Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pemberian stimulus, diskusi,
tanya jawab, presentasi, penugasan, dan analisis, peserta didik dapat menjelaskan definisi
dan fungsi NPWP bagi wajib. Peserta didik juga diharapkan mampu menjelaskan konsep
wajib pajak dan menyebutkan hak dan kewajiban dari wajib pajak. Keterampilan yang
diharapkan adalah peserta didik dapat membuat surat permohonan pembuatan NPWP,
sehingga peserta didik dapat menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dokumen sumber dan dokumen pendukung yang berkaitan
dengan prosedur pembuatan NPWP.
3. Materi Pembelajaran
1. Faktual
Permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan prosedur pembuatan NPWP dan
penghapusan NPWP yang diterapkan oleh direktorat jenderal pajak.
2. Konseptual
Wajib Pajak (WP) menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1
ayat 2 adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak,
dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan. Orang Pribadi merupakan
Subjek Pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar
Indonesia.
Hak wajib pajak, meliputi:
1. Hak atas kelebihan pembayaran
2. Hak dalam hal dilakukan pemeriksaan
3. Hak untuk mengajukan keberatan,banding atau gugatan serta peninjauan
kembali
4. Hak kerahasiaan WP
5. Hak untuk pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak
6. Hak untuk penundaan pelaporan SPT tahunan.
7. Hak untuk pengurangan PPh pasal 25
8. Hak untuk pajak bumi bangunan (PBB)
9. Hak untuk pembebasan pajak
10. Hak untuk mendapatkan pajak ditanggung pemerintah
11. Hak untuk mendapatkan insentif perpajakan
Kewajiban wajib pajak, meliputi:
1. Kewajiban mendaftarkan diri
2. Kewajiban pembayaran pajak
3. Kewajiban pemungutan/pemotongan pajak
4. Kewajiban pelaporan pajak
5. Kewajiban melakukan pembukuan
6. Kewajiban dalam hal diperiksa
7. Kewajiban memberi data
Pengertian NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan
kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Selain itu NPWP juga dapat dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam
pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal ini
berhubungan dengan dokumen perpajakan, wajib pajak diharuskan untuk
mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) terdiri atas 15 digit, 9 digit pertama
merupakan kode wajib pajak dan 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi.
Contoh Format NPWP :
Tempat pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dilakukan pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha
dilakukan, wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu.
Wanita kawin selain yang disebutkan di atas dapat mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) atas namanya sendiri agar wanita
kawin tersebut dapat melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya
terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suaminya.
Direkrur Jenderal Pajak menerbitkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) secara
jabatan apabila wajib pajak yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Kewajiban perpajakan bagi wajib pajak yang diterbitkan NPWP secara jabatan
dimulai sejak saat wajib pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan undang-undang perpajakan, paling lama 5 tahun
sebelum diterbitkannya NPWP.
Syarat seseorang dinyatakan sebagai Wajib Pajak (WP) adalah apabila telah mempunyai
penghasilan dalam satu tahun yang melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Hal ini berlaku bagi setiap orang pribadi, baik yang belum maupun yang sudah berkeluarga.
Namun, bagi wanita kawin yang tidak melakukan perjanjian pisah harta dan pisah
penghasilan dengan suaminya tidak wajib memiliki NPWP.
Ambil contoh batas maksimal PTKP untuk perseorangan di Indonesia sebesar Rp15.840.000
per tahun atau Rp1.320.000 per bulan. Jadi, jika Anda berpenghasilan melebihi batas
maksimal PTKP tersebut, Anda memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak dan dengan begitu
wajib memiliki NPWP.
Untuk dokumen/berkas yang wajib dipersiapkan, di antaranya:
Wajib Pajak (WP) Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Fotokopi KTP (Warga Negara Indonesia/WNI)
Fotokopi paspor, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP) (Warga Negara Asing/WNA).
Wajib Pajak (WP) Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Fotokopi KTP (Warga Negara Indonesia/WNI).
Fotokopi paspor, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP) (Warga Negara Asing/WNA).
Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan instansi berwenang atau surat
keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah
(Pemda) minimal setingkat Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik/bukti
pembayaran listrik.
Surat pernyataan di atas materai bahwa WP benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas.
Wajib Pajak (WP) Pribadi wanita kawin yang ingin hak dan kewajiban perpajakannya
terpisah
Fotokopi Kartu NPWP suami.
Fotokopi Kartu Keluarga.
Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta atau surat pernyataan
menghendaki hak dan kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan
suami.
Sekarang Anda sudah tahu apakah Anda termasuk Wajib Pajak atau bukan. Jika iya, langkah
selanjutnya adalah mendaftar untuk pembuatan NPWP Pribadi.