Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika sebagai disiplin ilmu dikenal sebagai King of Science, karena
matematika diterapkan hamper pada seluruh bidang keilmuan lain yang terbukti
telah memberikan pengaruh yang cukup besar serta memiliki peranan penting
terhadap kemajuan disiplin ilmu lainnya.
Dalam matematika dan ilmu komputer, teori graf merupakan pokok bahasan
yang sudah tua usianya namun memiliki andil yang cukup besar. Teori Graf
berawal pada tahun 1736 ketika Leonhard Euler mempublikasikan bukunya
mengenai pemecahan masalah Jembatan Königsberg yang berjudul Solutio
Problematis Ad Geometriam Situs Pertinentis. Walaupun demikian, minat akan
teori graf baru berkembang setelah tahun 1920 hingga akhirnya buku teks tentang
teori graf muncul pada tahun 1936. Buku tersebut ditulis oleh Denes Konig
dengan judul “The Teory of Finite and Infinite Graphs” yang diterjemahkan dari
bahasa Jerman (Capobianco dan Molluzo, 1978). Sejak itulah minat terhadap teori
graf berkembang pesat.
Daya tarik Teori Graf adalah penerapannya yang sangat luas, mulai dari ilmu
komputer, kimia, fisika, biologi, sosiologi, teknik kelistrikan, linguistik, ekonomi,
manajemen, pemasaran, hingga pemecahan teka-teki dan permainan asah otak.
Walaupun penerapannya sangat banyak, yang menarik adalah bahwa teori graf
hanya mempelajari titik dan garis saja.
Seiring dengan dengan berjalannya waktu, tori graf semakin berkembang.
Banyak oran gmelakukan berbagai penelitian tenteng tori graf, salah satunya
adalah tentang Seiring dengan dengan berjalannya waktu, tori graf semakin
berkembang. Banyak oran gmelakukan berbagai penelitian tenteng tori graf, salah
satunya adalah tentang matching. topik dalam teori graf. Pada prinsipnya,
matching merupakan sebuah pencocokan dari sepasang sisi graf yang berbeda
titik-titik ujungnya pada sebuah graf. Matching sendiri merupakann sebuah dasar
dari teori graf yang kemudian banyak dikembangkan oleh bnyak ahli matematika.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
yang ada pada studi literatur ini adalah “Matching covered graf dengan 3-
removable class”.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari penulisan Study Literatur ini adalah untuk
memahami tentang apa itu Matching Covered graf dengan 3-removable classes
dan bentuk dari Matching Covered graf dengan 3-removable classes.
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam studi literatur ini tidak meluas, maka penulis
membatasi matching covered yang akan dibentuk menggunakan syarat-syarat
terbentuknya matching covered graf yang dikembangkan sehingga graf tersebut
menjadi sebuah matching covered graf yang memiliki 3-removable class.
1.5 Sistematika Penulisan
Studi literatur ini terdiri dari 4 bab, yaitu sebagai berikut:
a. BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.
b. BAB II: LANDASAN TEORI
Bagian ini berisi landasan teori secara singkat, yaitu mengenai berbagai
macam definisi, dasar-dasar matching pada graf, dan matching covered
graf.
c. BAB III : PEMBAHASAN
Bagian ini berisi pembahasan masalah mengenai matching covered graf
dengan 3-removable class.
d. BAB IV : PENUTUP
Bagian ini berisi kesimpulan dari pengerjaan studi literatur secara
keseluruhan serta saran yang membangun guna pengembangan ilmu
selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Graf

2
Sebuah graf G adalah pasangan dua himpunan V (G ) dan E (G) ,
ditulis dengan notasi G=(V , E) , dimana V (G ) adalah himpunan yang tak-

kosong dari titik-titik { v1 , v 2 , … , v n } dan E (G) adalah himpunan sisi


{e 1 , e2 , … , en } yang menghubungkan titik u dengan titik v , dengan kata
lain, jika e menghubungkan titik u dengan titik v , maka e dapat
ditulis sebagai e=( u , v ) . [1]
Banyaknya titik pada graf G disebut orde dari graf G dan
dinotasikan dengan ¿ V (G )∨¿ , sedangkan banyaknya sisi pada graf G
disebut ukuran dari graf G dan dinotasikan dengan ¿ E ( G )∨¿ . [3]
Definisi graf diatas menyatakan bahwa V (G) tidak boleh kosong,
sedangkan E(G) boleh kosong. Jadi, sebuah graf dapat tidak memuat sisi
namun harus memuat titik. [1]
Titik pada graf dapat dinomori dengan huruf, seperti a , b , c ,… , z , dengan
bilangan asli 1,2, 3, … , atau gabungan keduanya seperti penyebutan nama
titiknya itu sendiri seperti v 1 , v 2 , v 3 , … . Sedangkan sisi yang menghubungkan
titik u dengan titik v dinyatakan dengan pasangan (u , v ) atau disebut
sisi uv atu juga dinyatakan dengan lambang e 1 , e 2 , e 3 , … . Dengan kata lain,
jika e adalah sisi yang menghubungkan titik u dengan titik v , maka e
dapat ditulis sebagai e=( u , v ) atau e=uv . [4]
Secara geometri, graf dapat digambarkan sebagai sekumpulan titik (simpul)
yang dihubungkan dengan sekumpulan sisi (garis).

Gambar 2.1 (a) Graf Sederhana, (b) Graf Ganda, (c) Graf Semu
Gambar 2.1 memperlihatkan tiga buah graf, G1 , G2 , dan G3 .
G1 adalah graf dengan himpunan titik v = { v 1 , v2 , v3 , v4 }
dan sisi e = { v 1 v 2 , v 2 v 3 , v 3 v 4 , v 1 v 3 , v 1 v 4 }.

3
G2 adalah graf dengan himpunan titik v = { v 1 , v2 , v3 , v4 }

dan sisi e = { v 1 v 2 , v 1 v 3 , v 2 v 3 , v 2 v 3 , v 1 v 4 , v 3 v 4 , v 3 v 4 }
= {e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7} secara berturut-turut.
G3 adalah graf dengan himpunan titik v = { v 1 , v2 , v3 , v4 }

dan sisi e = { v 1 v 2 , v1 v3 , v2 v3 , v2 v3 , v1 v4 , v3 v4 , v3 v4 ,
v 4 v 4 } = {e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7, e8} secara berturut-turut.
v3 v4
Pada G2 , sisi e 3=v3 v 4 dan sisi ) dinamakan sisi-ganda
e 4=¿
(multiple edges) karena kedua sisi ini memiliki titik ujung yang sama, yaitu
titik v 2 dan titik v 3 .
Pada G3 , sisi e 8=(v 4 v 4 ) dinamakan gelang (loop) karena ia berawal
dan berakhir pada titik yang sama. [4]

2.2 Jenis-jenis Graf


Berdasarkan keberadaan loop dan sisi ganda pada suatu graf, maka secara
umum graf dapat digolongkan menjadi dua jenis:
1. Graf sederhana (simple graph), adalah graf yang tidak mengandung loop
ataupun sisi ganda. G1 pada gambar 2.1 (a) adalah contoh graf sederhana.
Pada graf sederhana, sisi adalah pasangan tak-terurut (unordered pairs).
Jadi, menuliskan sisi (u , v ) sama saja dengan (v , u).
Ada beberapa graf sederhana khusus yang dijumpai pada banyak aplikasi,
diantaranya adalah graf lengkap (complete graph). Graf lengkap adalah
graf sederhana yang setiap pasang titiknya terhubung oleh suatu sisi. Graf
lengkap dengan n buah titik dilambangkan dengan Kn Setiap titik
pada K n berderajat n – 1 .

Gambar 2.2 GrafKLengkap K n ,1K≤ n ≤5 K


K K
1 sisi pada
Jumlah 2
graf 3 terdiri dari 4 n buah titik 5adalah
lengkap yang

n ( n−1 )
. Rumus ini diperoleh sebagai berikut:
2

4
Untuk 1 buah titik terdapat (n – 1) buah sisi ke (n – 1) titik lainnya,
maka untuk n buah titik terdapat n(n – 1) buah sisi. Karena setiap
sisi terhitung dua kali untuk pasangan titik yang bersisian dengannya,

n ( n−1 )
maka jumlah sisi seluruhnya dibagi dua, yatiu . [4]
2
2. Graf tak-sederhana (unsimple graph), adalah graf yang mengandung
loop ataupun sisi ganda.
Ada dua jenis graf tak-sederhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf
semu (pseudograph).
Graf ganda adalah graf yang mengandung sisi ganda. Sisi ganda yang
menghubungkan sepasang titik bisa lebih dari dua buah. G2 pada
gambar 2.1 (b) adalah contoh graf ganda.
Graf semu adalah graf yang mengandung loop (termasuk bila memiliki sisi
ganda sekalipun). G3 pada gambar 2.1 (c) adalah contoh graf semu. [4]

Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dapat
digolongkan menjadi dua jenis:
1. Graf tak-berarah (undirected graph), adalah graf yang sisinya tidak
mempunyai orientasi arah. Pada graf tak-berarah, urutan pasangan titik
yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan. Jadi (u , v ) dan
(v , u) adalah sisi yang sama.
2. Graf berarah (directed graph atau digraph), adalah graf yang setiap
sisinya diberikan orientasi arah. Kita sebut sisi berarah dengan sebutan
busur. Pada graf berarah, (u , v ) dan (v , u) menyatakan dua buah
busur yang berbeda, dengan kata lain (u , v )≠( v ,u) .
Untuk busur (u , v ) , titik u dinamakan titik asal (initial vertex) dan titik
v dinamakan titik terminal (terminal vertex).

(a) G4 (b) G5
Gambar 2.3 (a) Graf Berarah, (b) Graf-Ganda Berarah

5
Ada beberapa terminologi (istilah) dalam graf yang akan didefinisikan.
Berikut adalah gambar graf yang akan digunakan untuk menjelaskan terminologi
dalam graf:

(a) G1
Gambar 2.4 sebuah graf terhubung G1
1. Ketetanggaan (Adjacency)
Dua buah titik pada graf G dikatakan bertetangga bila keduanya
terhubung langsung dengan sebuah sisi. [5]
Pada graf G1 : titik v2 bertetangga dengan titik v1 dan titik
v 3 , sedangkan titik v 2 tidak bertetangga dengan titik v 4 .
2. Keterkaitan (Incidency)
Untuk sembarang sisi e=(v i v j ) dikatakan e terkait dengan titik
vi juga e terkait dengan titik v j .

Pada graf G1 : sisi v1 v2 terkait dengan titik v1 dan titik v2 ,


sisi v1 , v4 terkait dengan titik v1 dan titik v 4 , tapi sisi v2 v3

tidak terkait dengan titik v 4 .


3. Jalan (Walk) dan Jejak (trail)
Misalkan u dan v adalah titik-titik di graf G , sebuah jalan
(walk) u−v dalam graf G adalah suatu urutan yang terdiri atas titik-
titik dan sisi-sisi bergantian, dimana setiap sisi bersisian dengan titik
terdekat, dengan diawali dan diakhiri pada suatu titik. Jika semua sisi pada
suatu jalan u−v berlainan, maka jalan tersebut disebut jejak (trail). Jika
semua titik pada suatu jalan u−v berlainan, maka jalan tersebut disebut
lintasan (path).
4. Lintasan (Path)

6
Lintasan yang panjangnya n dari titik awal v0 ke titik tujuan
v n didalam graf G adalah barisan berselang-seling titik-titik dan sisi-
sisi yang berbentuk v 0 , e 1 , v 1 , e2 , v 2 ,... , v n – 1 , e n , v n sedemikian sehingga
e 1=( v 0 , v 1), e2 =( v 1 , v 2 ) ,... , e n=( v n−1 , v n ) adalah sisi-sisi dari graf
G .
Tinjau graf G1 : lintasan v1 , v2 , v4 , v3 adalah lintasan dengan
barisan sisi v 1 v 2 , v 2 v 4 , v 3 v 4 .
Panjang lintasan adalah jumlah sisi dalam lintasan tersebut. Lintasan
v 1 , v 2 , v 4 , v 3 pada G1 memiliki panjang 3 .
5. Siklus (Cycle) atau Sirkuit (Circuit)
Lintasan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama disebut
sirkuit atau siklus atau lingkaran.
Tinjau graf G1 : v 1 , v 2 , v 3 , v 1 adalah sebuah lingkaran.
Panjang lingkaran adalah jumlah sisi dalam lingkaran tersebut.
Lingkaran v 1 , v 2 , v 3 , v 1 pada G1 memiliki panjang 3.
6. Terhubung (Connected)
Suatu graf G disebut graf terhubung (connected graph) jika untuk
setiap titik u dan v di G terdapat lintasan yang menghubungkan
kedua titik tersebut. Sedangkan jika terdapat dua titik pada graf G yang
tidak dihubungkan oleh suatu lintasan, maka graf G disebut graf tak-
terhubung (disconnected graph).

(a) G6 (b) G7
Gambar 2.5 (a) Graf Terhubung
(b) Graf Tak-Terhubung

7
7. Subgraf dan Komplemen
Misalkan G=(V , E) adalah sebuah graf. G1=(V 1 , E1 ) adalah
subgraf dari G jika V 1 V dan E1 E .
Komplemen dari subgraf G1 terhadap graf G adalah graf
G2=(V 1 , E2 ) sedemikian sehingga E2=E−E1 dan V2 adalah
himpunan titik yang anggota-anggota E2 bersisian dengannya. [4]

(a) G9 (b) G10


(c) G11

Gambar 2.6 (a) Graf G9 , (b) Subgraf dari G9 , (c) Komplemen dari
subgraf G10
2.3 Matching
Misalkan G=(V , E) adalah sebuah graf. Sebuah matching M pada G
adalah himpunan dari sisi-sisi tak bertetangga yang berpasangan, sehingga tidak
ada dua sisi yang berbagi titik.
Matched atau saturated dari sebuah titik vV adalah apabila titik tersebut
merupakan titik ujung dari sebuah sisi pada matching. Titik tersebut dapat
dikatakan sebegai M-saturated.
Perfect matching adalah sebuah matching yang memasangkan semua titik
pada sebuah graf G. artinya seluruh titik pada graf G terkait (incident) dengan
tepat pada satu sisi dari sebuah matching.

8
Gambar 2.7 (a) sisi m1 pada graf G1 adalah sebuah matching

dimana v2 dan v5 adalah titik yang M-


saturated
(b) graf dengan perfect matching m1 , m2 dan m3

BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang Matching covered graf dan subgraf
konformal, cuts, kontraksi, splicing, ear decomposition, dependence relation dan
juga contoh bentuk dari graf matching covered dengan 3-removable classes.

3.1 Matching Covered graf

9
Sebuah graf terhubung G disebut matching covered graf jika setiap sisinya
berada pada sebuah perfect matching.

G1 G2

Gambar 3.1 Graf terhubung G1 dan G2

Pada gambar 3.1 graf terhubung G1 terdapat perfect matching:


M 1 = { v1 v2 , v3 v5 , v 4 v6 }
M 2 = { v 1 v3 , v2 v4 , v5 v6 }
M 3 = { v1 v6 , v3 v4 , v2 v5 }
Dan graf terhubung G2 terdapat perfect matching:
M 1 = { v1 v2 , v3 v5 , v 4 v6 }
M 2 = { v 1 v3 , v2 v4 , v5 v6 }
Dari kedua graf diatas diketahui bahwa graf G1 merupakan matching

covered graf dikarenakan seluruh sisi pada graf G1 berada pada perfect
matching M1 , M 2 , dan M 3 , sedangkan graf G2 bukanlah merupakan

matching covered karena sisi v1 v5 dan v 2 v 6 dari graf G2 tidak berada


pada perfect matching M 1 dan M2 .

3.2 Konformal subgraf (conformal subgraphs)


Ambil G sebuah graf terhubung. Sebuah subgraf matching covered H dari G
adalah konformal jika G – VH adalah sebuah perfect matching.

10
G
Gambar 3.2 Graf terhubung G
Ambil VH = { v 1 , v 2 , v 5 , v 6 } subgraf darri graf G

(a) H (b) G – VH
Gambar 3.3 (a) Graf H sebuah subgraf dari G dan
(b) Graf G – VH
Graf H (gambar 3.3 (a)) merupakan sebuah matching covered karena setiap
sisinya berada pada perfect matching M 1 = { v1 v2 , v 5 v 6 } dan M 2 ={
v 1 v 6 , v 2 v 5 }.
Graf G – VH (gambar 3.3 (b)) memiliki perfect matching M = { v 3 v 8 ,
v 4 v 7 }, sedemikian sehingga graf H merapakan sebuah konformal.
Sebuah subdivisi genap dari sebuah graf G adalah sebuah graf yang dibentuk
dari G dengan mengganti setiap sisi e dengan sebuah lintasan ganjil yang
menghubungkan ujung-ujung dari e tetapi titik-titik dalamnya tidak ada di G.
Sehingga, sembarang graf adalah sebuah subdivisi genap dari graf itu sendiri.

11
Gambar 3.4 Graf terhubung G dan even subdivision dari graf G
Pada gambar 3.4 diatas terlihat bahwa setiap sisi pada G ( e 1 , e 2 , … , e 5 )
digantikan oleh lintasan ganjil P = { p1 , p2 , … , p5 } dimana sisi e1
digantikan oleh lintasan ganjil p1 = { v 1 u3 , u3 u4 , u4 v5 } begitu juga

pada sisi e 2 , e 3 ,e 4 , dan e 5 yang digantikan oleh lintasan tunggal


p2 , p3 , p 4 , dan p5 secara berturut-turut.
Even subdivision yang dibentuk dari sebuah graf yang matching covered
akan menghasilkan sebuah graf baru yang juga matching covered

Gambar 3.5 Sebuah matching covered graf G dengan himpunan perfect


matching:
M 1 = { v1 v2 , v3 v4 }
M 2 = { v 1 v3 , v2 v4 }
M 3 = { v1 v4 , v2 v3 }
Dan even subdivision dari sebuah matching covered graf G dengan himpunan
perfect matching:
M 1 = { v 1 u3 , u2 u 1 , u4 v 2 , u5 u6 , v 3 u8 ,
u7 v 4 }
M 2 = { v 1 u2 , u3 u4 , u1 v 3 , u5 u6 , v 2 v 4 ,
u8 u7 }

12
M 3 = { v 1 u5 , u6 v 4 , u3 u4 , u2 u 1 , v 2 v 3 ,
u8 u7 }
Sehingga even subdivision dari matching covered graf G juga merupakan graf
yang matching covered.
Dari gambar 3.5 dan penjelasan diatas menunjukan bahwa sebuah even
subdivision yang dibentuk dari sebuah matching covered graf G yang juga
merupakan sebuah matching covered.

3.3 Cuts, kontarksi (contraction) dan splicing


Misal G adalah sebuah graf terhubung. Untuk setiap himpunan X dari titik-
titik di G, notasikan batasan X oleh ∂G X . Sehingga, ∂G X berada tepat pada
sisi-sisi yang memiliki satu ujung di X dan satu ujung di komplemen/pelengkap
X́ dari X. jika G dipahami, tulis sederhana ∂ X daripada ∂G X . Himpunan
∂X disebut cut dan himpunan X́ dan X adalah ujung-ujungnya. Sebuah cut
adalah ganjil jika kedua dari ujungnya memiliki bilangan ganjil dari titik-titiknya
dan trivial jika satu dari salah satu titiknya adalah singleton(tunggal).

Gambar 3.6 Sebuah graf terhubung G dengan himpunan titik X = {


v 1 , v 2 ,…, v 5 } dan himpunan titik X́ ={
v 6 , v 7 ,…, v 10 } dengan ∂ X ={
v 1 v 10 , v 1 v 6 , v 6 v 5 } sebagai cut dari graf G.

Diberikan sebuah cut C = ∂ X dari G, di mana X adalah sebuah himpunan


bagian tak kosong dari VG, dua buah graf yang didapat dengan mengkontraksikan
X terhadap titik tunggal x dan X́ terhadap titik tunggal x́ disebut C-
kontraksi dari G.

13
Gambar 3.7 (a) Graf G
(b) Graf G setelah dikontraksikan terhadap X
(c) Graf G setelah dikontraksikan terhadap X́

Pada gambar diatas menjelaskan bagaimana sebuah graf G dengan


himpunana titik X = { v 1 , v 2 , v 3 , v 4 , v 5 } dan himpunan titik X́
= { v 6 , v 7 , v 8 , v 9 , v 10 } (a) yang kemudian dikontraksikan terhadap
titik tunggal X (b) dan dikontraksikan terhadap titik tunggal X́ (c).

Sebuah graf G adalah splicing dari dua graf G1 dan G2 jika memiliki
sebuah cut C sehingga G1 dan G2 isomorpik terhadap dua buah C-kontraksi
dari G. Pada gambar 3.3 dapat digunakan sebagai contoh graf G(gambar 3.3(a))
adalah splicing apabila terdapat G1 dan G2 yang isomorpik terhadap
gambar 3.3(b) dan gambar 3.3(c) berturut-turut.

3.4 Separating and tight cuts


Sebuah cut C pada sebuah matching covered graf G adalah separating jika
kedua C-kontraksi adalah matching covered. Setiap ujung dari C kemudian
mempengaruhi(induce) sebuah subgraf terhubung dari G.

14
Gambar 3.8 (a) Graf G
(b) Graf G setelah dikontraksikan terhadap X
(c) Graf G setelah dikontraksikan terhadap X́
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa gambar 3.5(a) adalah sebuah graf G
yang matching covered, lalu diberikan cut C yaitu sisi-sisi { v 1 v 2 , v 3 v 4 , v 5 v 6 }
dimana titik-titik { v 1 , v 3 , v 5 } merupakan himpunan titik X dan titik-titik {
v 2 , v 4 , v 6 } merupakan himpunan titik X́ . Lalu gambar3.5(b) dan
gambar3.5(c) adalah kedua C-kontraksi dari graf G yang juga merupakan
matching covered graf. Sedemikian sehingga graf G dengan cut tersebut adalah
separating.

Sebuah separating cut C dari sebuah matching covered graf G adalah tight jika
|M ∩C| = 1 untuk setiap perfect matching M dari G. sehingga, setiap tight cut
juga separating. Hal sebaliknya tidak berlaku secara umum. Contohnya, graf
C6 (gambar 3.4(a)) dan Petersen graf memiliki separating cut yang tidak tight.

Gambar 3.9 Sebuah graf G yang memiliki separating cut yang


tight.

Dari gambar diatas dapat diketahui himpunan cut C = { c 1 , c2 , c3 }


dengan :
c1 = { v1 v7 , v2 v4 , v3 v8 }

15
c2 = { v1 , v2 , v3 }
c 3 = { v 1 v 9 , v 2 v 6 , v 3 v 10 }
Dan himpunan perfect matching M = { m1 , m2 , m3 } dengan :
m1 = { v 1 v 4 , v 2 v 5 , v 3 v 10 , v 4 v 8 , v 5 v 9 }
m 2 = { v 1 v 9 , v 2 v 4 , v 3 v 5 , v 6 v 10 , v 7 v 8 }
m3 = { v 1 v 5 , v 2 v 6 , v 3 v 8 , v 4 v 7 , v 9 v 10 }

Sebuah matching covered graf adalah solid jika setiap separating cut-nya
adalah tight. Setiap bipartite matching covered graf adalah solid. Wheels tunggal
dan tangga Mobius adalah contoh dari matching covered graf. Pada kenyataanya,
graf-graf ini tidak memiliki separating cut. Petersen graf dan C6 adalah contoh
dari nonsolid matching covered graf.

Sebuah matching covered graf bebas dari nontrivial tight cuts disebut sebuah
brace jika bipartite, sebuah brick jika bukan.

3.5 Dekomposisi telinga (Ear decompositions)

Sebuah telinga pada sebuah matching covered graf G adalah sebuah lintasan P
dari panjang ganjil(odd length) sedemikian sehingga kedua ujung dari P memiliki
derajat paling sedikit 3 di G tetapi seluruh titik dalam dari P memiliki derajat 2 di
G. untuk sebuah telinga P, graf G – P adalah graf yang didapat dari G dengan
menghapus seluruh sisi dan titik dalam dari P, dan P dikatakan menjadi
removable jika G – P adalah matching covered.

16
Gambar 3.10 Sebuah graf G dengan lintasan P = { v 2 , v 3 ,
v 4 , v 5 } yang merupakan sebuah telinga yang
removable

Sebuah telinga ganda pada G adalah sepasang { P1 , P2 } adalah removable


jika salah satu dari P1 ataupun P2 adalah removable, tetapi G – ( P1 ∪ P2
) = (G – P1 ¿−P2 adalah matching covered.

Gambar 3.11 Sebuah graf G dengan sepasang telinga P1 = {


v 2 , v 3 , v 4 , v 5 } dan P2 = { v 6 , v 7 ,
v 8 , v 9 , v 10 , v 1 } yang removable

Sebuah removable telinga tunggal atau ganda selanjutnya disebut sebagai


removable class. Sebuah sisi e juga menggambarkan sebagai removable jika G –
{e} adalah matching covered.
Sama hanlnya seperti pada matching covered graf, membentuk even
subdivision tidak akan merubah jumlah dari removable class dari matching
covered graf.

Gambar 3.12 Sebuah graf G dan even subdivisionnya


Dari gambar 3.12 diatas terlihat bahwa matching covered graf G dengan
perfect matching:

17
m1 = { v 1 v 6 , v 2 v 5 , v 3 v 4 }
m2 = { v 1 v 2 , v 5 v 6 , v 3 v 4 }
m3 = { v 1 v 5 , v 2 v 6 , v 3 v 4 }
m4 = { v 1 v 6 , v 2 v 3 , v 4 v 5 }
Memiliki lintasan P = v2 , v3 , v4 , v5 sehingga G – P = { v1 , v 2 , v5 , v6 }
dengan perfect matching :
m1 = { v 1 v 6 , v 2 v 5 , }
m2 = { v 1 v 2 , v 5 v 6 , }
m3 = { v 1 v 5 , v 2 v 6 , }
Sehingga G – P untuk kemudian disebut G’ adalah graf yang matching
covered dan lintasan P merupakan sebuah removable. Jika G adalah sebuah graf
yang matching covered maka even subdivision dari graf G (gambar 3.12)
selanjutnya disebut sebagai graf H pun merupakan sebuah matching covered graf
yang memiliki lintasan Q = { v 2 , v 3 ,u 7 , u8 , v 4 , v 5 }, sehingga terdapat H – Q = {
v 1 , v 2 , v 5 , v 6 , u1 ,u 2 , … , u6 ,u 9 ,… , u14 }

Gambar 3.13 Graf H – Q


Pada gambar 3.13 terlihat bahwa graf H – Q memiliki perfect matching :
m1 = { v 1 u4 , v 5 u2 , u6 u9 , u3 u10 , v 6 u12 , v 5 u11 ,
u1 u 2 , u13 u 14 }
m2 = { v2 v6 , u4 u5 , v1 v3 , v 5 u10 , u11 u12 , u6 u9 ,
u1 u 2 , u13 u 14 }
m3 = { v 1 u1 , u2 u 14 , v 6 u13 , u4 u5 , u11 u12 , u3 u1 o ,
v 2 u6 , v 5 u9 }

18
Sehingga graf H – Q adalah graf yang matching covered. Graf H – Q sekilas
terlihat seperti memiliki ear baru, anggap sebagai R dimana R = {
R1 , R2 , R3 , R 4 } dengan:
R 1 = { v 1 , u4 , u 5 , v 2 }
R2 = { v 2 , u6 , u9 , v 5 }
R3 = { v 5 , u11 , u12 , v 6 }
R4 = { v 6 , u13 , u14 , u1 , u12 , v 1 }
R1 = { v 1 , u3 , u10 , v 5 }
Sehingga graf (H – Q) – R menjadi

Gambar 3.14 Graf (H – Q ) – R


Pada gambar 3.14 jelas terlihat bahwa graf tersebut tidak mungkin memiliki
perfect matching karena ada dua titiknya yang tidak bertetangga dengan titik
manapun, sehingga graf tersebut tidak mungkin pula menjadi graf yang matching
covered. Maka ear R bukanlah sebuah removable untuk graf H – Q, dan graf H
hanya memiliki satu removable classes yaitu ear Q.
Dengan demikian benar bahwa membentuk even subdivision dari sebuah graf
tidak akan merubah jumlah dari removable classes sebuah graf.

3.6 Sebuah hubungan Dependence (dependence relation)


Misalkan G adalah sebuah matching covered graf, dan misalkan e dan f adalah
dua buah sisi di G. maka e depends on f, atau e implies f, jika setiap perfect
matching yang mengandung e juga mengandung f. Ditulis e⇒ f untuk
mengindikasikan e depends on f. Dapat dikatakan bahwa dua buah sisi e dan f

19
adalah mutually dependent jika e ⇒ f dan f ⇒ e . Pada kasus ini dapat ditulis
e⇔ f .
Sebuah himpunan Q dari sisi-sisi mutually dependent dari G sedemikian
sehingga tidak ada sisi pada EG – Q depends pada sebuah sisi dari Q disebut
minimal class dari G. Setiap minimal class itu sendiri berada tepat pada sebuah
himpunan dari sisi-sisi independent, dan minimal class yang berbeda itu
disjoint(tidak bertetangga).

Gambar 3.15 Sebuah graf G yang matching covered


Pada gambar 3.8 terdapat himpunan perfect matching M = { m1 , m2 , m3
, m4 } dengan :
m1 = { v 1 v 7 , v 2 v 5 , v 3 v 4 , v 6 v 10 , v 8 v 9 }
m 2 = { v 1 v 7 , v 2 v 5 , v 3 v 6 , v 4 v 9 , v 8 v 10 }
m3 = { v 1 v 7 , v 2 v 4 , v 3 v 5 , v 6 v 10 , v 8 v 9 }
m4 = { v 1 v 2 , v 3 v 4 , v 5 v 7 , v 6 v 10 , v 8 v 9 }
m5 = { v 1 v 7 , v 2 v 6 , v 3 v 5 , v 4 v 9 , v 8 v 10 }
Dari kelima perfect matching diatas dapat dilihat pada m1 , m3 , dan m4
yang selalu mengandung sisi e ( v 8 v 9 ) dan sisi f ( v 6 v 10 ) dan juga pada

20
perfect matching m2 dan m5 yang selalu mengandung sisi m ( v 4 v 9 ) dan sisi
n ( v 8 v 10 ). Sedemikian sehingga dapat ditulis e ⇔ f dan m⇔ n .

3.7 Matching Covered graf dengan 3-removable class


Pada bagian ini akan diperlihatkan sebuah matching covered graf yang
megandung 3-removable class.

Gambar 3.16 sebuah Matching Covered graf G

21
Graf G diatas merupakan sebuah matching covered graf dengan himpunan
perfect matching:
m1 = { v1 v3 , v2 v6 , v 4 v 12 , v 5 v 7 , v 8 v 11 , v9 v1 3 , v 10 v 1 6 ,
v 14 v 1 5 , v 1 7 v 1 8 , v 19 v 20 , v 21 v 22 }
m2 = { v1 v3 , v2 v6 , v 4 v 12 , v 5 v 15 , v7 v9 , v8 v1 1 , v1 0 v1 6 ,
v 13 v 17 , v 14 v 1 8 , v 19 v 20 , v 21 v 22 }
m3 = { v1 v3 , v2 v5 , v 4 v 7 , v 6 v 10 , v 8 v 11 , v 9 v 14 , v 12 v 13 ,
v 15 v 1 6 , v 17 v 19 , v 1 8 v 22 , v 20 v 21 }
m4 = { v1 v4 , v2 v5 , v 3 v 8 , v 6 v 10 , v 7 v 13 , v 9 v 14 , v 11 v 12 ,
v 15 v 1 6 , v 1 7 v 18 , v 19 v 20 , v 21 v 22 }
m5 = { v1 v2 , v3 v8 , v 4 v 12 , v 5 v 1 5 , v 6 v 10 , v7 v1 5 , v9 v1 3 ,
v 11 v 19 , v 1 6 v 22 , v 1 7 v 18 , v 20 v 21 }
m6 ={ v 1 v 2 , v3 v8 , v 4 v 12 , v 5 v 15 , v7 v9 , v8 v1 1 , v1 0 v1 6 ,
v 13 v 1 4 , v 17 v 18 , v 19 v 20 , v 21 v 22 }
Dan memiliki ear P = { P1 , P2 , P3 } dengan:
P1 = { v 1 , v 3 , v 8 , v 11 }
P2 = { v 2 , v 6 , v 10 , v 16 }
P3 = { v 19 , v 20 , v 21 , v 22 }
Sehingga graf G – P yang selanjutnya disebut G’ haruslah merupakan
matching covered graf agar ear P merupakan sebuah removable class.

22
Gambar 3.16 Graf G’
Dari gambar 3.17 terlihat bahwa graf G’ merupakan matching covered graf
dengan perfect matching:
m1 = { v1 v4 , v2 v5 , v 7 v 9 , v 11 v 12 , v 13 v 14 , v 15 v 16 , v 17 v 20 ,
v 18 v 22 }
m2 = { v1 v4 , v2 v5 , v 7 v 14 , v 9 v 13 , v 11 v 12 , v 15 v 16 , v 17 v 20 ,
v 18 v 22 }
m3 = { v1 v4 , v2 v5 , v 7 v 13 , v 9 v 14 , v 11 v 12 , v 15 v 16 , v 17 v 20 ,
v 18 v 22 }
m4 = { v1 v2 , v 4 v7 , v 5 v 15 , v 9 v 14 , v 11 v 20 , v 12 v 1 3 , v1 6 v2 2 ,
v 17 v 18 }
m5 = { v1 v2 , v 4 v 12 , v 5 v 7 , v 9 v 13 , v 11 v 20 , v 14 v 15 , v 16 v 22 ,
v 17 v 18 }
m6 = { v1 v2 , v 4 v 12 , v 5 v 15 , v 7 v 9 , v 11 v 20 , v 13 v 17 , v 14 v 18 ,
v 16 v 22 }
Sehingga ear P pada graf G merupakan sebuah removable. Kemudian terdapat
Q = { Q1 , Q2 , Q3 } adalah ear dari graf G’ dengan:
Q1 = { v 4 , v 1 , v 2 , v 5 }
Q 2 = { v 1 2 , v 11 , v 1 9 , v 1 7 }
Q3 = { v 1 5 , v 16 , v 2 2 , v 19 }
Sedemikian sehingga graf G’ – Q haruslah matching covered agar ear Q
menjadi removable classes yang kedua. Untuk kemudian graf G’ – Q disebut graf
G” dan akan dibuktikan graf tersebut merupakan graf yang matching covered.

23
Gambar 3.17 Graf G’’
Pada gambar 3.18 adalah gambar dari graf G’ – Q atau graf G’’ yang memiliki
perfect matching:
m1 = { v 4 v 12 , v 5 v 15 , v 7 v 13 , v 9 v 14 , v 17 v 18 }
m 2 = { v 4 v 12 , v 5 v 15 , v 7 v 14 , v 9 v 13 , v 17 v 18 }
m3 = { v 4 v 12 , v 5 v 15 , v 7 v 9 , v 13 v 14 , v 17 v 18 }
m4 = { v 4 v 7 , v 5 v 15 , v 9 v 14 , v 1 2 v 13 , v 17 v 18 }
m5 = { v 4 v 12 , v 5 v 7 , v 9 v 13 , v 14 v 15 , v 17 v 18 }
m6 = { v 4 v 12 , v 5 v 15 , v 7 v 9 , v 13 v 1 7 , v 1 4 v18 }
Maka graf G’’ merupakan sebuah matching covered sehingga ear Q
merupakan removable class kedua dari graf G. pada graf G’’ terdapat ear baru,
sebut R, dimana R = { R1 , R2 , R3 } dengan:
R1 = { v 7 , v 4 , v 1 2 , v 13 }
R2 = { v 7 , v 5 , v 1 5 , v 1 4 }
R3 = { v 1 3 , v 1 7 , v 18 , v 1 4 }
Sehingga G’’ – R yang kemudian disebut G’’’ menjadi

24
Gambar 3.17 Graf G’’’
Pada graf G’’’ terdapat perfect matching:
m1 = { v 7 v 1 3 , v 9 v 1 4 }
m2 = { v 7 v 1 4 , v 9 v 1 3 }
m3 = { v 7 v 9 , v 13 v 1 4 }
Maka graf G’’’ merupakan graf yang matching covered, dan ear R merupakan
removable classes dari G’’, dan graf G’’’ tidak mungkin memiliki removable lagi
karena graf tersebut tidak memiliki ear. Sehingga dapat disimpulkan bahwa graf
G merupakan graf yang matching covered dengan 3-removable ear yaitu P, Q dan
R. Maka graf G dapat disebut pula sebagai Matching covered graf dengan 3-
removable classes.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
- Matching covered graf adalah sebuah graf yang setiap sisinya berada tepat
pada sebuah perfect matching.

25
- Sebuah lintasan P disebut ear apabila setiap titik dalam dari lintasan
tersebut dengan tepat hanya berderajat dua dan titik-titik ujungnya paling
sedikit berderajat tiga.
- Sebuah ear P dikatakan removable apabila terdapat sebuah matching
covered graf G sehingga graf G – P juga merupakan graf yang matching
covered.
- Even subdivision (subdivisi genap) pada sisi pada sebuah graf yang
mathcing covered tidak akan merubah graf tersebut menjadi graf yang
tidak matching covered dan juga tidak akan merubah jumlah removable
classes dari dari graf tersebut.

4.2 Saran
Dewasa ini telah banyak ditemukan graf baru dalam ilmu teori graf. Pada
penulisan studi literatur ini masih terbatas penjelasannya pada matching graf
dengan 3-removable class saja. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan
penelitian yang lain untuk jenis graf-graf matching covered yang baru serta
aplikasinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Munir, Renaldi, Matematika Diskrit, Penerbit Informatika, Bandung


(2005).
2. L. Lucchesi, Claudio, The Perfect Matching Polytope and Solid Bricks:
The matching Lattice and its Bases, PoCo (2015).
3. Wijaya, Anggara, Adi, Pengaruh Pendekatan Graf Terhadap Morfologi
Matematika, Tugas Akhir, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, Bandung (2012).
4. Kusumah Drs. H. S., & M.Ed Yaya, Matematika Diskrit, Penerbit IKIP
Bandung Press. Bandung (1997).
5. J.A. Bondy, & Murty U.S.R., Graph Theory with Applications, Penerbit The
Macmillan Press Ltd, New York (1976).
6. https://en.wikipedia.org/wiki/Ear_decomposition

26
7. Wibisono, Samuel, Matematika Diskritz Edisi Dua, Penerbit Graha Ilmu.
Yogyakarta (2008).
8. https://en.wikipedia.org/wiki/Matching_%28graph_theory%29

27

Anda mungkin juga menyukai