Attachment

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

Grand Case

Tumor Buli

oleh :

Rahmalia Destri Hidayani

13103111010

Pembimbing:

Dr. dr. Yevri Zulfikar Sp.B Sp.U

BAGIAN ILMU BEDAH RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan nikmat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Grand case yang berjudul “Tumor Buli”

sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Bedah RSUP

Dr.M.Djamil Padang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Penyusunan Grandcase ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti

kepaniteraan klinik senior di bagian Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr.Yefri

Zulfikar Sp.B Sp.U sebagai pembimbing dalam kepaniteraan klinik senior ini beserta

seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

Grandcase ini.

Penulis menyadari bahwa Grandcase ini jauh dari sempurna, maka dari itu

sangat diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaan Grandcase ini. Penulis

berharap agar Grandcase ini bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan terutama

bagi penulis sendiri dan bagi teman-teman dokter muda yang tengah menjalani

kepaniteraan klinik. Akhir kata, semoga Grandcase ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 21 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................................i


KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
1.3 Batasan Masalah.....................................................................................................5
1.4 Metode Penulisan...................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Anatomi Vesica Urinaria……................................................................................6
2.2 Tumor Buli-Buli………………………………………………………………......8
2.2.1 Definisi Tumor Buli………..…….......................................................................8
2.2.2 Epidemiologi………… ………...........................................................................8
2.2.3 Etiologi dan Faktor Risiko……...........................................................................8
2.2.4 Jenis Histopatologi Tumor Buli ……………………………....…….……….....9
2.2.5 Diagnosa Tumor Buli ………………...............................................................10
2.2. 6 Derajat Invasi Tumor……………....................................................................12
2.2.7 Penatalaksanaan…………….............................................................................14
2.2.8 Prognosa ...........................................................................................................15
BAB 3 LAPORAN KASUS.....................................................................................16
BAB 4 DISKUSI.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering dijumpai

ditempat praktek sehari-hari, yang mungkin terlewatkan karena kekurangwaspadan

dokter dalam mengenali penyakit ini. Diantara keganasan urogenitalia, tumor buli-

buli atau tumor vesika urinaria (kandung kemih) merupakan 2% dari seluruh

keganasan dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia

setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria

dibanding wanita. Di daerah industri, terutama pabrik cat, kejadian tumor ini

meningkat tajam, karena pekerja-pekerja di pabrik kimia, merupakan salah satu

faktor risiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli. Salah

satu gejala yang terdapat pada tumor buli-buli adalah adanya total hematuria tanpa

disertai rasa nyeri. Sebagian besar ± 90% tumor buli-buli adalah karsinoma sel

transisional.1

Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam

dari seluruh penyakit kaganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan

ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan

hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker

buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di sub

bagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan

urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga

4
menempati urutan pertama. Puncak kejadiannnya terutama berada pada usia dekade

ke lima sampai ketujuh.2

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan grand case ini bertujuan untuk memahami serta menambah

pengetahuan tentang tumor buli.

1.3 Batasan Masalah

Batasan penulisan grand case ini membahas mengenai anatomi,

epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,

tatalaksana, dan komplikasi tumor buli.

1.4 Metode Penulisan

Meode penulisan grand case ini yaitu menggunakaan tinjauan kepustakaan

yang merujuk pada berbagai literatur.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Buli-Buli

Buli-buli (vesika urinaria) terletak tepat di belakang pubis didalam cavitas

pelvis. Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan

superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferiolateral,

dan permukaan posterior. Permukaan superior merupakan lokus minoris (daerah

terlemah) dinding buli-buli. Kapasitas maksimum vesika urinaria dalam menyimpan

urine adalah kurang lebih 500 ml. Vesika urinaria yang kosong pada orang dewasa

seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi, dinding atasnya akan

terangkat sampai masuk ke regio hipogastrikum. Vesica urinaria yang kosong

berbentuk piramid, mempunyai apek, basis dan sebuah facies superior serta dua

buah facies inferolateralis juga mempunyai collum.3

Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang

saling beranyaman. Disebelah dalam adalah otot longitudinal , ditengah merupakan

otot sirkuler dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri

atas sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pelvis renalis,

ureter dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus

uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.1

6
Gambar 2.1 Anatomi buli-buli (vesika urinaria)4

Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian

mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Buli-buli

diperdarahi oleh arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna

dan oleh venae yang membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan

dengan plexus venosus prostaticus; dan bermuara ke vena iliaca interna. Pembuluh

limf bermuara ke nodi iliaca interni dan externi. Persarafan buli-buli berasal dari

plexus hypogastricus inferior.1

7
2.2 Tumor buli-buli

2.2.1 Definisi tumor buli-buli

Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (Kandung

Kencing). Karsinoma buli-buli merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama

kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot & lemak perivesika

yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar. Di samping itu tumor dapat

menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen menuju

kelenjer limfe, perivesika, obturator, iliaka eksterna dan iliaka komunis.


1
Peyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru -paru dan tulang

2.2.2 Epidemiologi

Keganasan buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan

keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat.

Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria dibanding wanita. Di daerah

industri, kejadian tumor ini meningkat tajam, 1

2.2.2 Etiologi dan Faktor Risiko

Keganasan buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat

di sekitar kita. Beberapa faktor risiko yang mempermudah seseorang menderita

karsinoma buli adalah :1,5

1. Merokok

Merokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya karsinoma buli.

Merokok mengakibatkan setengah dari kematian pada pria dengan karsinoma buli

dan lebih dari sepertiga pada wanita dengan karsinoma buli. Risiko untuk

mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6 kali lebih besar

8
dibandingkan bukan peokok. Bahan karsinogen berupa amin aromatik dan

nitrosamin.

2. Pekerjaan

Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik

karet,tekstil, percetakan, dan pekerja pada salon sering terpapar bahan karsinogen

berupa senyawa amin aromatik.

3. Infeksi kandung kemih kronis dan batu buli.

Telah diketahui bahwa kuman-kuman E.coli dan Proteus spp menghasilkan

nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.

4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan.

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin

dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan berupa siklofosfamid intravesika,

analgetik, sitostatik.

5. Umur (> 40 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki 3-4x lebih banyak

dibanding wanita).

2.2.3 Jenis histopatologi tumor buli-buli

Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler

(infiltratif), atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif

9
Gambar 2.2. Bentuk Tumor Buli-Buli

Ada beberapa jenis karsinoma buli, antara lain:1

o Karsinoma sel transisional (urothelial)

o Karsinoma sel skuamosa

o Adenokarsinoma

Sebagian besar (± 90%) karsinoma buli adalah karsinoma sel transisional.

Jenis ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya

terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. Sedangkan

jenis karsinoma sel skuamosa terjadi pada 10% kasus dan adenokarsinoma sekitar

2% kasus.1

2.2.4 Diagnosa tumor buli-buli

Gajala klinis yang dapat ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain:

 Darah pada urin (hematuria makroskopis atau hematuria mikroskopis) yang

bersifat (1) tanpa disertai nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent), (3)

terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).1

 Nyeri saat proses mengeluarkan urin (disuria), meskipun seringkali

karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi pada karsinoma insitu

atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang

menunjukkan gejala iritasi buli-buli.1

 Tidakdapat menahan kemih (Urgensi),.5,7

 Nyeri pada daerah pelvis atau pinggang.5

10
 Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang

dengan meminta pertolongan karena tidak dapat miksi.1

 Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran

kemih bagian atas atau edema tungkai.5

 Polaksuria 7

Pemeriksaan, berupa:

Pemeriksaan per-rektal atau vaginal.

Hal ini berguna untuk memeriksa keberadaan tumor dengan ukuran yang

cukup besar. Pemeriksaan palpasi bimanual sangat berguna untuk

menentukan infiltrasi. Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum

(supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor

TUR Buli.1

Sistoskopi (atau disebut juga sistouretroskopi)

Suatu pemeriksaan yang mana alat ini dimasukkan sepanjang uretra untuk

memeriksa kandung kemih dan traktus urinarius untuk melihat adanya suatu

abnormalitas struktural atau obstruksi , seperti tumor atau batu. Contoh

jaringan kandung kemih (biopsi) dapat diambil melalui sistoskop untuk

kemudian diperiksa dengan menggunakan mikroskop.5

Intavenous pyelogram (IVP)

Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa ginjal, ureter, dan kandung

kemih, mendeteksi adanya tumor, abnormalitas, batu, dan mengetahui

obstrusi dan lainnya. Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor buli

11
berupa filling deffect. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis

merupakan salah satu tanda tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau

muara ureter.5

Gambaran IVP pada Karsinoma Buli-buli6

 Laboratorium

Laboratorium yang dapat digunakan anatara lain darah rutin, kimia darah,

urin mikroskopis dan deteksi bakteri di dalam urin. Selain itu dapat pula

dilakukan pemeriksaan sitologi urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium

yang terlepas bersama urin.1,5

2.2.5 Derajat invasi tumor (stadium)

Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu diferensiasi baik

(G1), sedang (G II) dan kurang berdiferensiasi (G III). Tingkat penyebaran

TNM bergantung pada penyusupan tumor di dalam dinding kandung kemih

dan penyebaran metastasis

12
Tabel 21. TNM karsinoma kandung kemih menurut AJCC 2002 7

T Tumor Primer

TX Tumor primer tidak dapat


ditentukan
Ta CA papiler tidak invasif

Tis Ca insitu

TI Masuk jaringan epitel

T2 Masuk otot

T2a invasi otot superficial


T2b invasi otot dalam

T3 Invasi jaringan perivesika

T3a secara mikroskopik


T3b secara makroskopik

T4 Menginvasi sekitar kandung kemih


,seperti prostat, uterus, vagina,
dinding panggul, dinding perut

N Kelenjer Limf

NX Kel. Limf tidak dapat ditentukan

N0 Tidak ada penyebaran

N1 Kelenjer tunggal ≤ 2cm

N2 Kelenjer >2 cm tetapi < 5cm


.Kelenjer jamak masing-masing
<5cm

13
N3 Kelenjer > 5cm

M Metastase jauh

MX Metastase jauh tidak dapat


ditentukan
M0 Tidak ada metastase jauh

M1 Terdapat metastase jauh

2.2.6 Penatalaksanaan

Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli

adalah reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat

sekaligus ditentukan luas infiltrasi tumor, tetapi selanjutnya tergantung pada

stadiumnya, antara lain: (1) tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat

pengawasan yang ketat atau wait and see, (2) Instilasi intravesika dengan obat-obat

Mitomisin C, BCG, 5-Fluoro Urasil, Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan

interferon, (3) sistektomi radikal (pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya,

pada pria berupa sistoprostatektomi, dan selanjutnya aliran urine dari ureter

dialirkan mealui beberapa cara diversi urin), parsial, atau total, (4) radiasi eksterna

dan (5) terapi ajuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen Sisplatinum-

Siklofosfamid dan Adriamisin.1

14
Tabel 2.2 Alternatif terapi setelah TUR buli-buli1

Stadium Tindakan
Superfisial TUR Buli-buli/fulgurasi
(stadium 0-A) Instilasi intravesika
Invasif TUR Buli-buli
(stadium B-C-D1) Sistektomi atau radiasi
Metastasis Ajuvantivus kemoterapi
(stadium D2) Radiasi paliatif

Semua pasien karsinoma buli- buli harus mendapatkan pemeriksaan secara

berkala,dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinis, sistologi urine serta

sistoskopi. Jadwal pemeriksaan berkala itu pada: (1)tahun I dilakukan setiap 3

bulan sekali, (2) Tahun kedua setiap 4 bulan sekali dan (3) tahun III dan seterusnya

setiap 6 bulan sekali. Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma

buli adalah reseksi buli transuretra atau TUR Buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus

ditentukan luas infiltrasi tumor.Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya antara

lain :

2.2.8 Prognosis

Tabel 2.3 Prognosis karsinoma buli-buli7

Tingkat TNM 5-years survival rate


Tis 90%
Ta
T1 60-80%
T2 50%
T3a 40%
T4 30%
N+ 10%
M+ 0-2%

15
BAB III

ILUSTRASI KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Talang Lindung Sungai Penuh Kerinci Jambi

Tanggal MRS : 19 Desember 2017

RM : 01.00.11.91.17

3.2 Anamnesa

Keluhan Utama

BAK berdarah sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit

Primary Survey

Airway : Clear, stridor (-), gurgling (-)

Breathing : Spontan, gerakan dada simetris kiri dan kanan, RR 22 x/menit

Circulation : Akral hangat, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80 x//menit

Disability : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor, reflek cahaya +/+

16
Riwayat Penyakit Sekarang

BAK berdarah sejak 1 bulan SMRS. BAK lancar. Sebelumnya BAK berdarah juga

sudah pernah dialami, tetapi masih bersifat hilang timbul. Nyeri saat akhir BAK

sudah dirasakan sejak 2 Minggu SMRS .

Demam tidak ada

Riwayat trauma sebelumnya tidak ada

Keluar cairan atau nanah dari meatus uretra tidak ada

Riwayat operasi batu buli sebelumnya tidak ada

Penurunan berat badan tidak ada

Penurunan nafsu makan sebelumnya tidak ada

Riwayat minum obat-obat hormon sebelumnya tidak ada

Gangguan BAB tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keganasan sebelumnya tidak ada

Riwayat Hipertensi sebelumnya tidak ada

Riwayat Diabetes Mellitus sebelumnya tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yg menderita keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Pekerjaan, Sosial , Ekonomi Kebiasaan

Pasien seorang petani.

Pasien merokok sebanyak 4 bungkus sehari. Isi 16 batang perbungkus. Pasien sudah

merokok selama lebih kurang 40 tahun.

17
3.3 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan Umum : Sakit sedang

Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)

TekananDarah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Nafas : 22 kali/menit

Suhu : 370 C

VAS :4

Status Generalisata

Rambut : Hitam, tidak ada kelainan

Kulit dan kuku : Turgor kulit baik, tidak sianosis

Kepala : Inspeksi: hematom (-), VL (-)

Palpasi: fraktur depress (-)

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga : Tidak ada otore, kelainan lain tidak ada

Hidung : Tidak ada rinore, kelainan lain tidak ada

Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan

18
Gigi dan mulut : Tidak ditemukan kelainan

Leher : Tidak ditemukan kelainan

Dinding dada : Tidak ditemukan kelainan

Paru :

Inspeksi : Simetris, kiri = kanan, jejas (-)

Palpasi : Fremitus kiri = kanan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial línea mid clavicula sinistra RIC V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), Gallop (-)

Regio Abdomen :

Inspeksi : Distensi (-), DC (-), DS (-)

Palpasi : Muscle rigid (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas(-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) N

19
Status Lokalis

1. Regio Flank :

Pemeriksaan Dextra Sinistra


Inspeksi
- tanda radang (merah, bengkak,
- -
cairan, hematom)
- -
- trauma
- -
- massa
Palpasi
- -
- ballotement
- -
- nyeri tekan CVA
Perkusi
- -
- nyeri ketok (CVA)
Ramping Pinggang + +

2. Suprapubik
Inspeksi : Permukaan datar dan tidak membengkak, tanda trauma
tumpul/tajam (-), fraktur pelvis /jejas (-), laserasi (-), hematom (-)).
Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba massa (-).

3. Genitalia eksterna
Penis
Inspeksi: ukuran makro penis; posisi bengkok kiri akibat pemasangan kateter
urin; preputium disirkumsisi; tidak terdapat jejas, laserasi dan hematom, tidak
terdapat tanda radang, massa (-); meatus uretra ekterna (MUE) tidak terlihat
karena pemasangan kateter, meatal discharge (-)
Palpasi : tidak terdapat massa.
Skrotum
Inspeksi : tanda radang (-); massa (-); tanda trauma (-).
Palpasi : nyeri tekan (-).

20
3.4 Diagnosis Kerja

Hematuria ec suspect Tumor Buli

3.5 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Hb : 10,1 gr/dl

Leukosit : 11.210 /mm3

Trombosit : 337.000/mm3

Hematokrit : 29%

PT : 10,7 detik

APTT : 40,9 detik

Ur/cr : 41/1.3

Na/K/CL : 141/3.9/109

Total Protein : 6,0

Albumin : 4,0

Globulin : 2,0

Kesan : anemia ringan, leukositosis

21
Makroskopik Urin

Pemeriksaan Radiologi

22
3.6 Diagnosis Akhir

Tumor Buli

3.7 Tatalaksana

IVFD RL

Ceftriaxone 2x1 gr iv

Ketorolac 2x1 amp iv

Ranitidin 2x1 amp iv

Anjuran Pemeriksaan : Pro sistoskopi

CT-Scan

USG Abdomen

23
BAB IV

DISKUSI

Seorang pasien laki-laki berumur 62 tahun datang dengan keluhan BAK


berdarah sejak 1 bulan SMRS. Pasien diduga mengalami Tumor buli-buli.Diagnosis
tumor buli-buli. Hal ini didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang. Diagnosis post operasi adalah Tumor Buli
Dari hasil anamnesis pada kasus ini, didapatkan keluhan utama BAK
berdarah sejak 1 sebelum masuk rumah sakit (SMRS). darah yang keluar waktu
berkemih (hematuria makroskopik), yaitu hematuria yang secara kasat mata dapat
dilihat sebagai urine yang berwarna merah karena didalamnya terdapat sel darah
merah/eritrosit. Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat
mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya
gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine. Salah satu penyebab hematuria
adalah adanya tumor baik jinak maupun ganas. Nyeri yang menyertai hematuria
dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas karena iritasi dari saluran
kemih bagian bawah.

Hasil pemeriksaan fisik pada pasien ini adalah ditemukan konjungtiva tidak
anemis. Tanda-tanda vital pasien, dengan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80
x/menit, nafas 20 x/menit, Suhu 37 C (suhu aksila).

Pada pemeriksaan urologis dari Flank kanan dan kiri dalam batas normal.
Palpasi (ballotement) pada daerah sudut costovertebre (Costo vertebrae
Angle=CVA) didapatkan hasil CVA (-) berarti ginjal tidak teraba. Nyeri tekan dan
ketok CVA (-). Pemeriksaan pada suprapubik didapat adanya nyeri tekan (+).
Pemeriksaan genitalia eksterna dalam batas normal. Rectal toucher (RT) tidak
dilakukan pada

24
DAFTRA PUSTAKA

1. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto. 2011.

170-175.

2. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ennywidyaw-

5113-2-babii.pdf. [diakses 15 April 2014].

3. Snell R.S. 2006. Anatomi Klinik edisi 6. Jakarta:EGC. 350-360

4. R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 2. Jakarta:

EGC. 2006.

5. UAB Health System. Bladder cancer. Http://www.uabhealth.org. [diakses 15


April 2014].
6. John Hopkins Medicine. Bladder cancer. Http://urology.jhu.edu. [diakses 15
April
2014].
7. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Tumor kandung kemih. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke-2. Jakarta : EGC. 2004. 780-782

25
26

Anda mungkin juga menyukai