Anda di halaman 1dari 15

ACARA I

PENGAMATAN MIKROSKOPIS

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I “Pengamatan Mikroskopis” adalah
agar mahasiswa dapat mempelajarai morfologi mikroba / bentuk (kapang,
kamir, dan bakteri) menggunakan mikroskop.
B. Tinjuan Pustaka
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup
yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan lenca pembesar atau
mikroskop. Makhuk yang sangat kecil tersebut disebut mikrorganisme
atau mikroba. Mikroorganisme hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop. Mereka tersebar luas di alam dan dijumpai pula pada pangan.
Beberapa diantaranya jika terdapat dalam jumlah yang cukup banyak dapat
menyebabkan keracunan makanan. Mikroorganisme merupakan penyebab
utama merosotnya mutu pangan, misalnya kerusakan pangan. Namun
demikian tidak semua mikroorganisme merugikan. Sebenarnya
mikroorganisme berperan penting dalam semua bentuk kehidupan, karena
mereka dapat memecah bahan organikS kompleks dan mengembalikan
unsur hara kedalam tanah. Mikroorganisme juga dipergunakan oleh
manusia untuk memproduksi beberapa jenis makanan, misalnya roti dan
yogurt (Gardjito, 1992).
Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang
termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama
di perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam
merombak senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang
sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain dari
fungi adalah menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh,
asam-asam organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan,
kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang
membahayakan bagi organisme lain terutama manusia (Noverita, 2009).
Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme
anggota kingdom fungi yang membentuk hifa. Kapang melakukan
reproduksi dengan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri
dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Kapang berlawanan
dengan bakteri dan khamir, sering kali dapat dilihat dengan mata. Sifat
pertumbuhan yang khas adalah berbentuk kapas dan biasanya terlihat pada
kertas-kertas koran yang basah, kulit-kulit yang sudah usang, dinding
basah, buah-buahan yang membusuk dan bahan pangan lain seperti keju
dan selai. Pertumbuhannya dapat berwarna hitam, putih atau berbagai
macam warna. Aplikasi lebih lanjut dari kegiatan biokimai kapang adalah
kemampuan beberapa kapang memproduksi antibiotika, diantaranya
adalah golongan kapang Penicillium (Hadioetomo, 1993).
Khamir (yeast) adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk
dalam golongan fungi yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang)
karena berbentuk uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama
dengan cara penuntasan. Sebagai sel tunggal yeast tumbuh dan
berkembangbiak lebih cepat dibanding dengan mould yang tumbuh dengan
pembentukan filamen. Yeast sangat mudah dibedakan dengan
mikroorganisme yang lain misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai
ukuran sel yang lebih besar dan morfologi yang berbeda. Khamir dikenal
memiliki rentang ekologi yang cukup luas dan mampu hidup pada daerah
ekstrem serta umumnya banyak ditemukan pada lingkungan yang
memiliki bahan organik tinggi. Beberapa kelompok khamir yang dominan
ditemukan dalam ekosistem tanah adalah genus Cryptococcus, Candida
dan Debaryomyces (Jumiati dkk., 2012).
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan
mampu bereproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai penjamu
untuk mendapatkan makanan. Bakteri tidak berseinti sel. Bakteri terdiri
atas sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang
terbuat dari suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan. Di dalam
sitoplasma terdapat materi genetik, baik DNA maupun RNA, dan struktur
intrasel yang diperlukan untuk metabolisme energi (Corwin, 2008).
Kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka
ragam, yang berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri.
Genus utama yang berhubungan dengan bahan pangan adalah
Pseudomonas. Mikroorganisme ini adalah bakteri gram negatife berbentuk
kecil, dapat bergerak, umummya berflagella polar tunggal dan mempunyai
tipe metabolism yang bersifat oksidatif. Bekteri ini merupakan penyebab
berbagai jenis kerusakan bahan pangan yang sebagian besar berhubungan
dengan kemampuan spesies ini dalam memproduksi enzim yang dapat
memecah baik komponen lemak maupun protein dari bahan pangan.
Banyak mikroorganisme Pseudomonas yang dapat berkembang biak
dengan cepat pada suhu refrigrasi dan sering mengakibatkan terbentuknya
lender dan pigmen pada permukaan daging yang diinginkan. Pseudomonas
fluorescens menghasilkan pigmen berwarna kehijauan dan beberapa
spesies seperti Pseudomonas nigrificans membentuk pigmen hitam pada
makanan yang mengandung protein (Buckle, dkk., 1987).

C. Metodologi
1. Alat
a. Bunsen
b. Cawan petri
c. Gelas benda
d. Gelas penutup
e. Jarum pentul
f. Jarum preparat (ose)
g. Mikroskop
h. Pipet tetes
2. Bahan
a. Acetobacter xylinum
b. Larutan mounting medium laktofenol
c. Minyak imersi
d. PDA
e. Rhizopus sp
f. Saccharomyces cereviceae
g. Tempe
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Mikroskopis Kapang, bakteri, dan Khamir
No. Jenis Gambar Perbesaran Keterangan
Mikroorganisme
1 Kapang
(Rhyzopus sp) Bentuk sel
dari
mikroba
40 x 10
jenis kapang
adalah hifa-
hifa panjang
Gambar 1.2 Rhyzopus sp
2 Bakteri
(Acetobacter sp)
Bentuk sel
dari
mikroba
100 x 10
jenis bakteri
adalah basil
atau batang
Gambar 1.3 Acetobacter
sp
3 Khamir
(Saccharomyces Bentuk sel
cereviceae) dari khamir
adalah bulat
100 x 10 gepeng
dengan
ukuran
Gambar 1.3 kecil-kecil
Sacharomyces cereviceae
Sumber: Laporan Sementara
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang
biaksecara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri ada yang dapat hidup
bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri
memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral. Bakteri
dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara
membelah diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara,
hingga dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia. Bakteri ada yang
dapat hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada
yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya, dan ada
yang bersifat aerob fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila
adaoksigen, metabolismenya bersifat aerob (Beltrami dkk, 2017).
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm.
Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri
mempunyai lebar 0,5 – 1 µm dan panjang 2 – 3 µm. Sel beberapa spesies
bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya
berkisar daro 0,1 – 0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai
mikoplasma, ukurannya khas amat kecil – demikian kecilnya sehingga hamper-
hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu
morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 – 0,3 µm (Beltrami
dkk, 2017).
Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang, atau
spiral.Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu
spesies. Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus.
Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada
spesiesnya.Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus.Ada banyak
perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus.
Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi
meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling
melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan
penampilan rantai (Beltrami dkk, 2017).
Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu
sel yang tidak saling melekat.Tercakup di dalam kelompok morfologis ini
adalah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang berbahaya
bagi manusia.Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-beda
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah,
dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh,
beberapa spirilum berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang lain sangat
panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang
pendek dan tidak lengkap disebut sebagai bakteri koma, atau vibrio (Beltrami
dkk, 2017).
Acetobacter xylinum merupakan bakteri pembentuk nata. Bakteri ini
termasuk dalam golongan Acetobacter, yang mempunyai ciri–ciri antara lain
sel bulat panjang sampai batang (seperti kapsul), tidak mempunyai endospora,
sel–selnya bersifat gram negatif, bernafas secara aerob tetapi dalam kadar yang
kecil. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang
mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan
dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan
satuan 6 – 8 sel. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-
sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai
gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya. Acetobacter xylinum
membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, dan propil alkohol, tidak
membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat
menjadi CO2 dan H2O. Sifat utama pada bakteri ini yaitu kemampuan
mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa dan kemudian membentuk matrik
yang dikenal sebagai nata. Faktor–faktor dominan yang mempengaruhi sifat
fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat
keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen (Suwijah, 2011).
Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi
dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang
penting dalam mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam
industri makanan, kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan.
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih,
tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari
jenis kapang (Ilyas, 2007).
Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium.
Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Pada beberapa kapang, hifanya tidak
mempunyai dinding pembatas dan disebut aseptate hifa. Untuk hifa yang
memiliki dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi untuk
mengabsorbsi nutrisi (hifa vegetative) dan ada hifa yang berfungsi untuk
reproduksi(Hifa fertil) (Ilyas, 2007).
Kapang bereproduksi dengan 2 cara, secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual misalnya sporangiospora, dan
konidiaspora.Phycomycetes merupakan kelas yang perkembangbiakan
aseksualnya menggunakan sporangiospora. Sporangiospora merupakan spora
yang diproduksi dalam suatu kantung yang disebut sporangium. Salah satu
spesies yang reproduksi aseksualnya menggunakan sporangiospora
adalah Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan contoh spesies yang reproduksi
aseksualnya menggunakan konidiospora. Konidiospora adalah spora yang
diproduksi pada ujung hifa yang bercabang-cabang dan terbentuk dari hifa
fertile. Secara seksual kapang berrkembang biak dengan isogamet dan
heterogamete (Ilyas, 2007).
Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan
menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh
pada sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti
adalah R. Stolonifer dan R. Nigricans. selain merusak makanan, beberapa
spesies Rhizopus juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan
fermentasi tradisional, misal R. Oligosporus dan R. Oryzae yang digunakan
dalam fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam (Ilyas, 2007).
Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah hifa nonseptat, mempunyai stolon dan
rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua, sporangiofora tumbuh pada noda
dimana terbentuk juga rhizoid, sporangia biasanya besar dan berwarna hitam,
kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir, tidak mempunyai
sporangiola, membentuk hifa vegetative yang melakukan penetrasi pada
substrat dan hifa fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora,
pertumbuhannya cepat membentuk miselium seperti kapas (Ilyas, 2007).
Khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa genara
adalah yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir hidupnya
sebagai sporofit dan ada beberapa yang parasitik. Penyebaran khamir luas
dialam, tetapi tidak seluas daerah penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir
terdapat dipermukaan buah-buahan, didalam debu, ditanah-tanah perkebunan
buah-buahan, daun dari beberapa tanaman, dipermukaan dan didalam tubuh
serangga, didalam cairan yang mengandung gula misalnya cairan buah, madu,
sirup, dan lain – lain (Kanti, 2004).
Khamir atau disebut yeast, merupakan jamur bersel satu yang
mikroskopik, tidak berflagela. Beberapa genera membentuk filamen
(pseudomiselium). Cara hidupnya sebagai saprofit dan parasit. Hidup di dalam
tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun, nektar bunga, permukaan buah-
buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup,
madu dan lain-lain. Khamir berbentuk bulat (speroid), elips, batang atau
silindris, seperti buah jeruk, sosis, dan lain-lain. Bentuknya yang tetap dapat
digunakan untuk identifikasi. Khamir dapat dimasukkan ke dalam klas
Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes (Kanti, 2004).
Khamir mempunyai ukuran yang bervariasi dengan panjang 1-5 µm
sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm. Sel khamir mempunyai bentuk yang
bermacam-macam seperti bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat. Bentuk-
bentuk dari sel khamir tersebut dapat membantu dalam indentifikasi dari
khamir. Ada beberapa khamir dalam keadaan tertentu dapat mengalami
dimorfisme yaitu fase khamir, bentuk sel tunggal dan filamen, bentuk benang
(Kanti, 2004).
Dinding sel khamir terdiri atas kitin. Sel yang masih muda dinding
selnya tipis dan lentur, sedangkan yang tua dinding selnya tebal dan kaku.
Dibawah dinding sel terdapat membran berfsifat permiabel selektif. Tipe sel
khamir adalah eukariotik. Untuk identifikasi dan determinasi khamir, perlu
dipelajari sifat-sifat morfologi dan fisiologisnya. Sifat-sifat morfologi yang
perlu dipelajari meliputi bentuk, struktur sel dan jumlah spora, cara-cara
perkembangbiakan, pembentukkan Psedemycellium, ordian, giant
colony, klamidospora, blastosporsa, dan sebagainya. Sifat-sifat fisiologis
meliputi pengujian amilasi C dan N, fermentasi karbohidrat, kemampuan
mencairkan gelatin, reduksi netral dan sebagainya (Kanti, 2004).
Saccharomyces merupakan genus khamir yang memiliki kemampuan
mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces merupakan
mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk termasuk
kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30oCdan pH 4,8 .Beberapa
kelebihan Saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini
cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan
terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan
adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan
nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari
penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin. Suhu
optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC (Kanti, 2004).
Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies dari Saccharomyces dan
merupakan mikroorganisme yang sangat dikenal oleh masyarakat luas sebagai
ragi roti. Ragi roti ini digunakan dalam pembuatan makanan, minuman dan
juga dalam industri etanol. Ragi Saccharomyces cerevisiae mempunyai sekitar
14.000 kb DNA kromosom (85& dari DNA total) yang terdistribusi ke dalam
16 kromosom yang berbeda dan telah dikarakterisasi secara genetik. Selain
itu Saccharomyces cerevisiae mempunyai dua unsur genetik yang lain, yaitu
DNA mitokondria dan DNA plasmid 2m. Beberapa galur mengandung unsur
ketiga yang disebut plasmid pembunuh (killer plasmid) (Kanti, 2004).
Gambar1.4. Acetobacter xylinum (Munawar, 2009).
Genus Acetobacter merupakan jenis bakteri gram negatif, aerob,
berbentuk batang dengan ukuran 0,5-1,5 µm, sel tunggal, berpasangan atau
rantai, motil atau non motil,katalase positif, dpat mengoksidasi etanol menjadi
asam asetat, asam laklat dan CO2 dan H2O serta tubuh baik pada suhu 25-30o C.
Suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah pada suhu 28
–31 °C dan pada suhu di bawah 28 °C, pertumbuhan bakteri terhambat
(Sopandi, 2014). Bakteri ini secara alami ditemukan pada sake, minuman palm,
cuka, bir, jus tebu, fungi teh, dan tanah. Beberapa spesies Acetobacter telah
digunakan untuk sintesis selulosa (Ray, 2004). Acetobacter aceti merupakan
salah satu spesies dari genus Acetobacter yag digunakan untuk memproduksi
asam asetat dari alkohol. Asam tersebut dapat menghambat pertumbuhan
bakteri lain (Hidayati, 2016). Bersdasarkan hasil pengamatan diperoleh
bentuk sel bakteri berbentuk batang, ber sel tunggal dan berukuran sekitar 0,5-
1,5 µm sehingga telah sesuai dengan teori Sopandi (2014).
Gambar 4.5. Rhizopus sp. (Ray, 2004).

Rhizopus sp merupakan jenis jamur yang telah diketahui sejak lama


sebagai jamur yang berperan proses fermentasi kedelai menjadi tempe.
Rhizopus membentuk padatan kompak berwarna putih yang disebut sebagai
benang halus/biomasa. Benang halus atau biomasa disebabkan adanya miselia
jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai dan menghubungkan biji-biji
kedelai tersebut (Ade, 2013). Jenis Rhizopus sp sangat beragam sehingga perlu
diisolasi serta diidentifikasi morfologi dan sifat-sifatnya. Identifikasi
berdasarkan morfologi jamur yaitu dengan mengamati sporangiofor,
sporangium dan sporangio-spora (Dewi, 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan, struktur kapang mempunyai hifa yang
panjang dan besar dan membentuk meselium sehingga hasil ini telah sesuai
dengan teori referensi.
Penggunaan laktofenol atau laktophenol cotton blue (LCB) pada
kapang bertujuan untuk memberikan pewarnaan sehingga mempermudah
mengamati perkembangan dan pertumbuhan kapang yang ditanam pada slide
kultur, bawah mikroskop pada pembesaran 20, 40 dan 100. Kapang
diidentifikasi berdasarkan morfologi, hifa, konidia dan konidioforanya
(Adzima, 2013).
Dari hasil praktikum sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
(Dwidjoseputro. 1980) yang mengatakan bahwa penampilan makroskopisnya
yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan,
permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan
askopora 1-8 buah5.
Karena perbesaran 1000x dengan perbesaran tersebut sel bakteri dapat
dengan mudah diukur. 1 skala micrometer okuler sama dengan 1 µm maka
dapat dengan mudah mengukurnya, misalkan panjang sel bakteri 3 skala itu
artinya 3x1µm= 3 µm. Hasil pengukuran panjang sel bakteri dari koloni 1
untuk 3 sel yang dipilih adalah 3 m, 4 m, dan 2 m. Penambahan minyak
imersi pada pengamatan bakteri ataupun kapang dikarenakan, cahaya yang
datang dibiaskan melalui 2 medium yang berbeda, yaitu udara dan kaca. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu bahan yang mampu membiaskan cahaya dari
medium udara dan medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis
normal. Bahan yang mampu membiaskan cahaya dari medium udara dan
medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal adalah minyak
imersi. Selain itu, minyak imersi juga mempunyai indeks bias yang mendekati
atau identik dengan kaca (Sujudi,1993)

E. KESIMPULAN
Dari praktikum acara 1 dapat disimpulkan bahwa:
Morfologi dari khamir, bakteri, dan kapang, berbeda-beda dimana
untuk bakteri saat diamati dibawah mikroskop memiliki bentuk batang/basil,
untuk kapang memiliki bentuk hifa-hifa panjang. Sedangkan untuk khamir
memiliki bentuk bulat gepeng, dengan ukuran kecil-kecil
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Filza Yulina. 2013. Isolasi Dan Identifikasi Jamur-Jamur Pendegradasi
Amilosa Pada Empelur Tanaman Sagu (Metroxylon Sagu Rott.) .Jurnal
Ilmiah Edu Research Vol.2, No.1.
Adzima, Vhodzan., Faisal Jamin.dan Mahdi Abrar. 2013. Isolasi Dan Identifikasi
Kapang Penyebab Dermatofitosis Pada Anjing Di Kecamatan Syiah
Kuala Banda Aceh. Jurnal Medika Veterinaria Vol. 7, No. 1.
Beltrami, Lilian V.R.., Mateus Beltrami., Mariana Roesch-Ely., Sandra R. Kunst.,
Frank P. Missell., Eliena J. Birriel dan Celia de F. Malfatti. 2017.
Magnetoelastic sensors with hybrid films for bacteria detection in milk.
Journal of Food Engineering 212 (2017) 18-28.
Buckle K. A; R. A Edwards; G. H Fleet; dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran :
Jakarta.
Dwidjoseputro. 1980. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Surabaya.
Hadioetomo, Ratna Sari. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Pt Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Hidayati, Permata Ika 2016. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia.
Ilyas, Muhammad. 2007. Isolasi dan Identifikasi Mikoflora Kapang pada Sampel
Serasah Daun Tumbuhan di Kawasan Gunung Lawu, Surakarta, Jawa
Tengah. Biodiversitas Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 105-110.
Jumadi, Dkk.2009. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga
Jumiati., Siti Harnina., dan Ibnul Mubarok. 2012. Isolasi dan Identifikasi Khamir
Secara Morfologi Di Tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas
Negeri Semarang. Biosaintifika, 4(1).
Kanti, Atit. 2004. Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari Tanah Gambut
Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. BioSMART Vol. 6, No. 1,
April 2004, hal. 10-14
Noverita, 2009. Identifikasi Kapang Dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia
Pada Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung Dan Sumber
Air Sekitarnya. Vis Vitalis, 02(2).
Ray, Bibek. 2004. Fundamental food microbiology-3 rd ed.Taylor & Francis e
Library: France.
Sopandi, Tatang., dan Wardah. 2014. Mikrobiologi Pangan. Penerbit Andi:
Yogyakarta.
Sujudi, H. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. UI press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai