Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATERIAL TEKNIK I

UJI KEKERASAN, UJI TARIK, DAN UJI IMPACT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: ARLIANUS
NO.STNBK: 214 212 058
KELAS: B
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA (UKI) TORAJA
2015

1
KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rhmat-
NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini.Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kulia Material
Teknik I. Makalah ini bersisi tentang uji kekerasan, uji impact, dan uji tarik. Penyusunan
makalah ini salah satunya bertujuan memberi pengetahuan kepada rekan mahasiswa dan para
pembaca makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa. Penyusun
juga minta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini tidak sesui dengan
yang semestinya maka penulis minta mohon dimakhlumi. Sekian dan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang……………………………………………………………………. 4

1.2. Rumusan masalah…………………………………………………………………5

1.3. Batasan masalah………………………………………………………………….. 5

1.4. Tujuan……………………………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengujian kekerasan…………………………………………………………...... 6

2.2. Pengujian impact………………………………………………………………..... 8

2.3. Pengujian tarik…………………………………………………………………… 10

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..... 13

3.2. Saran…………………………………………………………………………….... 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


a. Uji kekerasan
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu yang berbeda.
Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan material terhadap penetrasi
sementara untuk para insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk
insinyur Lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para
insinyur mineralogi nilai Itu adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para mekanik
work-shop lebih bermakna Kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong.
Begitu banyak konsep kekerasan mater ial yang dipahami oleh kelompok ilmu, walaupun
demikian konsep-konsep tersebut dapat. Dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan
alir plastis dari material yang diuji.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian ini, kita dapat
dengan mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material. Meskipun pengukuran
hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk
menyatakan kekuatan suatu material. Dengan dengan melakukan uji keras, material dapat
dengan mudah di golongkan sebagai material ulet atau getas.

b. Uji impact
Dalam perkembangan dunia industri, terutama yang berhubungan dengan penelitian bahan
dan penggunaannya, maka dalam proses produksinya banyak hal atau criteria yang harus
dipenuhi agar material tersebut dapat digunakan dalam dunia industri.
Untuk penggunaan sebagai bahan, sifat-sifat khas dari material logam harus diketahui sebab
logam tersebut akan digunakan untuk berbagai macam keperluan dan keadaan. Sifat logam
tersebut meliputi sifat mekanik, sifat thermal, sifat kimia, kemampukerasan, kemampuan
dimensi, dan lain sebagainya. Adapun dalam percobaan ini yang akan diuji adalah sifat
mekanik dari logam terutama sifat ketangguhannya.
Dengan mengetahui tingkat ketangguhan logam, maka tentunya kita dapat memperkirakan
kemampuannya dalam menerima energi tumbukan yang diberikan secara tiba-tiba sehingga
dapat mematahkan suatu material.

c. Uji tarik

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan
dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena
mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara
untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik
yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak
dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai
data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat
dilihat dari kurva uji tarik.

4
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh
hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan bebe-rapa rumusan masalah. Rumusan
masalah itu adalah:
1. Bagaimana yang dimaksud Uji kekerasan dan uji impact ?
2. Apa fungsi dari Pengujian kekerasan dan impact?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam percobaan ini yaitu melakukan pengujian pada sampel yang
berbentuk pelat dan kawat sampai sampel tersebut putus. Dari hasil pengujian yang diperoleh,
mencari berapa besar yield strength, tensile strength dan persentase elongasinya.

1.4 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Material Teknik
2. Untuk menambah wawasan tentang Uji tarik, uji kekerasan, dan Impact
.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGUJIAN KEKERASAN


Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang diakibatkan oleh
tekanan atau goresan dari benda lain. Kekerasan merupakan sifat suatu logam, yang memberi
kemampuan logam tahan terhadap deformasi permanen (bengkok, rusak, atau bentuk yang
berubah), ketika suatu beban diterapkan. Pada umumnya, kekerasan menyatakan ketahanan
terhadap deformasi dan untuk logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya
terhadap deformasi plastik atau deformasi permanen. Untuk orang yang berkecimpung dalam
mekanika pengujian bahan, banyak yang mengartikan kekerasan sebagai ukuran ketahanan
terhadap lekukan. Untuk para perancang bangunan, kekerasan sering diartikan sebagai ukuran
kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan
perlakuan panas dari suatu logam. Dari uraian singkat di atas maka kekerasan suatu material
dapat didefinisikan sebagai ketahanan material tersebut terhadap gaya penekanan dari
material lain yang lebih keras. Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme penggoresan
(scratching), pantulan ataupun ndentasi dari material keras terhadap suatu permukaan benda
uji. Untuk melakukan pengujian kekerasan ada 3 metode, yaitu:
1. Metode goresan
2. Metode elastis atau pantulan ( rebound )
3. Metode indentasi

A. Metode Goresan
Kekersana goresan merupakan perhatian utama para ahli mineral. Dengan mengukur
kekerasan, berbagai mineral dan bahan-bahan yang lain disusun berdasarkan kemampuan
goresan yang satu terhadap yang lain. Kekerasan goresan diukur dengan skala Mohs. Skala
ini terdiri atas sepuluh standar mineral disusun berdasarkan kemampuannya untuk digores.
Mineral yang paling lunak pada skala ini adalah talk (kekerasan goresan 1), kuku jari
mempunyai nilai kekerasan sekitar 2, tembaga yang dilunakkan kekerasannya 3, martensit 7,
logam yang paling keras mempunyai harga kekerasan pada skala Mohs antara 4 sampai 8.
Sedangkan intan mempunyai kekerasan 10. kelemahan dari penilaian kekerasan dengan skala
Mohs adalah penilaiannya tidak cocok untuk logam karena interval skala pada nilai
kekerasan.

B. Metode Elastis atau Pantulan


Untuk mengetahui nilai kekerasan suatu material dintentukan oleh alat yang dinamakan
Scleroscop yang merupakan contoh paling umum dari suatu alat penguji kekerasan dinamik,
mengukur kekerasan yang dinyatakan dengan tinggi lekukan atau tinggi pantulan. Semakin
tinggi pantulan maka kekerasan suatu benda uji semakin tinggi.

C. Metode Indentasi
Metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan menggunakan indentor dengan
gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Prinsip kerja dari metode ini dengan
menentukan jejak dari indentasi yang dihasilkan. Nilai kekerasan dari suatu bahan dilihat dari
kedalaman jejak yang ditinggalkan.

6
. Metode indentasi ini di klasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1. Metode Brinell
Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (hardened steel
ball). Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung
diameternya dibawah mikroskop khusus pengukur jejak.

2. Metode Vickers
Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut 136o. Prinsip
pengujian adalah sama dengan metode brinell, walaupun jejak yang dihasilkan berbentuk
bujur sangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala pada mikroskop pengukur
jejak. Uji kekerasan Vickers banyak dilakukan pada pekerjaan penelitian karena metode
tersebut memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinu, untuk suatu beban tertentu;
dan digunakan pada logam yang sangat lunak, yakni DPHnya 5 hingga logam yang sangat
keras, dengan DPH 1500.

3. Metode Rockwell
Metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung (direct reading).
Metode ini banyak dipakai dalam industri karena pertimbangan praktis. Indentor yang
digunakan terbuat dari baja diperkeras berbentuk bola dan selain itu ada juga yang berbentuk
kerucut intan. Uji kekerasan Rockwell sangat berguna dan mempunyai kemampuan ulang
(reproducible) sejumlah kondisi sederhana yang diperlukan dapat dipenuhi. Uji kekerasan
Rockwell ini paling banyak dipergunakan. Hal ini disebabkan oleh sifat–sifatnya yaitu cepat,
bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil
pada baja yang diperkeras, dan ukuran lekukannya kecil sehingga bagian yang mendapat
perlakuan panas yang lengkap dapat diuji kekerasannya tanpa menimbulkan kerusakan.
Pengujian ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban yang konstan sebagai ukuran
kekerasan. Metoda pengujian kekerasan Rockwell yaitu mengindentasi material contoh
dengan indentor kerucut intan atau bola baja.

7
2.2 PENGUJIAN IMPACT

Material mungkin mempunyai kekuatan tarik tinggi tetapi tidak tahan dengan beban kejut.
Untuk menentukannya perlu diadakan pengujian inpact. Ketahanan impact biasanya diukur
dengan metode Charpy atau Izood yang bertakik maupun tidak bertakik. Pada pengujian ini,
beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul benda uji, yang kemudian diukur
energi yang diserap oleh perpatahannya.
Impact test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan suatu
specimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui tumbukan. Ketangguhan adalah
ukuran suatu energy yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu bahan yang
diukur dari luas daerah dibawah kurva tegangan regangan. Suatu bahan mungkin memiliki
kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi pembebanan kejut.
Suatu paduan memiliki parameter ketangguhan terhadap perpatahan yang didefinisikan
sebagai kombinasi tegangan kritis dan panjang retak.
Specimen yang digunakan untuk suatu takikan terdiri dari dua buah yang diuji pada suhu
normal dan suhu rendah.
Metode-Metode Pengujian
A. Metode Charpy (USA)
Merupakan cara pengujian dimana specimen dipasang secara horizontal dengan kedua
ujungnya berada pada tumpuan, sedangkan takikan pada specimen diletakkan di tengah-
tengah dengan arah pembebanan tepat diatas takikan.
Kelebihan :
a. Pengerjaannya lebih mudah dipahami dan dilakukan
b. Menghasilkan tegangan uniform di sepanjang penampang
c. Harga alat lebih murah
d. Waktu pengujian lebih singkat
Kekurangan :
a. Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal
b. Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak dicekam
c. Pengujian hanya dapat dilakukan pada specimen yang kecil
d. Hasil pengujian kurang dapat atau tepat dimanfaatkan dalam perancangan karena level
tegangan yang diberikan tidak rata.

B. Metode Izood (Inggris)


Merupakan cara dimana specimen berada pada posisi vertical pada tumpuan dengan salah
satu ujungnya dicekam dengan arah takikan pada arah gaya tumbukan. Tumbukan pada
specimen dilakukan tidak tepat pada pusat takikan melainkan pada posisi agak diatas dari
takikan seperti yang tertera pada gambar sbb :

Kelebihan :
a. Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam
b. Dapat menggunakan specimen dengan ukuran yang lebih besar.
c. Spesimen tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu ujungnya.
Kerugian :
a. Biaya pengujian yang lebih mahal
b. Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil yang diperoleh
kurang baik.
c. Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya yang banyak,
mulai dari menjepit benda kerja sampai tahap pengujian.
Hal-hal yang mempengaruhi impact/ketangguhan bahan :

8
1. Bentuk takikan
Bentuk takikan amat berpengaruh pada ketangguahan suatu material, karena adanya
perbedaan distribusi dan konsentrasi tegangan pada masing-masing takikan tersebut yang
mengakibatkan energi impact yang dimilikinya berbeda-beda pula. Berikut ini adalah urutan
energi impact yang dimiliki oleh suatu bahan berdasarkan bentuk takikannya.
a) Takikan segitiga
Memiliki energi impact yang paling kecil, sehingga paling mudah patah. Hal ini disebabkan
karena distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada satu titik saja, yaitu pada ujung takikan.
b) Takikan segi empat
Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segi tifga karena tegangan terdistribusi pada 2
titik pada sudutnya.
c) Takikan Setengah lingkaran
Memiliki nergy impact yang terbesar karena distribusi tegangan tersebar pada setiap sisinya,
sehingga tidak mudah patah
2. Kadar Karbon
Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi memiliki sifat yang kuat dan getas
sehingga membutuhkan energy yang tidak besar sedangkan material yang kadar karbonnya
rendah memiliki sifat yang ulet dan lunak sehingga membutuhkan energy yang besar dalam
perpatahannya.

3. Beban
Semakin besar beban yang diberikan , maka energi impact semakin kecil yang dibutuhkan
untuk mematahkan specimen, dan demikianpun sebaliknya. Hal ini diakibatkan karena suatu
material akan lebih mudah patah apabila dibebani oleh gaya yang sangat besar.

4. Temperatur
Semakin tinggi temperature dari specimen, maka ketangguhannya semakin tinggi dalam
menerima beban secara tiba-tiba, demikinanpun sebaliknya, dengan temperature yang lebih
rendah. Namun temperature memiliki batas tertentu dimana ketangguhan akan berkurang
dengan sendirinya.
Grafik dibawah ini akan menunjukkan hubungan antara temperature dengan energi impact,
laju patah getas Y (%), beban mulur (P’), dan beban maks. (Kg).

5. Transisi ulet rapuh


hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya kondisi struktur yang susah
ditentukan oleh system tegangan yang bekerja pada benda uji yang bervariasi, tergantung
pada cara pengusiaannya.sehingga harus digunakan system penekanan yang berbeda dalam
berbagai persamaan.
6. Efek komposisi ukuran butir
ukuran butir berpengaruh pada kerapuhan, sesuai dengan ukuran besarnya. Semakin halus
ukuran butir maka bahan tersebut akan semakin rapuh sedangkan bila ukurannya besar maka
bahan akan ulet.

7. Perlakuan panas dan perpatahan


perlakuan panas umumnya dilakukan untuk mengetahui atau mengamati besar-besar butir
benda uji dan untuk menghaluskan butir. Sedangkan untuk menambah keuletan suatu bahan
dapat dilakukan dengan penambahan logam.

9
2.3 PENGUJIAN TARIK
Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat luluh (Yield
Strength) dan kuat tarik (Ultimate Tensile Strength). Kekuatan tarik atau kekuatan tarik
maksimum (Ultimate Tensile Strength / UTS), adalah beban maksimum dibagi luas
penampang lintang awal benda uji.

di mana, Su = Kuat tarik


Pmaks = Beban maksimum
A0 = Luas penampang awal
Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum
dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas.
Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi
pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan
bahan. Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban
maksimum, di mana logam dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangat
terbatas. Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam kecil
sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih kompleks, yakni yang biasanya ditemui.
Untuk berapa lama, telah menjadi kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan
tarik, dikurangi dengan faktor keamanan yang sesuai.
Kecenderungan yang banyak ditemui adalah menggunakan pendekatan yang lebih rasional
yakni mendasarkan rancangan statis logam yang liat pada kekuatan luluhnya. Akan tetapi,
karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan,
maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan metode identifikasi bahan yang sangat
berguna, mirip dengan kegunaan komposisi kimia untuk mengenali logam atau bahan.
Selanjutnya, karena kekuatan tarik mudah ditentukan dan merupakan sifat yang mudah
dihasilkan kembali (reproducible). Kekuatan tersebut berguna untuk keperluan spesifikasi
dan kontrol kualitas bahan. Korelasi empiris yang diperluas antara kekuatan tarik dan sifat-
sifat bahan misalnya kekerasan dan kekuatan lelah, sering dipergunakan. Untuk bahan-bahan
yang getas, kekuatan tarik merupakan kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan.
Tegangan di mana deformasi plastik atau batas luluh mulai teramati tergantung pada
kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastik
menjadi plastik yang berlangsung sedikit demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastik
mulai terjadi dan sukar ditentukan secara teliti. Telah digunakan berbagai kriteria permulaan
batas luluh yang tergantung pada ketelitian pengukuran regangan dan data-data yang akan
digunakan.

1. Batas elastik sejati berdasarkan pada pengukuran regangan mikro pada skala regangan
2 X 10-6 inci/inci. Batas elastik nilainya sangat rendah dan dikaitkan dengan gerakan
beberapa ratus dislokasi.
2. Batas proporsionaladalah tegangan tertinggi untuk daerah hubungan proporsional
antara tegangan-regangan. Harga ini diperoleh dengan cara mengamati penyimpangan
dari bagian garis lurus kurva tegangan-regangan.

Batas elastikadalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi
regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Dengan
bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas elastiknya menurun hingga suatu
batas yang sama dengan batas elastik sejati yang diperoleh dengan cara pengukuran regangan
mikro. Dengan ketelitian regangan yang sering digunakan pada kuliah rekayasa (10-4

10
inci/inci), batas elastik lebih besar daripada batas proporsional. Penentuan batas elastik
memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi beban (loading-unloading)
yang membosankan.

3.1 Diagram Alir Percobaan

. Diagram alir proses percobaan pengujian uji tarik


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-Alat yang Digunakan

1. Masin uji tarik


2. Jangka sorong
3. Meteran

3.2.2 Bahan-Bahan yang Digunakan

1. Sampel berbentuk plat


2. Sampel berbentuk kawat

3.3 Prosedur Percobaan

1. Mengukur benda uji dengan ukuran standar


2. Mengkur panjang awal (Lo) atau gage length dan luas penampang irisan benda uji.
3. Mengukur benda uji pada pegangan (grip) atas dan pegangan bawah pada mesin uji
tarik.
4. Nyalakan mesin uji tarik dan lakukan pembebanan tarik sampai benda uji putus.
5. Mencatat beban luluh dan beban putus yang terdapat pada skala.
6. Melepaskan benda uji pada pegangan atas dan bawah, kemudian satukan keduanya
seperti semula.
7. Mengukur panjang regangan yang terjadi.

11
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Hasil Percobaan


Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, didapatkan data-data
berikut,dengan spesimen uji adalah wire dan strip.
Tabel 2. Data hasil percobaan uji tarik
Benda Uji T S So Lo Fy Fm YS TS %EL
Standar
WIRE 2.2 200 250 3.79 1382 1384.5 364.64 365.303 23.28%
Δℓ= 25%
46.5676
PLATE 0.36 50 82 9 2735.5 2735.8 303.94 303.92 51.083%
Δℓ= 64%
25.5419

Keterangan :
T : Tebal Sampel Uji YS : Yield strength
W : Lebar Sampel Uji TS : Tensile strength
So : Luas Sampel Uji % EL : % elongation
Lo : Gage Lenght LI : Perpanjangan
4.2 Pembahasan
Pada percobaan uji tarik ini, menggunakan bahan alumunium berbentuk pelat dan kawat.
Proses pengujiannya adalah dengan cara memasangkan specimen pada alat uji tarik. Dengan
gaya yang sudah ditentukan pengujian dilakukan sampai terjadi fracture dan dapat diketahui
UTS dan tegangan luluhnya.

12
BAB V

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
 Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang diakibatkan oleh
tekanan atau goresan dari benda lain.
 Untuk melakukan pengujian kekerasan ada 3 metode, yaitu:
1. Metode goresan
2. Metode elastis atau pantulan ( rebound )
3. Metode indentasi
 Impact test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan suatu
specimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui tumbukan.
 Metode-metode pengujian Impact:
1. Metode Charpy
2. Metode Izood

_ Pada uji coba ini kita menguji ketahanan bahan materialnya sejauh mana pertambahan
panjangnya dan bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tarikan, berdasarkan hasil
percobaan dan dari grafik kurva uji tarik, plat mengalami perpanjangan lebih kecil dari kawat
dikarnakan luas penampang kawat lebih kecil dibanding plat

_Jenis material yang berbeda, dengan perlakuan yang didapatkannya berbeda dan
komposisinya yang berbeda akan menyebabkan nilai kekuatannya berbeda pula dan kurva
hasil uji tariknya juga berbeda.

3.2 SARAN

Agar kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kebaikan penulisan penulisan makalah selanjutnya. Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Tri Jaka, IR.. ME. 2012. Materi Kuliah Pengujian Logam. FT Untirta : Cilegon.
2. Fauji. 2010. Pengetahuan Sifat Logam (Fisik & Mekanik).
3. Tim laboratorium metalurgi. 2012. ”Buku panduan praktikum Laboratorium Metalurgi I”,
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Cilegon
4. http://pengetahuan-sifat-logam-mekanik-fisik.html
5. http://www.calce.umd.edu/TSFA/Hardness_ad_.htm
http://www.ccitonline.com/mekanika/tiki-kiwi
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF
8&sourceid=navclient&gfns=1&q=Material+Teknik.%0B+Pengujian+++Kekerasan+dan+M
etalografi

14

Anda mungkin juga menyukai