Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

I. Pengantar

Pendidikan kewarganegaraan dikenal: Civic Education/ Citizen Education/


Democracy Education.

Dasar Hukum Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan:


1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. SK Dirjen Dikti Diknas No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di PT
( Pendidkan Agama, Pendidikan Kewrganegaraan, dan Bahasa Indonesia)

Paradigma baru PKn:


Pendidikan Kewarganegaraan berbasis Pancasila (Pkn yang berlandaskan
Pancasila, serta mengandung muatan identitas nasional Indonesia serta
muatan makna pendidikan pendahuluan bela negara.

Tujuan : Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan dalam Visi, Misi dan


Kompetensi.

Visi : merupakan sumber nilai dan pedoman bagi pengembangan dan


penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa
untuk memantapkan kepribadiannya sebagai manusia yang
seutuhnya ( visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan,
cinta tanah air dan bangsanya).

Misi : membantu mahasiswa memantabkan kepribadiannya, agar secara


konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan IPTEK dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.

Kompetensi: menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa


kebangsaaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban.

Tujuan utama PKn:


menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara serta
membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan
dan filsafat bangsa Indonesia.

1
1. Dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
jujur dan demkratis serta iklas sebagai warganegara terdidik dalam
kehidupannya selaku warga Negara RI yang bertanggung jawab
2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi
dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila, Wanus dan
Ketahanan Nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan
serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan
bangsa, Negara serta kemanusiaan.

Landasan Ilmiah
1. dasar pemikiran: Setiap warganegara diharapkan berguna bagi bangsa
dan negara serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan
masa depan. OKI diperlukan penguasaan IPTEKS yang berlandaskan
keragaman, nilai moral, kemanusiaan dan nilai seni budaya. Nilai-nilai
tersebut sebagai pedoman dan pegangan warganegara dalan hidup
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Bahasan Pkn: Hubungan antara warganegara dengan negara; serta


pendidikan pendahuluan belanegara yang semuanya berpijak padsa
neilai-nilai budaya sertadasar filosofi bangsa.

2. Obyek materiil: bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu
bidang atau cabang ilmu ( Segala hal yang berkaitan dengan warganegara
baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang meliputi, wawasan,
sikap dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara);

Obyek formil: Sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas


obyek materiil tersebut (mencakup dua segi yaitu segi hubungan antara
warganegara dengan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan
segi pembelaan negara);

Landasan Hukum:
1. UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945, khususnya alinea kedua dan keempat yang
memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaan.

2
b. Pasal 27 ayat (1) “ Segala warganegara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”
c. Pasal 30 ayat (1) “Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara”
d. Pasal 31 ayat (1) “Tiap-tiap warganegara berhak mendapatkan
pengajaran”
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentanggaris-Garis Besar Haluan
Negara
3. UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun 1988)
a. Pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak dan kewajiban warganegara yang
diwujutkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai
bagian tak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
b. Pasal 19 (2) bahwa Pendidkan pendahuluan bela negara wajib diikuti
oelh setiap warganegara dan dilaksanakan secara bertahap
( Pendidikan dasar dan menengah: Pramuka; PT: PKn.)
4. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; SK
Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; SK
Mendiknas No. 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
(Pkn merupakan kelompok MKPK)
5. Pelaksanaannya berdasarkan: SK Diejendikti Depdiknas No.
43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok
MKPK di PT.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil:


Membuahkan sikap mental yang bersifat cerdas, penuh tanggung jawab
dengan perilaku sebagai berikut:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mengahyati nilai-nilai
Pancasila.
2. Berbudi pekerti yang luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak ddan kewajiban sebagai
warganegara.
4. Bersikap professional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara.
5. Aktif memanfaatkan IPTEKS untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa
dan Negara.

3
II. HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa sejak lahir, yang
melekat pada esensinya sebagai anugrah Tuhan.

HAM: Hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun,
dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.
Berbagai sistem kenegaraan, sosial, ekonomi yang berkembang diarahkan
atau dirumuskan dengan maksud dan tujuan yangb mengangkat nilai-nilai
kemanusiaan. Sebenarnya segala teori ketatanegaraan, teori ekonomi, sosial,
politik, hukum, teknik, fisika bahkan teologipun pada dasarnya adalah
“manusia sentris”, artinya selalu mengutamakan kemanusiaan dalam
upayanya dan budi dayanya serta daya ikhtiarnya untuk mendaki gunung
cita-cita”.

Sejarah
HAM di barat dimuali sekitar abat XIII, yaituy pada tahun 1215 Raja John
dari Inggris mengeluarkan piagam “ MAGNA CHARTA” (piagam agung).
(isinya hak para bangsawan dan pembatasan kekuasaan raja; prinsip
peradilan sistem juri, surat perintah penahanan dan pengawasan parlemen
atas pajak)

Beberapa Piagam atau deklarasi tentang HAM di Barat:


1. Declaration of Independence
Berisi pernyataan “ sekalian manusia dititahkan dalam keadaan sama,
dan dikaruniai oleh Tuhan YME beberapa hak yang tetap dan melekat
padanya.
2. Declaration de Droit de’L Homme et du Citoyen
Naskah yang dicetuskan dalam permulaan Revolusi Prancis.
Mengumandangkan semboyan yang mencerminkan perlu
ditegakkannya tiga dasar penghormatan pada manusia: leberte,
egalite, fraternite. Deklarasi dimasukkan ke dalam konstitusi Prancis
(1792) yang menyatakan “hak-hak asasi manusia aialah hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tak dapat dipisahkan
daripada hakekatnya dan karena itu bersifat suci”
3. The Four Freedom of Franklin D. Roosevelt
Pidato di depan konggres 6 Januari 1941 “ akan perlunya menjaga dan
hakekatnya selaku makhluk yang bereksistensi tengah diinjak injak
oleh kaun agresor Nazi Jerman. Hak hak tersebut meliputi: Freedom

4
of Religion, Feedom of speech and thought, Freedom from wants, dan
Freedom from fear”.
4. Piagam PBB (Declaratiaon Of Human Right)
Disahkan 10 Desember 1945

HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945


1. Pembukaan “ kemerdekaanadalah hak segala bangsa.”
Alinea II “atas berkat rahmat Tuhan YME dan didorong oleh keinginan
yang luhur, supaya berkehidupan kebngsaan yang bebas, maka rakyt
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”

2. Pasal 27, 28A,B,C,D,E,F,G,H,I,J, 29, 30,31,33 dan Pasal 34 UUD 1945.

III. HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA

Syarat-syarat berdirinya negara: Wliayah tertentu; Rakyat yang tetap;


Pemerintahan yang berdaulat.

Warganegara: rakyat yang menetap si suatu wilayah dan rakyat tertentu


dalam hubungannya dengan negara. Warganegara mempunya kewajiban
terhadap negara sebalikanya warganegara mempunya hak yang harus
diberikan dan dilindungi oleh negara.

Penduduk= Warganegaran (mempunya hub tak terputus dengan negara) –


Orang asing (hanya mempunya hub dengan negaranya)

UUD 1945, negara melindungi penduduk misalnya:


1. Pasal 29 ayat (2) “ Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”
2. Pasal 27 ayat (2) “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
3. Pasal 31 ayat (1) “ Tiap-tiap warganegara berhak mendapat
pengajaran”s
Asas-Asas Kewarganegaraan:
1. Ius Sanguinis: Asas daerah kelahiran, artinya status kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh tempat kelahiran tersebut terjadi.

5
2. Ius Soli: Asas Keturunan atau hubungan darah,
artinyakewarganegaraan seseorang ditentukan oleh status
kewarganegaraan orang tuanya.
Permasalahan yang mungkin timbul: Bepartide atau Apatride

Hak dan Kwajiban Warganegara menurut UUD 1945: Pasal 27, 28, 29, 30,
31, 33, dan 34.
1. Pasal 27 ayat (1): hak warganegara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.
2. Pasal 27 ayat (2): Hak warganegara atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945: hak dan
kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
4. Pasal 28: hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
5. Pasal 29 ayat (2) “kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadat menurut agamanya.
6. Pasal 30 ayat (1) menyatakan hak dan kewajiban warganegara untuk
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.
7. Pasal 31 ayat (1) menyatakan tiap-tiap warganegara berhak
mendapatkan pengajaran.

6
IV. BELANEGARA

Tekat, sikap dan tindakan WN yang teratur, menyeluruh, terpadu dan


berlanjut yang dilandasi kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidp
berbangsa dan bernegara.

Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara


Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 Bahwa usaha belanegara merupakan hak dan
kewajiban setiap WN.
Pertama, Setiap warganegara ikut menentukan kebijakan tentang pembelaan
Negara melalui lembaga perwakilan dan perundangan yang berlaku.
Kedua, Setiap WN harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan Negara,
sesuaid engan kemampuan dan profesi masing2.

Motivasi Pembelaan Negara


1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukanwilayah geografis nusantara yang strategis,
3. Keadaal penduduk yang besar.
4. Kekayaan sumber daya alam.
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEKS
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang.

7
V. DEMOKRASI

Etimologis: Demos: Rakyat Kratos: Kekuatan/kekuasaan


Pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat / Government or rule by people
(Abrahan Lincoln 1809-1865)

Termonologis: demokrasi adalah suatu system pemerintahan dimana rakyat


diikut sertakan dalam pemerintahan Negara.

International Commision of Jurits (1965): suatu bentuk pemerintahan


dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan
oleh warganegara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan
bertenggungjwab kepada mereka melalui proses pemilihan yang bebas.

Dua macam demokrasi :


1. Demokrasi totaliter. (machsstaat)
2. Demokrasi konstitusional.( mencita-citakan pemerintahan yang terbata
kekuasaannya, sutau Negara hukum yang tunduk pada rule of law).

Kriteria Negara demokrasi


1. Negara terikat pada hukum;
2. kontrol yang efektif terhadap pemerintahan oleh rakyat;
3. pemilu yang bebas;
4. prinsip mayoritas;
5. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.

Masyarakat dibawah rule of law (Ismail Suny)


Ia memiliki syarat-syarat essential tertentu, antara lain harus terdapat
kondisi-kondisi minimum dari suatu system hukum dimana HAM dan
human dignity (harga diri pribadi) dihormati.

Kondisi minimum:
1. keamanan pribadi dijamin (proses hukum dihormati dan dijalankan
secara adildan terbuka);
2. penghormatan hak-hak fundamental;
3. Jaminan kebebasan menyatakan pendapat melalui media;
4. Jaminan kehidupan pribadi (kerahasiaan surat)
5. Kebebasan beragama;
6. Hak pengajaran;

8
7. Hak berkumpul dan berserikat;
8. Peradilan yang bebas dan adil
9. hak menentukan diri sendiri;
10.Non diskriminasi

ICJ (1965): Syarat-Syarat dasar rule of law:


1. Perlindungan konstitusional (Konstitusi harus menjamin hak0hak
individu, harus menentukan pula cara procedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
2. badan kehakiman yang bebas dan tidakmemihak (independent and
impartial tribunals);
3. Pemilihan umum yang bebas;
4. kebebasan untuk menyatakanb pendapat;
5. kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
6. pendidikan kewarganegaraan.

Nilai lebih demokrasi konstitusional


1. menyelesaiakn perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
(institutionalized peacefull settlement of conflict)
2. menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah (peaceful change in a changing
society)
3. menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur (orderly
succession of rules)
4. membatasi pemakaian kekuasaan dan paksaan sesedikitpun mungkin
(minimum of coercion)
5. mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
(diversity) dalam masyarakat yang tercermin pada keanekaragaman
pendapat, kepentingan dan tingkah laku;
6. menjamin tegaknya keadilan;
7. menjamin kemajuan ilmu pengetahuan.

9
DEMOKRASI DI INDONESIA

1. 1945-1959. Masa demokrasi liberal/ parlementer (menonjolkan


peranan parlemen).
2. 1959 – 1965. Masa demokrasi terpimpin ditandai dominasi presiden,
terbatasnya peranan partai dan peranan ABRI sebagai unsure social
politik semakin meluas.
3. Periode 1966 – 1998 masa demokrasi pancasila era Orde Baru yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system
presidensial.
4. 1998 – sekarang. Masa demokrasi Pancasial era Reformasi dengan
berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembangkan
perimbangan kekuatan antar lembaga Negara, antara
ekskutif,legislative dan yudikatif.

Asas Negara hukum Pancasila mengandung prinsip:


1. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia yang mengandung
persamaan bidang polittik, hukum, social, ekonomi, cultural dan
pendidikan.
2. peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh suatu
kekuasaan/ kekuatan lain;
3. Jaminan kepastian hukum dari segala persoalan. Kepastian hukum
adalah jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat
dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Esensi demokrasi: Government bof the people, by people, for people)
A. Pembukaan UUD 1945 Alinea IV “ maka disusunlah…..yang
berkedaulatan rakyat….”. UUD sebagai sumber hukum positif
B. Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat….”
C. Pasal 6 A ayat (1)
D. Pemisahan kekuasaan (Pasal 4 s.d. 16; legislative Pasal 19 s.d. 22 ;
yudikatif Pasal 24 UUD 1945).

Struktural ketentuan-ketentuan dam demokrasi Pancasila menurut UUD


1945
1. Konsep Kekuasaan (kekuasan ditangan rakyat, pembagian kekuasan,
dan pembatasan kekuasaan).

Kekuasaan ditangan rakyat (Pembukaan Al. IV “ maka


disusublah….yang berkedaulatan rakyat…”; Pokok pikiran III :
Negara yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan atas kerakyatan

10
dan permusyawaratan perwakilan”; Pasal 1 ayat (1) dan penjelasan;
Pasal 1 ayat (2).

Pembagian kekuasaan
-Kekuasaan eksekutif, didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat (1)
-Kekuasaan legislative (presiden dan DPR Pasal 5 ayat (1),19 dan 22C
UUD 45)
-Kekuasaan inspeksi (BPK dan DPR Pasal 20 (1)

Pembatasan kekuasaan
-Pasal 1 ayat (2)---pemilu 5 tahun sekali.
-MPR mengangkat, memberhentikan, impeachment
-Pasal 20 ayat (1) fungsi pengawasan DPR

2. Konsep pengambilan keputusan;


-Penjelasan UUD tentang Pokok Pikiran III “ system Negara yang
terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
berdasar atas permusyawaratan/perwakilan. Memang aliran ini sesuai
dengan sifat masyarakat Indonesia.
-Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak (Pasal 7B ayat (7)

3. Konsep pengawasan
-Pasal 1 ayat (2) dan penjelasan: Rakyat memegang kekuasaan
tertinggi
-Pasal 2 ayat (1)MPR terdiri dari DPR dan DPD yang dipilih melalui
Pemilu.
-Penjelasan UUD 1945 tetang kedudukan DPR “… kecuali itu
anggota DPR juga anggota MPR” agar dapat mengawasi presiden”.

4. Konsep partisipasi.
- Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
- Pasal 28
- Pasal 30 ayat (1) “ …berhak, wajib ikut serta dalam usaha bela
Negara”

11
VI. WAWASAN NASIONAL

Wanas adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan


lingkungannyayang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarang bangsa itu
sesuai dengan posisi dan kondisi geografis negaranya untuk mencapai tujuan
dan cita-cita nasionalnya.

Wanus adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan


lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta susuai dengan
geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam
mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

Peran Wanus: untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaran


kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi
kemerdekaannya.

Wanus juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan


kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan Negara dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Wanus:


1. Wilayah (Geografi)
a. Asas kepulauan (Archipelagic Principle)
arti: bahwa pulau-pulau yang ada tersebut merupakan satu kesatuan
utuh, sementaratempat unsurnperairan atau lautan antara pulau-pulau
berfungsi sebagai unsure penghubung dan bukan sebagai unsure
pemisah.
b. Kepulauan Indonesia : bekas jajahan Belanda.
c. Konsepsi pemilikan dan penggunaan wilayah laut:
1) Res Nullius= menyatakan laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis= menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat
dunia karena itu tidak dapat dimiliki oleh
masing masing negara
3) Mare Liberium = Wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa
4) Mare Clausum (The Right and Dominion of the sea)= bhawa hanya
laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh
suatu Negara sejhauh yang dapat dikuasai dari darat
(waktu itu kira kira 3 mil)

12
5) Archipelagic State Principle (Asas Negara kepulauan) yang
menjadi dasar dalam konvensi PBB.

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, Indonesia memiliki:


1. Negara kepulauan yaitu negara yang seluruhnya terdiri dari satu
atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
2. Laut territorial: satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi
12 mil laut yang diukur dari garis pangkal, sedangkan garis
pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai, seperti
yang terlihat dalam peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik titik terluar dari dua pulau dengan batas-
batas tertentu sesuai dengan konvensi ini.
3. Perairan pedalaman: wilayah sebelah dalam daratan atau
sebelah dalam dari garis pangkal.
4. ZEE : tidak melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Dalam
Zee, Negara mempunyai hak berdaulat untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber
kekayaan alam hayati dari perairan.
5. Landasan continental suatu Negara berpantai meliputi dasar laut
dan tanah dibawahnya yang terletak diluar laut teritorialnya
sepenjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya.
Jarak 200 maks 350 mil.

IMPLEMENTASI WANUS

a. manfaat penerapan wanus adalah diterimanya konsepsi nusantara di


forum internasional, sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial
Indonesia. Adanya pengakuan, laut nusantara yang semula menjadi
laut bebas menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia; adanya
pengakuan landasan continental Indonesia; ZEE yang menghasilkan
pertambahan luas wilayah yang cukup besar;

b. Menghasilkan sumber daya alam yang cukup besar untuk


kesejahteraan bangsa;

c. Pertambahan laus wilayah Indonesia dapat diterima oleh Negara lain


karena Indonesia mengakomodasi kepentingan Negara tetangga,
mengakui hak nelayan tradisional (traditional fishing right), hak lintas
dari malaysiabarat ke Malaysia Timur atau sebaliknya;

13
d. Dalam bidang pembangunan tampak pada berbagai proyek
pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dantransportasi eks.
Pembangunan Satelit Palapa;

e. Penerapan dibidang sosbud: terlihat dari kebjakan untuk menjadikan


bangsa Indonesia yang Bhinika Tunggal Ika tetap merasa sebangsa,
setanah air, senasib sepenanggungan dengan asas Pancasila;

f. Di bidang pertahanan dan keamanan terlihat dari kesigapan dan


kewaspadaan seluruh rakyat melalui system pertahanan keamanan
rakyat semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan
Negara.

14
VII. KETAHANAN NASIONAL

TANAS adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan
hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
indentitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mengejar tujuan nasional Indonesia.

Secara konseptual, tanas suatu bangsa dilatarbelakangi:


1. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan Negara sehingga
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya;
2. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan Negara
sehingga ia selalu mampu memperta hankan kelangsungan
hidupnya, meskipun ia mengalami berbagai gangguan, hambatan dan
ancaman baik dari luar maupun dari dalam;
3. Ketahanan atau kemampuan suatu bangsa untuk tetap jaya,
mengandung makna keteraturan (regular) dan stabilitas, yang
didalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the
stability idea of changes).

Identitas: ciri khas suatu negara dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu suatu
Negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan dan
tujuan nasionalnya, serta peranan yang dimainkan di dunia nternasional.

Integritas: kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan bangsa baik sosial


maupun alamiah, potensial maupun tidak potensial.

Tantangan: merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah kemampuan.

Ancaman: suatu usaha untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan atau


keadaan secara konseptual dari sudut kriminal maupun politis.

Hambatan : suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang


bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri. (dari luar disebut
gangguan).

15
Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasarnya, maka Tanas adalah:
1. Integratif, mengandung pengertian segenap aspek kehidupan
kebangsaan dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya,
lingkungan alam dan suasana ke dalam saling mengadakan
penyesuaian yang selaras dan serasi;
2. Mawas ke dalam yaitu, Tanas diarahkan kepada diri bangsa dan
Negara itu sendiri, untuk mewujutkan hakekat dan sifat nasionalnya;
3. Menciptakan kewibawaan, Tanas sebagai hasil pandangan yang
bersifat integratif mewujutkan suatu kewibawaan nasional;
4. Berubah menurut waktu, tanas hakekatnya tidak bersifat tetap,
melainkan sangat dinamis tergantung situasi dan kondisi.

Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional

Tujuan konsepsi ini adalah memelihara kondisi yang dinamis untuk


menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan langsung
maupun tidak langsung, dari luar maupun dari dalam yang membahayakan
identitas, integritas bangsa dan Negara dalam rangka mencapai tujuan
nasionalnya.

Kondisi ini hanya dapat diwujutkan dengan dimilikinya rasa kesadaran dan
tanggung jawab sebagai warganegara yang baik dengan menjunjung tinggi
falsafah negara (Pancasila) dan UUD 45.

Rasa kesadaran itu meliputi:


1. Sadar sebagai manusia yang dikaruniai Tuhan akal dan pikiran dan
daya kemampuan yang normal;
2. Sadar bahwa dirinya bernegara kesatuan RI;
3. Sadar sebagai WNRI yang harus mencintai negara dan bangsa lain;
4. Sadar bahwa ia wajib membela negaranya

Pembinaan Tanas sebagai suatu konsepsi perlu dihubungakan dengan aspek


kehidupan bangsa baik Trigatra maupun Pancagatra (Letak kedudukan dan
geografis negara; Keadaan dan kekayaan alam; keadaan dan kemampuan
penduduk (Trigatra); Ideologi; politik; ekonomi; social budaya; pertahanan
dan keamanan (Pancgatra))

16
17

Anda mungkin juga menyukai