Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Nitrogen merupakan salah satu unsur yang paling luas penyebarannya


di alam. Sekitar 3,8×1015 ton N2-molekuler terdapat di atmosfer,
sedangkan pada litosfer terdapat sekitar 4,74 kalinya. Diperkirakan, setiap
tahun biosfer menerima tambahan N netto sebesar 9 juta metrik ton, dari
selisih total tambahan melelui fiksasi biologis dengan total kehilangan
akibat denitrifikasi.

Siklus nitrogen dari fiksasi N2-atmosfer secara fisik/kimiawi yang


menyuplai tanah bersama presipitasi, dan oleh mikroorganisme baik secara
simbiotik maupun nonsimbiotik yang menyuplai tanah baik melaliu
inangnya maupun setelah mati. Sel-sel mati ini bersama dengan sisa
tanaman/hewan akan menjadi bahan organic yang siap didekomposisikan
dan melalui serangkaian proses mineralisasi (aminisasi, amonifikasi, dan
nitrifikasi) akan melepaskan N-mineral (NH4+ dan NO3-) yang kemudian
di immobilisasi oleh tanaman atau mikrobia.

Gas amoniak hasil proses aminisasi apabila tidak segera mengalami


amonifikasi akan segera tervolatilisasi ke udara, begitu pula dengan gas
N2 hasil denitrifikasi nitrat, keduanya merupakan sumber utama N2-
atmosfer. Kehilangan nitrat dan ammonium melalui mekanisme
pelindingan (leaching) merupakan salah satu penyebab penurunan kadar N
di dalam tanah.

Unsur nitrogen di dalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik


atau organik yang bergabung denagn C, H, O dan kadangkala dengan S
untuk membentuk asam amino , asam nukleat, klorofil, alkanoid, dan basa
purin. Unsur N tersebut berkorelasi sangat erat dengan perkembangan

1
jaringan meristem, sehingga sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman

Nitrogen adalah bagian penting dari kehidupan. Tanaman, hewan dan


bakteri semuanya menggunakan nitrogen dalam satuan pembentuk
fundamental yang disebut asam amino, dan asam-asam amino ini bersatu
membentuk protein. Protein tidak hanya memungkinkan kita untuk
tumbuh dan berfungsi dengan baik, tetapi juga membentuk basis dari
hampir setiap reaksi kimia dalam tubuh mausia.

Sumber nitrogen kita yang utama adalah atmosfer, dimana nitrogen


terdapat sebagai gas nitrogen (N2). Akan tetapi, dalam bentuk gas,
nitrogen sangat lembam (tidak reaktif) dan hanya sedikit organisme yang
mampu memanfaatkannya. Proses alami pengambilan gas nitrogen dan
konversinya menjadi senyawa-senyawa yang bermanfaat dikenal sebagai
fiksasi nitrogen, dan dilakukan oleh bakteri pengikat-nitrogen. Bakteri ini
“mengikat” nitrogen menjadi senyawa yang mengandung nitrogen
lainnya: amonia (NH3).Senyawa KNO3 dan senyawa NaNO3 merupakan
2 mineral yang merupakan sumber senyawa nitrogen di alam.

Nitrogen dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan


pupuk dan telah membantu produksi bahan makanan. Selama proses
pengembangan fiksasi nitrogen , proses dengan tekanan tinggi semakin di
eksplorasi. Sebelum penggunaan proses fiksasi nitrogen secara sintetik,
bahan limbah, kotoran hewan dan hasil – hasil dekomposisi serta
ammonium sulfat yang didapatkan dari hasil sampingan pembuatan kokas
dari batu bara merupakan sumber utama nitrogen untuk keperluan
pertanian. Bahan – bahan tersebut sulit diolah dan jumlahnya kurang untuk
memenuhi keperluan pertanian. Salpeter Chili, salpeter(garam) dari air
kencing manusia dan hewan, kemudian ammonia hasil dari pembuatan
kokas menjadi penting kemudian digantikan dengan sintesis ammonia dan
nitrat. Ammonia merupakan bahan utama dalam pembuatan hampir semua
jenis produk yang mengandung nitrogen.

2
1.2. Penggunaan dan Nilai Ekonomis
Ammonia merupakan senyawa nitogen yang paling penting dan paling
banyak digunakan.Sebagian besar dibuat dengan cara sintesis dan sebagian
dari produk . Saltpeter chili (NaNO3) ditambang untuk dijadikan sebagai
sumber nitrogen. Gas amoniak secara langsung digunakan pada pupuk,
treatment panas, bubur kertas, industri nitrat dan asam nitrat, industri
senyawa nitro dan ester asam nitrat, bahan baku berbagai macam bahan
peledak dan sebagai pendingin. Urea, hidroksilamin, dan hidrazin berbahan
baku ammonia.Penggunaan ammonia terbesar yaitu sebagai pupuk sangat
diperlukan untuk memaksimalkan hasil panen. Udara, air, hidrokarbon, dan
sumber energi merupakan bahan yang biasa digunakan. Batu bara dapat
menggantikan hidrokarbon namun prosesnya kompleks dan mahal.

3
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Produk

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa


ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi
keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan
dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan
Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak
dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk
25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun
amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih
digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan
amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai
surat izin.

Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat.


Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena
amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan
dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor
penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung
reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium
hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut
diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia
berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé
(sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C).[7] Amonia yang berada di
rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.

4
Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga
bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25). Amonia dapat
terbentuk secara alami maupun sintetis. Amonia yang berada di alam
merupakan hasil dekomposisi bahan organik.

Zat Amonia biasanya digunakan sebagai obat obatan, bahan campuran


pupuk urea (CO(NH2)2) dan ZA (Zwvelamonia) ((NH4)2SO4), bahan
pembuatan amonium klorida (NH4Cl) pada baterai, asam nitrat (HNO3), zat
pendingin, membuat hidrazin (N2H4)sebagai bahan bakar roket, bahan dasar
pembuatan bahan peledak , kertas pelastik, dan detergen dan jika dilarutkan
kedalam air maka zat tersebut akan dapat menjadi pembersih alat perkakas
rumah tangga.

Amonia dibuat dengan proses Haber-Bosch sesuai dengan penemunya.


Bahan yang digunakan yakni nitrogen dan hidrogen. Nitrogen berasal dari
udara bebas sedangkan hidrogen dihasilkan dari berbagai sumber seperti air,
hidrokarbon, serta gas alam. Hidrogen dan nitrogen dimasukkan dengan
perbandingan 3:1 dan reaksi bersifat reversible. Kondisi proses yang
digunakan yakni pada suhu rendah dengan tekanan tinggi.

2.2. Pemilihan Proses

5
Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H2) dan
Nitrogen (N2) dengan rasio H2 : N2 = 3 : 1 .Pada pembuatan amonia secara
garis besar dibagi menjadi 4 Unit dengan urutan sebagai berikut :

1. Feed Treating Unit dan Desulfurisasi


2. Reforming Unit
3. Purification & Methanasi
4. Synthesa Loop & Amoniak Refrigerant .

1. Feed Treating Unit dan Desulfurisasi


Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama
senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan
dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di
Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung
dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana
yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya
dikirim ke Reforming Unit. Jalannya proses melalui tahapan berikut :
a. Sejumlah H2S dalam feed gas diserap di Desulfurization Sponge Iron
dengan sponge iron sebagai media penyerap. Persamaan Reaksi :
Fe2O3.6H2O + H2S → Fe2S3 6 H2O + 3 H2O
b. CO2 Removal Pretreatment Section
Feed Gas dari Sponge Iron dialirkan ke unit CO2 Removal Pretreatment
Section Untuk memisahkan CO2 dengan menggunakan larutan Benfield
sebagai penyerap. Unit ini terdiri atas CO2 absorber tower, stripper tower
dan benfield system.
c. ZnO Desulfurizer
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan sulfur organik yang terkandung
dalam feed gas dengan cara mengubahnya terlebih dahulu mejadi Hydrogen
Sulfida dan mereaksikannya dengan ZnO. Persamaan Reaksi :
H2S + ZnO → ZnS + H2O

6
2. Reforming Unit/Steam Reforming
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap
air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi
yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary
Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas
Hidrogen , Nitrogen dan Karbon Dioksida Gas-gas hasil reaksi ini dikirim
ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
Tahap-tahap reforming unit adalah :
a. Primary Reformer
Seksi ini bertujuan untuk mengubah feed gas menjadi gas sintesa
secara ekonomis melalui dapur reformer dengan tube-tube berisi katalis
nikel sebagai media kontak feed gas dan steam pada temperature
(824 oC)dan tekanan (45 – 46 kg/cm2) tertentu . Adapun kondisi operasi
acuan adalah perbandingan steam to carbon ratio 3,2 : 1. Persamaan
Reaksi :
CH4 + H2O → CO + 3 H2 ∆H = - Q
CO + H2O → CO2 + H2 ∆H = + Q
Secara overall reaksi yang terjadi adalah reaksi endothermic sehingga
membutuhkan burner dan gas alam sebagai fuel.
b. Secondary Reformer
Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar
CH4 yang cukup tinggi, yaitu 12 – 13 %, sehingga akan diubah menjadi
H2 pada unit ini dengan perantaraan katalis nikel pada temperature
1002,5 oC.
Persamaan Reaksi : CH4 + H2O → 3 H2 + CO
Kandungan CH4 yang keluar dari Secondary reformer ini diharapkan
sebesar 0.34 % mol dry basis. Karena diperlukan N2 untuk reaksi
pembentukan Amoniak maka melalui media compressor dimasukkan
udara pada unit ini. Persamaan Reaksi:
2H2 + O2 → 2H2O
CO + O2 → 2CO2

7
3. Purification & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa Karbon
dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada
katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini
dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator. Tahap-tahap proses Purification dan methanasi adalah
sebagai berikut :
a. High Temperature Shift Converter (HTS)
Setelah mengalami reaksi pembentukan H2 di Primary dan
Secondary Reformer maka gas proses didinginkan hingga temperature
371 oC untuk merubah CO menjadi CO2 dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :
CO + H2O → CO2 + H2
Kadar CO yang keluar dari unit ini adalah 3,5 % mol dry basis dengan
temperature gas outlet 432 oC- 437 oC.
b. Low Temperature Shift Converter (LTS)
Karena tidak semua CO dapat dikonversikan menjadi CO2 di HTS,
maka reaksi tersebut disempurnakan di LTS setelah sebelumnya gas
proses didinginkan hingga temperature 210 oC. Diharapkan kadar CO
dalam gas proses adalah sebesar 0,3 % mol dry basis.
c. CO2 Removal
Karena CO2 dapat mengakibatkan degradasi di Amoniak
Converter dan merupakan racun maka senyawa ini harus dipisahkan dari
gas synthesa melalui unit CO2 removal yang terdiri atas unit absorber,
striper serta benfield system sebagai media penyerap. System penyerapan
di dalam CO2 absorber ini berlangsung secara counter current, yaitu gas
synthesa dari bagian bawah absorber dan larutan benfield dari bagian
atasnya. Gas synthesa yang telah dipisahkan CO2-nya akan keluar dari
puncak absorber, sedangkan larutan benfield yang kaya CO2 akan
diregenerasi di unit CO2 stripper dan dikembalikan ke CO2 absorber.

8
Sedangkan CO2 yang dipisahkan digunakan sebagai bahan baku di pabrik
urea. Adapun reaksi penyerapan yang terjadi :
K2CO3 + H2O + CO2 → 2KHCO3
d. Methanasi
Gas synthesa yang keluar dari puncak absorber masih mengandung
CO2 dan CO relative kecil, yakni sekitar 0,3 % mol dry basis yang
selanjutnya akan diubah menjadi methane di methanator pada
temperature sekitar 316 oC.
Persamaan Reaksi :
CO + 3H2 → CH4 + H2O
CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

4. Synthesa loop dan Amonik Refrigerant


Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas
Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk
mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi
reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi
sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea. Tahap-tahap poses
Synthesa loop dan Amonik Refrigerant adalah :
a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi
persyaratan perbandingan H2/N2 = 2,5 – 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama
akan dinaikkan tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas
compressor dan dipisahkan kandungan airnya melalui sejumlah K.O.
Drum dan diumpankan ke Amoniak Converter dengan katalis promoted
iron. Persamaan Reaksi :
3H2 + N2 → 2NH3 .
Kandungan Amoniak yang keluar dari Amoniak Converter adalah
sebesar 12,05-17,2 % mol.

9
b. Amoniak Refrigerant
Amoniak cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung
sejumlah tertentu gas-gas terlarut. Gas-gas inert ini akan dipisahkan di
seksi Amoniak Refrigerant yang berfungsi untuk Mem-flash amoniak
cair berulang-ulang dengan cara menurunkan tekanan di setiap tingkat
flash drum untuk melepaskan gas-gas terlarut, sebagai bagian yang
integral dari refrigeration, chiller mengambil panas dari gas synthesa
untuk mendapatkan pemisahan produksi amoniak dari Loop Synthesa
dengan memanfaatkan tekanan dan temperature yang berbeda di setiap
tingkat refrigeration.

2.3. Spesifikasi Bahan

2.3.1. Bahan Baku


2.3.1.1. Gas Alam
- wujud : gas
- kenampakan : tidak berwarna
- bau : tidak berbau
- komposisi gas alam: CH4 90,18%mol, C2H6 1,6% mol,
C3H8 0,91% mol, i-C4H10 0,45%mol, C5H12 0,15 %mol, N2
3,6% mol, Ar 0,11 % mol, CO2 3% mol
- total sulphur : 6 ppm
- Hg: 2,5 ppm
- Density : 0,82 gr/cc
- Flash point : -1870C
- Fire point : 5370C(sumber : process Engineering PT. Pupuk
Kujang, 2007)
2.3.1.2. Udara
- wujud ; gas
- kenampakan : tidak berwarna
- bau: tidak berbau
- tekanan : 1 atm

10
- suhu : 300C
- Humidity :83%
- Komponen udara : N2 78,045 mol, O2 20,99% mol, Ar
0,94% mol, CO2 0,03 % mol(sumber : process Engineering
PT. Pupuk Kujang, 2007)
2.3.1.3. air (H2O)
- wujud : cair
- kenampakan : tidak berwarna
- bau: tidak berbau

Komposisi air :

- pH = 8,4
- Klorat = 16000-21000 ppm
- T = 31,5oC
- Cl = 0,2 ppm
- TDS = 35 ppm
- Fe = 0,4 ppm
- Hardness = 5 ppm sebagai CaCO3
- Sulfat = 2,15 ppm
- Ca = 800 ppm
(Sumber: Process Engineering PT. Pupuk Kujang, 2007)

2.4. Utilitas

Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam
suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air,
steam dan listrik, berikut adalah instrumen Unit Utilitas, meliputi :
1. Unit water intake.
2. Unit pengolahan air.
3. Unit pembangkit uap (steam).
4. Unit bahan bakar
5. Unit pembangkit listrik.

11
6. Unit udara instrumen dan udara pabrik.
7. Unit pemisahan udara (ASP).
8. Unit pengukuran gas (gas metering station).
9. Unit pengolahan air buangan.
10. Laboratorium
Berikut adalah beberapa penjelasana mengenai utilitas dalam pabrik / industri
amonia.
1. Unit Penyediaan Air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi
kebutuhan air sebagai berikut :
a. Air untuk penyediaan umum dan sanitasi
Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK)
dan untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan rumah tangga. Air
sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik,
utilitas, laboratorium dan lainnya. Beberapa persyaratan untuk air
sanitasi adalah sebagai berikut:
- Syarat fisis: Di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau serta tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/liter.
- Syarat kimia: Tidak mengandung zat organik dan anorganik yang
terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun.
- Syarat biologis (bakteriologis): Tidak mengandung kuman/bakteri
terutama bakteri patogen
b. Air pendingin
Air pendingin yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari
sungai yang letaknya cukup dekat dengan pabrik. Air pendingin
merupakan air yang diperlukan untuk proses-proses
pertukaran/perpindahan panas dalam heat exchanger dengan tujuan
untuk memindahkan panas suatu zat di dalam aliran ke dalam air
pendingin tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan
air pendingin adalah:

12
- Air harus bersih, tidak terdapat partikel-partikel kasar seperti batu
dan kerikil maupun partikel-partikel halus seperti pasir dan tanah.
- Kesadahan air yang dapat menyebabkan terjadinya scale (kerak)
pada sistem perpipaan.
- Mikroorganisme seperti bakteri dan plankton yang tinggal dalam air
sungai kemudian tumbuh dan berkembang sehingga dapat
menyebabkan fouling pada alat heat exchanger.
- Besi yang dapat menimbulkan korosi.
- Minyak yang dapat menyebabkan terganggunya film corossion
inhibitor, menurunkan heat transfer coefficient dan dapat menjadi
makanan mikroba sehingga menimbulkan endapan
c. Air pemadam kebakaran (hydrant)
Salah satu bagian dari utilitas pabrik ini adalah air pemadam
kebakaran. Kebutuhan air ini sangat diperlukan jika suatu saat terjadi
musibah kebakaran yang menimpa salah satu bagian dari pabrik. Jadi,
penggunaan air untuk keperluan ini tidak dilakukan secara kontinyu
tetapi hanya bersifat insidental hanya bila terjadi kebakaran. Dalam
praktiknya, kebutuhan air ini disalurkan melalui pipa hydrant yang
tersambung melalui saluran yang melintasi seluruh lokasi pabrik. Pipa-
pipa hydrant terutama dipersiapkan pada lokasi pabrik yang cukup
strategis dengan pertimbangan utama adalah agar memudahkan
menjangkau semua area pabrik. Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan
untuk pemadam kebakaran sekitar 15,043 kg/jam yang akan ditampung
dalam bak penampung. Fasilitas pemadam kebakaran: Air Demin,
Kondensat, LP Steam, WHB, PB, Pompa BFW, N2H4, NH3, pH : 8.9 –
9.2, N2H4 : 0.05 ppm, Stripping Section, Gas102. Seperti fire hydrant
perlu ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis, disamping itu
disediakan pula portable fire fighting equipment pada setiap ruangan
dan tempat-tempat yang mudah dicapai. Dengan adanya fasilitas ini
diharapkan keselamatan dan kesehatan kerja pabrik dapat tetap terjaga.

13
2. Unit Pembangkit Tenaga Listrik
Kebutuhan tenaga listrik dipenuhi oleh generator yang digerakkan oleh
turbin uap, dimana digunakan steam yang dihasilkan dari boiler. Hal ini
bertujuan agar tidak diperlukan aliran listrik dari PLN. Selain itu, hal ini
membuat keefisienan energi pabrik menjadi lebih baik. Generator yang
digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan sebagai
berikut :
- Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar.
- Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan transformator.
3. Unit Penyediaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan
biasanya adalah bahan bakar cair yaitu solar yang diperoleh. Pemilihan
didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair yang mudah didapat,
tersedia secara kontinyu, mudah dalam penyimpanannya.
4. Unit Penyediaan Udara Tekan
Unit penyediaan udara tekan digunakan untuk menjalankan
instrumentasi dan udara plant di peralatan proses, seperti untuk
menggerakkan kontrol valve serta untuk pembersihan peralatan pabrik.
Udara instrumen mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu
bersumber dari udara di lingkungan pabrik, hanya saja udara tersebut harus
dinaikkan tekanannya dengan menggunakan kompresor. Untuk memenuhi
kebutuhan digunakan kompresor dan didistribusikan melalui pipa-pipa.
5. Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam
menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi.
Dengan data yang diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan
selalu dapat dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan
spesifikasi yang diharapkan. Laboratorium mempunyai tugas pokok antara
lain :

14
- Sebagai pengendali kualitas bahan baku dan pengendali kualitas
produk.
- Sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan
analisis terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi polusi udara,
limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan unit-unit produksi.
- Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan
boiler, steam dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses
produksi.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Industri Nitrogen merupakan salah satu industri dasar bagi industri
lain. Nitrogen menjadi salah satu bahan baku bagi industri sintesis amonia.
Sintesis amonia dapat melalui berbagai reaksi pengendalian. Reaksi steam
reforming dipilih sebagai reaksi pembuatan sintesis amonia. Alasan
pemilihan proses reaksi steam reforming karena dapat menghasilkan gas
hidrogen (H2) dalam produk syngas yang lebih banyak daripada gas karbon
monoksida (CO), berdasarkan rasio stoikhiometri H2/CO = 3. Gas hidrogen
dalam syngas merupakan bahan baku utama dalam industri pembuatan
ammonia. Perancangan proses pembuatan gas sintesa terdiri dari lima
tahapan, yaitu penetapan jenis reaksi, distribusi produk, pemurnian gas
sintesis, kondisi operasi (suhu dan tekanan), dan integrasi/pengembangan
perancangan. Kelima tahap ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
pengembangan perancagan proses produksi sintesis amonia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Shreve, R. N. 1956 . The Chemical Process Industries. New York: McGraw-Hill


Book Company.
Fajrin L.A.,dkk. 2015. Proses Pembuatan Gas Sintesis [Makalah Perancangan
Produk dan Proses Kimia]. Universitas Diponegoro: Semarang.
Alfudi Rahman, Saptian. 2017 ‘’pembuatan amonia” Ww,wanimulyo.web.id
http://www.wanimulyo.web.id/2017/02/proses-pembuatan-amoniak-gambar-1-
dasar.html (diakses pada 15 Mei 2018 jam 08.00 WIB)
PUSRI.co.id “Proses Produksi Amonia”
http://www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-produksi-amonia/ (diakses pada 15 Mei
2018 jam 10.00 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai