PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengeahui konsep persalinan dan jenis-jenis persalinan
2. Agar dapat mengetahui bagaimana pemantauan kesejahteraan janin
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Keregangan
Oto rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang semakin membesar dan
menjadi tegang menyebabkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini menjadi
salah satu faktor yang dapat menganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda seringkali terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses
persalinan. (Sumarah dkk, 2009)
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkatkan sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi
persalian. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadi
persalian.
C. Tahapan Persalianan
Persalian dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka daro 0
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II dengan kala
pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong
keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta
terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya
plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah
terjadi pendarahan post partum.
1. Persalinan Kala I
4. Kala IV (Observasi)
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partem. Tujuan
asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalian
dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memberikan aspek sayang ibu sayang bayi.
Observasi yang harus dilakukan dalam kala IV adalah:
a. Tingkat kesadran pasien
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
c. Kontraksi uterus
d. Terjadi pendarahan. Pendarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400-500 cc.
D. Tujuan Asuhan Persalinan
Kelahiran merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dsn
keluargamya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang
normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi
komplikasi yang mengancam nyawa juga akan selalu menintai baik ibu maupun
bayinya sepanjang kelahiran. Persalian bersih adan aman serta pencegahan
komplikasi dapat mencegah meningkatnya kematian ibu. Penatalaksanaan
komplikasi yang terjadi selama persalinan dan setelah bayi lahir pada tingkatan
tertentu mempunyai keterbatasan karena komplikasi tidak selalu mudah
ditatalaksana di setiap tempat atau keadaan. Fokus utam dari asuhan persalinan
adalah mencegah terjadinya komplikasi. Deteksi dini dan pencegahan komplikasi
selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian
ibu dan bayi baru lahir.
Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehtan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui bebagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap intervensi minimal sehingga orinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Sedangkan penolong persalinan bisa seorang bidan, dokter umum atau spesalis
obstetri-ginekologi.
Lima aspek dasar atau disebut Lima Benang Merah diarasa sanat penting
dalam memberikan asuhan persalinan dan kelahiran bayi yang bersih dan aman.
Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal maupun
patalogis. Kelima aspek ini akan selalu berlaku dalam penetaklaksanaan
persalinan, mulai dari kala I sampai IV termasuk penatalaksanaan bayi baru lahir.
Kelima benang merh tersebut adalah:
a. Membuat keputusan klinik.
b. Asuhan sayang ibi dan sayang bayi.
c. Pencegahan infeksi.
d. Pencatatan (rekam medik).
e. Rujukan.
c. Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) merupakan komponen tidak terpisah dengan
tindakan-tindakan lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.
Pencegahan infeksi harus diterapkan dlam setiap aspek asuhan untuk melindungi
ibu, bayi lahir, kaluarga, penolong perssalinan dan tenaga kesehatan lainnya
dengan jalan menghindarikan trasmisi penyakit yang lainnya yang disebabkan
oleh bakteri, virus, dan jamur. Penyakit berbahaya yang masih sampai saat ini
belum ditemukan cara pengobatannya, seperti Hepatitits dan HIV/AIDS.
Tindakan pencegahan infeksi termasuk dalam tindakan :
1. Mencuci tangan.
2. Memakai sarung tangan.
3. Memakai perlengkapan perlindungan diri (celemek atau pakaian penutup, kaca
mata, sepatu tertutup).
4. Menggunakan teknik aseptsis atau teknik aseptik.
5. Memperoses alat bekas pakai.
6. Menangani peralatan tajam dengan aman.
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta membuang sampah denga
benar.
d. Pencatatan
Pencatatan merupakan bagian penting dari proses membuat keputusana klinik
karena dengan pencatatan yang benar memungkinkan penolong persalinan dapat
terus menrus memperhatikan asuhan yang sudah diberikan selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Catat yang sudah ada dapa tdikaji ulang jika
diperlukan dan sangat memungkinkan untuk menganalisis data yang telah
dikumpulakan agar dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta
membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya.
e. Rujukan
Tindakan rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitasi kesehatan
atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharpkan mampu menyelamatkan jiwa
paraa ibu dan bayi baru lahir. Anjurkan ibu untuk membahas rujukan dan
membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarga serta tawarkan untuk
berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan antisipasi rencana
rujukan.
Persiapan dan informasi yang perlu dimasukkan dalam rencana rujukan :
1. Siapa yang yang akan menemani ibu dan bayi baru lahir.
2. Tempat-tempat mana saja yang disukai ibu dan keluarga.
3. Sarana transportasi yang akan digunakaan dan siapa yang akan
mengendarai.
4. Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transfusi darah diperlukan.
5. Uang untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
6. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu
tidak di rumah pada ibu pada kehamilan keduan.
Apabila ibu dan keluarga belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya
penting untuk mendiskusikan rencana rujukan tersebut dengan ibu dan
keluarganya pada saat awal persalinan. Rujukan tepat waktu adalah unggulan
asuhan sayang ibu dalam upaya mendukung keselamatan ibu.
E. Tanda-Tanda Persalinan
Persalinan patut diwaspadai jika setelah usia kehamilan 22 minggu keatas,
ibu merasa nyeri abdimen berulang yang disertai dengan cairan lendir yang
mengangandung darah atau show. Agar dapt mendiagnose persalinan, bidan harus
memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang cukup.
1. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks
secra progresif menipis dan membuka.
2. Kontraksi yang cukup atau adekuat, kontraksi dianggap adekuat jika :
a. Kontaksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontaksi
berlangsung sedikitnya 40 detik.
b. Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidak bisa menekan uterus
dengan menggunakn jari tangan.
2. Persalinan Abnormal
a. Distosia
Persalinan yang sulit dan ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat.
Keadaan ini diakibatkan empat abnormalitas yang berbeda, yang dapat terjadi
satu demi satu atau dalam kombinasi :
1. Abnormalitas kekuatan mendorong. Kontraksi uterus yang tidak cukup kuat
atau koordinasi yang tidak tepat untuk penipisan dan dilatasi serviks-
disfungsi uterus. Mungkin juga otot volunteer ibu yang tidak kuat selama
persalinan kala dua.
2. Abnormalitas presentasi,posisi,atau perkembangan janin.
3. Abnormalitas tulang panggul ibu-yaitu,kontraksi pelvis.
4. Abnormalitas jaringan panggul ibu-yaitu kontraksi pelvis.
c. Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air
ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul
sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang
diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu
melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan
bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih
cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala. Implantasi
plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah
terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 ).
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
a. Sudut Ibu
b. Keadaan rahim
o Rahim arkuatus
o Septum pada rahim
o Uterus dupleks
o Mioma bersama kehamilan
c. Keadaan plasenta
o Plasenta letak rendah
o Plasenta previa
d. Keadaan jalan lahir
o Kesempitan panggul
o Deformitas tulang panggul
o Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
4. Pelahiran Caesar
a. Pengertian
A. USG(Ultrasonography)
USG merupakan alat bantu diagnostic yang semakin penting didalam pelayanan
kesehatan ibu hamil, bahkan mungkin saja suatu saat alat USG ini menjadi sepertis
tetoskop bagi dokter spesialis obstetric dan ginekologi. Salah satu fungsi penting
dari alat ini adalah menentukan usia gestasi dan pemantauan keadaan janin
(deteksidinianomali). Pemeriksaan panjang kepala-bokongjanin(CRL= crown-
rumplength) yang dilakukan pada kehamilan trimester pertama memiliki akurasi
dengan kesalahan kurang dari satu minggu dalam hal penentuan usia gestasi.
Pengukuran CRL ini juga merupakan satu-satunya parameter tunggal untuk
penentuan usia gestasi dengan kesalahan terkecil. Pengukuran diameter biparietal
(DBP) atau panjang femur memiliki kesalahan lebih dari satu minggu. Manfaat lain
dari pemeriksaan USG adalah penapisan anomaly congenital yang dilakukan rutin
pada kehamilan 10–14 minggu dan 18–22 minggu. Janin-janin dengan kelainan
bawaan, terutama system saraf pusat dan jantung akan memberikan perubahan
dalam pola gerak janin dan hasil kardiotokografi. Jangan sampai kesalahan
interpretasi kardiotokografi terjadi akibat tidak terdeteksinya cacat bawaan pada
janin.
B. Observasi Gerak Janin
Pemantauan gerak janin sudah lama dilakukan dan banyak tata cara yang
diperkenalkan, tetapi tidak ada satu pun yang lebih superior dibanding lainnya.
Gerak janin ini dipantau sejak kehamilan 28 minggu setelah system susunan saraf
pusat dan autonom berfungsi dengan optimal. Pemantauan ini terutama dilakukan
pada kehamilan resiko tinggi terhadap terjadinya kematian janin atau asfiksia.
Misalnya pada kasus pertumbuhan janin terhambat. Ada dua cara pemantauan, yaitu
cara :
a. Cara Cardiff
Pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi, tidur miring kekiri atau duduk, dan
menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan janin. Bila
hingga jam 9 malam tidak tercapai 10 gerakan, maka pasien harus segera
kedokter/ bidan untuk penanganan lebih lanjut.
b. Cara Sadovsky
Pasien tidur miring kekiri, kemudian hitung gerakan janin. Harus dapat dicapai 4
gerakan janin dalam satu jam, bila belum tercapai, waktunya ditambah satu jam
lagi, bila ternyata tetap tidak tercapai 4 gerakan, maka pasien harus segera
berkonsultasi dengan dokter/ bidan.
2. Pernafasan
Gambaran pada respirasi janin adalah gerakan dinding pada paradoks.
Selama inspirasi dinding dada justru kolaps dan abdomen menonjol (Jhonson
dkk., 1988). Ada 2 jenis gerakan pernapasan:
1. Nafas tersengal-sengal (gasps atau sighs) yg terjdi dgn frekuensi 1-4/mnt
2. Letupan gerakan nafas irreguler (irreguler bursts of breathing) yg terjadi dgn
laju sampai 240 siklus/mnt (Dawes, 1974)
Tujuan EFM :
1. Denyut jantung janin mengalami penyesuaian konstan karena menanggapi
lingkungan dan rangsangan lainnya.
2. Monitor janin mencatat detak jantung bayi yang belum lahir dan grafik
pada selembar kertas.
3. Pemantauan janin elektronik biasanya disarankan untuk kehamilan
berisiko tinggi, saat bayi berada dalam bahaya kesusahan.
4. Alasan khusus untuk EFM meliputi: bayi dalam posisi sungsang,
persalinan premature.
Sumarsih, dkk. 2009, perawatan ibu bersalin ( asuhan kebidanan ibu bersalin ),
Yogyakarta :Fitramaya
Dewi, dkk.2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, jakarta Salemba Medika
KONSEP PERSALINAN DAN JENIS-JENIS PERSALINAN
Disusun oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017