3
efficacy ibu di Desa Tempur Sari Penelitian ini menggunakan
Tambak Boyo Mantingan Ngawi. rancangan Quasi Eksperimental
One Grup Pre-Posttest Design. 15
Penelitian ini menggunakan desain
Penelitian dilaksanakan di klinik
penelitian quasi experimentpretest-
anak RSUP Dr. Kariadi Semarang
posttest one group design.Tehnik
pada bula Mei sampai Juni 2014.
penggunaan sampel menggunakan
Pemilihan responden menggunakan
purposive sampling yaitu sampel
cara consecutive sampling. 15
yang digunakan harus memiliki
Responden diperoleh dari semua
kriteria eksklusi dan kriteria inklusi
orang tua dengan anak kejang
yang dinginkan oleh peneliti.
demam yang berkunjung ke klinik
Instrument yang digunakan adalah
anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.
kuesioner yang telah diuji validitas
dan reliabilitas yang berjumlah 18 Metode penyuluhan yang digunakan
pertanyaan self efficacy. Penelitian adalah metode penyuluhan
dilakukan di Desa Tempur Sari individual dengan bantuan leaflet.
TambakBoyo Mantingan Ngawi 16 Pengambilan data mengenai
apada bulan februari. Sampel yang pengetahuan akan dilaksanakan
digunakan berjumlah 44 responden. secara 2 tahap, yaitu pretest dan
5
%, sedangkan yang memiliki bekerja sebagai ibu rumah tangga
pendidikan SD yaitu sebanyak 10 (tidak bekerja) yaitu sebanyak 6
responden atau 22.7 % , dan orang (30,0%). Kriteria inklusi yang
sedangkan yang memiliki digunakan dalam penelitian kali ini
pendidikan Perguruan Tinggi yaitu adalah tingkat pendidikan terakhir
sebanyak 3 responden atau 6.8 %. responden SD-Perguruan Tinggi.
Tingkat pendidikan terakhir
Tabel 3 Self efficacy pre pendidikan
kesehatan(N=44). Hasil analisis dapat responden mayoritas adalah SMA
yaitu sebanyak 11 orang (55,0%).
diketahui pada tabel diatas diketahui
bahwa sebelum dilakukan pendidikan Tabel 2. Perbandingan karakteristik
kesehatan sebagian besar responden responden. Dari data karakteristik
memiliki Self efficacy rendah tentang usia responden penelitian
kejang demam yaitu sebanyak 5 didapatkan skor pengetahuan
responden atau 11.4 %. Sedangkan tertinggi pada kelompok usia 26-30
responden yang memiliki Self efficacy tahun dengan skor pretest
sedang sebanyak 30 responden atau 25,25±4,64 dan skor posttest
sebesar 68.2%, dan responden yang 40,25±2,87. Kelompok responden
memiliki Self efficacy baik sebanyak perempuan didapatkan skor lebih
9 responden atau sebesar 20.5 % tinggi daripada kelompok responden
tentang kejang demam. laki-laki dengan skor pretest
Tabel 4Self efficacy post pendidikan 21,91±5,70 dan skor posttest
kesehatan(N=44). Hasil analisis dapat 40,18±3,22. Pada kelompok
diketahui pada tabel diatasbahwa pekerjaan responden PNS
setelah dilakukan pendidikan didapatkan skor pretest 28,00±0,00
kesehatan sebagian besar responden dan skor posttest 44,00±0,00 yang
memiliki Self efficacy sedang tentang merupakan skor tertinggi pada data
kejang demam yaitu sebanyak 26 karakteristik pekerjaan responden.
responden atau 59.1%, Responden dengan pendidikan
sedangkan responden yang terakhir perguruan tinggi
memiliki Self efficacy rendah mempunyai skor pretest 28,00±0,00
sebanyak 7 responden atau sebesar dan skor posttest 44,00±0,00 yang
15.9 % sedangkan responden yang merupakan skor tertinggi pada data
6
memiliki Self efficacy baik sebanyak kelompok karateristik pendidikan
11 responden atau sebesar 25.0 % terakhir responden.
tentang kejang demam. Hasil
Tabel 3. Perbedaan rerata
penelitian post test atau setelah
pengetahuan sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan
penyuluhan. Sebelum diberikan
menunjukkan bahwa self efficacy baik
penyuluhan, rata-rata skor total
sebesar 25.0 %.
responden adalah 20,60±5,94.
Tabel 5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Setelah diberikan penyuluhan, rata-
Rank Test tentang Penanganankejang rata skor total pengetahuan
Demam pada balita Terhadapself responden menjadi 39,90±2,69.
efficacy ibu pre dan post diberikan Berdasarkan uji Paired-T test yang
pendidikan kesehatan (N=44). Hasil digunakan, didapatkan nilai
analisis dapat diketahui pada tabel probabilitas .000 dan karena nilai
diatas bahwa sebelum dilakukan p<0,05 maka dapat disimpulkan
pendidikan kesehatan sebagian besar terdapat perbedaan bermakna antara
responden memiliki Self efficacy pengetahuan responden sebelum
sedang tentang kejang demam yaitu dan sesudah diberikan penyuluhan.
sebanyak 30 responden atau 68.2 % , Hasil tersebut tidak
sedangkan setelah dilakukan menggambarkan adanya kelompok
pendidikan kesehatan sebagian besar pertanyaan tentang kejang demam
responden memiliki Self efficacy baik yang lebih baik pada responden. Hal
tentang kejang demam yaitu 11 tersebut dikarenakan jumlah
responden atau 25.0 %. pertanyaan pada masing-masing
Berdasarkan uji Wilcoxon Signed kelompok pertanyaan etiologi,
Rank Test menghasilkan nilai P value definisi, faktor risiko, pencegahan,
0,000 lebih kecil dari nilai p< 0,05. pengelolaan dan komplikasi tidak
Hal ini menunjukkan bahwa sama jumlahnya. Hasil tersebut
pendidikan kesehatan sangat hanya menggambarkan perbedaan
berpengaruh terhadap self efficacy rerata skor pengetahuan responden
ibu. saat pretest dan postest pada
masing-masing kelompok
.
pertanyaan dan total skor.
7
Outcomes Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal 1 diketahui pendidikan kesehatan
berpengaruh antara Self efficacy. Hal ini diketahui dari:
1. Karakteristik usia ibu berusia antara 20-35 tahun dengan 35 responden
atau (79.5%) dan rata-rata tingkat pendidikan ibu adalah SMA dengan
19 responden atau (43.2 %)
2. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di dapatkan Self efficacy ibu
sedang tentang penanganan kejang demam yaitu 68.2 %.
3. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan di dapatkan Self efficacy ibu
sedang tentang penanganan kejang demam yaitu 59,1 %.
4. Ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada balita terhadap Self efficacy ibu
dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari nilai ( p< 0,05 ).
8
Critical Appraisal (Penilaian Kritis)
A. Judul
Jurnal (1) : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Kejang Demam Pada Balita
Terhadap Self Efficacy Ibu Di Desa Tempur Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi.
Jurnal (2) : Pengaruh Penyuluhan Tentang Kejang Demam Anak Terhadap Pengetahuan Orang
Tua.
B. Tujuan
Jurnal (1) : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada balita terhadap self efficacy ibu di Desa Tempur Sari Tambak
Boyo Mantingan Ngawi.
Jurnal (2) : Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tentang kejang demam terhadap
pengetahuan orang tua.
C. Validasi
Berdasarkan jurnal (1) dan jurnal (2) diperoleh validasi yang sudah sesuai dan tepat. Dibuktikan
dengan desain penelitian dan sampel yang digunakan saat penelitian. Pada jurnal 1
menggunakan metode penelitian dengan desain penelitian quasi experimentpretest-posttest one
group design, tehnik penggunaan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang
digunakan harus memiliki kriteria eksklusi dan kriteria inklusi yang dinginkan oleh peneliti.
Tetapi pada jurnal tersebut tidak dicantumkan kriteria inklusi dan iklusinya. Sedangkan pada
jurnal 2 penelitian menggunakan rancangan quasi eksperimental one grup pre-posttest design
dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Pengambilan data mengenai
pengetahuan akan dilaksanakan secara 2 tahap, yaitu pretest dan postest dengan metode
kuesioner.17,18. Pada penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 20 responden, di mana setiap
responden mendapat perlakuan berupa penyuluhan kesehatan tentang kejang demam. Kriteria
inklusinya adalah orang tua dengan anak kejang demam yang berkunjung ke klinik anak RSUP
Dr. Kariadi Semarang, bersedia mengikuti penelitian, tingkat pendidikan SD-Perguruan tinggi.
Sedangkan kriteria eksklusinya adalah responden bekerja di Puskesmas/Rumah Sakit, bekerja
sebagai tenaga kesehatan, tidak kooperatif dan tidak komunikatif, dan tidak mengikuti
penelitian sampai selesai (drop out).
D. Importance
Pada Jurnal (1) dan jurnal (2) selain valiadasi sudah baik dan tepat, jurnal tersebut bermanfaat
9
bagi psien dengan kejang demam dan keluarga pasien, yaitu : menambah wawasan tentang
kejang demam dan mengurangi resiko terjadinya kejang berulang, karena pada penyampian
materi yang digunakan pada kelua jurnal ini sangat baik, dengan media penyuluhan kesehatan
menggunakan media leaflet dimana media tersebut memperjelas ide atau pesan yang
disampaikan selain itu juga dapat membantu mengingat kembali apa yang disampaikan oleh
peneliti.
E. Applicabillity
Berdasarkan hasil penelitian kedua jurnal tersebut dapat diaplikasikan diruang melati.
Perawat dan petugas kesehatan lainnya dapat mengadakan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat pada saat melaukan tindakan keperawatan atau tindakan medis lainnya dengan
strategi yang lebih menarik misalnya dengan memberikan leaflet atau hadiah menarik untuk
pasien sesudah melakukan penyuluhan, sehingga keluarga pasien dapat mengantisipasi
penanganan kejang demam secara benar dan tepat, selain itu dapat menambah wawasan
pengetahuan dan mengurangi resiko terjadinya kejang demam berulang.
F. Tahun Penelitian
10