Anda di halaman 1dari 6

DAKTIKITAS GLOBAL DAN LOKAL STRUKTUR BAJA

1. PENDAHULUAN
Tiga persyaratan pokok yang harus dipenuhi dalam perencanaan struktur di daerah
gempa adalah : kekuatan (strength), kekakuan (stiffnes) dan daktilitas (ductility).
Tetapi dalam peraturan-peraturan (code) yang ada sekarang ini pada umumnya
hanya menitikberatkan terhadap persyaratan kekuatan dan kekakuan saja,
sementara persyaratan terhadap daktilitas hanya merupakan persyaratan tambahan
saja (bukan merupakan persyatan pokok).

Sebagai konsekuensi dari peraturan yang ada ini maka dalam beberapa kejadian
gempa yang terakhir ini (Michoacan 1985, Loma Prieta 1989, Northridge 1994, Kobe
1995, dll) banyak sekali struktur-struktur baja yang mengalami kerusakan serius.
Sedangkan pada dasarnya material baja bersifat sangat daktail dibandingkan
dengan material lainnya. Dari kejadian ini menunjukkan bahwa peraturan yang ada
tidak mampu memberikan persyaratan daktilitas yang baik terhadap struktur baja.
Oleh karena itu perlu dikembangkan metode pengontrolan yang bersifat
komprehensif dan jelas.

Beberapa penelitian tentang daktilitas telah dilakukan oleh beberapa peneliti


terdahulu baik secara numerik maupun secara eksperimental seperti yang dilakukan
oleh : Han Ge dan Usami meneliti daktilitas balokkolom segiempat komposit secara
eksperimental. Gao, Usami dan Hanbin Ge mengevaluasi daktilitas balok kolom baja
berpenampang silinder. Selanjutnya Nakhasima meneliti variasi daktilitas balok
kolom berpenampang H (tanpa meninjau instability) dengan cara melakukan analisis
dan menyusun kembali hasil-hasil penelitian eksperimental yang telah ada, tetapi
dalam penelitian ini belum dihasilkan formulasi untuk daktilitas. Kemudian Atin
sudarsono dan Revi Renansiva meneliti parameter daktilitas elemen struktur profil-I
secara numerik dan eksperimental dan mengusulkan suatu formula pendekatan
untuk menghitung daktilitas elemen struktur.
2. DAKTILITAS
Secara umum nilai daktilitas dari sebuah struktur merupakan kemampuan struktur
tersebut untuk melakukan deformasi inelastis sehingga energi gempa terserap
melalui deformasi inelastis tersebut. Terdapat 2 (dua) tipe daktilitas yang harus
ditentukan yaitu :

2.1. DAKTILITAS GLOBAL


Daktilitas global ditentukan pada tingkat struktur secara keseluruhan dengan rumus
sebagai berikut :

Dimana d dan dy adalah perpindahan plastis dan perpindahan leleh dari struktur
bagian atas.

Untuk menilai daktilitas global diperlukan informasi tentang karakteristik gempa bumi
yang mungkin terjadi pada lokasi struktur tersebut. Daktilitas global secara langsung
dipengaruhi oleh pergerakan tanah (ground motion) dan respons struktur (structure
respons), pengaruh tersebut dpat dijelaskan dalam diagram alir pada gambar 1.

2.1.1 GERAKAN TANAH


Evaluasi terhadap gerakan tanah menghasilkan percepatan, kecepatan, dan
perpindahan. Gerakan tanah pada stasion-stasion tertentu yang mana lokasinya ada
yang berdekatan dan ada yang jauh dari lokasi struktur. Faktor - faktor yang
berpengaruh pada gerakan tanah adalah :

a) Sumber gerakan tanah yang dipengaruhi oleh tipe gempa dan kedalaman
gempa
b) Jarak dari pusat gempa
c) Kondisi lapangan yang dapat menyebabkan perubahan dramatis dalam
gerakan tanah.

2.1.2 RESPONS STRUKTUR


Perilaku struktur secara langsung dipengaruhi oleh pondasi, sistem struktur, dan
elemen - elemen non-struktur.
a) Pondasi memegang perananpenting dalam menangkap gerakan-gerakan
tanah dan meneruskan gerakan-gerakan ini ke struktur.
b) Sistem struktur harus direncanakan untuk dapat melakukan disipasi terhadap
energi gempa yang disyaratkan.
c) Keberadaan elemen-elemen non-struktur juga berpengaruh terhadap
daktilitas

2.1.3 DAKTILITAS YANG ADA


Hasil interaksi gerakan tanah - respons struktur adalah daktilitas yang diperlukan
(required ductility), yang dinyatakan dalam nilai-nilai daktilitas global. Suatu
pemodelan yang baik dari gerakan tanah dan perilaku struktur harus mencakup
semua faktor - faktor yang telah disebutkan di atas. Tetapi sayang sekali peraturan
perencanaan yang ada sekarang mengesampingkan pengaruh faktor-faktor utama
yang disebutkan di atas.

Gambar.1
2.2. DAKTILITAS LOKAL
Daktilitas lokal ditentukan pada tingkat elemen struktur dengan rumus sebagai
berikut :

Dimana r dan dry adalah rotasi plastis dan rotasi leleh dari sendi-sendi plastis.

Daktilitas lokal dapat ditetapkan pada tingkat elemen dan titik hubung (joint). Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap daktilitas lokal ditunjukan dalam gambar 2.

2.2.1 ELEMEN STRUKTUR.


Pada tingkat elemen, daktilitas lokal tergantung pada :
a) Sifat Material (Material Properties). Sifat mekanik yang penting terhadap nilai
daktilitas ini berhubungan dengn mutu baja (Steel Grade), ketidakseragaman
(Randomness) yang berhubungan dengan tegangan leleh, dan nilai regangan
(Strain Rate) dibawah beban gempa.
b) Penempang (Cross Section). Perilaku penampang dapat ditunjukkan dengan
diagram kurva moment-curvature. Perilaku penampang dipengaruhi oleh tipe
penampang (Cross Section Type) dan Kelangsingan badan (Wall
Slenderness).
c) Bagian struktur (Members). Perilaku member ditunjukkan dengan kurva
moment-rotation dari sendi-sendi plastis yang terbentuk pada member
tersebut yang dipengaruhi oleh Pengaruh strain hardening (Strain-Hardening
effect), tekuk pada badan (Local Bucling), perubahan momen (Momen
gradient), pengaruh gaya aksial dan gaya geser (Axial and Shear Forces),
dan pengaruh beban siklik (Cyclic Load).

2.2.2 TITIK HUBUNG (JOINT)


Dalam kasus rangka yang terdiri dari beberapa titik hubung (joint), pengaruh titik
hubung memegang peranan penting dalam menentukan nilai daktilitas. Daktilitas
joint ditunjukkan dengan kura momen-rotasi yang dipengaruhi oleh :
a) Panel Zones, deformasi plastis pada panel zones dipengaruhi oleh Tipe panel
zones, Mekanisme geser, dan mekanisme tekan.
b) Sayap Kolom, deformasi plastis pada kolom bagian sayap tergantung pada
tipe kolom dan mekanisme plastis lokal untuk sayap yang tergantung pada
adanya bantuan pengaku (Stiffner).
c) Sambungan (Connection). Pengaruh sambungan terhadap nilai daktilitas
tergantung pada tipe sambungan, mekanisme plastis lokal, dan pembebanan
siklik.

2.2.3 DAKTILITAS YANG ADA


Hasil analisa dari faktor-faktor diatas adalah available ductility yang dapat diberikan
oleh elemen-elemen dalam hal sambungan daktil dengan kekakuan penuh, oleh
joint-joint untuk joint-joint yang bersifat semi daktil dengan kekuatan parsial. Dalam
beberapa kasus lainnya available ductility dapat diberikan oleh gabungan elemen
dan joint. Keputusan dalam pemilihan tipe dari daktilitas lokal hanya ditentukan oleh
perencana itu sendiri. Karena peraturan-peraturan yang ada sangat tidak jelas
dalam melakukan verifikasi terhadap daktilitas yang tepat.

Gambar.2
3. KESIMPULAN
Ketentuan - ketentuan yang berhubungan dengan daktilitas global dan lokal dalam
peraturan yang ada untuk desain struktur perlu dilakukan modifikasi. Sebagai
tambahan, pengecekan terhadap kekuatan dan kekakuan dengan verifikasi
langsung terhadap nilai daktilitas struktur mutlak diperlukan.

Daktilitas yang diperlukan harus didiferensiasi dalam fungsi jarak dari sumber gempa
dan fungsi kondisi tanah dengan memasukkan pengaruh komponen vertikal dan
kecepatan dari gempa-gempa lokal.

Daftar Pustaka

Yurisman dan Novrial. 2001. Response Kriteria Daktilitas Untuk Struktur Baja.
Jurnal R & B. Volume 1 Nomor 2.

Yurisman dan Muslinang Moestopo. 2003. Studi Eksperimental terhadap Parameter


Daktilitas Struktur Baja. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 10 No. 4.

Anda mungkin juga menyukai