Di susun oleh :
Fadilah Abbas Saleh pasallo
NIM: PO7220116171
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt,yang telah memberikan rahmat,hidayah
serta kesempatan kepada kelompok kami,sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah Ilmu keperawatan dasar 4 “kebutuhan cairan elektrolit” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen pembimbing
kami , yang telah membimbing serta mengajarkan kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Seperti kata pepatah “Tiada gading yang Tak
Retak”,demikian pula dengan makalah ini,tentu masih banyak kekurangan,maka dari pada
itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah
ini. Akhir kata kami sampaikan,semoga makalah ini dapat berguna dan membantu para
mahasiswa
DAFTAR ISI
BAB.I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan…
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Fungsi Cairan Tubuh
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
2. 4 Larutan Isotonik, Hipotonik, dan Hipertonik
2.5 Komposisi cairan infus,indikasi,dan kapan penggunaanya
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu :
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
2.2 Fungsi Cairan Tubuh
memberi bentuk pada tubuh
berperan dalam pengaturan suhu tubuh
berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
sebagai bantalan
sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
untuk performa kerja fisik
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain:
a. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh terhadap
proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak
di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang
dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih
besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga
dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur
dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan
yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal
b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit.
Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan
penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang
dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water
loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
c. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan
mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini,
cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL
pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan
usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan
kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit.
Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka
dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang
biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat
berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas
dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan
tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah
simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh
mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan
glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress
juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi
produksi urine.
f. Penyakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL,penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh
g. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar
kalsium dan kalium.
h. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan
tubuh. Selain itu, penggunan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar
kalium akan meningkat. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium
dan air dalam tubuh.
i. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan.
Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan beberapa
klien lainya justru mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui
intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat
anastesia.
2.4 Larutan Isotonik, Hipotonik, dan Hipertonik
Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehinggasetiap
perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktudetik atau
menit untuk mencapai keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatifkecil pada
zat terlarut dalam cairan ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotic
yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasi
membran sel bila cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan keseimbangan
osmotik.Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonikadalah istilah yang digunakan
untukmembandingkan tekanan osmoticdari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan
oleh membran sel.
Larutan hipotonik
Larutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan
larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnya
lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka
akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya
sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengahnormal
saline (1/2 NS).. Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serum
darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang
semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan
dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel- sel darah merah. Peristiwa
demikian disebut hemolisa.
Larutan Isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi
dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka
larutan dikatakan isotonik (ekuivalen denganlarutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonik
mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik
yang sama. Isotonis adalah suatu yang larutan yang kita buat konsentrasinya sama besar
dengan cairan dalam tubuh dalam sel darah merah. Harus disamakan agar tidak terjadi
pertukaran.Isoosmotik larutan yg memiliki tek.osmosa yang sama dengan tek. Alat yang
digunakan untuk mengetahui osmosa sel darah digunakan alat yang disebutosmometer.
Larutan Hipertonis
Turunan larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang
lainnya. Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau
dipisahkan dengan membrane semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju
larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh,
larutandekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasilarutan
tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien. Titik beku
besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah,sehingga menyebabkan air
keluar dari sel darah merah melintasi membransemipermeabel dan mengakibatkan terjadinya
penciutan sel-sel darah
merah.Peristiwa demikian disebut plasmolisa. Bahan pembantu mengatur tonisitasadalah :
NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3
Otsu-NS
Indikasi:
a. Untuk resusitasi
b. Kehilangan Na > Cl, misal diare
c. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L
· Na+ = 154
· Cl- = 154
Otsu-RL
Indikasi:
a. Resusitasi
b. Suplai ion bikarbonat
c. Asidosis metabolik
Komposisi : Mengandung elektrolit mEq/L
- Na+ = 130
- Cl- = 108.7
· K+ = 4
- Ca++ = 2.7
- Laktat = 28
MARTOS-10
Indikasi:
a. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
b. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,
stres h
AMIPAREN
Indikasi:
a. Stres metabolik berat
b. Luka bakar
c. Infeksi berat
d. Kwasiokor
e. Pasca operasi
f. Total Parenteral Nutrition
g. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
Komposisi :
Setiap liter Amiparen isi mengandung
L-leucine 14g,
L-isoleucine 8g,
L-valine 8g,
lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g),
L-threonine 5,7g,
L-tryptophan 2g,
L-methionine 3,9g,
L-phenylalanine 7g,
L-cysteine 1g,
L-tyrosine 0,5g,
L-arginine 10,5g,
L-histidine 5g,
L-alanine 8g,
L-proline 5g,
L-serine 3g,
aminoacetic acid 5,9g,
L-aspartic acid 30 w/w%,
total nitrogen 15,7g,
sodium kurang lebih 2 mEq,
acetate kira-kira 1220 mEq.
Sodium bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.
AMINOVEL-600
Indikasi:
a. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
b. Penderita GI yang dipuasakan
c. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
d. Stres metabolik sedang
e. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
Komposisi :
Tiap liter Aminovel 600 berisi
amino acid (L-form) 50g,
D-sorbitol 100g,
ascorbic acid 400mg,
inositol 500mg,
nicotinamide 60mg,
pyridoxine HCl 40mg,
riboflavin sodium phosphate 2,5mg,
Elektrolit :
- Sodium 35 mEq,
- potassium 25 mEq,
- magnesium 5 mEq,
- acetate 35 mEq,
- maleate 22 mEq,
- chloride 38 mEq.
Setiap 50g asam amino berisi :
a. L-isoleucine 3,2gram,
b. L-leucine 2,4g,
c. L-lysine (calculated as base) 2g,
d. L-methionine 3g,
e. L-phenylalanine 4g,
f. L-threonine 2g,
g. L-tryptophan 1g,
h. L-valine 3,2g,
i. L-arginine (calculated as base) 6,2g,
j. L-histidine (calculated as base) 1g,
k. L-alanine 6g,
l. glycine 14g,
m. L-proline 2g
PAN-AMIN G
Indikasi:
a. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
b. Nutrisi dini pasca operasi
c. Tifoid
Komposisi :
Tiap liter infuse mengandung
L-arginine HCl 2,7g,
L-histidine HCl H2O 1,3g,
L-isoleucine 1,8g,
L-leucine 4,1g,
L-lysine HCl 6,2g,
L-methionine 2,4g,
L-phenyilalanine 2,9g,
L-threonine 1,8g,
L-tryptophane 0,6g,
L-valine 2g,
glycine 3,4g,
D-sorbitol 50g
air.
TUTOFUSIN OPS
Per liter :
Natrium 100 mEq,
Kalium 18 mEq,
Kalsium 4 mEq,
Magnesium 6 mEg,
Klorida 90 mEq,
Asetat 38 mEq,
Sorbitol 50 gram.
Indikasi :
a. Air & elektrolit yang dibutuhkan pada fase sebelum, selama, & sesudah operasi.
b. Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit selama masa pra operasi, intra operasi dan
pasca operasi
c. Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit pada keadaan dehidrasi isotonik dan kehilangan
cairan intraselular
d. Memenuhi kebutuhan karbohidrat secara parsial
Kontraindikasi :
Insufisiensi ginjal
intoleransi Fruktosa & Sorbitol
kekurangan Fruktosa-1-6-difosfate
keracunan Metil alkohol
Hati-hati pada :
Penyakit ginjal atau jantung
retensi cairan
hipernatremia
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairanekstrasel
dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritasekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankankeseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhanuntuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asambasa dengan mengatur
keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal,
yangturut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan
ionhidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
3.2 Saran
Pembelajaran terhadap sistem-sistem tubuh yang mengatur keseimbangan cairan danasam-
basa tubuh perlu ditingkatkan, supaya mahasiswa memiliki pengetahuan yanglebih mendalam
tentang regulasi dalam tubuh manusia yang berfungsimempertahankan keseimbangan cairan
dan asam basa
DAFTAR PUSTAKA
ttps://www.academia.edu/6464886/IBD_makalah_cairan_asam_basa_dan_elektrolit
darotussaadah.blogspot.com/2015/03/makalah-infus.htm
=]