PENDAHULUAN
Rumah sakit Ahmad Muctar bukittinggi adalah salah satu Rumah sakit
tipe B yang menerima pasien dari berbagai daerah disekitarnya baik yang berasal dari
sumatera barat sendiri atau pun yang berasal dari berbagai daerah perbatasan seperti
Riau , Jambi ,Sumatera utara . Perlu menampilkan metode pemberian ASKEP yang
tepat sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkwalitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 tujuan umum
Setelah melakukan praktek manajemen selama 12 hari dinas calon
praktisi keperawatan mampu melaksanakan proses manajemen
keperawatan yang ada di ruang inap paru
1. melakukan pengkajian situasi diunit rawat inap paru sebagai dasar untuk
menyusun rencna strategi dan operasional
2. untuk menentukan alternative pemecahan masalah diruangan
3. memenuhi salah satu tugas untuk preklinik manajemen S1 keperawatan
UMSB
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Filosofi keperawatan paru adalah pemberian tindakan, diagnosa dan treatment respon pasien
terhadap masalah kesehatan yang dihadapi baik actual maupun potensial yang berkelanjutan
untuk meningkatkan status kesehatan pasien seoptimal mungkin.
2.2 Pengertian
Ruang rawat inap penyakit pau adalah suatu ruangan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami berbagai gangguan dari system respirasi baik yang actual
maupun yang potensial yang meliputi atelektasis, efusi pleura, pneumonia, bronchitis,
enfisema paru, TB paru, Ca paru, PPOK.
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang rawat inap paru adalah individu dengan
gangguan pada sistem respirasi yang meliputi atelektasis, efusi pleura, pneumonia,
bronchitis, enfisema paru, TB paru, Ca paru, PPOK.
Dalam bidang pendidikan fokus telaah ruang rawat inap paru adalah individu atau kelompo (
pratiakn, perawat, staf, pasien dan keluarganya ) yang membutuhkan pengetahuan dan
pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien terkait dengan masalah kesehatan yang
dialami dan dampak yang ditimbulkan.
Dalam bidang penelitian fokus telaah ruang rawat inap par adalah individu / institusi yang akan
atau sedang meneliti permasalahan yang timbul pada berbagai unsur yang ada di ruang
rawat penyakit inap paru.
Basic intervensi ruang rawat inap paru dalam bidang pelayanan berupa
ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang
pendidikan berupa ketidaktahuan , ketidakmampuan, dan ketidak mauan peserta didik
dalam mencapai tingkat pengetahuan dan pengalaman tertentu yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam bidang penelitian basic
intervensinya adalah berupa menjadi lahan penelitian bagi individu atau kelompok yang
ingin meneliti permasalahan pada berbagai insur di ruang rawat inap paru.
Lingkup garapan keperawatan paru dalam pelayanan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar
pasien dan keluarga, penyimpangan dan pemberian intervensi untuk mengatasi masalah
yang muncul baik aktual maupun potensial.
1. pemeliharaan pola – pola normal dari fungsi – fungsi dasar / kebutuhan dasa manusia
2. pengelolaan rasa nyeri dan ketidaknyamanan
3. penanganan masalah psikis ( emosional ) berkaitan dengan penyakit & pengobatan
4. peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan
5. memfasilitasi selfcare ( perawatan diri ) pasien secara mandiri oleh klien maupun
keluarga
6. membantu pasien menghadapi kematian beserta prosesnya agar dapat meninggal
dengan damai
2.5 Manajemen
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di
rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya.
Konsep manajemen keperawatan, perencanaan, berupa rencana strategi melalui
pendekatan : pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah – langkah
perencanaan. Pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan metode
asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengendalian serta dokumentasi yang
;lengkap.
Fungsi manajemen
1. perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. pengorganisasian
pengertian organisasi
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih
Maka dapat disimpulkan organisasi adalah
Dua orang atau lebih yang punya tujuan visi dan misi yang telah disepakati
bersama dalam rangka mencapai tujuan
3. pengarahan
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. pengevaluasian
Timbang teriam pasien ( overan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaaan pasien. Timbang terima
pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudha dilakukan/
belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ( penanggungjawab ) dinas sore atau
dinas malam secara tertulis dan lisan.
1. bagi perawat
2. bagi pasien
- klien bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
2.7.1 Pengertian
Dokumentasi berasal dari kata ” document ” yang berarti semua warkat asli yang dapat
dibuktikan dalam persoalan hukum yang bersifat kebenaran ( Jon ME, 1975 ).
Dokumentasi proses keperawatan adalah bahan komunikasi yang terulis untuk
mendukung informasi atau kejadian ( Fiosbach, 1991 )
Jadi, dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang fakta – fakta terhadap
penyakit klien, gejala – gejala, diagnosa, penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan
tersebut harus lengkap, akurat dan terbaru, mudah dan cepat diakses serta sistematis
sehingga dapat memberikan informasi yang akurat.
d. Teknik evaluasi
f. Akreditasi
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut lembaga
pemberi lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam medik, termasuk
dokumentasi asuhan keperawatan
2.7.3 Hal – hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan Keperawatan
a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi subjektif
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil pengamatan khusus
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
g. Ejaan harus jelas
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk data biasa
gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan
i. Apaila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis horizontal atau
vertikal sepanjang bagian yang kosong
j. Jika ada ksalahan, pernyataan yang salah dicoret, twetapi harus dapat dibaca
selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan tanda tangan,
nama jelas serta jabatan perawat
2.7.6.1 Pengkajian
a. Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan atau obat
tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah, riwayat menderita penyakit
kronis dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri, mual, gangguan tidur
dan lain-lain
c. Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan teknik inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA ) dengan prinsip pemeriksaan ” head to toe ”
atau berdasarkan sistem tubuh seperti sistem pernapasan, pencernaan, eliminasi
dan lain-lain
d. Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan laboratorium, radiologi,
CT scan dan lain-lain.
Tipe data yang dikumpul yaitu :
Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasa kan oleh klien ,kebiasaan dan persepsi klien
terhadap kesehatannya saat ini. Selain klien ,informasi juga didapatkan dari
keluarga ,teman ,dan orang terdekat pasien atau tenaga kesehatan yang mengetahui
keadaan klien.
Data objektif yasitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat dilihat ,didengar ,dirasakan
atau dicium serta data – data lain yang dapat diperoleh dari observasi dan
pemeriksaan fisik.
2.7.6.3 pengorganisasian data
Informasi yang telah dikumpulkan harus slengkap ,akurat dan sesuai dengan
keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi atau pemeriksaan kembali terhadap
data yang telah dikumpulkan tersebut
1.aktual
pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini berdasarkan hasil
pengkajian yang meliputi tanda dan gejala seperti jalan nafas tidak efektif dan
ansietas
2.resiko
resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana masalah lebih beresiko
untk menjadi aktual pada klien tersebut dibanding dengan orang lain pada kondisi
atau situasi yang sama.
Problem
Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah kesehatan dalam melakukan
intervensi keperawatan yang mencakup tingkah laku , lingkungan disekitar atau
gabungan dari keduanya .
Simtom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari diagnosa
keperawatan.
2.7.6.7. perencanaan
tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari intervensi
keperawatan .Kriteria hasil adalah pernyataan yang lebih spesifik , dan diukur untuk
mengevaluasi apakah tujuan tercapai .
2.7.6.8 implementasi
2.7.6.9 evaluasi
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan .evaluasi merupakan
perencanaan , pelaksanaan ,kemajuan aktivitas yang mana klien dan profesional
kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan
keefektifan rencana keperawatab
2.8 metode pemberian pelayanan kesehatan
Menurut Ann Marriner Tomei (1991) Grat & Massey (1997) dan Marquis& Huston (1998)
metoda pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dab akan terus di
kembangkan di masa depan dalam menghadapi trend pelayanan keperawatan yaitu:
Metode fungsional
- perwat senior akan sibuk melakukan tugas manajerial sesangkan asuhan keperawatan
pasa pasien dilakukakn oleh perawat yunior atau yang belum punya pengalaman
- penanggung jawab askep dibebankan kepada perawat yang bertugas pada tindakan
tertentu
Kelebihan
manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pemberian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik
sangat baik untuk rumah sakit yang yenaga dengan perbandingan tenaga perawat
profesiaonal(pelaksana lanjutan atau penyedia) yang lebih sedikit di bandingkan dengan
tenaga perawat pelaksana san perawat pembantu (pemula)
Kekurangan
Metoda ini menggunakan tim yang terdiri dari abggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3 grup yang terdiri dari
tenaga profesional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu
bengan jumlah tenaga 6-7 orang dalam satu tim
ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana dan pelaksanaan pemberiab
pelayanan keperawatan terjamin
anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
peran kepala ruangan penting dalam model ini model tim akan berhasil baik bila di
dukung oleh KARU
membuat perencanaan
membuat koordinasi, penugasan, superpisi,dan evaluasi
mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
Kelebihan
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di atasi dan memberikan
kepuasan kepada anggota tim
Kekurangan
Komunikasi antar tim bisa membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakan di waktu
sibuk
Metode primer
Metoda penugasan diman satu perawat brtnggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap askep pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit, mendorong pratik
mandiri perawat, ada kejelasan antar si pembuat rencana askep pelaksana. Metoda primer
ini di tandai dengan adanya keterkaitan kuat yang terus menerus antara pasien dan
perawat yang di tugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi askep selama
pasien di rawat
Konsep dasar model askep ini adalah adanya tanggung jawab, tanggung gugat
serta otonomi dari perawat serta melibatkan keterlibatan pasien dan keluarga
Kelebihan
Model ini menggunakan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan dimana setiap
perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien selam jam dinasnya.
Pasien akan dirawt oleh perawat yamg berbeda untuk setiap shif dab tidak ada jaminan
bahwa pasien akan di rawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa siterapkan satu pasien satu perawat. Dalam hal ini umunya
dilaksanakan oleh perwat privat atau untuk keperawatan khusus seprti isolasi. Intensive
care
Kelebihan
Kekurangan
2. Pengorganisasian
Pengarahan :
Pengawasan.
Pengertian
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai sekelompok
tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung langsung kepada karu.
Uraian tugas
1. Perencanaan
Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap pergantian dinas
Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan ketergantungan klien
Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, intervensi
dan kriteria evaluasi
Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi :
o Menyiakan format pencatatan
o Menyiakan alat untuk pemantauan pasien
o Menyiakan peralatan oba
Mengikuti vissite dokter
Menilaai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang
ada
Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara anggota tim
Memberikan pertolongan segera pada klien dan kdaruratan
Membuat laporan klien
Melakukan ronde kperawatan bersama dengan karu
Memberikan orientasi pada klien baru
2. Pengorganisasian
Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan yaitu
tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien secara
profesional melaluai pembagian kerja yang tepat, pemamfaatan alat dan
barang yang tersedia tampa mnyimpang dari prinsip tindakan.
Melakukan pembagian tugas bersaaama kepala ruangan sesuai dengan
perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawab nya.
Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien dimana
seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2 – 3 orang klien dan saling
bekerja sama dengan perawat lain serta tidak mengabaikan klien yang
bukan menjadi tanggung jawab nya
Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada anggota
kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil
keputusan, wewenang dalam menggunakan sumber daya seperti sesama
perawat, pasien termasuk keluarga pasien.
Membuat rincian tugas meliputi :
o Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana
o Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah di laksanakan.
o Membuat laporan tentang keadaan klien dan asuhan keperawatan
o Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah di berikan.
o Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya.
3. Pengarahan
Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim dalam waktu
melakukan askep
Memberikan petunjuk kepada anggota tim dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Memberikan teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melakukan
tugas / berbuat kesalahan
Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugasnya tepat
sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional dan sesuai
dengan kebutuhan serta kondisi klien.
4. Pengawasan
Melaluai komunikasi
Melaluai supervisi
o Secara langsung
Melalui evaluasi
o Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota tim
o Meningkatkan kemampuan analisa ( pengetahauaan ) dan
kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan
pengarahan.
o Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep yang
di lakukan oleh anggota tim
o Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang di lakukan
2.9.3 perawat pelaksana
Defenisi
Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat primer, sore dan
malam.
Mengikuti pre-conference / post conference dengan perawat primer.
Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempatnya.
Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang
telah dibuat oleh perawat primer.
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi keperawatan
yang ada diruangan.
Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik / laboratorium, pengobatan dan
tindakan.
Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien / keluarga dengan kalimat yang mudah
dimengerti, bersikap sopan, dan ramah tamah.
Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga.
Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawatan yang diperlukan sehingga siap
pakai.
Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala ruangan
rawat.
Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat.
0 komentar:
Poskan Komentar
BAB III
TINJAUAN KASUS
RSAM adalah rumah sakit tipe B pendidikan dan merupakan rumah sakit profesi memiliki 320
tempat tidur yang terdiri dari kelas I, II, kelas III, VIP dan utama khusus diruangan VIP dan
utama tidak ada mahasiswa praktek, fasilitas yang ada di RS AM adalah rawat inap, rawat jalan.
Rawat gawat darurat, penunjang medis, pelayanan unggulan di RSAM ini adalah tranmatik
centere.
( terlampir )
3.2..1 pengkajian
Ideal
Actual
Permasalahanya
2. penelitian
Ideal
Actual
Permasalahan
Tidak ada
3.2..1.2 KDM
1. Oksigenisasi
Ideal
Penataan ruangan oleh petugas agar sirkulasi udara berjalan dengan baik,
pembatasan jumlah orang yang ada di ruangan harus disesuaikan dengan besar
ruangan serta pengaturan posisi tidur klien yang dapat melonggarkan jalan
napas. Mengobservasi frekuensi pernapasan, pernapasan cuping hidung,
penggunaaan otot nafas tambahan serta suara nafas tambahan. Monitoring
volume oksigen yang terpasang pada klien, memonitoring kondisi nasal kanul
yang digunakan oleh pasien ( kebersihan dan lama hari pakai ). Selain itu juga
membersihkan secret dari hidung mulut atau trachea ( siction ), membantu
bersihan jalan nafas atau disebut juga nebulizer, dan membersihkan oksigen per
nasal, serta mempersiapkan pemeriksaan laboratorium
Aktual
Dari hasil observasi selama 12 hari dinas ,setiap pagi jendela nako yang ada di
kamar pasien dibuka agar sirkulasi udara lancar dan pencahayaan bagus dan
masuk kedalam kamar.Penataan ruangan dilakukan oleh perawat.Vital sign
seperti tekanan darah ,pernapasan ,suhu dan nadi dilakukan sebelum jam – jam
bertamu pasien dan jam – jam istirahat pasien , untuk dinas pagi TTV di
lakukan pada jam 10:00 WIB sampai 11:00WIB ,untuk dinas sore TTV di
lakukan pada jam 15:00 Wib sampai 16:00 WIB dan dinas malam dilakukan
pada jam 06:00 WIB , setiap pemeriksaan TTV didokumentasikan pada buku
Vital sighn. Setiap melakukan observasi pada pasien perawat & pratikan selalu
mengatur posisi klien dan membantu pasien untuk mendapatkan posisi nyaman .
pasien juga diajarkan untuk batuk efektif dan Protap dari pemeriksaan paru
adalah pemeriksaan sputum ( wajib )
Permasalahannya
Masih kurangnya kesadaran klien dan keluarga untuk membuka kaca nako
pada pagi hari
2. Nutrisi
Ideal
Actual
Perawat dan dokter selalu menanyakan porsi makan yang dihabiskan dan nafsu
makan pasien ,nafsu makan pasien juga ditanyakan pada saat melakukan
anamnesa , dan setiap observasi pada klien .
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan untuk menentukan
diet pasien dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi ,ahli Gizi datang 3 x dalam 1
minggu.
Permasalahanya
Klien dan keluarga masih mengkonsumsi makanan dari luar ,kadang tidak
di konsulkan terlebih dahulu kepda petugas.
Ideal
Actual
pemantauan cairan infuse dilakukan setiap saat , seperti pada saat overran ,
pemeriksaan TTV , pada saat pemberian obat , kemudian pada saat dokter visite.
Perhitungan cairan infuse dilakukan oleh perawat atas order dari diokter.
Perawat menyiapkan protap pemasangan infuse ,saat memasangkan infuse
perawat menggunakan komunikasi terapeutik kepada pasien dan menjelaskan
kepada pasien dan keluarga alasan pasien harus di pasang infuse. Infuse yang
macet , infuse yang habis , flebitis di ketahui saat perawat atau pratikan
melakukan observasi terhadap klien saat dokter visite atau saat keluarga
melaporkannya kepada perawat yang bertugas. Untuk pemenuhan cairan dan
eletrolit pratikan , perawat dan dokter memberikan motivasi pada pasien untuk
memenuhi kebutuhan cairan seperti anjuran banyak minum.
Permasalahan
Tidak ada
Ideal
Actual
Perawat dan dokter menanyakan kemampuan pasien tidur baik itu saat dokter
visited an saat perawat memeriksa pasien dan mengajarkan posisi yang nyaman
bagi pasien untuk tidur. Untuk menjaga waktu istirahat pasien , perawat
memberitahukan peraturan jam berkunjung bagi para pengujung .
Permasalahannya
Masih adanya keluarga pasien yang berkunjung pada jam – jam istirahat
dan membawa pasien yang dibawah umur
Actual
permasalahannya
Actual
Lantai yang basah dipel setiap pagi , siang , dan soreoleh CS.setiap ada
kegiatan mengepel CS selalu menggigatkan dengan papan peringatan agar
keluarga atau petugas dapat berhati – hati. CS tidak hanya bertugas mengepel
dan menyapu seluruh ruangan yang ada di ruang inap paru tapi juga jendela ,
WC jarring laba –laba ,dll.
Permasalahanya
Ideal
Actual
perawat , dokter dan pratikan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan . setiap tindakan yang sesuai protap menggunakan APD . Untuk
tindakan yang infasif dantindakan yang membutuhkan sterilisasi maka
dilakukan sterilisasi terhadap alat – alat. Alat seperti kasa dilipat rapid an
dimasukan kedalam tromol serta diantarkan keruangan CSSD.Semua petugas (
seperti perawat , dokter dan pratikan ) dianjurkan untuk menggunakan APD
guna menjaga kewaspadaan universal .
Injeksi diberikan sesuai dengan prinsip 6 benar. Perawat dan kepala ruangan
selalu emngigatkan untuk menjaga kerapian dan kebersihan dari ruangan . setiap
pasien yang pulang , ruangannya selalu di UV .
Kemudian pasien pria ditempatkan dengan pasien pria pula begitu juga
dengan pasien wanita di tempatkan dengan pasien wanita juga .
Permasalahanya
8. Eliminasi
Ideal
Actual
Dari hasil observasi tidak ada pasien yang mengalami gangguan eliminasi
Permasalahan
tidak ada
Ideal
Actual
Permasalahan
Tidak ada
2. Standar Pengkajian
Ideal
Actual
Tidak ada
Ideal
Actual
Permasalahan
Tidak ada
4. Standar Perencanaan
Ideal
Perencanaan keperawatan adalah proses penentuan tujuan, merumuskan
intervensi dan rasional secara sistematis dan spesifik sesuai dengan kondisi,
situasi, dan lingkungan klien itu sendiri. Komponen perencanaan keperawatan
meliputi komponen : - prioritas masalah
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek den mengembangkan strategi
evaluasi
Disusun berdasarkan tujuan askep dengan melibatkan keluarga dan mempertimbangkan latar
belakang budaya klien untuk menentukan tindakan alternatif yang tepat.
Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber
daya dan fasilitas yang ada. Rencana keperawatan juga harus mempertimbangkan
rasa aman dan nyaman bagi klien dengan kalimat instruksi ringkas, tegas, dengan
bahasa yang mudah dimengerti
Actual
Permasalahan
Tidak ada
Ideal
Actual
Permasalahan
Tidak ada
6. Standar Evaluasi
Ideal
Aktual
Permasalahan
Tidak ada
7. dokumentasi Keperawatan.
Ideal
Actual
Permasalahan
Tidak ada
1. Penerimaan Pasien
Ideal
Actual
Permasalahannya:
2. Pengelolaan Pasien
Ideal
Actual
Permasalahannya
3. Pasien Pulang
Ideal
Aktual
Setiap pasien yang pulang dilengkapi oleh ADM , surat control ,discharge
planning yang lengkap kemudian hasil – hasil labor . karegori pasien yang
pulang itu adalah pasien di rujuk , pasien meninggal dan pasien yang sehat .
Pendidikan kesehatan tidak hanya diberikan pada saat pasien akan pulang
,namun selama pasien dirawat pendidikan kesehatan tetap diberikan oleh
perawat ,dokter , dan pratikan .Perawat dan dokter saat visite untuk pasien yang
akan pulang menjelaskan tentang pengaturan nutrisi dan aktivitas , gejala sisa ,
tanda 0 tanda yang akan menunjukan bahaya pada pasien ,penangan I yang
harus dilakukan .selain itu pendidikan kesehatan untuk pasien selalu diberikan
diruang paru setiap minggunya.
Permasalahanya
Ideal
Ruang bangunan adalah semua ruang/unit yang ada dalam bats / pagar
rumah sakit yang diperlukan untuk barbagai kegiatan rumah sakit. Desain dan
konstruksi bangunan harus mudah dibersihkan dan dilakukan perawatan. Semua
ruang verja dan ruang pasien harus mempunyai ventilasi dan penerangannya
yang adekuat dan juga harus dapat menjamin masuknya aliran udara segar,
temperatur ruangan dan kelembaban udara dalam batas yang nyaman. Jika
menggunakan pendingin ruangan tersebut harus dilakukan perawatan yang
memadai, yang terjadwal agar tidak menjadi sumber infeksi.
Actual
diruangan paru terdapat 2 ting sampah yaitu tong sampah medis dan tong
sampah non medis .sampah dibawa oleh petugas yang bertanggung jawab sesuai
dengan waktu yang telah terjadwal.
Sirkulasi udara sangat baik dimana udara berasal dari jendela dengan kaca
nako yang berukuran kira – kira 100 x 70 cm yang setiap pagi di buka
Dari hasil observasi tidak ada klien dan keluarga yang membawa barang –
barang berbahaya , barang – barang yang umum dibawa oleh klien da
keluarganya adalah tas berisi baju ganti ,selimut ,bantal ,tikar dan makanan
Keterangan :
1a = adalah pintu masuk bagi petugas ,selain petugas tidak boleh masuk ,
kecuali yang berkepentingan
1c = adalah pintu masuk dan keluar petugas dari ruangan pasien ,yang
hanya boleh di lewati oleh petugas
2 = adalah nurse station yang terdiri dari 4 meja berukuran sedang yang di
susun atas masing – masing berbentuk L , 1 lemari kaca tempat obat
– obatan dan beberapa alat lain seperti ( vit C ,tradil , As.traneksamat
,dicynone dll ) ,kemudian meja kecil tempat status dan kio ,dll,dan 1
troli tempat inhalasi serta I troli letak peralatan lainnya.
7 = kamar perawat
8 = gudang
9a = kamar intensif kelas II tang terdiri dari 2 tempat tidur , 2 meja pasien
dan 1 kamar mandi
9b = kamar kelas III untuk penyakit menular yang terdiri dari 5 tempat tidur
dan 5 meja pasien dan 1 kamar mandi ?( khusus untuk pasien wanita)
9c = kamar kelas III untuk penyakit menular yang terdiri dari 5 tempat tidur
dan 5 meja pasien dan 1 kamar mandi ?( khusus untuk pasien pria )
9d = kamar kelas III untuk penyakit tidak menular yang terdiri dari 2 tempat
tidur dan 2meja pasien
9e = kamar kelas III untuk penyakit tidak menular yang terdiri dari 2 tempat
tidur dan 2meja pasien
10 = kamar yang digunakan untuk menyimpan tiang infuse , tabung oksigen
dan lemari linen( lemari alat tenun )
11a,b= kamar kelas I yang terdiri dari 2 tempat tidur dan 2meja pasien dan 1
kamar mandi
12 a,b,c = kamar kelas I yang terdiri dari 2 tempat tidur dan 2meja pasien
dan 1 kamar mandi
13 = ruangan tindakan dan firasat yang terdiri dari 1 tempat tidur , 1 kursi ,1
troli dan 1 timbangan BB dan di dindingterdapat alat yang digunakan
untuk melihat hasil rontsen agar tanmpak jelas
13a = wastafel yang terdapat dekat nurse station beserta protap cuci tangan
Permasalahanya
Ideal
Diruangan harus tersedia paling sedikit satu wastafel dengan aliran air
yang cukup dan mengalir terus menerus dan ditempatkan ditempat yang
strategis.
Actual
air yang mengalir di kamar mandi pasien dan kamar mandi perawat dapat
mengalir dengan baik
permasalahanya
air yang mengalir di kran yang ada pada wastafel sangat kecil dan pada
jam – jam tertentu mati ,pengering tangan yang berada dekat wastafel di nurse
station sangat keras bila dihidupkan dan bunyi sangat menimbulkan kebisingan
Ideal
Setiap pasien harus disertai identitas seperti papan nama pasien yang berisi
: nama, umur, no.MR, diagnosa, diet makanan, tanggal masuk, status pasien
agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pengobatan dan perawatan.
Actual
permasalahanya
tidak ada
Permasalahan
Permasalahan
Actual
Jpasien pada bulan agustus 2008 adalah 67 orang dengan BOR 35,5
sedang bulan September 38 orang dengan BOR 25,1 dan bulan oktober 12 orang
dengan BOR 67,8
Pembagian kerja dilihat dari rentang kendali diruang paru dilakukan per
wing ( kiri dan kanan ) dimana tiap wing dikelola oleh 1 tim disesuaikan oleh
jadwal dinas pada shif itu.masing – masing tim di pimpin oleh kepala tim yang
akan melaporkan kepada kepala ruangan.
Table
Permasalahnya
Tidak ada
1. metode
Ideal
Menurut Ann Marriner Tomei (1991) Grat & Massey (1997) dan
Marquis& Huston (1998) metoda pemberian asuhan keperawatan profesional
yang sudah ada dab akan terus di kembangkan di masa depan dalam
menghadapi trend pelayanan keperawatan yaitu:
Metode fungsional
Metode tim
Metoda ini menggunakan tim yang terdiri dari abggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3 grup yang terdiri
dari tenaga profesional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu bengan jumlah tenaga 6-7 orang dalam satu tim
Metode primer
Metoda penugasan diman satu perawat brtnggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap askep pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit, mendorong
pratik mandiri perawat, ada kejelasan antar si pembuat rencana askep pelaksana.
Metoda primer ini di tandai dengan adanya keterkaitan kuat yang terus menerus
antara pasien dan perawat yang di tugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi askep selama pasien di rawat
Actual
kerja metode tim sudah cukup baik dijalankan ,dimana kepala tim telah
mengkoordinasi penugasan dan evaluasi serta supervise kepada perawat
pelaksana ,kemudian perawat pelaksana melaporkannya kepada kepala tim.
Permasalahan
Tidak ada
2. money
Actual
3. material
Ideal
bangunan
. ventilasi
Semua ruang pekerja dan ruang pasien harus mempunyai ventilasi dan
penerangannya yang adekuat dan juga harus dapat menjamin masuknya aliran
udara segar, temperatur ruangan dan kelembaban udara dalam batas yang
nyaman. Jika menggunakan pendingin ruangan tersebut harus dilakukan
perawatan yang memadai, yang terjadwal agar tidak menjadi sumber infeksi.
harus tersedia ruangan yang cukup besar untuk menampung alat-alat yang
diperlukan dan tempat untuk meletakkan barang-barang steril, barang kotor, dan
barang bersih. Peralatan harus diletakkan ditempat yang aman dan tidak mudah
terkontaminasi atau rusak.
Actual
ruang paru terdiri dari ruang kepala ruangan ,ruang perawat ,station nurse
,ruang firasat / tindakan ,gudang ,perpustakaan ,dll
kebutuhan alat – alat medis ( lihat alat dan bahan ) , diruangan paru
terdapat buku protap ,ruangan cukup nyaman karena waktu pengunjung
ditentukan pada hjam – jam tertentu yaitu pada jam 12:00 – 13:00 dan pada jam
16:00-17:00,kemudian bagi keluarga yang menunggui pasien pada malam hari
hanya ada 1 orang saja.Untuk penerangan di setiap kamat terdapat 1 lampu
.Tiap tempat tidur pasien dilengkapi oleh 1 meja pasien ,1 kursi tunggu pasien
,1 papan identitas pasien ,dan 1 tempat obat pasien .
Permasalahanya
Ideal
(sumber Nursalam:2002)
Actual
Permasalahan
Tidak ada
Ideal
(sumber Nursalam:2002)
Actual
Hubungan pasien dan perawat telah dibina sejak pasien masuk , selama
proses keperawatan ,dan sampai pasien pulang .setiap perawat diwajibkan tau
siapa pasien dan bagaimana kondisi pasien.perawatmelakukan komunikasi
terapeutik
Ideal
(sumber Nursalam:2002)
Actual
BAB IV
A. KESIMPULAN
Dari hasil kajian situasi di ruang rawat inap paru yang dikelompokkan ke dalam SWOT
didapatkan bahwa:
Pada manajemen asuhan, dua komponen yaitu flow off care dan KDM berada pada kuadran
IV(berusaha untuk membagi kekuatan untuk menghadapi item- item kelemahan yang ada) dan
komponen yang lainnya yaitu Dokumentasi Keperawatan berada pada kuadran III (berusaha
untuk mempertahankan diri dengan memanfaatkan potensi yang internal yang dimiliki) dengan
menggunakan strategi- strategi :
Pada manajemen unit dua komponen yaitu lingkungan fisik dan non fisik berada pada
kuadran I ( berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan upaya untuk mengisi
peluang yang ada, dan komponen yang terakhir yaitu kekuatan kerja berada pada kuadran IV
(berusaha untuk membagi kekuatan untuk menghadapi kelemahan yang ada ) dengan
menggunakan strategi sebagai berikut:
Berdasarkan hasil kajian situasi pada pendidikan berada pada kuadran I (berusaha
menghimpun seluruh kekuatan yang ada untuk mengisi peluang yang ada) dengan strategi
sebagai berikut:
Meningkatkan proses pendidikan yang efektif dan efesien di ruangan baik untuk
praktikan, keluarga, maupun karyawan.
B. SARAN
Diharapkan dapat menindak lanjuti pengkajian analisa SWOT yang telah dilakukan.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat meningkatkan kualitas ruang rawat inap paru, terutama
untuk penambahan tenaga di ruangan.