SISTEM PENDINGIN
OLEH:
PERALATAN PENUNJANG
1. Sarung Tangan
2. Kaca Mata Bening
3. Portable Termometer
4. Buku Panduan
5. Alat Peraga TEACH APN-PAC-01
LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatan ini
2. Baca dan pahami teori dasar dengan baik
3. Amati Indoor dan Outdoor Unit dan beri komponen komponen dalam
diagram
Chart Title
35
29.6 29
30
25.9
24.1
25
20
15
10
0
Inl et Outl et
Evaporator Ai r Temperature Kondes or Ai r Temperature
KESIMPULAN:.................................
BAB II
Pemahaman Siklus Refrigerasi
OBJEKTIF
Setelah melakukan pengamatan ini diharapkan mampu memahami siklus dasar
refrigerasi pada Packaged Air Conditioner.
TEORI DASAR
A-B : Un-useful superheat ( kenaikan temperature yang menambah beban
kompresor) sebisa mungkin dihindari kontak langsung antara pipa dan udara
sekitarnya dengan cara menginsulasi pipa suction
B-C : Proses Kompresi Gas, gas refrigerant bertekanan dan temperature
rendah dinaikan tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media
pendingin di condenser pada proses kompresi ini refrigerant mengalami
superheat yang sangat tinggi
C-D : Proses de-superheating, temperature refrigerant mengalami penurunan,
tetapi tidak mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas
D-E : Proses Kondensasi, terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi
cair tanpa merubah temperaturnya
E-F : Proses Sub Cooling di Kondenser, refrigerant yang sudah dalam bentuk
cair masih membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan
temperature
F-G : Proses sub cooling di pipa liquid,refrigerant cair masih mengalami
penurunan temperature karena temperaturnya masih diatas temperature udara
sekitar
G-H : Proses Ekspansi, refrigerant dalam bentuk cair diturunkan tekananannya
sehingga temperature saturasinya berada di bawah temperature ruangan yang
didinginkan,tujuannya agar refrigerant cair mudah menguap di evaporator
dengan cara menyerap kalor dari udara yang dilewatkan ke evaporator
H-I : Proses Evaporasi,,refrigerant yang bertemperatur rendah menyerap kalor
dari udara yang dilewatkan ke evaporator
I-A : Proses Superheat di evaporator, gas refrigerant bertemperatur rendah
masih menyerap kalor dari udara karena temperaturnya yang masih dibawah
temperature udara
PERALATAN PENUNJANG
1. Sarung Tangan
2. Kaca Mata Bening
3. Portable Termometer
4. Buku Panduan
5. Alat Peraga TEACH APN-PAC-01
LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatan ini
2. Baca dan pahami teori dasar dengan baik
3. Hidupkan Power Switch
4. Tunggu sekitar 3 menit sampai outdoor unit bekerja dan biarkan sistem
bekerja hingga stabil ( lebih kurang 15 menit )
5. Analisa point A ke B. Catat temperature Evaporator Outlet (T4) dan
temperature Suction (T1)
11. Analisa Point G ke H catat tekanan tinggi (PG2) dan tekanan rendah
(PG1)
13. Analisa point I ke A catat tekanan rendah (PG1) dan catat temperature
di evaporator outlet (T4)
30
25.4
25
20
15
10
0
T4 T1
˚C
12
10
4 2.62
2
0
PG2 PG1
Bar
31.8
31.6
31.4
31.4
31.2
31
COT T3
˚C
KESIMPULAN:..................................................................................................
BAB III
Perhitungan Rasio Kompresi
OBJEKTIF
Setelah melakukan pengamatan ini diharapkan mampu memahami cara
melakukan perhitungan rasio kompresi dari sebuah kompresor
TEORI DASAR
Rasio kompresi adalah perbandingan tekanan absolut discharge dengan tekanan
absolut suction. Semakin besar nilai rasio kompresi maka semakin tidak efisisen
sebuah mesin kompresi
PERALATAN PENUNJANG
1. Sarung Tangan
2. Kaca Mata Bening
3. Barometer
4. Cardboard
5. Buku Panduan
6. Alat Peraga TEACH APN-PAC-01
LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatan ini
2. Baca dan pahami teori dasar dengan baik
3. Hidupkan Power Switch
4. Tunggu sekitar 3 menit sampai outdoor unit bekerja dan biarkan sistem
bekerja hingga stabil ( lebih kurang 15 menit )
5. Ukur tekanan udara sekitar dengan menggunakan barometer
Rasio Kompresi
14 13.1
12
10
4
2.55
2
0
PG1 PG2
Ras i o Kompres i A=B=C
KESIMPULAN:......................................................................................................
BAB V
Pengukuran Superheat
OBJEKTIF
Setelah melakukan pengamatan ini di harapkan siswa memahami cara melakukan
perhitungan dan pengukuran pada sistem refrigerasi untuk menentukan nilai
superhead
TEORI DASAR
Superhead adalah proses pemanasan lanjut yaitu pemanasan suatu zat di atas
temperatur saturasinya. Superhead bisa terjadi apabila media sekitar zat tersebut
temperaturnya berada diatas temperatur saturasi zat tersebut.
Superhead pada sistem refrigerasi dapat terjadi di dua area,yaitu di Evaporator dan
di jalur suction line sampai masuk ke inlet kompresor
Superhead di Evaporator = Temperatur Evaporator Outlet-temperatur Evaporasi
Superhead di Suction line = Temperatur Compresor Inlet-temperatur Evaporator
Outlet
Total Superhead = Temperatur Compresor Inlet- temperatur Evaporasi
PERALATAN PENUNJANG
1. Sarung tangan
2. Kaca Mata Bening
3. Buku panduan pratikum
4. Alat peraga TEACH APN-PAC-01
LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatan ini.
2. Baca dan pahami teori dasar dengan baik.
3. Hidupkan POWER switch
4. Tunggu sekitar 3 menit sampai outdoor unit bekerja. Dan biarkan sistem
bekerja hingga stabil ( lebih kurang 15 menit )
5. Evaporator dan Suction Line Superheat A. Catat tekanan rendah ( PG1 )
temperature evaporator outlet, dan temperatur suction line / compressor
inlet ( T1 )
No Point Pengukran Hasil Pengukuran
Low Pressure gauge ( PG1 ) 1,58579 Bar
1
Evaporation Temperature 25 ˚C
2 Evaporator Outlet Temperature 24,3 ˚C
3 Section Line/Compressor Inlet Temperature ( T1 ) 29,5 ˚C
6. Tutup sebagian evaporator dengan cordboard hingga aliran udara terhalang
dan tekanan PG1 turun sekitar 10% dari kondisi tekanan normal.
7. Evaporator dan Suction Line Superheat B. Catat tekanan rendah ( PG1 )
temperatur evaporator outlet, dan temperatur Suction Line / Compressor
Inlet ( T1 )
No Point Pengukran Hasil Pengukuran
Low Pressure gauge ( PG1 ) 1,5879 Bar
1
Evaporation Temperature 23,2 ˚C
2 Evaporator Outlet Temperature 20,1 ˚C
3 Section Line/Compressor Inlet Temperature ( T1 ) 29,3 ˚C
8. Tutup lebih rapat lagi aliran udara yang masuk ke Evaporator hingga
tekanan suction turun sekitar 15% dibawah tekanan normalnya
9. Evaporator dan Suction Line Superheat C. Catat tekanan rendah ( PG1 )
temperatur evaporator outlet, dan temperatur Suction Line / Compressor
Inlet ( T1 )
No Point Pengukran Hasil Pengukuran
Low Pressure gauge ( PG1 ) 1,516 Bar
1
Evaporation Temperature 25,7 ˚C
2 Evaporator Outlet Temperature 22,9 ˚C
3 Section Line/Compressor Inlet Temperature ( T1 ) 28,8 ˚C
3030.3 30.6
29 29.5
25 25 24.3
20
15
10
0
Temperature Outlet Temperatur Inlet Temperatur
Kondensor Evaporator
Perbandingan Kondensor & Liquid Sub-Cooling B Dengan Evaporator dan Suction Line Superheat B
35
3029.4 30.8
29.2 29.3
25
23.2
20 20.1
15
10
0
Temperature Outlet Temperatur Inlet Temperatur
Kondensor Evaporator
Perbandingan Kondensor & Liquid Sub-Cooling C Dengan Evaporator dan Suction Line Superheat C
35
3029.6 30.9
29 28.8
2525.7
22.9
20
15
10
0
Temperature Outlet Temperatur Inlet Temperatur
Kondensor Evaporator