Anda di halaman 1dari 16

KONSEPTUAL MENGENAI BEBERAPA PSAK TERPILIH

PSAK 1 DAN PSAK 8


TEMU 8

i
KONSEPTUAL MENGENAI BEBERAPA PSAK TERPILIH

PSAK 1 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK 8 : PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Tujuan
STRUKTUR DAN ISI  Entitas menyesuaikan laporan keuangannya
PENDAHULUAN LAPORAN KEUANGANAN untuk peristiwa setelah periode pelaporan.
 Pengungkapan yang dibuat entitas tentang
Tujuan Penyajian
tanggal pelaporan keuangan diotorisasi untuk
Laporan Identifikasi Laporan Keuangan Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan.
Keuangan Keuangan
agar dapat Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, Pengakuan dan Pengukuran
1. Tujuan laporan keuangan
dibandingkan baik mencakup jumlah pos-pos berikut : aset tetap, properti  Peristiwa Penyesuaian Setelah Periode
Memberikan informasi mengenai posisi
dengan laporan investasi, aset tak berwujud, aset keuangan, persediaan, Pelaporan, contoh: penyelesaian kasus
keuangan, kinerja keuangan, dan arus
keuangan periode piutang, kas dan setara kas, utang usaha, provisi, liabilitas pengadilan setelah periode pelaporan yang
kas entitas yang bermanfaat bagi
sebelumnya Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif memutuskan bahwa entitas memiliki
sebagain besar pengguna laporan
maupun dengan Lain kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
keuangan dalam pembuatan keputusan.
laporan keuangan 2. Laporan keuangan lengkap
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain  Peristiwa Nonpenyesuain Setelah Periode
entitas lain. (laporan penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai Pelaporan, penurunan nilai wajar investasi di
Terdiri dari : laporan posisi keuangan
tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan antara akhir periode pelaporan dan tanggal
pada akhir periode, laporan laba rugi dan
Ruang Lingkup komprehensif lain : Laba rugi; Total penghasilan laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.
penghasilan komprehensif lain selama
Penyajian periode, laporan perubahan ekuitas komprehensif lain; serta Penghasilan komprehensif  Dividen, jika setelah periode pelaporan
Laporan selama periode, laporan arus kas selama untuk periode berjalan. entitas mengumumkan pembagian dividen
Keuangan periode, catatan atas laporan keuangan, Laporan Perubahan Ekuitas untuk pemegang instrument ekuitas, maka
berisi kebijakan akuntansi yang Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas mencakup entitas tidak mengakui dividen itu sebagai
Dalam penyusunan informasi liabilitas pada akhir periode pelaporan.
signifikan dan informasi penjelasan lain,
dan penyajian Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan,
informasi komparatif mengenai periode Kelangsungan Usaha
laporan keuangan yang menunjukkan secara tersendiri jumlah total yang
terdekat sebelumnya, laporan posisi Entitas tidak boleh menyusun laporan
terdapat : catatan didapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk
keuangan pada awal periode terdekat keuangan atas dasar kelangsungan usaha
atas laporan dan kepada kepentingan nonpengendali.
sebelumnya. jika peristiwa setelah periode pelaporan
keuangan, laba rugi,
3. Tanggung jawab atas laporan Laporan Arus Kas mengindikasikan bahwa penerapan asumsi
laporan keuangan
keuangan Informasi arus kas menyediakan dasar bagi pengguna
bertujuan umum, kelangsungan usaha tidak tepat.
Manajemen entitas bertanggung jawab laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas
material, pemilik, Pengungkapan
atas penyusunan dan penyajian laporan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
penghasilan Tanggal Otorisasi untuk Terbit
keuangan entitas. kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas
komprehensif lain, Pemutakhiran Pengungkapan Kondisi pada
4. Karakteristik umum tersebut.
penyesuaian Akhir Periode Pelaporan
Terdiri dari : Penyajian secara wajar dan Catatan atas Laporan Keuangan
reklasifikasi, Peristiwa Nonpenyesuaian Setelah Periode
kepatuhan terhadap SAK, kelangsungan Menyediakan informasi yang tidak disajikan di bagian
standar akuntansi Pelaporan
usaha, dasar akrual, materialitas dan manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi
keuangan, tidak
penggabungan, saling hapus, frekuensi tersebut relevan untuk memahami laporan 1
praktis, total
pelaporan, informasi komparatif,
penghasilan keuangan.
konsistensi penyajian.
komprehensif.
PEMBAHASAN

8.1 PSAK NO 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS 1 Presentation of
Financial Statements per 1 Januari 2009 dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 15 Desember 2009.
PSAK 1 (2013), yang merupakan adopsi dari IAS 1 efektif per 1 Januari 2013,
menggantikan PSAK 1 (2009) dan disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Desember 2013.
Penyesuaian PSAK 1 (2014) mengadopsi IAS 1 efektif per 1 Januari 2014 dan disahkan oleh
DSAK IAI pada tanggal 27 Agustus 2014.
Amandemen PSAK 1 tentang Prakarsa Pengungkapan mengadopsi Amandemen IAS 1
Disclosure Initiatives efektif per 1 Januari 2016 dan disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 28
Oktober 2015.
8.1.1 PENDAHULUAN
Tujuan Penyajian Laporan Keuangan
Pernyataan ini menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan umum yang
selanjutnya disebut “laporan keuangan” agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini
mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan
minimal isi laporan keuangan.
Ruang Lingkup Penyajian Laporan Keuangan
Entitas menerapkan pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas syariah.
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
a. Catatan atas laporan keuangan
Berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan,
laporan rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas.
b. Laba rugi
Laba rugi adalah total penghasilan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-
komponen penghasilan komprehensif lain.

2
c. Laporan keuangan bertujuan umum
Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang diintensikan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna tersebut.
d. Material
Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan
keuangan adalah material, jika baik secara sendiri maupun bersama dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas
bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencatumkan atau kesalahan
dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan keadaan terkait.
e. Pemilik
Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
f. Penghasilan komprehensif lain
Berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak
diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK.
g. Penyesuaian reklasifikasi
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain pada periode
berjalan atau periode sebelumnya.
h. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
SAK adalah pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah
Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya.
i. Tidak Praktis
Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah melakukan segala upaya yang rasional
j. Total penghasilan komprehensif
Total penghasilan komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain, selain perubahan yang dihasilkan dari
transaksi dengan pemilik dalam kepasitasnya sebagai pemilik. Total penghasilan
komprehensif terdiri dari komponen laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

3
8.1.2 LAPORAN KEUANGAN
Identifikasi Laporan Keuangan
1. Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagain besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
meliputi: (1) Aset, (2) Liabilitas, (3) Ekuitas, (4) Penghasilan dan beban, termasuk
keuntungan dan kerugian, (5) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, dan (6) Arus kas.
2. Laporan keuangan lengkap
Laporan keuangan lengkap terdiri dari:
(a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode
(b) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode
(c) Laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) Laporan arus kas selama periode
(e) Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan
informasi penjelasan lain
(f) Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya
(g) Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya
3. Tanggung jawab atas laporan keuangan
Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan entitas.
4. Karakteristik umum
a. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
Penyajian yang wajar mensyaratkan reprentasi tepat atas dampak dari transaksi,
peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
liabilitas, penghasilan dan beban yang diatur dalam Kerangka Konseptual Pelaporan
Keuangan.
Entitas yang laporan keuangannya lebih patuh terhadap SAK membuat
persyaratan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK.

4
b. Kelangsungan Usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
c. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban ketika pos-pos tersebut memenuhi
definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka
Pelaporan Keuangan.
d. Materialitas dan Penggabungan
Entitas menyajikan secara tersendiri setiap kelas pos serupa yang material.
Entitas menyajikan secara terperinci pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak
serupa kecuali pos tersebut tidak material.
e. Saling Hapus
Entitas tidak melakukan saling hapus aset dan liabilitas atau penghasilan dan
beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK. Dalam aktivitas normal,
entitas juga melakukan transaksi lain yang tidak menghasilkan pendapatan tetapi
insidental terhadap aktivitas penghasil utama pendapatan.
f. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih
pendek daripada periode satu tahun.
g. Informasi Komparatif
1) Informasi Komparatif Minimun
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode terdekat
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi
komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode
sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.

5
2) Informasi Komparatif Tambahan
Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan SAK, sepanjang
informasi tersebut disiapkan sesuai dengan SAK.
h. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode
dilakukan secara konsisten, kecuali:
(a) Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
kajian ulang atas laporan keuangan
(b) Perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu PSAK

8.1.3 STRUKTUR DAN ISI


Pendahuluan
Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan tertentu dalam laporan posisi keuangan atau
laporan laba rugi dan penghadilan komprehensif lain, atau laporan perubahan ekuitas dan
mensyaratkan pengungkapan dari pos-pos lain baik dalam laporan keuangan tersebut atau
catatan atas laporan keuangan.
Identifikasi Laporan Keuangan
Entitas mengidentifikasi laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari
informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. SAK hanya berlaku untuk laporan
keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang
disampaikan kepada regulator atau dokumen lain.
Laporan Posisi Keuangan
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan, mencakup jumlah pos-pos berikut:
a. Aset tetap;
b. Properti investasi;
c. Aset tak berwujud;
d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h), dan (i));
e. Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
f. Persediaan;
g. Piutang usaha dan piutang lain;
h. Kas dan setara kas;
i. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset dalam
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
6
j. Utang usaha dan utang lain
k. Provisi
l. Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (j) dan (k))
m. Liabilitas untuk aset dan pajak kini
n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan
o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual
p. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar serta Liabilitas Jnagka Pendek dan Jangka
Panjang
Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang sebagai klasifikasi tersendiri dalam laporan posisi keuangan, kecuali penyajian
berdasarkan likuiditas menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan.
Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika :
a. Entitas memperkirakan akan merealisasikan aset atau memiliki intensi untuk menjual atau
menggunakanya, dalam siklus operasi normal;
b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
c. Entitas diperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan; atau
d. Aset merupakan kas atau setara kas
Liabilitas Jangka Pendek
Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek, jika :
a. Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normal;
b. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan; atau
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk mengguhkan penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

7
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan
Keuangan
Entitas mengungkapkan, dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat
sesuai dengan operasi entitas.
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan
komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain : Laba rugi; Total penghasilan komprehensif lain; serta Penghasilan
komprehensif untuk periode berjalan.
Informasi yang Disajikan dalam Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
Sebagai tambahan atas pos-pos yang diisyaratkan oleh SAK, bagian laba rugi atau laporan
laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan jumlah berikut untuk periode :
(a) pendapatan;
(b) biaya keuangan;
(c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) Jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan
Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehensif Lain
Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah selama periode:
a. Pos-pos penghasilan komprehensif lain yang diklasifikasikan berdasarkan sifat dan
dikelompokan sesuai dengan SAK
b. Bagian penghasilan komprehensif lain atas entitas asosiasi dan ventura bersama yang
dicatat menggunakan metode ekuitas, dipisahkan kedalam bagian pos berdasarkan SAK
Laba Rugi Selama Periode
Entitas mengakui seluruh pos-pos penghasilan dan beban pada suatu periode dalam laba
rugi kecuali suatu PSAK mensyartakan atau mengijinkan lain. SAK menentukan keadaan
kapan entitas mengakui pos-pos tertentu diluar laba rugi diluar periode berjalan.
Penghasilan Komprehensif lain selama periode
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan dengan setiap
komponen dari penghasilan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan.

8
Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas mencakup informasi sebagai berikut:
a. Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukkan secara
tersendiri jumlah total yang didapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan
kepada kepentingan nonpengendali.
b. Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif, atau penyajian
kembali secara retrospektif
c. Untuk setiap ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode,
secara tersendiri mengungkapan masing-masing perubahan
Laporan Arus Kas
Informasi arus kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam
menggunakan arus kas tersebut.
Catatan atas Laporan Keuangan
Struktur Catatan atas laporan keuangan :
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi spesifik yang digunakan
b. Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian
manapun dalam laporan keuangan
c. Menyediakan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi Informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan
Pengungkapan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang mencakup :
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
b. Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan
Sumber Ketidakpastian Estimasi
Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan dan
sumber utama laindari ketidakpastian estimasi lain pada akhir periode pelaporan, yang
memiliki risiko ssignifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat
aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

9
Modal
Entitas pengungkapan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola modal.
a. Informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola
modal
b. Ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelola sebagai modal
c. Setiap perubahan dalam (a) dan (b) dari periode sebelumnya
d. Apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan ekternal
e. Ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konseuensi
dari ketidakpatuhan tersebut.
Pengungkapan lain
Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :
a. Jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta
jumlah terkait dividen per lembar saham
b. Jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui
8.2 PSAK 8 PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
PSAK 8 (2010): Peristiwa setelah periode Pelaporan mengadopsi IAS 10 Events after
the Reporting Period per 1 Januari 2009 da di sahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 23 Oktober 2010. PSAK 8 (2010)
menggantikan PSAK 8 (2003): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca, PSAK 8 (1994): Kontijensi
dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca, dan PAI 1984 Bab III Pasal 12 dan Bab V Pasal 6.
Penyesuai PSAK 8 (2014) mengadopsi IAS 10 efektif per 1 Januari 2014 dan disahkan
oleh DSAK pada tanggal 27 Agutus 2014.
8.2.1 PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menentukan:
(a) Kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode
pelaporan; dan
(b) Pengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal pelaporan keuangan diotorisasi
untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan.

10
Pernyataan ini juga mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan
keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan
mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi untuk, dan pengungkapan atas, peristiwa
setelah periode pelaporan.
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun yang tidak.
Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih awal antara
tanggal manajemen telah memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah diselesaikan dan
tanggal manajemen menyatakan bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut.
Dalam beberapa kasus, entitas diminta untuk menyerahkan laporan keuangan kepada
pemegang saham untuk disetujui setelah laporan keuangan diterbitkan. Dalam kasus tersebut,
tanggal keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal penerbitan laporan keuangan bukan
tanggal persetujuan laporan keuangan oleh pemegang saham.

Contoh
Manajemen menyelesaikan draf laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember
20X1 pada 28 Februari 20X2. Pada 18 Maret 20X2, dewan direksi mengkaji ulang dan
mengotorisasinya untuk terbit. Entitas mengumumkan laba dan informasi keuangan lain
pada 19 Maret 20X2. Laporan keuangan telah tersedia untuk pemegang saham dan pihak
lain pada 1 April 20X2. Para pemegang saham menyetujui laporan keuangan dalam rapat
tahunan pada 15 Mei 20X2 dan laporan keuangan yang telah disetujui tersebut kemudian
disampaikan kepad regulator pada 17 Mei 20X2.
Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah 18 Maret 20X2, yaitu tanggal
otorisasi penerbitan oleh dewan direksi.

8.2.2 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan
Entitas menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk
mencerminkan peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan.

11
Berikut ini adalah contoh peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang
mensyaratkan entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan
keuangannya, atau pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui:
(a) penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa
entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
(b) penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya
penurunan nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunya penyesuaian atas
jumlah yang sebelumnya diakui sebagau rugi penurun nilai aset.
(c) penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau hasil
penjualan aset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan.
(d) penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan, jika
entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode
pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal
tersebut
(e) penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan
tidak benar.
Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan
Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untuk
mencerminkan peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan. Contoh dari peristiwa
nonpenyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai wajar investasi di antara akhir
periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.
Dividen
 Jika setelah periode pelaporan entitas mengumumkan pembagian dividen untuk pemegang
instrumen ekuitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan:
Penyajian), maka entitas tidak mengakui dividen itu sebagai liabilitas pada akhir periode
pelaporan.
 Jika pembagian dividen diumumkan setelah periode pelaporan tetapi sebelum laporan
keuangan diotorisasi untuk terbit, maka dividen tersebut tidak diakui sebagai liabilitas pada
akhir periode pelaporan karena tidak ada kewajiban pada saat itu. Dividen tersebut
diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan sesuai PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan.

12
8.2.3 KELANGSUNGAN USAHA
Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika
setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan
usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan
hal tersebut.
Hasil operasi dan posisi keuangan yang memburuk setelah periode pelaporan dapat
merupakan indikasi perlunya untuk mempertimbangkan apakah asumsi kelangsungan usaha
masih tepat. Jika asumsi kelangsungan usaha sudah tidak tepat, maka dampaknya sangat
pervasif sehingga pernyataan ini mensyaratkan perubahan mendasar dalam penggunaan dasar
akuntansi bukan penyesuaian atas jumlah yang diakui dengan dasar akuntansi yang semula.
8.2.4 PENGUNGKAPAN
Tanggal Otorisasi untuk Terbit
Entitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan pihak
yang bertanggungjawab mengotorisasi laporan keuangan.
Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit penting diketahui oleh pengguna
karena laporan keuangan tidak mencerminkan peristiwa setelah tanggal otorisasi tersebut.
Pemutakhiran Pengungkapan Kondisi pada Akhir Periode Pelaporan
Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang ada
pada akhir periode pelaporan, maka entitas memutakhirkan pengungkapan kondisi tersebut
sesuai dengan informasi terkini.
Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan
Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jika tidak
diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan.
Sejalan dengan hal tersebut, entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok
peristiwa tersebut:
(a) sifat peristiwa; dan
(b) estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat
dibuat.

13
KESIMPULAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1: Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1
dilengkapi dengan Pedoman Implementasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 1.
Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan,
dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Berikut adalah pengertian istilah yang
digunakan dalam pernyataan ini yaitu : catatan atas laporan keuangan, laba rugi, laporan
keuangan bertujuan umum, material, pemilik, penghasilan komprehensif lain, penyesuaian
reklasifikasi, standar akuntansi keuangan (SAK), tidak praktis, dan total penghasilan
komprehensif.
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagain besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Manajemen entitas
bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Adapun
karakteristik umum dari laporan keuangan yaitu : penyajian secara wajar dan kepatuhan
terhadap sak, kelangsungan usaha, dasar akrual, materialitas dan penggabungan, saling hapus,
frekuensi pelaporan, informasi komparatif, dan konsistensi penyajian.
Entitas mengidentifikasi laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari
informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. SAK hanya berlaku untuk laporan
keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang
disampaikan kepada regulator atau dokumen lain.
PSAK 8 dimana pernyataan ini juga mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun
laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan
mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usah tidak tepat.
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini yaitu Peristiwa
setelah periode pelaporan dan Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Entitas
menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk mencerminkan peristiwa
penyesuai stelah periode pelaporan. Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam
laporan keuangan untuk mencerminkan peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan.
Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika
setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan
usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan
hal tersebut.

14
DAFTAR RUJUKAN

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Efektif per 1 Januari 2017. Jakarta:
2016.

15

Anda mungkin juga menyukai