Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan Hindu -Budha di Indonesia

Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat
peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan
ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung
melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat
Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada
di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:

1. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
4. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang
memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa
hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke
Indonesia.

1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran
budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk
menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah
Van Leur.

2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum
ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan
di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas
meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia.
Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah
salah seorang pendukung hipotesis ksatria.

3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal dari kelompok pedagang
telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak
berhubungan dengan para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka
peluang bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu
pendukung dari hipotesis waisya.

4. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan
golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan
mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi
andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.

Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar
agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang disebut
Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya.
Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa masuknya
budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri.
Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di
daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai langgam yang
sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan, arca Buddha
tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk bangunan suci agama
Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta dan Malayu
kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu
menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.

Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.

1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan
animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama
Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa
perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara
pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.

2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-
kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang
terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-
kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.

3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan Candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang
berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.

4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian
besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan
hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau
kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu
Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.

5. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra.
Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya
kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya
sastra yang muncul di Indonesia adalah:

1. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,


2. Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
3. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.

Agama Hindu
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam
kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:

1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.


2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:

1. Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.


2. Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau
“Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
1. Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
2. Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
3. Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang
sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan
upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan
atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:

1. Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.


2. Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3. Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4. Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta
yang telah melanggar aturan-aturan kasta.

Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat
bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat
Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.

Agama Buddha

Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya
seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah
sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa
Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:

1. Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat
Buddha.
2. Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
3. Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu:

1. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.


2. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran
atau Astavidha yaitu:

1. Pandangan yang benar.


2. Niat yang benar.
3. Perkataan yang benar.
4. Perbuatan yang benar.
5. Penghidupan yang benar.
6. Usaha yang benar.
7. Perhatian yang benar.
8. Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran
dalam agama Buddha yaitu:

1. Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
2. Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan
saling membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu:

1. Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.


2. Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
3. Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
4. Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha

1. Masuk nya Kebudayaan Hindu - Budha


Masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh
kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh
dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang
dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para
kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan
animisme dan dinamisme.

a. Peta Jalur Pelayaran India - China

b. Teori Masuk nya Hindu -Budha ke Indonesia


a. Teori Brahmana
Menurut teori Brahmana, agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh para Brahmana. Para
Brahmana diundang ke Indonesia untuk memimpin upacara Vratyastoma, yaitu upacara
untuk mengesahkan para pengusaha masuk ke dalam kasta Ksatria. Pendapat ini didukung
oleh Van Leur.
b. Teori Ksatria
Teori Ksatria mengatakan bahwa agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh para bangsawan
yang terdiri para prajurit. Pendapat ini didukung oleh C.C. Berg.
c. Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa Hindu dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dari India.
Pendapat ini didukung oleh N.J. Krom.
d. Teori Sudra
Teori Sudra mengungkapkan bahwa peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan
golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dan
mengikuti kaum Waisya dalam jumlah besar. Dengan demikian, budaya golongan sudra yang
berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Teori ini
didukung oleh Von Van Fabir.
e. Teori Arus Balik
Teori ini menyatakan bahwa Hindu dibawa ke Indonesia oleh orang-orang Indonesia yang
belajar ajaran Hindu di India, kemudian setelah pulang menyebarkannya kepada masyarakat.
Teori ini didukung oleh F.D.K. Bosch.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa teori Brahmana yang paling mendekati
kebenaran, sebab hanya kaum brahmana yang berhak dan boleh mempelajari kitab Hindu
sehingga hanya melalui kaum Brahmana agama Hindu dapat menyebar di Indonesia

2. Pengaruh Hindu - Budha Terhadap Masyarakat Indonesia

a. Bidang Pemerintahan
Sebelum hindu Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia masih terdiri atas
kelompok-kelompok yang dipimpin oleh kepala suku. Tetapi setelah hindu Buddha datang ke
Indonesia, kepala suku pun digantikan oleh raja yang dianggap sebagai keturunan dari dewa
yang memiliki kekuatan, suci dan hampa. Hal ini tentunya akan memperkuat kedudukan raja
untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun-temurun.

b. Sosial

Setelah hindu Budha masuk ke Indonesia, terjadi perubahan terhadap tata kehidupan
masyarakat Indonesia. Misalnya dalam masyarakat hindu diperkenalkan system kasta
dan dalam masyarakat Budha diperkenalkan golongan biksu dan biksuni

c. Ekonomi

Tidak begitu berpengaruh karena masyarakat Indonesia telah mengetahui ilmu


ekonomi dengan adanya perdagangan.

d. Kebudayaan

Dalam bidang bahasa dan sastra, datangnya pengaruh hindu budha di Indonesia
membuat masyarakat Indonesia mengetahui huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Seni
sastra sangat berkembang ketika kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia terutama pada
aman kejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra tersebut antara lain :
a. Pada masa pemerintahan Airlangga, Mpu Kanwa menyusun Arjunawiwaha.
b. Pada masa kerajaan Kediri, Mpu Sedah menyusun Bharatayudha dan Mpu Panuluh.
c. Pada masa kerajaan Kediri, Mpu Panuluh menyusun Gatotkacasraya.
d. Pada masa kerajaan Majapahit, Mpu Tantular menyusun Arjuna Wijaya dan
Sutasoma.
e. Pada masa kerajaan Majapahit, Mpu Prapanca menyusun Negarakertagama.
f. Pada masa kerajaan Majapahit, Mpu Tanakung menyusun Wretta Sancaya dan
Lubdhaka
3. Nama-Nama Kerajaan di Indonesia
1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang tertua di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun
400 M, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Raja – raja yang memerintah ialah :

1. Kudungga (raja pertama).


2. Aswawarman.
3. Mulawarman

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan pada tahun 450 M di Jawa Barat. Raja
yang memerintah ialah Purnawarman.

3. Kerajaan Kaling

Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jawa Tengah. Raja yang memerintah ialah Ratu Sima.
Beliau menghendaki agar rakyatnya benar – benar menjadi orang yang jujur. Pendeta yang terkenal
ialahJhanabhadra.

4. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 di Sumatra (Kerajaan Budha). Guru agama Budha yang
terkenal ialah Sakyakirti. Raja – raja yang memerintah adalah :

1. Sri Jayanaga.
2. Balaputradewa
3. Sri Sangrawijayatunggawarman.

Sebab – sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, antara lain :

 Serangan Raja Colamandala dari India.


 Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.

5. Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692
kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.

6. Kerajaan Mataram Hindu

Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan. Raja – raja yang
memerintah ialah :

 Sanna.
 Sanjaya, bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya.
 Rakai Panangkaran, bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai
Panangkarana.

Setelah pemerintahan Rakai Panangkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagian memeluk agama
Budha, sebagian memeluk agama Hindu. Syailendra Budha berkuasa di Jawa Tengah Selatan,
Syailendra Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan,
Mataram dipersatukan kembali.
Raja – raja selanjutnya ialah :

 Rakai Pikatan.
 Balitung, bergelar Rakai Watukura.
 Daksa.
 Tulodong.
 Wawa.
 Empu Sendok.

7. Kerajaan Wangsa Isyana

Empu Sendok memindahkan pusat pemerintahan Syailendra ke Jawa Timur pada tahun 929,
kemudian membentuk wangsa baru yaitu Wangsa Isyana. Raja – raja yang memerintah ialah :

 Empu Sendok bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa.


 Sri Isyanatunggawijaya.
 Makutawangsawardhana.
 Dharmawangsa, bergelar Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa.
 Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramatunggadewa.

Tahun 1401 Kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 (tugas pembagian diserahkan kepada Empu
Bharada), yaitu :

 Jenggala atau Singasari, dengan ibukota di Kahuripan.


 Panjalu atau Kediri, denagn ibukota di Daha.

8. Kerajaan Kediri

Kerajaan Jenggala diperintah oleh Raja Mapanji Garasakan. Kerajaan Kediri diperintah Raja Sri
Samarawijaya. Perebutan kekuasaan antara Jenggala dan Kediri berlangsung sampai tahun 1502.
Selanjutnya selama lebih kurang setengah abad kedua kerajaan tersebut tidak disebut – sebut lagi
dalam sejarah.

Tahun 1117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya :

 Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara.


 Jayabhaya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya.

Masa ini, kitab Bharatayudha digubah oleh Empu Sedah dan dilanjutkan oleh Empu Panuluh (Empu
Sedah meninggal sebelum kitabnya selesai). Empu Panuluh juga menulis buku Hariwangsa dan
Gatutkacasraya.

 Sri Aryeswara.
 Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata.

Pujangga yang terkenal pada masa itu ialah :

 Empu Tanakung, dengan hasil karyanya Werasancaya dan Lubdaka.


 Empu Darmaja, dengan hasil karyanya Smaradhahana.
Kerajaan Kediri tamat riwayatnya pada tahun 1222, karena ditaklukan oleh Ken Arok.

9. Kerajaan Bali

Raja – raja Wangsa Warmadewa. Salah satu wangsa yang terkenal memerintah di Bali ialah wangsa
Warmadewa.

Rajanya yang terkenal adalah :

 Sri Candrabhayasingka Warmadewa.


 Udayana, bergelar Dharmoyana Warmadewa.

Udayana berputra 3 orang, yaitu : pertama Airlangga, yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa
dan kemudian menjadi raja di Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana). Kedua, Marataka, yang
menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal). Ketiga, Anak Wungsu, yang menggantikan tahta
Marataka, tahun 1049.

Dari pemerintahan Anak Wungsu ditinggalkan 28 buah Prasasti Singkat, yang antara lain ditemukan
di Gua Gajah, gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.

Raja – raja Lain di Bali

Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali diperintah oleh raja – raja lain yang berganti
– ganti, yang terkenal di antaranya :

 Jayasakti, mempunyai kitab Undang – undang yaitu Uttara Widhi Balawan dan
Rajawacana (tahun 1133 – 1150).
 Jayapangus, menggunakan kitab Undang – undang Manawasasanadharma (1117 – 1181).

Tahun 1284 Kerajaan Bali ditaklukan oleh Kertanegara dari Singasari.

10. Kerajaan Singasari

Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja – raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan
Negarakertagama.

Raja – raja yang memerintah ialah :

 Ken Arok, setelah membunuh Akuwu Tumapel dan Tunggul Ametung, menaklukan Kerajaan
Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari bergelar
Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan
wangsa Rajasa.
 Anusapati (anak Tunggul Ametung – Ken Dedes) setelah membunuh Ken Arok (ayah
tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak).
 Tohjaya (anak Ken Arok dan Ken Umang), setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul
pemberontakan yang dilancarkan oleh Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka
(anak Mahisa Wonga Teleng atau cucu Ken Arok – Ken Dedes).
 Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 – 1268. Wisnuwardhana memerintah
Singasari bersama – sama Mahisa Campaka sebagai Ratu Anggabhaya yaitu pejabat tinggi
yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam kerajaan, gelarnya
Narasinghamurti.
 Kertanegara bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara (tahun 1269 – 1292), merupakan
Raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah – daerah
yang ditaklukannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya)
dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya-singhawarman
Raja Campa. Tahun 1292 ditaklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.
11. Kerajaan Majapahit

 Kertarajasa Jayawardhana (1292 – 1309)

Didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tai atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 setelah
memperdayai bala tentara Kubilai Khan dari Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telah
menghina utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.

Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwang dari Kediri maka bala tentara Kubilai Khan
menghancurkan Kediri, yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya dibantu oleh Arya Wiraraja, bala
tentara Cina dapat dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit
pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :

 Tribhuwana sebagai permaisuri.


 Gayatri, yang kemudian menurunkan raja – raja Majapahit.
 Narendraduhita.
 Prajnaparamita.

Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan 3 orang putra:

 Jayanegara (dari permaisuri).


 Sri Gitarja (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan.
 Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.

Sri Jayanegara (1309 – 1328)

Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Timbul pemberontakan, yaitu
:

 Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban.


 Pemberontakan Sora pada tahun 1311.
 Pemberontakan Nambi pada tahun 1316,
 Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, ibukota Majapahit berhasil diduduki dan Raja
Jayanegara mengungsi ke Desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan
Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas usaha Gajah Mada ibukota dapat direbut
kembali, dan kembali Sri Jayanegara bertahta. Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi
Patih Kahuripan dan kemudian Kediri.

Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua ekor ikan).

Tribhuwana (1328 – 1350)

Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra. Maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja.
Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Budha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarja,
Bhre Kahuripan yang bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana.

Timbul Pemberontakan Sadeng, yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada, karena jasanya pada
tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada saat pelantikannya
mengucapkan Sumpah Palapa.

Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribhuwana yang mewakilkannya menyerahkan
kekuasaannya pada anaknya yang bernama Hayam Wuruk.
Rajasanegara (1350 – 1389)

Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam
sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih.

Kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik
(Singapura) dan Semenanjung Melayu.

Karya sastra yang terkenal di antaranya :

 Negarakertagama karya Empu Prapanca.


 Sutasoma atau Purusadashanta dan Arjunawijaya karya Empu Tantular.

Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam
Wuruk wafat.

Wikramawardhana (1389 – 1429)

Raja Hayam Wuruk dengan permaisuri hanya mempunyai seorang putri yaitu Kusumawardhani yang
selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawardhana yang masih saudara sepupunya. Bhre
Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas dan
merasa lebih berhak atas tahta Majapahit. Tahun 1401 – 1406 timbul perang saudara antara Bhre
Wirabumi dan Wikramawardhana, Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429
Wikramawardhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan kecil akibat dari satu persatu daerahnya
melepaskan diri.

Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi
(Raja Majapahit yang terakhir).

12. Kerajaan Samudra Pasai

Samudra pasai adalah kerjaan Islam Nusantara yang pertama. Terletak di Aceh Utara (sekarang
masuk dalm kabupaten Lhosumawe) berdiri di abad 13.

Raja – Raja nya adalah

1. Sultan Malik al saleh , yahun 635 Hijriah atau 1297 Masehi


2. Sultan Muhammad bergelar Sultan Malik al Tahir

13. Kerajaan Demak

 Raden Patah ( ± 1500 – 1518)

Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam, yaitu Raden Patah melepaskan
diri dari Majapahit. Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerjaan Demak. Selanjutnya Demak
berkembang menjadi pusat perkembangan Islam. Tahun 1511 hubungan Demak dengan Malaka
terputus karena Malakan dikuasai oleh Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Unus
menyerang Malaka tetapi gagal

Pati Unus (1518 – 1521)

Patu Unus dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor , hanya tiga tahun menjadi Raja.

Sultan Trenggana (1521-1546)

Sultan trenggana adalah menantu Pati Unus. Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai
(Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari
Pajajaran.
Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menakluk- kan Pasuruan. Setelah itu timbul
perebutan kekuasaan antara Sunan Prawata (pytra sUlung Sultan Trenggana) dengan Pangeran
Sekar (adik Sultan Trenggana). Sunan Prawata naik tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, tak
lama kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar),

14. Kerajaan Pajang

Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas bantuan
Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan
Demak ke Pajang.

Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya
Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut, digagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan
Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran Benawa merasa tidak
sanggup menggantikan ayahandanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang
kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.

15. Kerajaan Mataram Islam

Sutawijaya lebih dikenal dengan Pahembahan Senapati. Panembahan Senapati wafat tahun 1601.

16. Kerajaan Banten

Setelah Faletehan merebut Banten. Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya.
Karena di demak timbul perebutan , kekuasaan maka pada tahun 1522 Fafetehan menyerahkan
Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan
perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati, Cirebon.

Raja-raja yang lain ialah:

1. PangeranYusuf(1570).
2. Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang
Palembang.
3. Abdulmufakir (baruberusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi
Jayanegara.

17. Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara.

Raja-raja yang lain ialah:

1. Paramisora, peiarian dari Majapahit, yang telah masuk Islam berganti nama Sultan Iskandar
Syah.
2. Sultan Mansyur Syah.
3. Sultan Mahmud Syah.

Tahun 1511, Malaka jatuhketanganPortugis.

18. Kerajaan Aceh

Pada awal abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah | kekuasaan Kerajaan Pedir.
Raja-rajanya ialah:

1. Sultan Ibrahim, Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju karena Malaka
dikuasai Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan
perdagangannya ke Aceh.
2. Sultan Iskandar Muda (1607 -1639). Pada pemerintahannya Acehmencapai puncak
kejayaannya.
19. Kerajaan Ternate

Berdiri kira-kira abad ke-13 Abad 14 Ternate menjadi kerajaan Islam Masa pemerintahan Sultan
Baabullah Ternate mencapai puncak kejayaan. Tahun 1575 Sultan Baabullah mengusir Portugis dari
Maluku. Baabullah bergelar yang dipertuan di 72 pulau, meluaskan wilayahnya sampai Filipina.

20. Kerajaan Tidore

Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk
berselisih dengan Kerman Ternate, tetapi berbalik kembali bahkan bersama-sama mengusir bangsa
Portugis dari Maluku. Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nuku, yang gigih berjuang mengusir
Belanda. Wilayahnya meliputi Halmahera, Seram, Kai, sampai Papua.

21. Kerajaan Makasar

Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan. yaitu Goa dan Tailo. Kedua kerajaan itu
bersatu dengan nama Goa-Tailo atau Makasar dengan ibukota Sombaopu, sebagai kerajaan Islam
pertama di Sulawesi.

Raja-rajanya ialah:

1. Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuninya adalah raja Tailo
Karaeng Matoaya bergelar SultanAbdullah.
2. Sultan Hasanuddin. masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan.

22. Kerajaan Banjar

Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-16 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan menaklukkan
Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan). Banjar adalah kerajaan Islam, dengan rajanya
Raden Samudra yang telah masuk Islam berganti nama Sultan Suryanullah.

4. Peninggalan Hindu - Budha.

1. Peninggalan Sejarah Dari Kerajaan Kutai


Kerajaan kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia. Kerajaan Hindu
ini berdiri pada abad ke 4 Masehi. Banyak bukti bukti yang menyatakan keberadaan kerajaan ini,
salah satunya yaitu Yupa. Yupa merupakan tiang batu yang digunakan untuk mengikat hewan korban
yang akan disembahkan kepada Brahmana. Yupa ini ditulis dengan bahasa Sansekerta seerta huruf
Pallawa. Selain itu, masih banyak peninggalan sejarah lainnya dari Kerajaan

2. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa yang terletak di
tepi Sungai Citarum, Bogor. Kerajaan ini berdiri pada abad ke 5 Masehi. Keberadaan dari kerajaan ini
ditemukan dari adanya 7 buah prasasti, yaitu antara lain adalah:

 Prasasti Ciaruteun, ditemukan di kawasan Ciampea, Bogor. terdapat telapak kaki raja Purnawarman
serta lukisan laba laba di prasasti ini.
 Prasasti Jambu, ditemukan di sekitar bukit Koleangkak. Di prasasti ini terdapat tulisan dengan kata
Tarumayam (Tarumanegara).
 Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di sekitar kampung Muara Hilir, Bogor. Di dalam prasasti ini terdapat
lukisan telapak kakidari Airawata, Gajah kendaraan dari Dewa Wisnu.
 Prasasti Lebak, ditemukan di kawasan Kampung Lebak, Pandeglang.
 Prasasti Tugu, ditemukan di kawasan Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
 Prasasti Pasir Awi.
 Prasasti Muara Cianten

Peninggalan Kerajaan Kediri


ads

Berikut ini beberapa peninggalan dari kerajaan Kediri di Indonesia:

 Prasasti Penumpangan
 Prasasti Talan
 Prasasti Weleri
 Prasasti Semandhing
 Prasasti Jepun
 Prasasti Hantang
 dan lainnya

Raja yang terkenal dari Kerajaan Kediri, pada masa pemerintahannya di tahun ke 22, membangun
saluran air yang bernama Gomati dan Chadrabagha yang digunakan untuk mengairi sawah serta
mencegah terjadinya banjir

4. Candi Gunung Sari


Candi Gunung Sari ini merupakan salah satu Candi bercorak Hindu Siwa yang ada di Pulau Jawa.
Lokasi dari candi ini dekat dengan Candi Gunung Wukir, yang mana menjadi tempat prasasti
Canggal ditemukan.

Berikut ini adalah bentuk ciri-ciri dari candi gunung sari yang perlu anda ketahui bentuk dan
tampilannya:

 Ciri ciri dari candi ini dapat dilihat dari ornamen, arsitektur serta bentuknya yang memang terlihat tua,
bahkan lebih tua dibandingkan dengan Candi Gunung Wukir.
 Candi ini terletak di Desa Gulon, Kec. Salam, Kab. Magelang.

Peninggalan sejarah agama Hindu masih ada selain itu yang perlu anda ketahui karena mungkin
anda juga pernah mendengar nama peninggalan ini, sebagai berikut:

1. Candi Prambanan
Candi yang dikenal dengan nama Candi Roro Jonggrang ini memang cukup populer dengan cerita
legendarisnya. Kisah Bandung Bondowoso serta Roro Jonggrang menjadi salah satu cerita sejarah
yang selalu ada di buku buku cerita. Candi ini dibangun pada tahun 825 M yang terdiri dari tiga candi
utama di bagian tengahnya yang menandakan sebagai persembahan pada Dewa Trimurti. Relief dari
Candi Prambabanan ini berisikan cerita Ramayana. Bahkan kompleks candi Prambanan ini ditulis
oleh Raffles ke dalam sebuah buku yang berjudul “History of Java”.

2. Candi Gunung Wukir


Candi Hindu ini berada di Dusun Canggal, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini berada tepat di Bukit
Gunung Wukir yang menjadi daerah perbatasan dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Diperkirakan jika
candi ini dibangun pada pemerintahan Raja Sanjaya di tahun 723 M.

Anda mungkin juga menyukai