Anda di halaman 1dari 8

Perkembangan Ekonomi pada Masa Pra-Klasik, Masa Klasik, dan pemikiran Tokoh-tokoh Ekonomi Klasik

Perkembangan Ekonomi pada Masa Pra-Klasik, Masa Klasik, dan pemikiran Tokoh-tokoh Ekonomi Klasik

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh dalam zona perkembangan ekonomi islam bukan berarti menghalangi kita untuk buta akan
sejarah ekonomi klasik. Teori-teori klasik tidak langsung dibuang secara cuma-cuma, melainkan dikaji
dan perlu diambil dari sisi positifnya. Sejarah pemikiran ekonomi kaum klasik sangat penting untuk
dipelajari guna menambah pengetahuan mengenai sejarahnya perekonomian yang sampai saat ini kita
temui dalam kehidupan sehari-hari melalui konsep dari kaum klasik yang menekankan dengan kuat
bahwa politik dan keputusan-keputusan jabatan publik adalah faktor-faktor yang tidak dapat di tolak
yang terjadi dalam masyarakat.

Pemikiran kaum Klasik telah membawa perubahan besar dalam bidang ekonomi. Salah satu hasil
pemikiran kaum Klasik telah mempelopori pemikiran sistem perekonomian Liberal. Dalam pemikiran
kaum Klasik bahwa perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian
diserahkan kepada Pasar. Peran Pemerintah terbatas kepada masalah penegakan hukum,menjaga
keamanan, dan pembangunan infrastruktur.

PEMBAHASAN

A. Ekonomi Zaman Pra-Klasik

Pada masa pra-klasik pemikiran-pemikiran ekonomi dapat dikelompokkan menjadi masa Yunani Kuno,
skolastik, merkantilisme dan fisiokrat.

1. Masa Yunani Kuno

Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu Plato, Aristoteles, Xenophone.

- Plato

Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena sekitar tahun 427 SM. Di masa remaja dia berkenalan
dengan filosof tersohor Socrates yang jadi guru sekaligus sahabatnya. Plato mendirikan perguruan tinggi
di Athena, yaitu Akademi Platonik, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat, yang berjalan lebih dari
900 tahun. Plato menghabiskan sisa umurnya yang empat puluh tahun di Athena, mengajar dan menulis
ihwal filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, yang jadi murid akademi di umur tujuh belas tahun
sedangkan Plato waktu itu sudah menginjak umur enam puluh tahun. Plato tutup mata pada usia tujuh
puluh. Republik adalah sebuah karya filsafat dan teori politik yang berpengaruh karya seorang filsuf
Yunani, Plato, yang ditulis sekitar 360 SM. Buku ini ditulis dalam format dialog Socrates.
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal.
Kata Plato, dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang dimaksudkan
untuk pembangunan kualitas kemanusiaan. Plato dapat dikatakan sebagai orang yang sangat mengecam
kekayaan dan kemewahan. Agar tiap orang bisa hidup sejahtera secara merata, maka manusia perlu dan
berkewajiban mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi
kewajaran.

- Aristoteles

Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika. Pada umur tujuh
belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh
tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan
minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat
dalam hal spekulasi filosofis. Karyanya dalam bidang Ekonomi yaitu: Economica terdiri dari 3 buku.

Menurut Aristoteles, ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus
dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga orang yang meletakkan pemikiran dasar tentang teori nilai &
harga. Pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang
tersebut. Aristoteles membedakan proses ekonomi ke dalam dua cabang, yaitu kegunaan (use) dan
keuntungan (gain).

- Xenophon

Xenophon diperkirakan lahir pada tahun 431 SM. Ayah Xenophon bernama Grylus. Xenophon
dilahirkan di wilayah sekitar Athena, Yunani. Xenophon adalah pengagum Socrates. Ia menulis tentang
ucapan-ucapan Socrates yang dibukukan dalam Oikonomicus, yang berisi prinsip-prinsip manajemen
rumah tangga dan pertanian. Dari Oikonomicus, dikenal istilah Oikonomia, yang berasal dari kata Oikos
(berarti rumah tangga) dan nomos (peraturan). Gabungan kedua kata inilah yang kita kenal sebagai
“ekonomi” pada masa sekarang.

Menurut Xenophon kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos dan Nomos yang berarti
pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Karya utamanya adalah On The Means of Improving The
Revenue of The State of Athens. Dalam buku tersebut, Xenophon menguraikan bahwa negara Athena
yang mempunyai beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara.

2. Masa Skolastik

Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta
besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut
dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Tokoh-tokoh yang dari aliran ini antara lain, St. Albertus
Magnus, dan St. Thomas Aquinas.
3. Masa Merkantilisme

Istilah merkantilisme berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme,
tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan denagn negara lain. Paham
merkantilisme banyak dianut di negara-negara Eropa pada abad ke-16, antara lain Portugis, Spanyol,
Inggris, Perancis dan Belanda. Masa merkantilisme ditandai sebagai periode dimana setiap orang
masing-masing menjadi ahli ekonomi bagi dirinya sendiri.

4. Masa Fisiokrat

Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan adalah sumber daya alam. Aliran ini dinamai aliran
physiocratism, yaitu penggabungan dari dua kata physic (alam) dan cratain atau cratos (kekuasaan),
yang berarti mereka yang percaya pada hukum alam (believers in the rule of nature). Hukum alam yang
penuh dengan keselarasan dan keharmonisan berlaku kapan saja dimana saja dan dalam situasi apapun
atau bersifat kosmopolit.

A. Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik

Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab pisiokrat,
kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak dari suatu metode alamiah.
Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan lain secara normatif.

Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini menunjukkan diri dalam
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis,
di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full
employment.

Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan
individu serta negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik pemikiran
ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa,
dengan demikian politik ekonomi klasik berada pada prinsip laissez faire.

Biografi dan Pemikiran Tokoh Kaum Klasik

1. Adam Smith (1723-1790)

Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia tahun 1723, guru
besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh, perhatiannya bidang logika dan etika, yang
kemudian semakin diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi. Adam Smith juga seorang pakar utama
dan pelopor dalam mazhab Klasik. Karya besarnya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations, biasanya disingkat saja Wealth of Nations. Ia mulai menulis bukunya “Wealth of Nations”
pada tahun 1764 di Toulouse. Bahwa buku klasik tentang liberalisme ekonomi ini diterbitkan pada tahun
1776, tahun proklamasi kemerdekaan Amerika.[1] Karya besar yang disebut di atas lazim dianggap
sebagai buku standar yang pertama di bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi
yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand,
pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana dan prasarana
kelembagaan umum.

Tujuan Smith menulis buku tersebut adalah bukan sekedar untuk mendidik, tetapi juga untuk
membujuk. Saat itu di Inggris dan Eropa pada umumnya tidak banyak terjadi kemajuan karena adanya
sistem yang kuat yakni merkantilisme. Smith ingin mendobrak pandangan konvensional yang dianut oleh
kaum merkantilis yang menguasai perdagangan dan kekuasaan politik saat itu. Ia ingin mengganti
dengan sistem yang menghasilkan kekayaan dan pertumbuhab yang nyata, dan karena itu dapat
membawa Inggris dan seluruh dunia menuju ke upaya perbaikan terhadap nasib orang-orang awam.[2]

Teori-teori yang dikemukkan oleh Adam smith:

a. Teori Pembagian Kerja

Disimpulkan bahwa pembagian kerja akan memunculkan spesialisasi; orang akan memilih untuk
mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.

1) Pembagian kerja dilakukan agar memperoleh hasil lebih efisien dan efektif.

2) Keinginan pribadi sekalipun membutuhkan pembagian kerja

3) Bisa diterapkan baik dalam tugas tertentu maupun antar sektor dan antar negara.

b. Keserakahan Manusia

Dalam meletakkan dasar-dasar ekonomi, Smith secara ekspresif mengeleminiasi motif-motif lain selain
kepentingan pribadi. Jelasnya dalam konsep-konsep yang dikembangkan oleh kaum klasik ada asumsi
bahwa manusia adalah makhluk rasional yang akan berusaha memilih alternatif terbaik dari berbagai
pilihan yang tersedia. Adapun dorongan utama setiap pelaku ekonomi dalam tindakannya adalah
kepentingan pribadi. Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasan dan produsen
yang rasional berusaha memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

c. Mekanisme Pasar

Pada awalnya pasar diarrtikan sebagai tempat bertemunya konsumen dan produsen. Pada masa
sekarang pasar sudah berkembang menjadi lebih jauh lebih rumit, mengintegrasikan individu-individu
dan kelompok-kelompok. Proses integrasi pasar mendukung oleh apa yang disebut system harga.
Dipasar semua pelaku ekonomi bekerja tanpa konflik sosial walau setiap orang berpartisipasi didorong
kepentingan masing-masing, yaitu sebagai:

1) Motor penggerak kesejahteraan

2) Fungsinya mengalokasikan sumberdaya yang langka secara rasional


3) Invisible hand

4) Bertemunya supply and demand

5) Koordinasi melalui mekanisme harga

d. Teori Nilai

Smith mengatakan kemakmuran sebuah negara akan bergantung pada produktivitas pekerja terhadap
kemakmuran, dimana pekerja dipekerjakan. Faktor pertama mendorong Smith untuk berdiskusi tentang
division of labor, perdagangan, uang dan distribusi. Faktor kedua meliputi analisis modal. Nilai
perdagangan barang ditentukan oleh jumlah pekerja yang menjalankan barang di pasar. Tahap demi
tahap dalam teori nilai pekerja ini memunculkan adanya ‘real cost’ teori nilai. Teori nilai ini
mengandung pengertian pendapatan pekerja. Value menurut Smith dapat dibagi dua yaitu value in use
dan value in exchange. Value in use ialah nilai kegunaan barang tersebut sedangkan value in exchange
ialah nilai tukar dari barang itu.

e. Teori akumulasi kapital

Untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar
produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan
akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar , pasar harus
seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional menarik
perhatiannya karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar
terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat
kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan
menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja. Teori pertumbuhan ekonomi dari Adam Smith adalah
sebagai berikut:

1) Pembagian kerja

2) Proses pemupukan modal,

3) Agen pertumbuhan ekonomi,

4) Proses pertumbuhan.

2. Jean Baptiste Say (1767-1832)


Maestro Ekonomi yang satu ini, merupakan tokoh yang teramat penting dalam skrip drama sejarah
pemikiran ekonomi Perancis bahkan dunia. Jean-Baptiste Say lahir di kota Lyon, Perancis pada 5 Januari
1767, dia adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ia dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga saudagar
yang berlatar agama protestan yang taat.

Karyanya yang terkenal adalah theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan dikenal
sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu “supply creats its oven demand” tiap penawaran akan menciptakan
permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi
berlebihan” (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan
terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga
pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).

3. David Ricardo (1722-1823)

Lahir pada 19 April 1772 di London. Ia adalah putra ketiga dari seorang Yahudi Belanda yang telah
membuat uang di London Stock Exchange. Ketika ia berusia 14, Ricardo bergabung dengan ayah
bisnisnya dan menunjukkan baik pegang urusan ekonomi. Pada 1793 ia menikah dengan seorang Quaker
disebut Priscilla Anne Wilkinson, Ricardo kemudian dikonversi menjadi Kristen, menjadi Unitarian . Hal
ini menyebabkan sengketa dengan ayahnya dan berarti bahwa Ricardo harus mendirikan usaha sendiri.
Dia melanjutkan sebagai anggota bursa efek, di mana kemampuannya memenangkan dukungan dari
rumah perbankan terkemuka.

Ia adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia sangat
terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David
Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan juga lebih
sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan
kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan menurut pendekatan logika.

Pada 1817, Ricardo diterbitkan Prinsip Politik Ekonomi dan Perpajakan dimana ia menganalisis distribusi
uang antara tuan tanah, pekerja, dan pemilik modal. Dia menemukan nilai-nilai relatif komoditi dalam
negeri didominasi oleh jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam produksi mereka, disewa dieliminasi
dari biaya produksi. Dia menyimpulkan bahwa keuntungan bervariasi berbanding terbalik dengan upah,
yang bergerak dengan biaya kebutuhan, dan sewa yang cenderung meningkat sebagai penduduk
tumbuh, yang meningkat karena kenaikan biaya budidaya. Dia khawatir tentang pertumbuhan populasi
terlalu cepat, dalam kasus ini tertekan upah ke tingkat subsistensi, mengurangi keuntungan dan
diperiksa pembentukan modal.

4. Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Lahir di Surrey, Inggris, 13 Februari 1766 – meninggal di Haileybury, Hertford, Inggris, 23 Desember 1834
pada umur 68 tahun, yang biasanya dikenal sebagai Thomas Malthus, meskipun ia lebih suka dipanggil
"Robert Malthus", adalah seorang pakar demografi Inggris dan ekonom politk yang paling terkenal
karena pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertambahan penduduk.
Malthus dilahirkan dalam sebuah keluarga yang kaya. Ayahnya, Daniel, adalah sahabat pribadi filsuf dan
skeptik David Hume dan kenalan dari Jean-Jacques Rousseau. Malthus muda dididik di rumah hingga ia
diterima di Jesus College, Cambridge pada 1784. Dia bersekolah di Jesus College di Universitas
Cambridge selaku mahasiswa yang cemerlang. Di sana ia belajar banyak pokok pelajaran dan
memperoleh penghargaan dalam deklamasi Inggris, bahasa Latin dan Yunani.

Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah
menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk dengan bukunya yang berjudul An
Essay on the Principle of Population. Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan
bertambah secara deret hitung.

5. John Stuart Mill (1806-1873)

Dilahirkan pada Rodney Street di Pentonville daerah London , anak sulung dari Skotlandia filsuf,
sejarawan dan imperialis James Mill dan Harriet Burrow. John Stuart dididik oleh ayahnya, dengan saran
dan bantuan dari Jeremy Bentham dan Francis Place. Dia diberikan pendidikan yang sangat ketat, dan
sengaja terlindung dari asosiasi dengan anak-anak seusianya selain saudaranya. John Stuart Mill adalah
seorang filsuf empiris dari Inggris. Ia juga dikenal sebagai reformator dari utilitarianisme sosial. Ayahnya,
James Mill, adalah seorang sejarawan dan akademisi. Ia mempelajari psikologi, yang merupakan inti
filsafat Mill, dari ayahnya. Sejak kecil, ia mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Latin. Pada usia 20
tahun, ia pergi ke Perancis untuk mempelajari bahasa, kimia, dan matematika. Mill lahir pada tahun
1806 dan meninggal dunia pada tahun 1973. Menurut Mill, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan
dasar yang menjadi asas bagi filsafat.

Karya Mill salah satunya On Liberty dianggap sebagai karya klasik dalam filsafat. Dia menulis Essay on
Some Unsettled Questions of Political Economy pada tahun 1848 berupaya untuk memahami masalah
ekonomi sebagai suatu masalah sosial. Masalah tentang bagaimana manusia hidup dan ikut ambil
bagian dalam kemakmuran bangsanya, baik dalam proses produksi, perlindungan terhadap produk
dalam negeri dan perpesaing antar produk, maupun masalah distribusi melalui instrument uang dan
kredit. Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus,
dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan sumber yang
tetap.

Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang lebih mengedepankan kepada kebahagiaan
orang lain, dimana disanalah moralitas utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip tersebut memang cukup
relevan dalam hal aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar bebas Adam Smith, namun usaha
untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal persaingan ekonomi pasar, menjadi agenda
Mill.
Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap egoisme sentris, berusaha ditekan Mill dengan
pemberlakuan nilai moralitas bersama, dimana prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain
pasar, pelaku usaha, produsen, distribusi, hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang cenderung
melahirkan kondisi menang-kalah, namun diantara dua belah pihak diharapkan harus tetap mampu
menjalin hubungan yang kelak melahirkan kebahagiaan bersama, yang merupakan konsekuensi atas
universalisme etis ala John Stuart Mill.

Jadi secara tidak langsung, Mill masuk ke dalam prinsip sosialisme. Dalam memperkenalkan teori
distribusi, Mill mengawalinya dengan diskusi tentang kebaikan sosialisme. Dia keberatan dengan
kapitalisme dan merasa bahwa properti pribadi tidak selalu diperoleh secara adil atau layak.

Anda mungkin juga menyukai