Anda di halaman 1dari 4

BAB 9

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

1. Hakikat Anggaran
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam
sebuah perusahaan. Anggaran biasanya dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan berisi
mengenai pendapatan dan beban yang direncanakan. Karakteristik anggaran meliputi, (1)
anggaran mengestimasikan potensi laba, (2) dinyatakan dalam istilah moneter, (3) biasanya
dalam waktu 1 tahun, (4) merupakan komitmen manajemen, (5) ditinjau dan disetujui oleh
pejabat yang berwenang, (6) hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu, dan (7) secara
berkala akan dibandingkan dengan kinerja aktual.
a. Hubungan dengan Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis menyediakan kerangka kerja pengembangan anggaran tahunan.
Anggaran merupakan potongan satu tahun dari rencana strategis organisasi.
b. Perbedaan dengan Prediksi
Anggaran merupakan rencana yang dimiliki oleh manajemen dengan asumsi bahwa
langkah positif akan diambil, sedangkan prediksi merupakan suatu perkiraan apa yang
mungkin terjadi.
c. Kegunaan Anggaran
- Menyelaraskan dengan rencana strategis  penyusunan anggaran memberikan
peluang untuk membuat keputusan yang dapat meningkatkan kinerja.
- Koordinasi  setiap manajer bertanggungjawab dan berpartisipasi dalam penyusunan
anggaran. Selama proses penyusunan anggaran, berbagai inkonsistensi
diidentifikasikan dan dicari solusinya.
- Penugasan tanggung jawab  anggaran memberikan wewenang kepada manajer
pusat tanggung jawab untuk membelanjakan sejumlah uang untuk tujuan tertentu.
- Dasar untuk evaluasi kinerja  anggaran merupakan tolok ukur kinerja aktual.
d. Isi dari Anggaran Operasi
Rencana strategis, anggaran modal, anggaran kas, dan anggaran neraca. Jumlahnya
sebesar jumlah yang direncanakan untuk tahun tersebut.
e. Kategori Anggaran Operasi
- Anggaran pendapatan  memuat proyeksi penjualan unit dikalikan dengan harga
jual yang diperkirakan.
- Anggaran biaya produksi dan biaya penjualan  biaya bahan baku dan tenaga kerja
standar untuk tingkat volume yang direncanakan dari bauran standar atas produk
yang dianggarkan.
- Beban pemasaran  ditetapkan sebelum periode berlangsung.
- Beban logistik  mencakup entri pesanan, pergudangan dan pengambilan pesanan,
transportasi ke konsumen, dan penagihan piutang. Umumnya merupakan biaya
teknik.
- Beban umum dan administratif  merupakan beban dari unit-unit staf. Secara
keseluruhan merupakan biaya diskresioner.
- Beban penelitian dan pengembangan  sebesar jumlah total pengeluaran saat ini
yang disesuaikan dengan inflasi atau sebesar persentase tertentu dari pendapatan
penjualan untuk litbang.
- Pajak penghasilan  kebijakan pajak penghasilan ditetapkan kantor pusat.

2. Anggaran Lain-lain
a. Anggaran Modal
Menyatakan proyek-proyek modal yang telah disetujui ditambah dengan proyek-proyek
kecil yang tidak memerlukan persetujuan oleh tingkat yang lebih tinggi.
b. Anggaran Neraca
Menunjukkan implikasi neraca dari keputusan-keputusan yang tercakup dalam anggaran
operasi maupun anggaran modal.
c. Anggaran Laporan Arus Kas
Menunjukkan berapa banyak uang yang dibutuhkan selama tahun tersebut yang
bersumber dari laba ditahan dan mungkin dari pinjaman atau sumber lainnya.
d. Manajemen Berdasarkan Tujuan
Manajer bertanggung jawab untuk mencapai tujuan keuangan sesuai dengan anggaran.
Implisit dari anggaran tersebut memuat tujuan-tujuan tertentu, misalnya perkenalan
produk baru, kantor penjualan baru, melatih karyawan, dan lain-lain.
3. Proses Penyusunan Anggaran
a. Organisasi
- Departemen anggaran  biasanya bertugas melapor kepada kontroler korporat,
menangani arus informasi dari sistem pengendalian anggaran.
- Komite anggaran  meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan tiap-tiap anggaran.
b. Penerbitan Pedoman  pedoman yang mengatur penyusunan anggaran yang dinyatakan
secara implisit dalam rencana strategis dan disesuikan dengan perkembangan.
c. Usulan Awal Anggaran  manajer pusat tanggung jawab dan stafnya mengembangkan
permintaan anggaran berdasarkan tingkatan yang ada dan disesuaikan menurut pedoman.
Perubahan dari tingkat kinerja saat ini diklasifikasikan sebagai pedoman dalam kekuatan
eksternal dan perubahan dalam kebijakan dan praktik internal.
d. Negosiasi  penyusun anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasan. Slack
merupakan perbedaan jumlah anggaran dan estimasi terbaik.
e. Tinjauan dan Persetujuan  usulan anggaran dari unit bisnis diperiksa dan dianalisis oleh
analis. Persetujuan terakhir direkomendasikan oleh komite anggaran kepada CEO.
f. Revisi Anggaran  jika asumsi anggaran menjadi tidak realistis sehingga perbandingan
angka aktual terhadap anggaran adalah tidak berarti, maka memungkinkan untuk
melakukan revisi anggaran.
g. Anggaran Kontijensi  anggaran kontijensi mengidentifikasikan tindakan manajemen
yang akan diambil jika terdapat penurunan penjualan yang signifikan yang telah
diantisipasi ketika penyusunan anggaran. Anggaran kontijensi menyediakan cara yang
tepat untuk menyesuaikan kondisi yang berubah.
4. Aspek-aspek Keperilakuan
a. Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran dapat bersifat dari “atas ke bawah” maupun dari “bawah ke
atas”. Partisipasi anggaran merupakan proses dimana pembuat anggaran terlibat dan
memiliki pengaruh besar dalam penentuan anggaran.
b. Tingkat Kualitas dari Target Anggaran
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang namun dapat dicapai. Salah satu
kendala dalam pencapaian target adalah kemunginan manajer unit bisnis tidak melakukan
usaha yang memuaskan ketika anggaran tercapai. Sebaiknya diberikan bonus untuk
kinerja aktual yang melebihi target.
c. Keterlibatan Manajemen Senior
Manajermen senior perlu berpartisipasi agar sistem anggaran menjadi efektif dam
pembuat anggaran termotivasi. Manajemen ikut serta dalam peninjauan dan persetujuan
anggaran, sehingga pembuat anggaran tidak tertarik untuk memainkan anggaran.
d. Departemen Anggaran
Departemen anggaran bertugas untuk melakukan analisis secara rinci, dan harus yakin
bahwa anggaran disusun dengan memadai dan informasinya telah akurat. Anggota
departemen anggaran harus memiliki reputasi sebagai orang yang tidak memihak dan
adil.

5. Teknik-teknik Kuantitatif
a. Simulasi
Simulasi merupakan metode yang membangun model dari situasi riil dan kemudian
memanipulasi model sedemikian rupa untuk mengambil kesimpulan tentang situasi riil.
Penyusunan dan peninjauan anggaran merupakan proses simulasi. Simulasi yang
dilakukan dengan komputer akan memudahkan manajemen senior dalam menanyakan
dampak dari berbagai jenis perubahan yang berbeda dan menemukan jawabannya dalam
waktu yang singkat.
b. Estimasi Probabilitas
Setiap angka dalam anggaran merupakan estimasi titik, yaitu jumlah tunggal yang paling
mungkin. Estimasi titik diperlukan untuk tujuan pengendalian. Akan tetapi, untuk tujuan
perencanaan, diperlukan suatu rentang dari hasil-hasil. Beberapa penulis menyarankan
anggaran pada awalnya disusun menggunakan distribusi probabilitas, bukan estimasi
titik, dimana komite anggaran akan menyetujui sejumlah distribusi probabilitas.

Anda mungkin juga menyukai