Anda di halaman 1dari 4

Diskusi Kelompok

Kasus Aborsi

Suci Nofita Sari (220110120057)


Andhika Widya Putri (220110120058)
Agni Auliya (220110120072)
Nahrulia Endah R (220110120094)
Rosana Dwirianti (220110120118)
Maryam Jamilah (220110120129)
Eva Fauziah (220110120132)
Aisyah Arrasyid ML (220110120139)
Restania Lukita Utami (220110120160)
Wita Lestari (220110120168)

Fakultas Ilmu Keperawatan


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Sebagai alumni sarjana keperawatan UNPAD, anda bertugas di klinik Kesehatan
Reproduksi. Mengingat banyaknya kasus hamil di luar nikah, maka banyak permintaan untuk
melakukan aborsi di tempat kerja, anda diminta untuk bergabung dalam tim yang terdiri dari
dokter, ginekolog dan bidan. Anda sendiri tidak langsung melakukan pengguguran kandungan
tersebut, tetapi sebagau karyawan Rumah Sakit tersebut anda menerima gaji yang cukup
tinggi dari program aborsi.
1. Apakah definisi aborsi menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia?

Pengertian aborsi menurut undang-undang Hukum Pidana/ KUHP di Indonesia :


a. Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadiun perkembangannya sebelum masa
kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu)
b. Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (berat
kurang dari 500 gr atau kurang dari 20 minggu). Dari segi medikolegal maka
istilah abortus, keguguran, dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan
menunjukan pengeluaran janin sebelum usia yang cukup.

Pengertian aborsi menurut Undang-Undang kesehatan :


Pada pasal 15 ayat 1 UU Kesehatan No 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya
dapat dilakukan tindakan medis tertentu, maksud dari tindakan tertentu salah satunya
adalah aborsi.
2. Bagaimana hukum menggugurkan kandungan bagi kehamilan di luar pernikahan ?
Dalam hal ini, terlebih dahulu kita melihat penyebab dari kehamilan tersebut.
Pada kasus ini, kehamilan di luar pernikahan sudah jelas haram dan tergolong kepada
zina. Naah, dari awal pembentukannya saja sudah haram, otomatis seseorang yang
melakukan aborsi dengan kondisi hamil di luar nikah merupakan suatu keadaan yang
tidak diinginkan.
- Menurut Undang-Undang, Sanksi pidana bagi pelaku aborsi diatur dalam Pasal
194 UU Kesehatanyang berbunyi;
"Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2)dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar."
- Menurut hukum Islam,
Berdasarkan dalil-dalil pada Al;Qur’an, maka aborsi adalah haram pada
kandungan yang bernyawa atau telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan
demikian berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang
diharamkan Islam.

Akan tetapi menurut pendapat Abdul Qadim Zallum (1998) dan Abdurrahman
Al Baghdadi (1998), hukum syara’ yang lebih rajih (kuat) adalah sebagai berikut. Jika
aborsi dilakukan setelah 40 (empat puluh) hari, atau 42 (empat puluh dua) hari dari
usia kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram.
Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi setelah peniupan ruh
ke dalam janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang usianya belum mencapai 40
hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Dalil syar’i yang menunjukkan
bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari atau 40 malam adalah hadits Nabi SAW
berikut :
“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah
mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia
membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang
belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah),’Ya Tuhanku, apakah dia
(akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan ?’ Maka Allah
kemudian memberi keputusan…” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud RA)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda :

“(jika nutfah telah lewat) empat puluh malam…”


Hadits di atas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan penampakan
anggota-anggota tubuhnya, adalah sete¬lah melewati 40 atau 42 malam. Dengan
demikian, penganiayaan terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap janin
yang sudah mempunyai tanda-tanda sebagai manusia yang terpelihara darahnya
(ma’shumud dam). Tindakan penganiayaan tersebut merupakan pembunuhan
terhadapnya.

3. Jelaskan legalitas aborsi dalam kondisi khusus menurut undang-undang?

UU No 23 tahun 1992 dalam pasal 15 ayat (1) menyebutkan, dalam keadaan


darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya dapat
dilakukan tindakan medis tertentu.

Ayat (2) menyebutkan tindakan medis tertentu dapat dilakukan :


a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan keluarga

4. Siapa yang berwenang melakukan aborsi menurut hukum kesehatan di Indonesia ?


Berdasarkan undang-undang kesehatan No 36 tahun 2009 tenaga medis
diperbolehkan untuk melakukan aborsi ilegal pada perempuanhamil karena alasan
medis dengan persetujuan perempuan yang bersangkutan disertai suami dan
keluargaanya.
Menurut kami tenaga medis yang dimaksud adalah bidan, dokter dan perawat.
Aborsi sangat tidak di benarkan dan merupakan dosa besar karena dengan sengaja
membunuh janin yang tidak berdosa,akan tetapi dalam konteks tertentu abosi di
perbolehkan dengan pertimbangan kesehatan ibu, misalnya si ibu mempunyai penyakit
yang tidak memungkinkan untuk mengandung dan kemungkinan hidup bayinya kecil
dalam konteks ini aborsi di perbolehkan untuk menyelamatkan nyawa si ibu.

5. Bagaimana seharusnya perawat islam memandang aborsi ?


Menurut pendapat kami , sebagai perawat profesional dalam memandang
aborsi lebih kepada apa yang harus dilakukan bila mendapatkan klien dengan kasus
aborsi dan kita termasuk ke dalam tenaga medis yang menanganinya. Menurut kami,
pertama yang harus kami lihat adalah faktorlegalitasnya, jika penyebab ibu melakukan
aborsi adalah karena masalah padsa kehamilannya dan mneyebabkan nyawa keduanya
beresiko maka diperbolehkan melakukan aborsi. Tetapi bila faktor penyebabnya
adalah faktor ekonomi atau sosialdan agama (misalnya perzinahan) maka kami tidak
memperbolehkan disebabkan karena dasar-dasar hukum dalam agama islam yang
melarang aborsi jika penyebabnya adalah alasan yang bukan medis.

6. Jelaskan ayat-ayat Al-Quran yang melarang aborsi minimal 2 buah ?


Tindakan aborsi termasuk kedalam dosa besar, sesuai firman Allah SWT.
ِ ‫س الَّتِي َح َّر َم هللاُ ِإالَّ ِب ْال َح‬
‫ق‬ َ ‫َو الَ ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
“Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, kecuali dengan cara
yang haq.” (QS al-An'am: 151).
Dalam ayat lain dijelaskan
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara
lalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya,
tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia
adalah orang yang mendapat pertolongan". (QS. Al Isra' Ayat 33).
Meskipun begitu dalam takaran kondisi tertentu seperti ketika lembaga medis telah
memastikan bahwa keberadaan janin dapat mengancam keselamatan ibu maka hukum
fiqh akan memakai kaidah Akhof addororain yakni memilih resiko terkecil antara
keselamatan ibu dan janin. Dalam kondisi darurat seperti ini nyawa ibu lebih
diprioritaskan karena ia sebagai asal dari janin dan kehidupannya telah independen,
berbeda dengan janin yang kehidupannya bergantung pada kehidupan ibu.
7. Jelaskan hadis shahih yang membahas masalah hukum aborsi ?
Seperti yang telah kami sebutkan dalam jawaban nomer 2 dalil syar’i yang
menunjukkan bahwa aborsi hukumnya haram bila usia janin 40 hari atau 40 malam
berdasarkan hadits Nabi SAW sebagai berikut :

“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah
mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia
membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang
belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah),’Ya Tuhanku, apakah dia
(akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan ?’ Maka Allah
kemudian memberi keputusan…” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud RA)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda :

“(jika nutfah telah lewat) empat puluh malam…”


Hadits di atas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan penampakan
anggota-anggota tubuhnya, adalah setelah melewati 40 atau 42 malam. Dengan
demikian, penganiayaan terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap janin yang
sudah mempunyai tanda-tanda sebagai manusia yang terpelihara darahnya
(ma’shumud dam). Tindakan penganiayaan tersebut merupakan pembunuhan
terhadapnya.

8. Bagaimana hukum menerima gaji dari kegiatan yang melanggar syariat ?


Segala sesuatu yang didapatkan dari pekerjaan yang melanggar syari’at, maka
hukumnya adalah haram. Aborsi termasuk ke dalam pelanggaran syari’at dengan
penjabaran yang telah dijelaskan pada poin-poin di atas. Namun, untuk kondisi
tertentu yang mengharuskan untuk diaborsi guna alasan medis yang syar’i maka
mubah jika seseorang mendapatkan penghasilan dari sana. Tergantung dalam
kondisinya. Secara keseluruhan, haram hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai