Anda di halaman 1dari 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR 125/KN/2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN ASET TETAP PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH OLEH PENILAI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.06/2014 tentang Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dapat melakukan penilaian dalam rangka pengelolaan aset Badan Usaha Milik Negara/Daerah; b. bahwa untuk memberikan pedoman pelaksanaan Penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah, perlu menyusun petunjuk pelaksanaan Penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Pedoman Penilaian Aset Tetap Pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah Oleh Penilai Pemerintah Di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; Mengingat Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Tahun 2015 Nomor 51); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.06/2014 tentang Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 Dan Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.03/2015; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA “Qe MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN = DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA TENTANG PEDOMAN PENILAIAN ASET TETAP PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH OLEH PENILAI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA. Menetapkan pedoman penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah oleh Penilai Pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Pelaksanaan penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah dilakukan dengan berpedoman pada prinsip penilaian yang berlaku umum dan dapat menggunakan dan/atau mengacu pada lat bantu/pedoman teknis penilaian yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dalam hal memiliki jenis dan karakteristik yang serupa. Pelaksanaan penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah oleh Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dibiayai sepenuhnya oleh Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang mengajukan _permohonan penilaian. Pada saat Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku: a, Laporan Penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang telah disusun oleh Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebelum Keputusan Direktur Jenderal ini ditetapkan, dinyatakan tetap sah dan berlaku. b. Laporan Penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang sedang dalam proses penyusunan oleh Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebelum Keputusan Direktur Jenderal ini ditetapkan, penyelesaiannya berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal ini. Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA a Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 3. Para Kepala Kantor Wilayah di _Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; 4, Para Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Maret 2016 DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, ttd SONNY LOHO Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN _NEGARA NOMOR KEP-125/KN/2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN ASET TETAP PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH OLEH PENILAI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA A. UMUM Dalam rangka keseragaman pemahaman dalam pelaksanaan penilaian aset Badan Usaha Milik Negara/Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (3) huruf d dan huruf e Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.6/2014 tentang Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, serta pelaksanaan penilaian Aktiva Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah untuk tujuan perpajakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9A Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.03/2015 tentang Perubahan tas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016, perlu disusun Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara sebagai petunjuk pelaksanaan Penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah oleh Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. B. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Keputusan Direktur Jenderal ini adalah pelaksanaan penilaian Aset Tetap pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang dilaksanakan oleh Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara untuk tujuan laporan keuangan, perpajakan, atau penyertaan modal Negara. C. KETENTUAN UMUM 1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. 2. Badan Usaha Milik Daerah, yang selanjutnya disingkat BUMD, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. 3. Aset Tetap adalah aset berwujud yang: a) dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan b) diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset Tetap yang dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal ini sama dengan terminologi Aktiva Tetap dalam konteks perpajakan. 4. Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat diperoleh dari hasil penukeran suatu aset atau liabilitas pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berminat menjual, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua belah pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian, dan tanpa paksaan. 5. Nilai Wajar adalah estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau dibayarkan untuk transfer liabilitas dalam transaksi yang teratur di antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran/penilaian. 6. Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut Penilai DJKN adalah penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal yang diangkat oleh kuasa Menteri Keuangan yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian secara independen. 7. Kantor Pusat adalah kantor pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 8. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 9. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang. . TUJUAN PENILAIAN 1, Penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dilaksanakan dalam rangka: a, Laporan Keuangan; b. Perpajakan; atau c, Penyertaan Modal Negara. 2. Penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dilaksanakan untuk mendapatkan Nilai Pasar atau Nilai Wajar. . PERMOHONAN/PENUGASAN PENILAIAN 1. Permohonan penilaian Aset Tetap pada BUMN diajukan oleh: a. Direksi BUMN; atau b. Pihak lain yang mempunyai kewenangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Permohonan penilaian Aset Tetap pada BUMN diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara c.q. Direktur Penilaian. 3. Direktur Penilaian atas nama Direktur Jenderal Kekayaan Negara dapat menugaskan: a. Kepala Kantor Wilayah; atau b. Kepala Kantor Pelayanan, dalam hal 80% (delapan puluh persen) atau lebih jumlah Aset Tetap pada BUMN yang dimohonkan untuk dilakukan penilaian berlokasi di Kantor Pelayanan yang akan diajukan permohonan. 4. Permohonan penilaian Aset Tetap pada BUMD diajukan secara tertulis oleh Direksi BUMD kepada Kepala Kantor Wilayah setempat. 5. Kepala Kantor Wilayah yang menerima permohonan penilaian Aset Tetap pada BUMD dapat menugaskan Kepala Kantor Pelayanan di wilayah kerjanya untuk melaksanakan penilaian Aset Tetap pada BUMD. 6. Permohonan Penilaian Aset Tetap pada BUMD dapat diajukan secara tertulis oleh Direksi BUMD kepada Kepala Kantor Pelayanan dalam hal KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3 80% (delapan puluh persen) atau lebih jumlah Aset Tetap yang dimohonkan untuk dilakukan penilaian berlokasi di Kantor Pelayanan yang akan diajukan permohonan. 7. Pelaksanaan penilaian atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 6 dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala Kantor Wilayah. 8. Permohonan Penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD disertai data dan informasi antara lain latar belakang permohonan, tujuan penilaian, dan fotokopi dokumen kepemilikan. . TIM PENILAI 1, Pelaksanaan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dilakukan oleh Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. 2. Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD mempunyai anggota dalam jumlah bilangan ganjil. 3. Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD beranggotakan sekurang- kurangnya 3 (tiga) orang dengan 1 (satu) orang berkedudukan sebagai ketua merangkap anggota. 4. Ketua Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD merupakan Penilai DJKN. 5. Anggota Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD merupakan Penilai DJKN dan/atau pegawai yang dianggap cakap untuk menjadi anggota Tim Penilai. 6. Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di Kantor Pusat yang akan melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dibentuk dengan Keputusan Direktur Penilaian. 7. Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di Kantor Wilayah yang akan melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dibentuk dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah. 8. Tim Penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di Kantor Pelayanan yang akan melakukan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dibentuk dengan Keputusan Kepala Kantor Pelayanan. BANTUAN TENAGA PENILAI 1, Dalam hal terjadi kekurangan sumber daya manusia Penilai DJKN pada Kantor Pelayanan, Kantor Pelayanan dapat meminta bantuan tenaga Penilai DJKN kepada Kantor Wilayah. 2. Dalam hal terjadi kekurangan sumber daya manusia Penilai DJKN pada Kantor Wilayah, Kantor Wilayah dapat: a. meminta bantuan tenaga Penilai DJKN kepada Kantor Pelayanan di wilayah kerjanya; b. meminta bantuan tenaga Penilai DJKN kepada Kantor Wilayah yang wilayah kerjanya berbatasan; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4 ¢. meminta bantuan tenaga Penilai DJKN kepada Kantor Pusat; atau d. meneruskan permintaan bantuan tenaga Penilai DJKN dari Kantor Pelayanan kepada: 1). Kantor Pelayanan lainnya yang berada dalam wilayah kerjanya; atau 2). Kantor Pusat. 3. Dalam hal terjadi kekurangan sumber daya manusia Penilai DJKN pada Kantor Pusat, Kantor Pusat dapat: a. meminta bantuan tenaga Penilai DJKN dari Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan; atau b, mengkoordinasikan permintaan sumber daya manusia Penilai yang diajukan oleh Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan kepada Kantor Wilayah lainnya. |. BANTUAN TEKNIS PENILAIAN 1, Dalam hal mengalami kesulitan teknis, Kantor Pelayanan dapat meminta bantuan teknis penilaian kepada Kantor Wilayah. 2. Dalam hal mengalami kesulitan teknis, Kantor Wilayah dapat: a, meminta bantuan teknis kepada Kantor Pusat; atau b. meneruskan permintean bantuan teknis dari Kantor Pelayanan kepada Kantor Pusat. 3. Penilai DJKN yang memberi bantuan teknis penilaian tidak ikut menandatangani laporan penilaian. 4. Dalam hal penilaian dilakukan dengan bantuan teknis, maka hal tersebut harus diungkapkan dalam laporan penilaian. PENGGUNAAN TENAGA AHLI 1. Penggunaan tenaga ahli dapat dilakukan dalam hal berdasarkan kajian teknis dari Kantor Pusat, jasa tenaga ahli dibutuhkan untuk melakukan bantuan teknis; 2. Penggunaan tenaga ahli dalam pemberian bantuan teknis diungkapkan dalam laporan penilaian. PELAKSANAAN PENILAIAN 1, Pelaksanaan penilaian meliputi proses: identifikasi permohonan/penugasan penilaian; penentuan tujuan penilaian; pengumpulan data awal; survei lapangan; analisis data; penentuan pendekatan penilaian; simpulan nilai; dan . penyusunan laporan penilaian. 2, Pendekatan penilaian yang digunakan adalah: a. pendekatan data pasar; b. pendekatan biaya, dan/atau PR-e ao op KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5 c. pendekatan pendapatan. . STANDAR DAN PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN 1, Pelaksanaan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dilakukan dengan berpedoman pada prinsip penilaian yang berlaku umum. 2, Pelaksanaan penilaian Aset Tetap pada BUMN/BUMD dapat menggunakan dan/atau mengacu pada alat bantu/pedoman teknis penilaian yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dalam hal memiliki jenis dan karakteristik yang serupa. LAPORAN PENILAIAN 1. Hasil penilaian dituangkan dalam laporan penilaian. 2. Laporan penilaian sekurang-kurangnya memuat: a. uraian objek penilaian; tujuan penilaian; tanggal survei lapangan; tanggal penilaian; hasil analisis data; pendekatan penilaian; dan g. simpulan nilai 3. Tanggal penilaian merupakan tanggal terakhir pelaksanaan survei lapangan atas objek penilaian. 4. Direktur Penilaian, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor Pelayanan melaksanakan kendali mutu atas laporan penilaian, wh ee DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, ttd SONNY LOHO. Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ox (seh) a’, 198803 1 004 gian Umum,

Anda mungkin juga menyukai