Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling
efektif, murah, aman dan memiliki nilai demografi yang tinggi. Kontap
sampai saat ini belum masuk program gerakan keluarga berencana nasional
Indonesia, namun pelayananan kontrasepsi mantap dapat diterima
masyarakat, dan makin lama makin besar jumlahnya dengan usia makin
muda. Kontap pertama kali dimulai di RSUP Denpasar dan masih
berkembang sampai sekarang. Kontap pada pria biasa dikenal dengan
vasektomi, yaitu merupakan tindakan memotong dan menutup saluran mani
(vasdeferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat
produksinya di testis.
Di Indonesia vasektomi sebagai tujuan kontrasepsi belum begitu
digalakan.hal ini memerlukan motivasi dan penerangan yang lebih luas,
karena masih banyak pria menyangka bahwa vasektomi sama dengan kebiri.
Banyak pria yang bersedia kehilangan fertilitasnya, namun mereka takut
kehilangan kejantanannya. Haruslah dijelaskan, bahwa pada vasektomi
produksi sperma dan produksi hormone pria akan terus berjalan seperti
sebelumnya.hanya sperma yang baru dihasilkan tidak akan dikeluarkan
melalui persetubuhan

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan MOP?
2. Kenapa dilakukan MOP?
3. Kapan waktu pelaksanaan MOP?
4. Dimana dilakukan MOP?
5. Siapa yang menjadi sasaran MOP?
6. Bagaimana prosedur kerja MOP?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan MOP.
2. Untuk mengetahui tujuan MOP.
3. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan MOP.
4. Untuk mengetahui tempat pelaksanaan MOP.
5. Untuk mengetahui sasaran MOP.
6. Untuk mengetahui prosedur kerja MOP.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas yang dilakukan terhadap
salah seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan,
secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun
pria. Tindakan kontap pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.
Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua
kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran
benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar
dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung
mani (vesikulaseminalis) sebagai tempat penampungan sel benih jantan
sebelum dipancarkan keluar pada saat puncak sanggama (ejakulasi). Ektomi
atau ektomia artinya pemotongan sebagian. Jadi vasektomi artinya adalah
pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak
diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi
lainya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang
tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi
buntu/tersumbat.
Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau
vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar
sperma tidak keluar dari buah zakar.

2.2 Tujuan MOP


Pria yang melakukan vasektomi adalah ayah yang memiliki kesadaran
untuk terlibat langsung dalam hal mengatur kelahiran anak. Lebih dari itu, hal
ini adalah sebagai bentuk kepedulian seorang pria untuk aktif memilih
kontrasepsi selain partisipasi dari pihak wanita. Alasan yang umum diambil
mengapa pria vasektomi adalah karena isteri mengalami alergi terhadap
metode kontrasepsi tertentu sehingga pria mengambil alih tugas kontrasepsi.
Operasi vasektomi dilakukan dengan tujuan agar pria tidak bisa menghamili
wanita secara permanen.

2.3 Waktu Pelaksanaan MOP


1. Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup ( 2 anak ) dan istri
beresiko tinggi.
2. Tidur dan istirahat cukup
3. Mandi dan membersihkan daerah sekitar kemaluan
4. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik
5. Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar
6. Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang ditandatangani atau
cap jempol
7. Boleh bersenggama setelah 2-3 hari setelah operasi dengan menggunakan
kondom, penggunaan kondom dilanjutkan sampai 20 kali ejakulasi atau 3
bulan setelah operasi

2.4 Tempat Pelayanan MOP


Tempat mendapatkan pelayanan vasektomi :
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Klinik KB.

2.5 Sasaran MOP


Dasarnya untuk melakukan vasektomi adalah bahwa pasangan suami–
isteri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa
tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
a. Dianjurkan pada usia produktif 30-40 tahun.
b. Pasangan yang tidak ingin menambah jumlah anak.
c. Pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan.
d. Memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan.
e. Pasangan yang selalu gagal dengan kontasepsi lain.
f. Pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
g. Untuk tujuan kontrasepsi yang bersifat permanen.
h. Untuk tujuan pengobatan guna mencegah epididitimis.

Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:


1. Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan
kontap; artinya sedcara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap
sebagai cara kontrasepsi
2. Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia; artinya calon
peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan telah
dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan
jasmani, bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil
paling sedikit umur sekitar 2 tahun, umur isteri paling muda sekitar 25
tahun.
3. Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan; artinya
tidak ditemukan adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani
kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu
kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk
dikontap atau tidak.
Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling
(bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan
tindakan medik (Informed Consent)

2.6 Prosedur Kerja MOP


1. Operatif
1) Vasektomi dengan pisau
Setelah anestesi lokal yaitu dengan larutan prokain lidokain atau
lignokain tanpa memakai adrendin maka dilakukan irisan pada kulit
scrotum. Kulit dan otot-otot disayat, maka tampak vas deferens dengan
sarungnya. Irisan dapat dilakukan pada garis tengah antara dua belahan
scrotum atau pada dua tempat di atas masing-masing vas deferens.
Kedua vas tampak sebagai saluran yang putih dan agak kenyal pada
perabaan. Vas dapat dibedakan dari pembuluh-pembuluh darah, karena
tidak berdenyut. Identifikasi vas terutaa sukar apabila kulit scrotum
tebal.
2) Vasektomi tanpa pisau
Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor
kontap pria akan tindakan operasi (yang umumnya dihubungkam
dengan pemakaian pisau operasi), dan untuk menggalakkan penerimaan
kontap pria, di Indonesia sekarang telah diperkenalkan metode
vasektomi tanpa pisau ( VTP ).
Vasektomi pada pisau juga dapat dilakukan tanpa mengiris kulit,
jadi tanpa memakai pisau sama sekali, yaitu dengan cara:
a) Saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum, dengan cara
mencobloskan jarum dengan benang sampai ke bawah saluran mani.
b) Dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani.
c) Saluran mani dapat dibakar dengan mencobloskan jarum kauter
halus melalui kulit ke dalam saluran mani.

2. Penyumbatan vas deferens mekanis


Dilakukan dengan penjepitan vas deferens menggunakan :
1) Vaso-clips
2) Intra Vasal Thread (IVT)
3) Reversible Intravas Device (R-IVD).
4) Shug
5) Phaser (Bionyx Control)
6) Reversible Intravasal Occlusive Devices (RIOD)

3. Penyumbatan vas deferens kimiawi


Dilakukan penyumbatan terhadap vas deferens menggunakan zat-zat
kimiawi berupa :
1) Quinacrine
2) Ethanol
3) Ag-nitrat

4. Konseling pasca operasi


a. Menjaga daerah insisi agar tetap kering
b. Tidak menarik-narik atau menggaruk-nggaruk luka yang sedang dalam
penyembuhan.
c. Memakai penahan skrotum (celana dalam).
d. Menghindari mengangkat benda berat dan kerja keras untuk 3 hari.
e. Klien boleh bersenggama sesudah tidak merasa sakit (hari ke 2-3),
namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara
kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali.
f. Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali
ejakulasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindakan memotong dan menutup saluran mani (vasdeferens) dengan
operasi. Vasektomi dapat dilakukan dengan pisau atau tanpa pisau. Penutupan
duktus spermatikus (vas deferens) dapat dilakukan dengan cara diikat (ligasi),
dipotong (vasektomi), menggunakan clip, cincin dan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dengan vasektomi dapat dilakukan dengan pertama-
tama melakukan pengkajian, yang meliputi pengkajian terhadap pengetahuan
dan komitmen pasien terhadap vasektomi sampai dengan meminta surat
persetujuan tentang akan dilakukan tindakan vasektomi.

3.2 Saran
Bagi Petugas Lapangan Keluarga Berencana dalam memberikan
penyuluhan, dukungan, dan informasi tentang KB kontrasepsi mantap sesuai
dengan kebutuhan individu dan tidak bersifat memaksa dengan
memperhatikan norma-norma agama yang dianut oleh masyarakat. Bagi
pembuat kebijakan metode Keluarga Berencana (KB), dalam membuat
kebijakan mengenai metode KB yang lebih efektif, dan tidak menimbulkan
perdebatan di kalangan agama, sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hartanto, Hanafi 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :


Pustaka Sinar Harapan
Prof. dr. Saifuddin Abdul Bari, SpOG(K), dkk. 2006. Buku Panduan Praktik
Pelayanan Kontrasepsi Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Hartanto, dr. Hanafi. 1994. Keluarga Berencana dan Kontrsepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Hoesin, Rushdy. 1980. Vasectomy untuk Dokter Puskesmas. Jakarta: Perkumpulan
untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia
Samekto, dr. Guno. 1978. Vasektomi. Jakarta: Perkumpulan untuk Sterilisasi
Sukarela Indonesia
Saifudin, Abdul B. 2003. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai