Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. 2


BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 4
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………. 4
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………… 5
C. TUJUAN PENULISAN ……………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………. 6
BAB III PENUTUP …………………………………………………………….. 12
A. KESIMPULAN ………………………………………………………… 12
B. SARAN …………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 13

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirramanirrahim

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT, yang sensantiasa memberikan
taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DI INDONESIA”. Karena
ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-
hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode.

Sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, pada
keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya yang senantiasa, telah membawa
kita dari zaman jahiliyah pada zaman era globalisasi yang penuh dengan cahaya ilmu.

Pembuatan makalah ini ditunjukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Ilmu”.
Penulis sadar pada penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangannya,
untuk itu penulis membuka tangan untuk menerima kritikan dan saran yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmatnya atas segala kebaikan yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian makalah ini, dan dapat

2
balasan dari Allah SWT. Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Akhirnya penulis serahkan segala
sesuatunya pada Allah SWT, semoga amal ibadah semua diterima dan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin.
Wasalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Oktober 2017

Penulis

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara indonesia adalah negara dengan letak yang strategis, yaitu diantara 2
samudera dan 2 benua. Oleh karena itu, indonesia juga menjadi transit bagi jalur
transportasi dari asia ke australia, dan dari hindia ke pasifik. Maka dari itu, sangat
penting bagi kita untuk mengetahui perkembangan jalur transportasi dan perdangan
internasional di Indonesia. Transportasi atau pengangkutan merupakan suatu bidang
kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya
transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain,
keadaan geografis indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar
(archipelago), perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang
memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna
menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi
adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang
menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran kebutuhan
pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan
diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya, sektor industri, perdagangan,
pariwisata, dan pendidikan. Secara umum transportasi memegang peranan penting
dalam dua hal yaitu pembangunan ekonomis dan pembangunan non ekonomis.
Tujuan yang bersifat ekonomis misalnya peningkatan pendapatan nasional,
mengembangkan industri nasional dan menciptakan serta memelihara tingkat
kesempatan kerja bagi masyarakat. Sejalan dengan tujuan ekonomis tersebut adapula
tujuan yang bersifat non ekonomis yaitu untuk mempertinggi integritas bangsa, serta
meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional.
Hal tersebut menunjukkan arti pentingnya tranportasi di Indonesia, sehingga
pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan transportasi atau pengangkutan
mutlak diperlukan. Suatu pembangunan dinilai baik dan berkualitas tidak hanya

4
mengenai peningkatan mutu sarananya saja, tetapi juga harus menyangkut
pembangunan aspek hukum transportasi sendiri. Pembangunan hukum tidak hanya
menambah peraturan baru atau merobah peraturan lama dengan peraturan baru tetapi
juga harus dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi semua pihak
yang terkait dengan sistem transportasi terutama pengguna jasa transportasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana perkembagan jalur transportasi di Indonesia?.
2. Bagaimana perkembagan jalur perdagangan internasional di Indonesia?.

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas geografi.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur transportasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan jalur perdagangan internasional di
Indonesia.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. PERKEMBAGAN JALUR TRANSPORTASI DI INDONESIA

1. TRANSPORTASI AIR
Berawal dari pelayaran pd masa Kerajaan Bahari (Sriwijaya) dan Majapahit yg
dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, pelayaran Portugis-Spanyol, dan pelayaran
VOC pada abad ke-16, Laksamana Cheng Ho melakukan pelayaran dari Tiongkok ke
Samudra Hindia melewati Kep. Indonesia Bagian Barat, sampai ke Timur Tengah dan
Pantai Timur Afrika dengan tujuan ekspedisi laut yg banyak menginspirasi dlm
pelayaran Spanyol dan Portugis dlm bidang perkapalan.

Pelayaran Cheng Ho di Nusantara diawali Kerajaan Samudra Pasai, dan dilanjutkan


ke Pelabuhan Palembang, P.Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Pelabuhan Muara
Jati. Ia memimpin armada perdagangan dan menyebarkan agama islam di Nusantara,
Malaysia, dan Brunei.

Sementara VOC berhasil merebut pelabuhan dan melakukan monopoli perdagangan


serta melarang pribumi melakukan pelayaran di Perairan Nusantara, VOC
mendominasi dunia maritim Nusantara selama ±2 abad
Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal merupakan alat transportasi
dan komunikasi penting sejak awal peradaban Nusantara. Tak heran, alat transportasi
yang paling banyak ragamnya di Indonesia adalah perahu dan kapal. Setiap daerah
berpantai di Indonesia memiliki jenis perahu tradisional dengan bentuk dan ornamen
khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari Jakarta, Alut Pasa dari Kalimantan
Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari Perairan Bali, dan Kora-kora dari
Maluku.
Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur penghubung utama
antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama yang banyak digunakan adalah

6
perahu. Mulai dari perahu kecil yang disebut kelotok atau ketingting yang bisa
memuat 10 penumpang, hingga bus air berupa perahu panjang (long boat) yang bisa
mengangkut puluhan penumpang.

2. TRANSPORTASI DARAT
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai media lalu-lintas
semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan pembangunan
transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang sudah ada.
Pembangunan jalan raya yang baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang
terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah di seluruh
wilayah Indonesia.
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah sudah mencapai
sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian difokuskan pada
pembangunan jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang
menghubungkan ke daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri. Pada tahun
1993/1994, 152 km jalan raya di bangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah
Sulawesi sepanjang 46 km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di daerah
Maluku sepanjang 23 km.
Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan menggunakan kereta api.
Pembanguan jalur kereta api pertama di Indonesia yang dibangun pada masa colonial
Belanda, terdapat di Pulau Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama kali itu
menghubungkan Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa Tengah
)sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet
van Den Beele ( 17 Juni 1864 ).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan
kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorwe
Maatschappij ( NV NISM )yang dipimpin oleh Ir. J. p. de Bordes. Jalur kereta api ini
dibuka untuk umum tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama

7
dilanjutkan hingga sampai Yogyakarta dan Solo. Keberhasilan pembangunan jalur
kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada daerah-daerah lainnya di Indonesia,
seperti pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera dan Sulawesi, namun di
Pulau Kalimantan belum berhasil dibangun jalur kereta api.
Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatera Selatan
(1914), Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886), Aceh (1874). Pada Tahun
1922 di Sulawesi Selatan juga telah di bangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer
yang menghubungkan Makasar dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalarini mulai
dioprasikan tanggal 1 Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur Makassar-Maros (namun
belum selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan belum sempat dibangun jalur
kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan sepanjang 22 kilometer antar
Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta api yang telah dibangun oleh
pemerintah Hindia Belanda di Indonesia mencapai panjang 6.811. Namun hingga
tahun 1950, jalur kereta api itu menyusut menjadi 5.910 kilometer. Penyusutan ini
terjadi lebih dari 901 kilometer jalur kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api
ini diduga dibongkar oleh pasukan Jepang dan diangkut ke Myanmar untuk
pembangunan jalur kereta api di sana. Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan
jalur kereta api dilakukan antara bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer,
kemudian dilakukan pembangunan jalur Muaro-Pakanbaru sepanjang 22 kilometer.
Pembangunan jalur kereta api yang dilakukan pada masa kedudukan Jepang ini
mengerahkan tenaga romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban.
SetelahIndonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )mengambil-alih perusahaan
perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah ini terjadi tanggal 28
September 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari
pentingdengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di Indonesia
semakin bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali mengalami perubahan nama
perusahaan yang mengolanya seperti menjadi Perusahaan Negara kereta api (PNKA,

8
25 Mei 1963),selanjutnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, 15
September 1971), dan tanggal 2 Januari diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Kereta Api ( PERUMKA ).
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh, maka
Perumka dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia mengoperasikan kereta
cepat. Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995 penggunakan kereta api cepat yang
dinamakan Argo Bromodan Argo Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Untuk menanggapi kebutuhan akan kereta api yang semakin tinggi, Perumka yang
pada tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api Indonesia meluncurkan
kereta api penumpang yang baru sperti Dwipangga, Mahesa, dan Sancaka.
Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara sejak abad
ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat. Kuda banyak dipakai
untuk bepergian karena kekuatan dan kecepatannya. Alat transportasi yang
berkembang pun menggunakan jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang kemudian
berkembang menjadi andong atau delman. Sedangkan untuk mengangkut barang,
selain menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik sapi atau kerbau.
Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa
pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia atau
Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute Batavia-
Buitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang digunakan di
dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan
massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah mempunyai jaringan
trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan penghapusan trem karena
dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus
besar.
Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai
dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Meski sudah
dilarang beroperasi, kita masih bisa menemukan beberapa jenis alat transportasi ini.
Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah bus dan

9
kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi massal yang
modern dan murah seperti bus TransJakarta.
Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih.
Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional seperti
andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.

3. TRANSPORTASI UDARA
Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan. Untuk
kemudahan transportasi, pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli dua pesawat
tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut didanai para pengusaha asal
Aceh. Wilayah Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang belum tersentuh
Belanda.
Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-001
Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melakukan
penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-
Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan
pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia.Industri penerbangan nasional dirintis tahun
1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang dipelopori
Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah satu hasil
rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan penerbangan pertama
pada 1 Agustus 1954.

B. PERDANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA

Diplomasi ekonomi kini menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri
Indonesia. terutama sejak pemerintahan terakhir (era Presiden Joko Widodo).
Presiden Indonesia menyampaikan bahwa seluruh duta besar RI harus berperan
sebagai salesman, dengan porsi 90 persen aspek ekonomi dan hanya 10 persen untuk
aspek politik (Susilo, 2014). Jokowi menginginkan akses pasar-pasar luar negeri

10
diperluas sehingga dapat mendorong volume ekspor Indonesia. Diharapkan dengan
berkembangnya ekspor Indonesia, maka pada akhirnya dapat membantu mendorong
perekonomian dalam negeri termasuk mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.
Diplomasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan ekonomi menjadi bagian yang
semakin penting dalam politik luar negeri di berbagai negara, dan salah satu bagian
dari diplomasi ekonomi ini adalah diplomasi perdagangan. Perdagangan luar negeri
merupakan salah satu variabel penting pertumbuhan ekonomi di suatu perekonomian;
tidak mengherankan bahwa seluruh negara berupaya keras untuk mendorong
kerjasama perdagangan dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mudahnya
tujuan tersebut dapat dicapai dengan mendorong ekspor dalam negeri dan
mengurangi volume impor sebagaimana dipahami oleh para ekonom beraliran
merkantilis.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk Domestik Bruto
(PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan perekonomian di suatu negara dan
dapat menjadi rujukan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan
tingkat pendapatan (income). Maka semakin meningkat ekspor suatu negara,
pendapatan masyarakatakan meningkat pula. Namun demikian, di era perekonomian
terbuka saat ini maka pada saat bersamaan pula arus impor juga akan meningkat yang
dimana dalam pengukuran pertumbuhan ekonomi, meningkatnya nilai impor akan
berdampak terhadap penurunan PDB. Maka dari itu, liberalisasi perdagangan suatu
negara di satu sisi akan mendorong peningkatan nilai perdagangan, namun disisi lain
akan mempengaruhi neraca perdagangannya.

11
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jalur transportasi dan perdangan internasional di indonesia sudah sangat berkembang.


Pada jalur transportasi Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan sarana
transprotasi baik air, darat, maupun udara. Sedangkan, pada perdangan internasional,
indonesia kini sudah memprioritaskan diplomasi ekonomi ke luar negeri.

B. SARAN

Kami sangat menyadari kekurangan kami dalam hal penulisan makalah ini. Jadi
untuk referensi lebih lengkap, pembaca dapat mengunjungi sumber yang kami
lampirkan dalam daftar pustka maupun mencari referensi lain dari buku-buku
maupun dari internet.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, MN. 1996. Manajemen transportasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.


Hobbs, FD. 1995. Perencanaan dan teknik lalu lintas. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Meyer dan Miller. 2001. Urban transportation planning. McGraw-Hill International.
Singapore.
Iswanto, Hadi. 2002. Faktor-faktor pendorong terjadinya kemacetan lalul lintas di
jalan arteri primer kawasan pasar ungaran Kabupaten Semarang. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Wibawa, Arie Bayu. 1996. Tata guna lahan dan transportasi dalam pembangunan
berkelanjuta. Universitas Diponegoro. Semarang.

13

Anda mungkin juga menyukai