Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Indonesia merupakan negara maritim. Dimana hampir 80 persen terdiri atas lautan serta
kepulauan. Sehingga dibutuhkan fasilitas dermaga untuk dapat memanfaatkan kondisi ini.
Pada awalnya, pelabuhan hanya merupakan suatu tepian di mana kapal-kapal dan perahu-
perahu merapat dan bertambat untuk bisa melakukan kegiatan bongkar muat, menaik-
turunkan penumpang dan kegiatan lainnya. Untuk bisa melakukan kegiatan tersebut maka
pelabuhan harus merupakan perairan tenang dan tahan terhadap gelombang, sehingga
pada masa itu pelabuhan berada di tepi sungai, teluk maupun pantai yang secara alami
terlindungi oleh ombak.

Dengan berkembangnya kehidupan sosial dan ekonomi penduduk suatu daerah atau
negara maka kebutuhan akan sandang, pangan dan fasilitas hidup lainnya pun meningkat.
Hasil produksi suatu daerah baik yang berupa hasil bumi maupun industry semakain
banyak sehingga diperlukan sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih memadai.
Kapal yang semula sederhana dan kecil, sesuai dengan berkembangnya teknologi
meningkat menjadi kapal-kapal besar yang dapat mengangkut lebih banyak dan berlayar
lebih jauh dengan teknologi lebih canggih. Bahkan kemudian berkembang kapal-kapal
khusus yang disesuaikan dengan barang angkutan, seperti kapal tanker, kapal peti kemas,
kapal ikan, kapal keruk, kapal perang. Sejalan dengan itu, pelabuhan sebagai prasarana
angkutan laut juga ikut berkembang. Pelabuhan tidak bisa lagi hanya berada di daerah
yang terlindung secara alami tapi juga harus menjawab kebutuhan dengan berada di laut
terbuka yang lebih luas dengan tentunya peningkatan pada fasilitas pendukung.

Dalam kehidupan sehari-hari sandang adalah hal yang paling penting bagi kita. Sebagai
contohnya makanan laut berupa ikan. ikan telah menjadi salah satu bahan pangan utama.
Ikan adalah salah satu bahan makanan sumber protein yang diperlukan manusia.
Permintaan akan ikan sangat tinggi sehingga diperlukan dermaga ikan. Dermaga ikan
selain berfungsi sebagai tempat tambat kapal ikan juga berfungsi sebagai tempat
penjualan ikan. Indonesia sebagai negara maritim memerlukan lebih banyak lagi dermaga
ikan yang dapat memenuhi kebutuhan akan permintaan ikan di dalam negeri juga luar
negeri.

1.2. Rumusan masalah


a. Apa saja fasilitas pada dermaga ikan ?
b. Apa saja beban yang terjadi pada dermaga ikan ?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui fasilitas apa saja yang terdapat pada dermaga ikan
b. Mengetahui beban-beban apa saja yang bekerja pada dermaga
Bab II

Pembahasan

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis
perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar-
muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra- dan antar moda transportasi. Berbeda
dengan pelabuhan umum dimana semua kegiatan seperti bongkar muat barang, pengisian
perbekalan, perawatan dan perbaikan ringan yang dilakukan pada dermaga yang sama; pada
pelabuhan ikan kegiatan ini dilakukan pada dermaga berbeda. Pada pembahasan kali ini akan
berfokus pada dermaga bongkar yang berfungsi sebagai tujuan pertama kapal-kapal yang
baru melaut untuk membongkar muatan ikan.

2.1. Fasilitas-fasilitas pada pelabuhan dermaga ikan


a. Fasilitas umum meliputi :
1. Tempat air bersih
Berfungsi untuk tempat pengambilan air bersih bagi awak kapal yang akan melakukan
perjalanan.
2. Fasilitas Listrik
Memproduksi listrik untuk keperluan sehari-hari pada pelabuhan tersebut.
3. Perkantoran
Mengatur serta menjadi bagian adminstrasi pelabuhan dimana dibutuhkan pendataan
jumlah ikan yang masuk pelabuhan.
4. Pabrik es
Memproduksi es yang digunakan untuk mengawetkan ikan
5. Ruang pendingin
Untuk menyimpan ikan sebelum dilakukan pengiriman

6. Tempat pelelangan ikan


b. Fasilitas penambatan kapal meliputi :
1. Mooring Dolphin
Mooring dolphin sebagai tempat menambat kapal yang bersandar pada
dermaga. Dimana pada mooring dolphin nantinya dianalisa beberapa beban yaitu
beban angin dan beban arus.

2. Fender
Fender Berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender
akan menyerap energy benturan antara kapal dan dermaga dan meneruskan gaya
ke struktur dermaga. Gaya yang diteruskan ke dermaga tergantung pada tipe
fender dan defleksi fender yang diijinkan. Fender juga dapat melindungi rusaknya
cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh
gerak karena gelombang dan angin. Fender harus dipasang sedemikian rupa
sehingga dapat mengenai kapal.
2.2. Beban-beban pada dermaga
a. Beban angin
Pembebanan beban angin yang terjadi di remaga pada saat kapal berlabuh. Angin
mengakibatkan kapal pada sisi badan kapal memiliki gaya bentur kembali pada
dermaga serta gaya mooring saat angina berhembus. Angin adalah aliran udara
dengan jumlah yang besar diakibatkan adanya rotasi bumi serta perbedaan suhu di
permukaan bumi. Apabila dipanaskan, udara memuai, udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun
karena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan lebih rendah tadi. UDara menyusut menjadi lebih besar dan turun ke
tanah. DI atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara
panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.

b. Gelombang
Gelombang lau dapat didefinisikan sebagai proses gerakan naik turunnya molekul air,
membentuk puncak dan lembah pada lapisan permukaan air laut. Gerakan gelombang
laut (Sea wave). Ini secara umum terbentuk karena adanya gerakan angina (massa
udara yang bergerak, walaupun kadang-kadang gelombang laut ini timbul akibat
aktivitas vulkanisme atau atau tekntonisme di dasar laut ). Beban gelombang pada
hulu kapal merupakan beban tambatan/mooring force

c. Gempa
Pengertian gempa bumi adalah pergerakan lapisan bumi yang berasal dari dasar atau
dari bawah permukaan bumi. Atau definisi gempa bumi yang lebih lengkapnya yaitu
getaran atau goncangan yang terjai karena pergerakan (bergesernya) lapisan batu
bumi yang berasal dari dasar atau dari bawah permukaan bumi dan bisa juga
disebabkan oleh letusan gunung berapi.

d. Beban sandar (Berthing force)


Beban sandar terjadi akibat benturan kapal terhadap dermaga dengan sudut sekitar 10
derajat. Yang pada nantinya beban sandar akan diserap oleh fender sebelum gaya
tersebut masuk pada dermaga.

Anda mungkin juga menyukai