Adhan Efendi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: adhan.effendi@ymail.com
Abstrak
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang ikut dalam penandatanganan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA). Salah satu hasil kesepakatan MEA adalah bebas penggunaan
tenaga kerja. Tenaga kerja yang berhubungan erat dengan Sumber Daya Manusia
(SDM) sehingga, dibutuhkan SDM yang berkuliatas dan professional. SDM yang
berkualitas salah satunya dibentuk dalam pola pelatihan dan pendidikan. Bidang
pendidikan yang menghasilkan SDM agar siap kerja yaitu pendidikan kejuruan.
merencanakan proporsi SMK 70% dan SMA 30% sehingga banyak didirikannya
SMK sampai saat ini. semakin meningkatkan jumlah SMK yang tidak dibarengi
meningkatkan dunia industri sebagai pengguna dan rendahnya kualitas lulusan SMK
adalah bagaimana menyiapkan lulusan yang mampu berkiprah dan berkompetisi serta
mampu bersaing dalam kondisi lingkungan kerja. Lulusan dari SMK diharapkan
untuk siap bekerja sebagai tenaga ahli dibidangnya dan/atau dapat membuka
lapangan pekerjaan. Namun pada kenyataanya, kondisi SMK sekarang tidak jauh
berbeda dengan Sekolah Menengah lainya, data Badan Pusat Statistik (BPS)
yaitu 11,24% per Agustus 2014 sedangkan angka pengangguran luluan SMA yaitu
Indonesia faktanya belum berjalan secara maksimal. Solusi yang dapat dilakukan
adalah dengan menanamkan jiwa entrepreneur (berwirausaha) pada dunia SMK agar
lulusan SMK tidak terpaku menjadi tenaga kerja tetapi dapat membuka peluang usaha
sendiri. Siswa yang memiliki jiwa berwirausaha dapat dilakukan oleh guru yang
Artikel ini bertujuan untuk memetakan anailisis kebutuhan pada guru apabila
guru menjadi tenaga pendidik yang professional dan memiliki jiwa berwirausaha.
Model ini mengandung tiga aspek yaitu kompetensi, kreatifitas dan efektifitas guru
dalam mengajar.
Edupreneurship
mengubah ide ke dalam tindakan melalui kreativitas dan inovasi (Barnawi dan Arifin
adalah program yang menggarap aspek kewirausahaan sebagai bagian penting dalam
Teacherpreneurship sendiri secara bahasa berasal dari dua suku kata, yaitu
teacher artinya guru dan preneur (entrepreneurship) yang artinya sifat atau sikap
menghasilkan seorang guru yang mengadopsi jiwa seorang wirausaha yaitu memiliki
jiwa kompetensi yang baik, kreatif, serta efektif dalam setiap kegiatan pembelajaran
pada bidang ilmu yang diajarkan sehingga pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan.
mengeksplorasi gejala dan fenomena yang sekarang sedang menjadi topik hangat di
kualitas guru SMK dengan menanamkan jiwa wirausaha kepada guru. Jiwa wirausaha
yang dimaksud adalah kompetensi, kreatifitas dan efektifitas dalam menunjang proses
pembelajaran di kelas.
Data yang dianalisis berkaitan dengan kebutuhan guru dalam menerapkan
yang diteliti adalag guru produktif di SMK Negeri 2 Depok dan SMK
deskriptif kuantitaif dengan dukungan data kualitatif dan hasil observasi dan
Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil yang didapat dari penelitian pada gambar 2.
Kompetensi
100
80
60
40
20
0 Kompetensi
aspek berpikir kreatif, bersikap kreatif, berperilaku kreatif. Berikut ini adalah hasil
Kreatifitas
100
80
60
40
Kreatifitas
20
0
Berfikir Bersikap Berprilaku
Kreatif Kreatif Kreatif
aspek keprofesionalan, hubungan sosial, keberhasilan kelas. Berikut ini adalah hasil
Efektifitas
100
80
60
40 Efektifitas
20
0
Keprofesional
HubunganKeberhasilan
Sosial Kelas
Gambar 4. Efektifitas Model Teacherpreneurship
Pembahasan
sering kali keterbatasan alat dan bahan praktik membuat guru harus dapat mencarikan
solusi agar proses pembelajaran tetap berjalan optimal. Berdasarkan aspek yang
diukur bersikap kreatif berada dalam kategori baik sedangkan aspek berfikir kreatif
dan berprilaku kreatif model teacherpreneurship masuk dalam kategori cukup dan
kurang.
hal ini terlihat saat guru mengajar masih menggunakan metode ceramah 40%,
demontrasi 30% dan menggunakan media alat bantu 30%, guru juga belum
mengarahkan peserta didik untuk dapat membuat hasil karya yang produktif yaitu
aspek ini adalah konsep pengembangan keprofesionalan guru salah satunya dengan
praktik dalam membentuk siswa untuk berfikir kreatif dalam membuat karya sesuai
masuk dalam kategori cukup dan hubungan sosial masuk dalam kategori baik. aspek
(KKM) dan jam mengajar yang terlalu banyak sehingga persiapan guru untuk
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
aspek kompetensi guru sebesar 65%, aspek kreatfitas 55% dan aspek efektifitas 65%.
Kedua, dibutuhkan forum group discussion (FGD), Modul, Pendidikan dan pelatihan
Daftar Pustaka
Triyono, Bruri. (2015). Model Edupreneurship Pelopor SMK techno, Teacher, and
Schoolpreneur. Yogyakarta: Penelitian hibah Pacsarjana tahun pertama UNY.