Attachment
Attachment
Attachment
Tumor Buli
oleh :
13103111010
Pembimbing:
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan nikmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Grand case yang berjudul “Tumor Buli”
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Bedah RSUP
Kedokteran Universitas Andalas. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr.Yefri
Zulfikar Sp.B Sp.U sebagai pembimbing dalam kepaniteraan klinik senior ini beserta
seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Grandcase ini.
Penulis menyadari bahwa Grandcase ini jauh dari sempurna, maka dari itu
sangat diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaan Grandcase ini. Penulis
bagi penulis sendiri dan bagi teman-teman dokter muda yang tengah menjalani
kepaniteraan klinik. Akhir kata, semoga Grandcase ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dokter dalam mengenali penyakit ini. Diantara keganasan urogenitalia, tumor buli-
buli atau tumor vesika urinaria (kandung kemih) merupakan 2% dari seluruh
setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria
dibanding wanita. Di daerah industri, terutama pabrik cat, kejadian tumor ini
satu gejala yang terdapat pada tumor buli-buli adalah adanya total hematuria tanpa
disertai rasa nyeri. Sebagian besar ± 90% tumor buli-buli adalah karsinoma sel
transisional.1
dari seluruh penyakit kaganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan
hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker
buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di sub
bagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan
urologi antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga
4
menempati urutan pertama. Puncak kejadiannnya terutama berada pada usia dekade
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pelvis. Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan
urine adalah kurang lebih 500 ml. Vesika urinaria yang kosong pada orang dewasa
seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi, dinding atasnya akan
berbentuk piramid, mempunyai apek, basis dan sebuah facies superior serta dua
Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang
otot sirkuler dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri
atas sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pelvis renalis,
ureter dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus
6
Gambar 2.1 Anatomi buli-buli (vesika urinaria)4
diperdarahi oleh arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna
dan oleh venae yang membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan
dengan plexus venosus prostaticus; dan bermuara ke vena iliaca interna. Pembuluh
limf bermuara ke nodi iliaca interni dan externi. Persarafan buli-buli berasal dari
7
2.2 Tumor buli-buli
kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot & lemak perivesika
yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar. Di samping itu tumor dapat
2.2.2 Epidemiologi
Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria dibanding wanita. Di daerah
Keganasan buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat
1. Merokok
Merokok mengakibatkan setengah dari kematian pada pria dengan karsinoma buli
dan lebih dari sepertiga pada wanita dengan karsinoma buli. Risiko untuk
mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6 kali lebih besar
8
dibandingkan bukan peokok. Bahan karsinogen berupa amin aromatik dan
nitrosamin.
2. Pekerjaan
karet,tekstil, percetakan, dan pekerja pada salon sering terpapar bahan karsinogen
analgetik, sitostatik.
5. Umur (> 40 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki 3-4x lebih banyak
dibanding wanita).
Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler
9
Gambar 2.2. Bentuk Tumor Buli-Buli
o Adenokarsinoma
Jenis ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya
terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. Sedangkan
jenis karsinoma sel skuamosa terjadi pada 10% kasus dan adenokarsinoma sekitar
2% kasus.1
Gajala klinis yang dapat ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain:
bersifat (1) tanpa disertai nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent), (3)
karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi pada karsinoma insitu
10
Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran
Polaksuria 7
Pemeriksaan, berupa:
Hal ini berguna untuk memeriksa keberadaan tumor dengan ukuran yang
(supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor
TUR Buli.1
Suatu pemeriksaan yang mana alat ini dimasukkan sepanjang uretra untuk
memeriksa kandung kemih dan traktus urinarius untuk melihat adanya suatu
obstrusi dan lainnya. Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor buli
11
berupa filling deffect. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis
merupakan salah satu tanda tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau
muara ureter.5
Laboratorium
Laboratorium yang dapat digunakan anatara lain darah rutin, kimia darah,
urin mikroskopis dan deteksi bakteri di dalam urin. Selain itu dapat pula
12
Tabel 21. TNM karsinoma kandung kemih menurut AJCC 2002 7
T Tumor Primer
Tis Ca insitu
T2 Masuk otot
N Kelenjer Limf
13
N3 Kelenjer > 5cm
M Metastase jauh
2.2.6 Penatalaksanaan
adalah reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat
stadiumnya, antara lain: (1) tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat
pengawasan yang ketat atau wait and see, (2) Instilasi intravesika dengan obat-obat
pada pria berupa sistoprostatektomi, dan selanjutnya aliran urine dari ureter
dialirkan mealui beberapa cara diversi urin), parsial, atau total, (4) radiasi eksterna
dan (5) terapi ajuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen Sisplatinum-
14
Tabel 2.2 Alternatif terapi setelah TUR buli-buli1
Stadium Tindakan
Superfisial TUR Buli-buli/fulgurasi
(stadium 0-A) Instilasi intravesika
Invasif TUR Buli-buli
(stadium B-C-D1) Sistektomi atau radiasi
Metastasis Ajuvantivus kemoterapi
(stadium D2) Radiasi paliatif
bulan sekali, (2) Tahun kedua setiap 4 bulan sekali dan (3) tahun III dan seterusnya
setiap 6 bulan sekali. Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma
buli adalah reseksi buli transuretra atau TUR Buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus
lain :
2.2.8 Prognosis
15
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Nama : Tn. S
Umur : 62 tahun
RM : 01.00.11.91.17
3.2 Anamnesa
Keluhan Utama
Primary Survey
16
Riwayat Penyakit Sekarang
BAK berdarah sejak 1 bulan SMRS. BAK lancar. Sebelumnya BAK berdarah juga
sudah pernah dialami, tetapi masih bersifat hilang timbul. Nyeri saat akhir BAK
Pasien merokok sebanyak 4 bungkus sehari. Isi 16 batang perbungkus. Pasien sudah
17
3.3 Pemeriksaan Fisik
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 22 kali/menit
Suhu : 370 C
VAS :4
Status Generalisata
18
Gigi dan mulut : Tidak ditemukan kelainan
Paru :
Perkusi : Sonor
Jantung :
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial línea mid clavicula sinistra RIC V
Regio Abdomen :
Perkusi : Timpani
19
Status Lokalis
1. Regio Flank :
2. Suprapubik
Inspeksi : Permukaan datar dan tidak membengkak, tanda trauma
tumpul/tajam (-), fraktur pelvis /jejas (-), laserasi (-), hematom (-)).
Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba massa (-).
3. Genitalia eksterna
Penis
Inspeksi: ukuran makro penis; posisi bengkok kiri akibat pemasangan kateter
urin; preputium disirkumsisi; tidak terdapat jejas, laserasi dan hematom, tidak
terdapat tanda radang, massa (-); meatus uretra ekterna (MUE) tidak terlihat
karena pemasangan kateter, meatal discharge (-)
Palpasi : tidak terdapat massa.
Skrotum
Inspeksi : tanda radang (-); massa (-); tanda trauma (-).
Palpasi : nyeri tekan (-).
20
3.4 Diagnosis Kerja
Laboratorium
Hb : 10,1 gr/dl
Trombosit : 337.000/mm3
Hematokrit : 29%
PT : 10,7 detik
Ur/cr : 41/1.3
Na/K/CL : 141/3.9/109
Albumin : 4,0
Globulin : 2,0
21
Makroskopik Urin
Pemeriksaan Radiologi
22
3.6 Diagnosis Akhir
Tumor Buli
3.7 Tatalaksana
IVFD RL
Ceftriaxone 2x1 gr iv
CT-Scan
USG Abdomen
23
BAB IV
DISKUSI
Hasil pemeriksaan fisik pada pasien ini adalah ditemukan konjungtiva tidak
anemis. Tanda-tanda vital pasien, dengan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80
x/menit, nafas 20 x/menit, Suhu 37 C (suhu aksila).
Pada pemeriksaan urologis dari Flank kanan dan kiri dalam batas normal.
Palpasi (ballotement) pada daerah sudut costovertebre (Costo vertebrae
Angle=CVA) didapatkan hasil CVA (-) berarti ginjal tidak teraba. Nyeri tekan dan
ketok CVA (-). Pemeriksaan pada suprapubik didapat adanya nyeri tekan (+).
Pemeriksaan genitalia eksterna dalam batas normal. Rectal toucher (RT) tidak
dilakukan pada
24
DAFTRA PUSTAKA
1. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto. 2011.
170-175.
2. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ennywidyaw-
EGC. 2006.
25
26