Abstrak. Beberapa aspek yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah pemahaman
konsep, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi.Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memahami,
memaknai, mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan kembali konsep tersebut secara terperinci. Indikator pemahaman
konsep yang akan dikaji dalam penelitian ini untuk menyatakan peserta didik yang telah memahami suatu konsep adalah
(1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberikan
contoh dan non contoh suatu konsep, (4) menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan
syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memamfaatkan dan memilih prosedur atau operasi
tertentu dan (7) mengklasifikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman konsep diperlukan model pembelajaran yang tepat.Salah satu model pembelajaran yang tepat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep adalah model pembelajaran Group Investigation(GI). Model pembelajaran Group
Investigation (GI)adalah model pembelajaran berkelompok yang melibatkan peserta didik secara aktif melakukan
penyelidikan. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat memahami kajian materi yang bersifat
abstrak, sehingga dapat membantu peserta didik memahami suatu konsep. Selain itu alat peraga dalam mengajar
memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Alat peraga
dalam pembelajaran adalah segala benda yang dirancang sedemikian rupa dan sengaja dipersiapkan untuk digunakan
untuk memahami sebuah konsep. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran Group Investigation berbantuan
alat peraga, kemampuan pemahaman peserta didik akan meningkat.
34
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 34-38
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
science study ) dan studi internasional tentang bahwa tingkat keabstrakan materi, memerlukan
prestasi matematika (dalam [9]) menunjukan pengaturan atas pola pembelajaran (model) yang
kenyataan bahwa di indonesia masih banyak siswa dilakonkan oleh masing-masing anggota
yang mengalami kesulitan dalam memahami kelompok siswa dalam pembelajaran.
konsep-konsep matematika, tepatnya Indonesia Selanjutnya alat peraga dalam mengajar
berada di urutan ke 36 dari 49 negara. Dari hasil memegang peranan penting sebagai alat bantu
survey TIMSS tahun 2010 ini menyatakan posisi untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
Indonesia relatif rendah dengan rata-rata 397 efektif. menurut Joni (dalam Arjanggi, 2012)
dibandingkan dengan negara-negara lain yang “Alat peraga dalam pembelajaran adalah segala
berpartisipasi dalam TIMSS dan rata-rata skor benda yang dirancang sedemikian rupa dan
internasional yaitu 500. sengaja dipersiapkan untuk digunakan sebagai
Menurut O’Connell (dalam [8]) menyatakan media dalam pembelajaran dengan maksud agar
bahwa siswa akan lebih dapat memahami dan materi pelajaran yang disampaikan guru dapat
memaknai konsep yang menjadi tujuan dengan mudah dimengerti oleh siswa.
pembelajaran jika dalam proses pembelajaran Menurut Ruseffendi (dalam, Rostina, 2013), alat
yang berlangsung siswa melakukan kegiatan peraga adalah alat yang menerangkan atau
berdiskusi, saling menjelaskan, dan berelaborasi mewujudkan konsep matematika, sedangkan
dan menurut Oxford (dalam [8]) juga menyatakan pengertian alat peraga matematika menurut
bahwa konsep akan dapat dipahami siswa jika Pramudjono (dalam Rostina, 2013), alat peraga
konsep tersebut dikonstruksikan sendiri oleh siswa adalah benda konkrit yang dibuat, dihimpun atau
melalui pembelajaran dalam suatu kelompok disusun secara sengaja digunakan untuk
sehingga siswa akan melakukan proses sosial. membantu menanamkan atau mengembangkan
Untuk meningkatkan pemahaman konsep suatu konsep matematika.
siswa, diperlukan model pembelajaran yang Model pembelajaran Group Investigation
efektif.Dengan demikian yang perlu diperhatikan merupakan model pembelajaran yang pertama kali
adalah keefektifan dalam memilih model dikembangkan oleh Thelan.Dalam
pembelajaran, model pembelajaran yang dipilih perkembangannya model ini diperluas dan
harus sesuai dengan tujuan, jenis, dan sifat materi dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel
yang diajarkan.Kemampuan guru dalam Aviv.Menurut Sutama (dalam Artini, 2015)
memahami dan melaksanakan model tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran Group
sangat berpengaruh terhadap hasil yang Investigation merupakan pembelajaran berbasis
dicapai.Rendahnya kemampuan pemahaman kelompok yang memberikan peluang kepada siswa
konsep karna proses pembelajaran matematika untuk berdiskusi, berfikir kritis, dan dapat
lebih cenderung menggunakan model bertanggung jawab dalam pembelajaran tersebut.
pembelajaran langsung yang terpusat pada guru Aunurrahman (dalam [2]) menyatakan model
dimana hal ini tentu saja menghambat pembelajaran Group Investigation dapat
perkembangan siswa dalam mengungkapkan ide- menumbuhkan kehangatan hubungan antar
ide mereka. untuk itu guru harus mencari solusi siswa,kepercayaan, rasa hormat terhadap harkat
dari permasalahan ini. Salah satu solusinya adalah dan martabat orang lain dan yang lebihpenting
cara pembelajaran yang menyenangkan seperti model pembelajaran Group Investigation dapat
model pembelajaran Group Investigation (GI). dipergunakan pada seluruhareal subyek yang
Menurut Santyasa (dalam [2]) bahwa model mencakup semua anak pada segala tingkatan usia
pembelajaran Group Investigation mengarahkan dan peristiwa sebagai model sosial inti untuk
aktivitas kelas yang berpusat pada siswa dan semua sekolah.
menyediakan peluang kepada guru untuk lebih Sharan, dkk (dalam [3]) membagi langkah-
banyak melakukan diagnose dan koreksi terhadap langkah pelaksanaan model pembelajaran Group
masalah-masalah yang dihadapi siswa. Sedangkan Investigation meliputi 6 (enam) fase yang
menurut Roestijah (dalam [2]) mengemukakan ditunjukan dalam Tabel 1 berikut ini.
35
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 34-38
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
TABEL 1 adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah
SINTAKS DISCOVERY LEARNING BERPENDEKATAN RME
dipahami oleh siswa.
Langkah Kegiatan
Menurut Joni (dalam Arjanggi, 2012) Alat
a. Memilih topik Peserta didik memilih subtopik khusus di dalam peraga dalam pembelajaran adalah segala benda
suatu daerah masalah umum yang biasanya yang dirancang sedemikian rupa dan sengaja
ditetapkan oleh guru. Selanjutnya peserta didik dipersiapkan untuk digunakan sebagai media
diorganisasikan menjadi dua sampai enam
anggota tiap kelompok menjadi kelompok- dalam pembelajaran dengan maksud agar materi
kelompok yang berorientasi pada tugas. pelajaran yang disampaikan guru dapat dengan
b. Perencanaan Peserta didik dan guru merencanakan prosedur mudah dimengerti oleh siswa.Menurut Ali (dalam
kooperatif pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang
konsisten dengan sub topik yang telah dipilih pada Rostina, 2014) Alat peraga adalah segala sesuatu
tahap pertama. yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan
c. Implementasi Peserta didik menerapkan rencana yang telah merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan
mereka kembangkan di dalam tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran hendaknya memperhatikan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
ragam aktivitas dan ketrampilan yang luas dan proses belajar.
hendaknya mengarahkan peserta didik kepada Menurut Ruseffendi (dalam, Rostina, 2013),
jenis-jenis sumber belajar yang berbeda, baik di
dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat alat peraga adalah alat yang menerangkan atau
mengikuti kemajuan tiap kelompok dan mewujudkan konsep matematika, sedangkan
menawarkan bantuan bila diperlukan. pengertian alat peraga matematika menurut
d. Analisis dan Peserta didik menganalisis dan mensistesis
sintesis. informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan Pramudjono (dalam Rostina, 2013), alat peraga
merencanakan bagaimana informasi tersebut adalah benda konkrit yang dibuat, dihimpun atau
diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik disusun secara sengaja digunakan untuk
sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada
seluruh kelas. membantu menanamkan atau mengembangkan
e. Presentasi hasil Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil suatu konsep matematika
akhir penyelidikannya dengan cara yang menarik Menurut Erman konsep adalah ide abstrak
kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar peserta
didik yang lain saling terlibat satu sama lain yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan
dalam pekerjaan mereka, dan memperoleh objek ke dalam contoh dan non contoh.
perspektif luas pada topik itu. Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai cara
f. Evaluasi Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek
yang berbeda dari topik yang sama. Peserta didik seseorang yang dapat memahami tentang ide yang
dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh
terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. dan non contoh. Adapun pengertian konsep
menurut Arends (dalam [8]), adalah gambaran dari
Berdasarkan uraian diatas, Group suatu hal yang didasarkan pada sifat yang
Investigation adalah model pembelajaran yang dimilikinya. Sedangkan menurut Herman (dalam
berbasis kelompok yang memberikan siswa [8]) menyatakan bahwa konsep matematika adalah
peluang untuk berdiskusi dan berpikir kritis. Dan suatu ide abstrak yang memungkinkan kita
model pembelajaran group investigation dapat mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-
menumbuhkan kehangatan hubungan antar peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk dalam
siswa,kepercayaan, rasa hormat terhadap harkat ide abstrak tersebut. Dengan kata lain seseorang
dan martabat orang lain. Dimana langkah-langkah dikatakan paham akan suatu konsep apabila ia
pada model Group Investigation meliputi 6 (enam) mampu untuk memberikan contoh atau non contoh
fase, yaitu : (1) Memilih topik, (2) Perencanaan dari suatu konsep yang dipelajarinya.
kooperatif, (3) Implementasi, (4) Analisis dan Menurut Rosmawati (dalam [4]) pemahaman
sintesis, (5) Presentasi hasil akhir, (6) Evaluasi. konsep adalah yang berupa penguasaan sejumlah
Alat peraga dalam mengajar memegang materi pembelajaran, dimana siswa tidak sekedar
peranan penting sebagai alat bantu untuk mengenal dan mengetahui, tetapi mampu
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. mengungkapkan kembali konsep dalam bentuk
Dalam pencapaian tujuan tersebut, alat peraga yang lebih mudah dimengerti serta mampu
pemegang peranan yang penting sebab dengan mengaplikasikannya. Pembelajaran matematika
36
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 34-38
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
tidak hanya dilakukan dengan mentransfer berbantuan alat peraga, tingkat pemahaman
pengetahuan kepada siswa, akan tetapi untuk konsep matematika peserta didik diharapkan
membantu siswa menanamkan konsep matematika semangkin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat
dengan benar. Hal ini didukung dengan pernyataan dari hasil test tertulis dimana peneliti melakukan
Hyde (dalam [8]) yang menyatakan bahwa tujuan serangkaian test melalui pre-test dan post-
utama dari pembelajaran matematika adalah test.Hasil peningkatan kemampuan pemahaman
pemahaman konsep sehingga siswa tidak hanya konsep peserta didik, dapat dilihat dari
sekedar mengetahui atau mengingat suatu konsep kemampuan mereka mencapai indikator
matematika. pemahaman konsep dan untuk menilai
Adapun indikator pemahaman konsep yang peningkatan kemampuan pemahaman konsep
dipakai dalam penelitian ini merujuk pada KTSP peserta didik, kita dapat melakukan perhitungan
tahun 2006 yaitu: adalah (1) menyatakan ulang N-gain Ternormalisasi.
sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek-
objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberikan g= (1)
contoh dan non contoh suatu konsep, (4)
menyajikan konsep dalam bentuk representasi
matematis, (5) mengembangkan syarat perlu dan Keterangan :
syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, = Skor test ahir
memamfaatkan dan memilih prosedur atau operasi = Skor test awal
tertentu dan (7) mengklasifikasikan konsep atau = Skor maksimal (100)
algoritma pemecahan masalah. Untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman konsep Kriteria peningkatan gain ternormalisasi
diperlukan model pembelajaran yang tepat. ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
TABEL 2
disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman KRITERIA N-GAIN TERNORMAISASI
konsep adalah proses, perbuatan, cara memahami
Skor N-gain Kreteria
ide-ide materi pembelajaran. dimana siswa tidak
sekedar mengenal dan mengetahui, tetapi mampu G < 0,3 Peningkatan Rendah
mengungkapkan kembali konsep dalam bentuk 0,3 ≤ G ≤ 0,7 Peningkatan Sedang
G > 0,7 Peningkatan Tinggi
yang lebih mudah dimengerti serta mampu
[6]
mengaplikasikannya . Indikator pemahaman
Peningkatan hasil belajar matematika siswa
konsep pada penelitian ini adalah (1) menyatakan
dengan diimplementasikannya model
ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan
pembelajaran Group Investigation dapat dilihat
objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3)
dari hasil penelitian [5] menunjukkan bahwa
memberikan contoh dan non contoh suatu konsep,
model Group Investigation dapat meningkatkan
(4) menyajikan konsep dalam bentuk representasi
hasil belajar dengan kenaikan presentase
matematis, (5) mengembangkan syarat perlu dan
ketuntasan dari 88,57 % pada siklus pertama
syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan,
menjadi 94,29 % pada sikus ke dua.
memamfaatkan dan memilih prosedur atau operasi
Penelitian yang dilakukan oleh [1] menunjukan
tertentu dan (7) mengklasifikasikan konsep atau
bahwa alat peraga dapat meningkatkan motivasi
algoritma pemecahan masalah.
siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
II. METODE
Dimana pada siklus ke-I pertemuan pertama
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen terdapat 65% siswa belum tuntas dalam
pretes-posttest control group design. Penelitian ini mengerjakan LKS dan pada siklus Ke-II
melibatkan 3 kelas sampel yaitu 2 kelas pertemuan pertama sebanyak 92%, siswa tuntas
eksperimen dan 1 kelas kontrol. Dengan adanya dalam mengerjakan LKS.
model pembelajaran Group Investigation (GI)
37
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 34-38
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
38