II. PEMBAHASAN
fokus pada masalah yang ditelitinya. Namun demikian, keberadaan hipotesis ini
bukanlah sesuatu yang esensial, artinya keberadaan hipotesis dalam suatu proses
penelitian tidak harus ada. Seseorang dapat melakukan penyelidikan tanpa adanya
mungkin selama hipotesis tersebut sesuai dengan arah penelitian yang hendak
(Widi,2010:181)
(Widi,2010:183-184)
4
didefinisikan sebagai sebuah proposisi, kondisi atau prinsip yang diduga, yang
mungkin tidak benar-benar diyakini, untuk menarik suatu konsekuensi logis dan
fakta.
Menurut Bailey, hipotesis adalah suatu proposisi yang dinyatakan dalam bentuk
yang dapat diuji dan memperkirakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan kata lain, jika seseorang berpendapat bahwa ada dua atau lebih variabel,
maka orang tersebut pertama kali menyatakannya sebagai hipotesis dan kemudian
menguji hipotesis.
rupa sehingga bisa jadi dapat terbukti kebenarannya atau sebaliknya melalui data
dimunculkan peneliti.(Musfiqon,2012:46)
5
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
Menurut Mohamad Ali (1985: 48), hipotesis adalah rumusan jawaban sementara
yang harus diuji melalui kegiatan penelitian. Sementara menurut Sudjana (2005:
219), hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Maka dapat disimpulkan hipotesis merupakan asumsi atau dugaan sementara yang
(Sugiyono,2015:96)
Dalam hal ini, perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
Selanjutnya hipotesis itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
(Sugiyono,2015:96-97)
6
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada
hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan
terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa
hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis
yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah
hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang
Agar lebih mudah memahami pengertian hipotesis, ada beberapa sumber lain
2. J.W, Buckley et al. M.H. (2006) mendefinisikan bahwa “hipotesis adalah suatu
Dari beberapa pendapat tadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian
2. Telah memiliki kebenaran, tetapi baru merupakan kebenaran taraf teoritis atau
validity)
Secara umum, dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah penjelasan atau pernyataan
yang disarankan tentang suatu fenomena, atau suatu usulan penjelasan yang
demikian, dari definisi-definisi di atas, satu hal yang dapat ditarik dari pengertian
belum diketahui dan dalam banyak kasus menunjukkan suatu hubungan antara
Hipotesis dapat berbentuk model matematika, yaitu suatu bahsa matematika yang
(Widi,2010:184)
masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang
lain dan membentuk suatu konsep, yang merupakan abstraksi dari hubungan
(conseptual sheme). Dari sini peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang
masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak
Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis dapat ditempuh dengan tiga cara,
yakni:
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya; fakta semacam ini diperoleh dari
bentuk yang asli, sehingga dia tidak akan berusaha untuk melakukan perubahan
dari sumber yang asli, namun masih berada di tangan orang yang
ditarik berdasarkan fakta yang ditemukan; dan hal ini sangat berguna untuk
bukan sekedar “ramalan”, melainkan ramalan yang berdasarkan suatu hasil serta
yang logis dan rasional, atau atas dasar suatu teori ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu jelaslah bahwa fakta
Kalau dilihat dari sudut hipotesis sebagai suatu kesimpulan yang menjadi jawaban
jelaslah kiranya bahwa suatu hipotesis adalah semacam petunjuk yang dapat
generalisasi.
Oleh karena itu suatu hipotesis walaupun sifatnya yang masih merupakan
yang sistematis.
Sesuai dengan tiga bentuk dari permasalahan penelitian maka juga ada tiga bentuk
Apakah sistem pembayaran gaji karyawan suatu perusahaan sejenis sudah sesuai
dengan UMR?
10
Hipotesis penelitiannya:
Sebanyak 75% dari perusahaan sudah membayar gaji karyawan sesuai dengan
UMR.
Contoh:
1) Siswa dari suatu kelas yang diajarkan dengan metode A, akan berbeda hasil
2) Terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
yang pertama menyatakan tentang hasil belajar rata-rata dalam dua kelompok,
yaitu skor rata-rata tes hasil belajar yang menggunakan metode A dan skor rata-
Untuk hipotesis kedua menyatakan skor motivasi belajar dan prestasi belajar dari
Menurut Maolani dkk (2015:35-39) ada dua hipotesis yang digunakan dalam
1) Hipotesis Nol
Dalam pengujian dengan statistik, suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya
disebut hipotesis nol. Kata nol berarti tidak ada beda, tidak ada hubungan,
atau tidak ada efek situasi. Hipotesis nol disebut juga hipotesis nihil.
Ho ∶ 𝜇𝐴 = 𝜇𝐵
Ho : Hipotesis nol
2) Hipotesis Alternatif
Notasi untuk hipotesis ini adalah H1 atau Ha. Hipotesis alternatif disebut juga
Contoh hipotesis:
H1 ∶ 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵
Ha ∶ 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵
Berarti: Mean skor kelompok A tidak sama dengan mean skor kelompok B.
12
Hipotesis nol dan hipotesis kerja yang dijelaskan di atas, disebut tidak berarah,
karena tidak menyatakan skor rerata dari kelompok mana yang lebih besar atau
lebih kecil. Untuk hipotesis berarah maka hipotesis penelitiannya sedikit berbeda.
Seperti untuk contoh penelitian yang pertama (contoh 1) maka bunyinya adalah:
Siswa dari suatu kelas yang diajar dengan metode A hasil belajarnya lebih tinggi
Untuk hipotesis nol, penulisannya sama seperti yang telah dituliskan di atas tapi
Hipotesis statistiknya:
Ho ∶ 𝜇𝐴 = 𝜇𝐵
H1 ∶ 𝜇𝐴 > 𝜇𝐵
Jadi hipotesis alternatifnya adalah mean skor kelompok A lebih tinggi dari mean
skor kelompok B.
Contoh hipotesis penelitian yang ke-2 yaitu: terdapat hubungan yang positif antara
Ho ∶ Pxy = 0
H1 ∶ Pxy > 0
Karena hubungannya positif maka bila skor X naik maka skor Y naik pula.
Perlu dijelaskan lebih lanjut bahwa hipotesis statistik itu ada, bila penelitian
bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak
Jadi yang dipelajari adalah data sampel. Dugaan apakah data sampel itu dapat
kesalahan dan kepercayaan dari pengujian. Teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis statistik adalah statistik inferensial dan statistik yang bekerja
dengan data populasi adalah statistik deskriptif (pelajari lebih lanjut pada buku
statistik).
Dalam suatu penelitian langkah kedua yang penting setelah merumuskan masalah
yaitu:
Suatu hipotesis yang dirumuskan dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang
peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul, dinamakan hipotesis kerja.
Hipotesis kerja disebut juga dengan hipotesis penelitian, dan biasanya tidak
Rumusannya menggunakan pernyataan “jika ..., maka ...”. Artinya, jika suatu
faktor terdapat pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat
di atas, namun demikian rumusan semacam itu bukan satu-satunya bentuk, karena
dalam rumusan hipotesis, hal yang paling penting diperhatikan adalah bahwa
yang diteliti, sebagai suatu bentuk kesimpulan yang akan diuji. Oleh karena itu
Hipotesis nol atau disebut juga dengan hipotesis statistik biasanya dibuat untuk
menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang berarti
antara dua kelompok atau lebih tentang suatu hal yang dipermasalahkan. Suatu
15
hipotesis yang dirumuskan dengan “tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa
dan siswi dalam bidang studi matematika di suatu SD” misalnya, berarti bahwa
hasil belajar siswa dan siswi SD yang bersangkutan dalam bidang studi
“selisih” akan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa selisih hasil belajar siswi
akan saa dengan nol. Bila dirumuskan dengan persamaan, maka hasil belajar
siswa sama dengan hasil beajar siswi, sehingga bila diuji dengan metode statistika
ditolak, maka ada alternatif lain yang timbul karena penolakan hipotesis. Itulah
Penggunaan lambang untuk hipotesis nol adalah H0, sedangkan hipotesis alternatif
dengan H1. Demikian misalnya hipotesis nol: tidak ada perbedaan antara hasil
belajar siswa (X) dengan siswi (Y), secara statistik dapat dituliskan H0: X-Y=0
atau H0: X=Y. Lalu hipotesis alternatifnya H1: X-Y≠0 atau H1: X<Y atau H1:
X>Y.
menunjang pada hipotesis induk. Oleh karena itu dalam menguji hipotesis, hal ini
yang dapat kita jumpai. Keenam jenis hipotesis tersebut dijelaskan secara singkat
sebagai berikut:
Hipotesis jenis ini belum mampu secara tegas menggambarkan apa yang akan
dicapai oleh peneliti. Contoh dari hipotesis jenis ini adalah sebagai berikut:
berkorelasi signifikan?”.
2. Hipotesis induktif
3. Hipotesis Deduktif
Hipotesis deduktif adalah hipotesis yang diturunkan atau dikembangkan dari teori
yang ada yang mana teori tersebut telah didukung oleh bukti-bukti empiris.
yang ada tidak selalu mendukung teori yang dijadikan acuan, melainkan justru
menyangkal atau menolak atau bisa juga hipotesis yang diajukan merupakan
pengembangan dari temuan yang ada. Hipotesis jenis ini banyak dijumpai dalam
konsistenan hasil. Hal ini memang wajar dalam ilmu sosial, karena objek
penelitian ilmu sosial kebanyakan adalah manusia atau sgala sesuatu yang terkait
penelitian yang menyelidiki manusia juga tidak dapat dijamin persis sama.
bentuk kalimat dengan kata tidak ada. Selain itu, hipotesis statistik juga
yang belum pasti. Artinya, hubungan atau perbedaan suatu variabel yang diteliti
memiliki kemungkinan untuk ada dan tidak adanya hubungan atau perbedaan
tersebut.
18
Contoh dari hipotesis nol adalah “Tidak ada perbedaan yang signifikan nilai mata
kuliah statistik antara mahasiswa yang mengikuti kursus tambahan dan mahasiswa
5. Hipotesis Penelitian
atau kebalikan dari hipotesis statistik, dimana hipotesis statistik dinyatakan dalam
digunakan kata ada, baik ada pengaruh ataupun ada hubungan, sementara untuk
hipotesis nol ekspresinya dalam bentuk kalimat yang di dalamnya ada kata tidak
adak. Dalam hal ini hipotesis penelitian menyatakan hubungan atau perbedaan
yang di harapkan antara dua variabel. Dengan kata lain, hubungan apa yang
analisisnya.
hubungan atau perbedaan muncuk tanpa secara tegas menunjukkan arah hubungan
atau ada tidaknya perbedaan. Artinya, hipotesis jenis ini tidak secara eksplisit
Suatu hipotesis penelitian tidak dapat dibuat dengan semena-mena, hal itu
dimaksudkan agar diperoleh hipotesis yang baik dan relavan. Oleh sebab itu
peneliti harus memerhatikan apa saja yang menjadi acuan dalam membuat
hipotesis. Menurut Winarno Surachmad (1978: 39), dalam bukunya yang berjudul
1. Hipotesis harus tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan ilmu
pengetahuan yang sedang dijelajah oleh penyelidik. Bila ini tidak demikian,
maka hipotesa akan tetap merupakan pertanyaan yang sama sekali tidak
fungsional.
dan sifat terbatas yang dimaksudkan sebagai penjelasan mengenai luas dan
antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak
dirumuskan)
penafsiran.
Harga terakhir suatu hipotesis tidak dapt dinilai sebelum melakukan pengujian
empiris, namun ada beberapa kriteria tertentu yang dapat memberika ciri hipotesis
yang baik menurut Donald Ary et al. dalam Sudaryono (2016: 205), yaitu :
variabel-variabel.
Sedangkan menurut Gumanti dkk. (2016: 167) hipotesis sebagai bagian dari
konsep penelitian, harus memiliki beberapa syarat tertentu agar dapat dikatakan
hipotesis yang baik. Berikut adalah uraian tentang syarat-syarat utama dari suatu
hipotesis :
1. Hipotesis adalah suatu konsep. Artinya, hipotesis dibangun dari konsep yang
deklaratif. Artinya, hipotesis adalah ekspresi verbal dari suatu ide atau
konsep.
lebih variabel.
4. Hipotesis adalah referensi kedepan dan masa depan. Artinya, hipotesis harus
bukanlah suatu hal yang sangat esensial. Namun demikian, hipotesis sangatlah
penting dalam hal membawa kejelasan terhadap masalah penelitian. Hal ini dapat
digambarkan seperti pada gambar 2.1.4.1 yang mana dugaan atau asumsi dapat
diselidiki.
Hipotesis dapat memberikan arahan tentang data apa yang harus dikumpulkan
dan data apa yang tidak perlu dikumpulkan, sehingga sekali lagi akan
obyektifitas penelitian.
rumusan teori.
mengurangi ide dari pendahulu, namun lebih pada perannya dan kemampuannya
(Widi,2010:185-186)
Setiap hipotesis yang baik dan bermafaat selalu dapat memperkirakan sesuatu
secara logis dan ilmiah. Hipotesis dapat memperkirakan suatu dampak dan hasil
secara alami. Suatu perkiraan atau prediksi secara statistika dapat berupa suatu
kemungkinan-kemungkinan. (Widi,2010:186)
Jika dampak atau hasil penelitian belum diketahui, itulah yang disebut sebagai
hipotesis. Namun bila dampak atau hasil penelitian sudah dapat diketahui, maka
Jika suatu prediksi atau hipotesis tidak dapat dibuktikan baik melalui pekerjaan
metode yang lainnya, maka hipotesis tersebut menjadi tidak berguna terhadap
suatu metode, dan harus menunggu hingga terdapat metode atau peralatan yang
peralatan dan teknologi terkini untuk pengujiannya, maka hipotesis tersebut hanya
dapat diuji jika telah tersedia peralatan dan teknologi tersebut. (Widi,2010:186)
Cukup jelas bahwa hipotesis adalah alat yang penting dan mutlak perlu dalam
penelitian ilmiah. Ada tiga alasan utama yang menopang pandangan demikian.
(Sangadji,2010:95)
24
Hipotesis dapat dirunut atau dijabarkan dari teori dan dari hipotesis lain.
Fakta-fakta yang terisolasi tidaklah diuji dengan cara yang penulis nyatakan
sebelum ini. Yang diuji hanyalah relasi (hubungan) karena hipotesis adalah
digunakan dalam telaah ilmiah. Pada intinya, yang kita susun utnuk menguji
relasi A dengan B adalah prediksi yang terbentuk “Jika A, maka B kita biarkan
kita”.
3. Hipotesis adalah alat yang memiliki daya besar untuk memajukan pengetahuan
Sungguh pun oleh manusia, hipotesisn itu ada, dapat diuji, dan ditunjukkan
kemungkinan betul atau salahnya dengan cara yang terbebas dari nilai pendapat
manusia.
penelitian.
2. Menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antarfakta yang kadang
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta.
(Sangadji,2010:91)
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti maka jawabannya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
26
kesimpulannya. (Sugiyono,2015:60)
secara konseptual. Bahkan saat ujian skripsi, tesis, disertasi atau saat presentasi
(Musfiqon,2012:44-45)
Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk
(Sangadji,2010:133)
akan maknanya. Di lain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam ilmu
sosial memerlukan definisi yang jelas supaya tidak terdapat keragu-raguan dan
27
dapat memperjelas arti atau untuk membuat variabel atau konstrak dapat
Menurut Yatim Riyanto, variabel adalah gejala yang menjadi objek penelitian
adalqh variabel penelitian. Variabel ini memiliki variasi makna dan nilai ketika
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan
variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang
dengan yang lain. Demikian juga prestasi belajar, kemampuan guru juga dapat
murid tentu bervariasi. Jadi, kalau peneliti akan memilih variabel penelitian baik
yang dimiliki obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuwan tertentu, maka
28
harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak atau sifat yang akan
(Sugiyono,2015:61)
Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur. Perbedaan utama
konsep dengan variabel adalah keterukuran. Artinya, konsep tidak dapat diukur
sedangkan variabel dapat diukur. Sebagai contoh, larutan misalnya adalah suatu
larutan adalah variabel karena memiliki nilai 1M, 200ppm, 35%v/v dan
sebagainya. Demikian juga sifat osmotik larutan adalah variabel karena memiliki
Sebenarnya, variabel itu adalah totalitas objek penelitian. Totalitas disini meliputi
gejala, fenomena, dan fakta yang akan diteliti. Keseluruhan objek penelitian ini
merupakan wujud variabel dalam penelitian. Dan sejatinya, variabel itu telah
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Menurut Harding dalam Gumanti dkk (2016:139) ia membagi tiga jenis utama
diterapkan untuk memberi nilai tetapi tidak memiliki arti, selain hanya sekedar
label. Misalnya, adalah umum untuk mengkode “1” untuk laki-laki dan “0” untuk
wanita, tetapi tidak ada alasan khusus mengapa misalnya kita menggantinya
responden ditanyai untuk menomori aktivitas santai dengan pilihan angka satu
untuk ekspresi yang menunjukkan tingkat paling tidak disukai sampai dengan
angka tujuh untuk ekspresi yang menunjukkan tingkatan paling disukai. Dalam
hal ini, responden diminta untuk mengurutkan saja pilihan yang disediakan.
Variabel kardinal mencerminkan nilai sebenarnya (real value) dari suatu amatan.
Misalnya, tinggi atau berat badan seseorang atau jumlah anak yang dimiliki
sepasang suami istri. Variabel kardinal seringkali dibedakan menjadi dua, yaitu
Variabel diskrit adalah variabel yang memiliki nilai terbatas misalnya jumlah anak
dalam keluarga. Variabel kontinu adalah variabel dimana akan sulit bagi kita
untuk memastikan jika yang mungkin misalnya tinggi badan atau berat badan
30
seseorang. Variabel kardinal juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel
Berikut ini dalam Gumanti dkk (2016:140-142) adalah rangkuman atas jenis-jenis
Pengamatan yang terjadi di salah satu dari dua kondisi yang mungkin, sering
Sebuah variabel yang mengaburkan efek variabel lain. Misalnya, jika salah
(guru) lain menggunakan lima buku bacaan di kelasnya, dan siswa masing-
masing kelas diberi tes prestasi untuk melihat seberapa baik mereka
31
membaca, maka variabel bebasnya, yaitu efektivitas guru dan buku pelajaran
akan rancu. Tidak ada cara untuk menentukan apakah perbedaan dalam
membaca antara dua kelas yang disebabkan oleh salah satu atau kedua
variabel bebas.
Sebuah variabel yang tidak terbatas pada nilai-nilai tertentu (selain dibatasi
oleh akurasi alat ukur). Misalnya, kecepatan sepeda motor, tinggi badan, atau
Variabel kontrol atau kendali merupakan variabel lain untuk tidak menjadi
variabel kunci (utama) untuk diteliti. Peneliti mengontrol variabel ini. Disebut
noneksperimental.
studi ekdperimental. Nilai terkait tergantung pada variabel lain, dalam hal ini
32
Variabel boneka atau variabel dumi dibuat dengan pengodean ulang variabel
Sebuah variabel yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem yang
dipelajari dan yang ditentukan dari dalam sistem. Sebuah variabel yang
Sebuah variabel yang masuk dari dan ditentukan dari luar sistem yang sedang
eksogen.
variable)
desain nonexperimental.
akibat antar variabel lain. Juga disebit sebagai variabel penengah atau varabel
Contoh variabel ini adalah hubungan statistik antara pendapatan dan umur
seseorang hidup lama. Variable ini menengahi antara uang dan umur panjang.
Variabel laten merupakan variabel dasar yang tidak dapat diamati. Variabel
ini diduga ada untuk menjelaskan variabel lain, seperti perilaku tertentu, yang
kecerdasan adalah variabel laten. Kita dapat melihat indikator seperti sukses
interval) dan berbagai ukuran skala yang belum tentu sama. Contoh:
tetapi pasien dengan skor 0 dan 2 tidak harus memiliki perbedaan yang sama
Merupakan variabel yang muncuk sebagai efek dugaan dalam studi non
Variabel yang dapat melihat lebih dari dua nilai yang mungkin. Sebenarnya,
dikelompokkan kedalam:
dependen (terikat).
Disini, terdapat satu variabel independen yaitu biaya promosi dan satu
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Contoh
variabel lain. Variabel lain ini dapat memperlemah atau memperkuat arah
Variabel ini juga dapat mengubah nilai hubungan dari positif ke negatif atau
mereka. Artinya, makin besar motivasi belajar akan semakin baik pula hasil
belajar mereka, atau sebaliknya. Sikap dosen dalam hal ini dapat dijadikan
oleh mahasiswa sebagai sikap yang positif. Sikap tegas dapat memotivasi
dipandang oleh mahasiwa sebagai sikap yang negatif. Arogan dapat membuat
Sudaryono (2016:51).
tidak langsung.
4. Variabel kontrol
terikat. Jadi yang dimaksud dengan variabel kendali atau kontrol adalah
kontrol atau variabel kendali ini dilakukan dengan cara melakukan eliminasi
Dalam penelitian kuantitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala
itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat),
variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut
Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, Teori
yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang
akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma atau model
berikut:
1. Paradigma Sederhana
paradigma penelitian yang terdiri atas satu variable independen (bebas) dan
dependen (tergantung). Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.1 berikut.
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu, yaitu :
b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan
prestasi belajar.
c. Hipotesis yang digunakan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis
2) Hipotesis asosiatif :
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan
dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media
gradasi yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji
diambil).
mudah ditentukan teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan
menguji hipotesis.
1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio,
2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variable berbentuk interval atau
Y= Volume penjualan.
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu, yaitu :
a) Bagaimana X? (iklan)
volume penjualan?
b. Teori yang diperlukan oleh peneliti ialah teori mengenai iklan dan penjualan.
42
Penelitian yang menggunakan paradigma ini menurut Sugiyono (2015: 67) akan
mengkaji lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana dan saling
berurutan. Arti sederhana dan saling berurutan menurut Sarwono (2006: 61) yaitu
variabel bebas 3 adalah akibat dari variabel bebas 2, dan variabel bebas 2 adalah
akibat dari variabel bebas 1. Dengan kata lain varibel bebas 1 mempengaruhi
X2 = Kualitas proses
X3 = Kualitas output
Y = Kualitas outcome
43
varibel independen dan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari
hubungan antar variabel (X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X3 dengan Y) tersebut
digunakan teknik korelasi sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui
penelitian yang mengkaji lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel
tergantung.
X2 = Kualitas layanan
Y = Kepuasan pelanggan
Sugiyono (2015: 68) mengemukakan bahwa dalam paradigama ini terdapat dua
variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat 3 rumusan
korelasi ganda). Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.3 berikut.
44
Jumlah rumusan masalah deskriptif ada tiga, dan asosiatif ada empat, yaitu :
belajar murid?
belajar murid?
Contoh 2 : X1 = IQ
X2 = Motivasi
Y = Hasil ujian
Sehingga menurut Sarwono (2006: 62) pola hubungan antar variabel yang dapat
Tergantung
Sugiyono (2015: 69) menyatakan bahwa dalam paradigma ini terdapat tiga
variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel dependen (Y). Rumusan
masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk yang
sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1. Hal ini dapat digambarkan seperti
X2 = Kualitas kerja
X3 = Etos belajar
Y = Produktivitas kerja
dan ganda serta korelasi parsial dapat digunakan untuk analisis dalam paradigma
ini.
Contoh 2 : X1 = Gaji
X2 = Jenjang karir
Y = Prestasi kerja
Sehingga menurut Sarwono (2006: 63) pola hubungan antara variabel tersebut
Sugiyono (2015: 70) menyatakan bahwa dalam paradigma ini terdapat satu
variabel independen (X1) dan dua variabel dependen (Y1, Y2). Hal ini dapat
Y1 = Disiplin kerja
Sehingga menurut Sugiyono (2015: 70) untuk mencari besarnya hubungan antara
X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga
Y2 = Wawasan
48
Sehingga menurut Sarwono (2006: 64) pola hubungan antar variabel tersebut
Dependen
Dalam paradigma ini menurut Sugiyono (2015: 70) terdapat dua variabel
independen yaitu (X1, X2) dan dua variabel dependen (Y1, Y2). Terdapat empat
Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan
antar variabel secara simultan. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.6
berikut.
X2 = Pelayanan sekolah
Y1 = Jumlah pendaftar
Y2 = Kepuasan pelayanan
49
Menurut Sugiyono (2015: 71) hubungan r1, r2, r3, r4, r5 dan r6 dapat dianalisis
korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga digunakan
untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang kereta api.
X2 = Harga produk
Y1 = Jumlah pelanggan
Y2 = Keputusan membeli
Sehingga menurut Sujarwo (2006: 64) pola hubungan antar variabel tersebut dapat
7. Paradigma Jalur
Menurut Sugiyono (2015: 72) dalam paradigma ini terdapat empat rumusan
masalah deskriptif dan enam rumusan masalah hubungan. Teknik analisis statistic
dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai
pada variable dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variable
Contoh 1 : X1 = IQ
X2 = Pola belajar
X3 = Motivasi
Y = Prestasi belajar
Sehingga menurut Sarwono (2006: 65) pola hubungan antar variabel yang dapat
Sebenarnya bentuk paradigma penelitian yang lain masih ada dan cukup banyak
serta contoh-contoh yang diberikan terutama terkait dengan teknik statistik yang
digunakan. Teknik statistic yang bersifat menguji perbedaan tidak ada pada
paradigma yang sudah dibahas, akan tetapi lebih tampak pada paradigma
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (subvariabel) merupakan syarat mutlak
(Sangadji,2010:143)
memecah variabel menjadi kategori data yang harus dikumpulkan oeleh peneliti.
(Sangadji,2010:143)
langkah peneltian yang lain. Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti
variabelnya terlalu luas) dan terlalu sempit (jika variabelnya sedikit, tetapi kecil-
kecil). (Sangadji,2010:143)
yaitu :
Berikut yang ditulis di dalam tanda kurung adalah cara atau metode mendapatkan
data: (Sangadji,2010:144)
kerja karyawan)
Subvariabel Subvariabel