaktu-waktu kabinet jatuh, partai oposisi dapat mengambil alih penyelenggaraan
pemerintahan.
Di Inggris, terdapat hak badan eksekutif untuk membubarkan parlemen. Apabila
terjadi konflik antara kabinet dengan parlemem, Raja akan dapat membubarkan
parlemen, bukan kabinet. Oleh karena itu, Parlemen selalu berhati-hati untuk
melaksanakan votum-nya untuk menjatuhkan kabinet. Badan peradilan ditunjuk oleh
kabinet sehingga tidak ada hakim yang dipilih. Meskipun demikian, mereka menjalankan
peradilan yang bebas dan tidak memihak, termasuk memutus sengketa antara warga
dengan pemerintah.
Parlemen merupakan salah satu bagian pemerintahan Inggris yang tertua dan
paling dihormati. Kata parlemen berasal dari bahasa kata Perancis “parler” yang berarti
berbicara. Kata ini digunakan untuk menyebut pertemuan dewan raja Inggris abad ke-
13. Penerusnya adalah dewan feudal raja, Curia Regis, yang didahuliu oleh Anglo-Saxon
Witan atau Witenagemot. Parlemen merupakan perangkat yang menjadi rujukan raja-
raja di abad pertengahan untuk membatu menjalankan pemerintahan dan menelaah
gagasan yang harus dikonsultasikan oleh raja dengan pembantu-pembantunya.
Abad ke-19, House of Commons menjadi demokratis. The Great Reform Bill
tahun 1832 mengizinkan kelas menengah memberikan suaranya untuk kali pertama.
Peraturan (Akta) 1867 dan 1884 memberikan hak suara pada kelas pekerja dan pada
kelas lainnya tahun 1885, sehingga menciptakan equal electoral districs. Akta Parlemen
1911 memperlemah House of Lords. Perempuan yang minimal berusia 30 tahun diberi
hak suara tahun 1918, namun kemudian diturunkan menjadi minimal 21 tahun 1928.
Tahun 1969, usia minimal untuk bisa member suara pada pemilu diturunkan menjadi 18
tahun.
House of Commons (Majelis Rendah) memiliki 659 anggota, yang dipilih dengan
sistem distrik dengan porsi yang sama (equal-size districs) oleh pemilih yang berusia
minimal 18 tahun. Masa tugas maksimum parlemen adalah lima tahun. Jika kabinet yang
dibentuk oleh partai berkuasa di House of Commons mendapat mosi tidak percaya atau
gagal menjalankan fungsinya di majelis ini, maka kabinet tersebut harus mengundurkan
diri atau membubarkan diri. Pemilu dapat dilaksanakan dalam waktu tiga minggu. Oleh
karena ketatnya aturan partai, keputusan penting sering tidak dicapai oleh parlemen,
melainkan dalam kaukus partai atau rapat-rapat yang tidak begitu formal.
The House of Lords, yang beranggotakan sekitar 1200 orang, terdiri dari para
uskup agung Gereja Inggris (Archbishop) serta hederitary peers (berasal dari keluarga
bangsawan) dan life peers (diangkat berdasarkan prestasi atau jasa terhadap Negara),
semuanya ditunjuk oleh raja/ratu. Kekuasaan House of Lords pernah menyamai House
of Commons. Namun tahun 1911, kekuasaannya dibatasi menjadi 30 hari. Kemudian,
melalui peraturan lain, kekuasaannya menjadi 30 hari untuk penetapan anggaran dan
dua tahun untuk tujuan lain. Tahun 1948, kekuasaanya dikurangi menjadi satu tahun
saja. House of Lords tidak memiliki prosedur seformal House of Commons, tetapi dapat
melakukan penelitian dan pertimbangan tambahan untuk memperbaiki kinerja legislatif.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai mahkamah tertinggi, perwakilannya dibatasi
pada peers yang memiliki pengalaman hukum saja, termasuk the Lords of Appeal in
Ordinary (Ahli hukum umum), life peers yang ditunjuk (sejak 1876) untuk meningkatkan
kemampuan hukum House of Lords. The Peerage Act tahun 1963 memungkinkan
hereditary peers mengundurkan diri dan memperoleh status dan hak anggota parlemen
House of Commons.