makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu dinyatakan dalam bentuk tindakan makan
dan memilih makanan. Jika keadaan itu terus menerus berlangsung maka tindakan tersebutakan
menjadi kebiasaan makan.
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manuasia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Kebiasaan
makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi,
lingkungan alam dan sejak dahulu makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan
persahabatan.
Perilaku makan remaja adalah suatu tingkah laku, yang dapat dilihat dan diamati, yang
dilakukan oleh remaja dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang merupakan kebutuhan
dasar yang bersifat fisiologis, merupakan reaksi terhadap stimulus yang berasal dari dalam dirinya
dan juga dari luar dirinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku makan menjadi kebutuhan untuk
menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan interaksi
atau kontak sosial dengan orang lain.
Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase
kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Kekurangan besi dapat menimbulkan
anemia dan keletihan, kondisi yang menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan bekerja.
Remaja memerlukan lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk
menggantikan besi yang hilang bersama haid setiap bulannya.
Salah satu hal yang paling penting yang harus dilakukan remaja agar selalu sehat bukan hanya untuk
saat itu tetapi juga menunjang kesehatan seumur hidupnya adalah mengkonsumsi makanan yang
bergizi. Pada masa pertumbuhan tubuh remaja sangat membutuhkan protein, vitamin dan mineral.
Jika remaja cukup makan, maka remaja tersebut tidak akan sakit. Ada jenis-jenis makanan tertentu
yang sangat penting bagi gadis remaja. Ketika ia mulai mendapat menstruasi, tiap bulan ada sejumlah
darah yang keluar. Remaja putri tersebut akan menghadapi resiko anemia atau kurang darah. Darah
haid harus diganti dengan memakan buah-buahan yang mengandung zat besi dan kalsium untuk
tulangnya kuat.
Pada remaja putri perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkomsumsi
makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut
terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan
maka dampakanya akan terjadi keluhan- keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama
siklus haid.
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan kalori dan
protein sudah tercukupi, namun elemen lain seprti besi, kalsium dan beberapa vitamin ternyata
masih kurang. Khususnya pada remaja putri yang setiap bulannya akan mengalami siklus
menstruasi, yang dalam hal ini remaja putri sangat banyak membutuhkan asupan besi, kalsium dan
beberapa vitamin dikarenakan pada saat menstruasi banyak zat-zat gizi yang terbawa oleh darah
menstruasi tersebut.
Perilaku malan remaja putrid pada umumnya mulai menerapkan diet sembarangan untuk diterima
dilingkungan sosial mereka (fad diets), jarang makan dirumah dan banyak makan cemilan. Remaja
putri mulai
- perubahan gaya hidup dan kebiasan gaya makan menuntut penyesuaian masukan energy dan zat gizi
- kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alcohol dan obat-obatan menigkatkan kebutuhan
energy dan zat gizi.
- progesterone : melemaskan otot- otot halus, meningakatkan produksi zat lemak dikulit dan
meningakatkan suhu badan, mempertebal dinding didalam rahim dan merangsang kelnjar kelenjar agar
mengeluarkakn cairan pemupuk bagi sel telur yang dibuahi.
- masuknya makanan makanan produk baru (fast food) yang berasal dari Negara lain secara bebas
mempengaruhi kebiasaan makan para remaja.
4. Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:
KESIMPULAN
Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada masa
remaja. Oleh karena itu status gizi dan kesehatan merupakan factor penentu kualitas remaja. Dengan
status gizi dan kesehatan yang optimal pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi lebih
sempurna. Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 – 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992)
masa remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15
tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).