Pendahuluan
Paket Pekerjaan Rehab Total SDN Jatimulya 02 Tambun Selatan
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN STRUKTUR
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
4. PEKERJAAN HALAMAN INFRASTRUKTUR
5. PEKERJAAN PLUMBING
6. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIS DAN TATA UDARA
7. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
8. PEKERJAAN ELEKTRONIK
Pekerjaan persiapan :
Mobilisasi dan demobilisasi
• Mobilisasi dan demobilisasi alat berat tenaga kerja, bahan dan alat – alat lain
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut
• Semua peralatan yang didatangkan harus mendapatkan rekomendasi dari direksi
atau pengawas pekerjaan terlebih dahulu
Peralatan Pendukung
Site manajemen :
Rencana Proteksi Area Pekerjaan
1. Untuk keamanan areal proyek dikelilingi pagar seng.
2. untuk pekerjaan bangunan dipasang jaring pengaman dan safety deck.
Site manajemen :
Sirkulasi peralatan
Di dalam Proyek ini diperlukan pengaturan lalu lintas di sekitar Proyek, agar lalu lintas
bahan dan material teratur dan agar pengguna jalan merasa nyaman ketika berkendara
atau lewat di depan proyek sehingga diperlukan pengatur lalu lintas sementara di
depan Proyek ( Flagman) Dan diperlukan izin pihak-pihak yang terkait dan berwenang.
Dan dipasang beberapa rambu-rambu proyek dan lalulintas
agar pengguna jalan berhati-hati ketika lewat di depan pekerjaan.
Tenaga Ahli
Tugas dan kewajiban engineer adalah sebagai berikut
1. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi dengan baik yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,
2. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan
proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data
pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam
dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul
baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan,
3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor tidak akan terlambat
selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalarn menentukan lokasi,
tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalarn
dokurnen kontrak,
4. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan teknis sagera setelah kontrak fisik ditandatangani, menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan,
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu
pelaksanaan pekerjaan, serta mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang
timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak,
5. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalarn pekerjaan penyelidikan bahan material
baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya,
6. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan
dengan
a. Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring kondisi
pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan,
b. Pernaharnan terhadap spesifikasi, Metode pelaksanaan unluk setiap jenis pekerjaan
yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan,
c. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal dalam
Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan pernbayaran.
d. Melakukan pemantauan dengan ketat etas prestasi kontraktor segera melaporkan
kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan apabila kemajuan pekerjaan ternyata
mengalami keterlambatan lebih dari 15% dari rencana, serta membuat saran- saran
penanggulangan dan perbaikan,
e. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara knusus
harus ikut serta dalarn proses pengukuran akhir pekerjaan,
f. Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik clan keuangan serta menyerahkan
kepada Pejabat pelaksana teknis kegiatan,
g. Menyusun Justifikasi teknis, termasuk gambar dan perhitungan, sehubungan dengan
usulan perubahan kontrak,
h. Mengecek dan menandatangani doku men pernbayaran bulanan (Monthly Certificate),
i. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokurnen tentang pengendalian mulu dan
volume pekerjaan,
j. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor dan disetujui
oleh Direksi Teknik,
k. Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang diajukan oleh kontraktor
dan disetujui oleh Direksi Teknik. Gambar tersebut harus dibuat secara bertahap
setiap pekerjaan seiesai dikerjakan.
Pelaksana Lapangan
Tugas dan kewajibannya, antara lain:
a. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah dan mencoret tanpa seizin
atasan langsung,
b. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu proyek
(instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar kerja yang
diterimanya dengan mengarahkan tukang, sub kontraktor dan pekerjanya hingga
didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
c. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan, Membuat dan melaksanakan detail
program kerja berdasarkan program harian, mingguan, bulanan yang adan serta
melaporkan prestasi kerja ke kepala proyek,
d. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub kontraktor
(bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain,
e. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang teLah dikerjakan balk
qualitatif maupun quantitatif untuk dapat mernbuat laporan mingguan mengenai
Pemakaian bahan, resin-mesinfalat-alat dalam pekerjaan yang sedang
dilaksanakan,
Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya,
Ihktisar upah dan hari perkerjaan,
Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Mengumpulkan bukti-bukti penerimaanipengeluaran tertulis akibat bahan/
material, Mat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek sehingga
pertanggungjawaban akan terlihat di dalarricash flow perusahaan,Adrninistrasi
Proyek Lapangan
Logistik
Tugas dan tanggung jawabnya:
a. Melakukan pembelian barang larigsungfalat, sesuai dengan tingkatan proyek dengan
mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok terseleksi dan atas
persetujuan direktur perusahaan
b. Menyediakan tempat yang layak dan mernelihara dengan baik barang langsung maupun
barang/alai yang dipasok pelanggan termasuk merriberi label keterangan setiap barang,
Bertanggung jawab terhadap cara penyirnpanan barang dan mencatat keluar masuknya
barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang,
c. Membuat menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan den raporan rainnya yang
berhubungan dengan bidang tugasnys,
d. Membuat berita acara penerimaan penolakan bahan materia setelah pengontrolan
kualitas (oleh quality control) dan kuantitas,
Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam pengiriman bahan dan
material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi serta mengamankan aktiva perusahaan
berikut bukti-bukti kerjanya.
STRUKTUR BAGAN ORGANISASI
RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN
Melaksanakan survey lokasi untuk kemudahan dan kelancaran pekerjaan dengan
mempelajari situasi dan kondisi setempat.
a. Sosialisasi
Sosialisasi diadakan untuk rnernperoleh kesepakatan, baik dalam lingkup pemberi
pekerjaan maupun dengan warga atau masyarakat setempat dan dilanjutkan dengan
pemasangan papan nama pekerjaan :
Langkah Kerja
a) Pembuatan surat pemberitahuan akan diadakan sosialisasi dari Rekanan kepada
Dinas terkait dengan tembusan kepada Kecamatan dan desa setempat;
b) Berkoordinasi dengan perangkat desa untuk pelaksanaan sosialisasi.
b. Foto Dokumentasi 0 %
Sebelum dilaksanakan pekerjaan terlebih dahulu diadakan pengambilan gambar
dokumentasi 0 % sebagai proses kelengkapan administrasi dalam pembuatan progress
pekerjaan. Demikian juga dokumentasi diperlukan pada serta pelaksanaan pekerjaan
yang disesuaikan dengan prestasi kemajuan pekerjaan , yang terdiri dari 30 %, 60 % dan
100 %.
1. Alat Yang Digunakan Camera Manual / Digital Tenaga Kerja Pelaksana
Pengambilan dokumentasi O % diupayakan pada tin lokasi yang jelas;
2. Untuk pedornan segera hasil foto C % di cetak clan digunakan sebagai peciornan
awa I pekerjaan.
c. Pembersihan Lapangan Lokasi
Pernbersinan lapangan ini d[lakukan sebagai kegiatan penunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan baik untuk mobilisasi, kesiapan alet den bahan maupun
menentukan lokasi brak kerja;
1. Alat Yang Digunakan Alat-alat Bantu cangkul, gergaji, pisau babat, arit, sapu , dll )
2. Tenaga Kerja Tenaga manual ( pekerja setempat ,mandor den peiaksana )
3. Lokasi titik bangunan di bersihkan dari kotoran, humus, akar dan pohon dengan
menggunakan peralatan manual;
4. Areal masuk f sekitar lokasi pekerjaan dibersihkan termasuk penempatan material,
jalan masuk dan brak kerja
d. Barak Kerja 1 Sewa Tempat
Mendirikan Barak kerjafsewa tempt sebagai ternpat kantor lapangan gudang serta untuk
istirahat pekerja bila diperlukan. Barak kerja Direksi Keet ini dilengkapi dengan sarana
dan prasarana yang mernadai untuk menunjang kelancaran kegialan pekerjaan;
Berikut adalah uraian Metode Pelaksanaan
2. Dokumentasi proyek
Terdiri dari antara lain :
a. Foto pelaksanaan pekerjaan
Pendokumentasian setiap tahapan mulai dari 0% hingga 100% dilakukan setiap hari pada
semua progres penyelesaiannya.
Tugas ini menjadi tanggung jawab PM dan dilakukan oleh salah satu personil administrasi
lapangan atau supervisor lapangan
b. Laporan-laporan
Laporan terdiri dari pencatatan kemajuan proyek dan penyesuaian terhadap perubahan
rencana
Hasil2 perubahan yang dituangkan dalam berita acara.
Kunjungan2 dan masukkan dari berbagai pihak
Keluhan dari berbagai pihak
Laporan cuaca
Gambar2 shop drawing yang sah dengan approval yang berwenang
Foto2 kemajuan proyek
Permohonan persetujuan penggunaan bahan
Catatan keluar masuknya alat, bahan, dan personil.
Seluruhnya dirangkum dalam Laporan Mingguan dan bulanan
3. Pembuatan kantor sementara dari lantai plesteran / Direksi keet
Direksi Keet/Gudang ini adalah bangunan sementara dari kayu yang dibangun sebagai tempat
penyimpanan bahan/material yang akan digunakan, tempat rapat/koordinasi lapangan antara
pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas dan instansi terkait baik rutin ataupun
koordinasi yang sifatnya mendadak.
9. Program K3 Konstruksi
Dalam rangka meningkatkan kinerja PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA menerapkan sistem
manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Occupatoinal Heath and Safety (OHSAS)
yang mengacu pada standar ISO 18001:2005 secara umum, sistem Manajemen K3 dijelaskan
dalam dokumen Pra K3 (terlampir).
I. PEKERJAAN STRUKTUR
Beberapa alat yang digunakan pada pekerjaan bored pile ini adalah
a. Crawler crane dan rig bor,
b. Earth drill, auger bucket, bucket bor, bucket cleaning,
c. Pipa tremie, sling, pipa-pipa casing,
d. Pompa air, pompa lumpur, mobil tangki lumpur,
e. Bar bender, bar cutter, mesin las,
f. Theodolite, meteran, lot,
g. Concrete pump.
b. Bored pile
- Mutu beton : 300 kg/cm2
- Slump : 18 ± 2
Persiapan, meliputi :
a. Alat I è awalnya mengerjakan pengeboran untuk 2 titik penge-test-an, yaitu TP-1 dan
TP-2, kemudian untuk pengeboran selanjutnya dari arah luar antara as B-C menuju ke arah
dalam dan kembali ke arah luar di as A dan sekitarnya
Alat II è dari arah dalam as D dan sekitarnya menuju ke arah luar
b. Perencanaan akses masuk dan keluar lokasi proyek dan jalur mobil mixer, serta
perencanaan lokasi kolam sirkulasi air dan lumpur pembuangan sementara,
c. Menyiapkan mix desain beton dengan kuat tekan beton yang disyaratkan,
d. Buat denah titik tiang bor dan nomor urut tiang bor,
e. Menyiapkan form monitoring dan mencatat koordinat, kedalaman, diameter, penggunaan
casing/geogundle dan waktu pelaksanaan,
f. Menyiapkan form untuk monitoring dan pencatatan kebersihan lubang, pemasangan besi
dan pengecoran, serta elevasi pengecoran,
g. Menyiapkan form untuk monitoring pendatangan dan mutu beton readymix sesuai
spesifikasi material yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Pengeboran Dry Boring System :
Secara garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal
salah satunya jenisnya adalah pondasi batu kali. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan
pembuatan pondasi batu kali antara lain :
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan galian
Pekerjaan urugan pasir
Pekerjaan pasangan pondasi
Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah
hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara
batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
Pekerjaan Galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam peker—jaan urugan pasir adalah :
a. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan.
b. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti
yang direncanakan.
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu
kali.
Pembuatan profil :
a. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang
pada setiap ujung lajur pondasi
b. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
c. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah
profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai
peil pondasi.
d. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
e. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
f. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile cap dengan
menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan
pemasangan patok as pile cap.
6. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-300 dengan nilai slump 12 cm.
Pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dimulai, dapat pula mulai dilakukan pemotongan besi
beton dan Cetakan Beton Sloof (Begisting) dari papan kayu yang murah ukuran 2/20 atau
multipleks sesuai dengan ukuran/dimensi dari Sloof dan Kolom beton yang direncanakan.
Setelah sebagaian besar pekerjaan pemotongan besi beton dilakukan, bisa dimulai
dilaksanakan pekerjaan merangkai besi beton menjadi rangka tulangan untuk Sloof
Beton kemudian rangka tulangan untuk kolom beton.
Setelah Pekerjaan Pondasi mencapai 50%, pekerjaan proses pemasangan Sloof beton dan
kolom beton bisa dimulai.
Letakkan rangkaian beton bertulang sloof yang telah dibuat diatas permukaan pondasi.
Kemudian pasang Cetakan Beton Sloof (Begisting) diatas rangkaian besi bertulang sloof.
Setelah sebagian besar rangkaian besi beton dan begisting sloof terpasang, bisa mulai
dilakukan pemasangan rangkaian besi beton dan begisting untuk kolom.
Tahap selanjutnya bisa dimulai pengecoran adukan beton untuk Sloof.
Sedangkan untuk pengecoran kolom, dilakukan secara bertahap bersamaan dengan
pemasangan dinding batu bata.
Diperiksa kembali apakah Stek besi beton diameter 6 mm sudah terkait dengan kuat pada
pondasi batu kali.
Tariklah benang mulai dari ujung pondasi kesisi ujung yang satunya, gunanya untuk
menentukan ketepatan pasangan Sloof beton diatas pondasi.
Periksa ukuran/dimensi rangkaian besi beton bertulang sloof dan kolom yang sedang dibuat
maupun yang akan dipasang, sudah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja lapangan.
Pada saat pemasangan Rangkaian besi beton untuk kolom perhatikan betul posisi rangkaian
besi beton sudah terpasang tegak lurus atau siku.
Perhatikan pada saat pengecoran adukan campuran beton kedalam cetakan Sloof beton
(begisting), cetakan benar-benar terisi adukan beton dengan padat (tidak ada rongga).
kalau ada rongga di beton, akan mengurangi kekuatan Sloof.
Pada saat pengecoran adukan beton, didalam cetakan tidak boleh terdapat kotor apapun, dan
tidak boleh ada tumpahan minyak.
Cetakan (begisting) sloof jangan dibuka dulu sebelum adukan beton benar-benar kering.
II.4 Pekerjaan Plat Beton
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan
pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan
langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok
kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los
besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat
dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint
pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya
(2) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
(3) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga
tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
(4) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
d. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
(1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian
sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom
sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi
sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat
pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan
ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang
paling baik untuk digunakan.
e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain
:
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10-200.
(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat,
dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran
pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan
(sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di
bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
c) Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12 2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12 2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat
dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut,
sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan
compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
(a) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump
yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
(b) Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
(c) Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
(d) Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan
finishing.
a. PEKERJAAN DINDING
1. Sebelum memulai pekerjaan plesteran pada permukaan blok beton ringan, permukaannya
harus dibersihkan dari sisa bekisting kemudian diketrik. Semua lubang – lubang bekas
pengikat bekisting atau formative atau bekas pakuan panel lama harus tertutup aduk
plesteran.
2. Seluruh plesteran dinding dengan aduk campuran PM-200 atau setara dengan air.
3. Pemasangan plesteran sekurang – kurangnya 24 jam setelah pekerjaan pemasangan blok
dengan menggunakan PM-100 atau setara.
4. Untuk Kondisi Dinding rembesan dalam ruangan yang perlu di perbaiki, Plesteran eksisting
dikupas hingga ditemukan struktur bata kemudian diplester ulang, sedangkan untuk
pembuatan dinding baru diplester menggunakan aduk campuran 1 PC : 4 Pasir, kecuali pada
dinding semen raam/rapat air. Untuk semen raam/rapat air/kedap air diplester dengan
aduk campuran 1 Pc : 3 Psr. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 dan PUBI 1982, Pasir
yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan 4 1,6 - 2,0 mm. Plesteran
halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogeny acian dikerakkan pada seluruh permukaan plesteran adukan 1 PC : 4 pasir dan
plesteran semen raam (1Pc : 3 Psr), sesudah plesteran berumur 14 hari (kering betul).
5. Untuk plesteran dan pengacian ulang sekeliling dinding eksisting, karena bahan finishing
menggunakan cat kapur, maka plesteran dapat dibuat menyerupai plesteran dan acian
seperti tempo dulu, dapat dibuat sendiri menggunakan gamping yang dicampur dengan
pasir halus serta batu bata tau genteng yang dihaluskan. Alternatif lain dapat menggunakan
mortar yang merupakan campuran dari bubuk kapur, pasir kapur dan semen dari batu kapur
(bila membuat sendiri) atau menggunakan TR30 acian putih dengan 40 % pasir bersih halus
/ batu bata yang dihancurkan untuk pengerjaan plesteran. Untuk lebih tahan air dapat
ditambahkan 2 % latek acrylic bonding agen atau lem putih.
6. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan disetujui Direksi Pengawas / Pemberi Tugas.
7. Mortar yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih
disegel dan berlabel pabriknya bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh
dan tidak ada cacat.
8. Semua bahan sebelum digunakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas / Pemberi
Tugas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material
lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas/Pemberi Tugas. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan
diselesaikan.
10. Tebal plesteran 2 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 14 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan
disambungan plesteran.
11. Sebelum dinding diplester seluruhnya, agar dibuat kepala plesteran terlebih dahulu untuk
memudahkan ketebalan plesteran yang dikerjakan. Kepala plesteran dibuat disesuaikan
ketebalannya dan diberi jarak antara 1 meter.
12. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (Ban dinding dan lain sebagainya).
Dibuat naad (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm kecuali bila ditentukan lain.
13. Plesteran halus (acian) digunakan campuran Mortar PM-300 atau setara dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen acian dikerakkan pada seluruh permukaan
plesteran, sesudah plesteran berumur 14 hari (kering betul).
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba – tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.
15. Kontraktor akan memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya kontraktor selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.
16. Seluruh permukaan beton harus dibuat kasar dengan cara dipahat atau pada saat setelah
acuan dibuka, dikamprot merata dengan adukan 1 PC : 3 Pasir atau dengan cara lain yang
disetujui Direksi Pengawas/Pemberi Tugas.
17. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton dibersihkan dari segala kotoran,
debu dan minyak serta disiram/ dibasahi dengan air semen.
18. Tebal plesteran maksimal dibuat 2,00 cm. Tebal plesteran yang melebihi 2,00 cm harus
diberi kawat ayam yang digalvanis untuk membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran serta atas ijin Direksi Pengawas/Pemberi Tugas.
Pemasangan Kusen Alumunium
Kusen aluminium dipasang setelah proses pembuatan dinding selesai. Pada dasarnya, langkah
kerja pelaksanaan pemasangan kusen aluminium cukup sederhana. Seluruh prosesnya bisa
dikerjakan oleh Anda sendiri, bahkan walaupun Anda masih termasuk seorang pemula. Faktor
yang paling penting untuk diperhatikan ialah ketelitian dan kecermatan yang tinggi mengingat
material aluminium cukup rentan terhadap goresan benda-benda yang keras dan tajam.
Sebelum kusen aluminium dipasang pada tembok, pastikan terlebih dahulu dinding tersebut
sudah benar-benar rampung dan dipasangi plester. Periksa juga apakah bagian sudut dinding
telah rapi, terutama pada bagian yang bakal ditempeli kusen. Jika memungkinkan, ukur kembali
kusen untuk menyesuaikannya dengan lubang dinding yang diperlukan. Sebaiknya berikan tanda
pada sisi kusen dan dinding yang sama untuk memudahkan Anda dalam mencocokannya nanti.
Kenapa bagian dalam dinding perlu dihaluskan? Tujuannya adalah supaya bagian tersebut
memiliki permukaan yang rapi dan lurus sehingga kusen pun bisa melekat dengan sempurna.
Penghalusan dilakukan dengan memberikan plester pada bagian ini, kemudian diaci hingga
teksturnya presisi dan simetris. Usahakan ukuran lubang dinding ini tidak sama persis dengan
ukuran kusen, tetapi diberikan kelonggaran sekitar 5-10 mm untuk mempermudah Anda dalam
memasukkan kusen ke dalam lubang dinding.
Buat lubang pemasangan sekrup fischer pada sisi dinding bagian dalam menggunakan mesin
bor. Letakkan kusen pada lubang dinding sesuai dengan tanda yang sudah dibuat sebelumnya.
Kemudian berilah tanda pada kusen tersebut tepat pada titik di mana sekrup fischer akan
dipasang. Tentunya tanda pada kusen ini harus berada dalam posisi yang benar-benar lurus
dengan lubang pada dinding tadi sehingga sekrup fischer pun bisa dipasang dengan benar.
Saatnya untuk memasang kusen aluminium. Caranya mudah sekali, Anda tinggal menaruh
kusen tersebut pada lubang dinding yang sesuai. Kemudian pasang sekrup fischer yang akan
menahan kedudukannya dengan memakai mesin bor. Biar kelihatan rapi, berikan penutup
karet pada sekrup tersebut lalu potong bagian karet yang menonjol keluar permukaan kusen.
PEKERJAAN PLAFOND
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.
PEKERJAAN CAT
Pada permukaan yang akan dicat dibersihkan dan diamplas terlebih dahulu. Setelah permukan
dalam keadaan bersih dan rata kemudian dilakukan pengecatan dasar satu kali dan
dilanjutkan dengan pengecatan penutup dua kali.
Pekerjaan pengecatan meliputi :
- CAT TEMBOK
Cat tembok bagian dalam (interior) dipakai merk Dulux easy clean, Propan dan cat
tembok bagian luar (exterior) dipakai setara cat merk Setara Dulux Weathershield,
setelah plesteran tembok kering maka pengecatan tembok baru dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
1 lapis alkali resisting primer
Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam bangunan (plamur)
2 lapis Crylic Emulsion untuk dinding dalam dan
2 lapis Weathershield Acrylic Emulsion untuk dinding luar.
Untuk cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai merata dan
didapat warna akhir yang sama.
- CAT KAYU
Pengecatan kayu dipakai cat EMCO. Biarkan permukaan yang akan dicat mengering,
bersihkan permukaan kayu dari kotoran, debu, minyak, gemuk, dsb. Amplas
permukaannya, kemudian dilap bersih setelah dilakukan:
1 (satu) lapis cat primer
1 (satu) lapis under coat
2 (dua) lapis cat final
Cat primer dan under coat harus satu merk dengan cat final.
PEKERJAAN SANITAIR
ALAT
- Waterpas
- Meteran
- Kunci-kunci: Kunci Inggris, Kunci Pipa, Kunci Pas
- Obeng
- Amplas
- Gergaji besi
- Bor
- Gun sealent.
LANGKAH KERJA
- Pemeriksaan outlet:
Periksa kembali posisi-posisi outlet yang ada dan cocokkan dengan ketentuan brosur
(posisi tegak lurusnya, jarak, dan kerataan terhadap dinding/lantai).
Pastikan outlet tersebut tidak buntu dengan cara flushing.
Pemasangan sanitary fixtures:
Periksa fungsi accessories sanitary fixtures sebelum dipasang.
Pasang sanitary fixtures sesuai ketentuan brosur. Pemasangan baut-baut dikencangkan
dengan tangan dahulu, setelah diyakini benar maka dilakukan pengencangan dengan
kunci secukupnya.
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL & PLUMBING
Meliputi :
PEKERJAAN MDP, SDP & PANEL DAYA LAINNYA
Panel MDP adalah singkatan dari Main Distribution Panel, terdiri dari Line pembagi dengan
MCCB, yang men-suplay power ke panel lanjutan . Dan mendapat kan suplai dari panel
LVMDP.
Spesifikasi Panel MDP
Tegangan masuk : 415 Volt
Tegangan keluar : 415 Volt
Daya : 450 KVA
Phase :3
Phase Frekwensi : 50 Hertz
Pengoperasian
Pada panel MDP tidak terlalu banyak kontrol sistem , hanya ada pembaca tegangan (Volt) dan
pembaca arus (Ampere).
Cara pengoperasian-nya sebagai berikut :
Pastikan catuan daya dari LVMDP sudah siap , dengan mengecek di panel LVMDP.
Power Utama pada MDP di ON kan/ MCCB main power. Lampu Indikator akan menyala .
Power MDP siap untuk didistribusikan lagi sesuai arah pembagi yang diperlukan.
Peralatan dan bahan listrik :
1. Panel dan kotak pembagi
2. Saklar dan zekering-zekering
3. Alat-alat ukur (voltmeter & Ampre meter)
4. MCB
5. Stop kontak / stop kontak daya
6. Lampu penerangan
7. Grounding atau pentanahan
METODE PELAKSANAAN
1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang
terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
3. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian
dikerjakan.
4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
5. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
– tidak boleh ada sambungan
– dihubungkan dengan elektroda pentanahan
– ditanam sampai minimal mencapai air tanah
8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
10. Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
11. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
PEKERJAAN PENERANGAN
Material :
~ Kabel NYA / NYM / NYFBGY
~ Las Dop
~ Lampu
Peralatan :
Kawat Pancingan
Tang
Obeng
Lakban kertas dan spidol
b. Regulasi
• ASHRAE GRP 158, ASHRAE 1990.
• Sheet Metal Air Conditioner Contractor’s National Association (SMACNA).
• Air Movement and Control Association (AMCA).
• Air-Conditioning and Refigeration Institute (ARI).
• American Society for Testing and Material (ASTM).
• Peraturan Plumbing Indonesia (The IndonesiaPlumbing Regulation).
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
c. Lingkup Pekerjaaan
1. Pengadaan dan pemasangan material utama AC VRF peralatan lain seperti Pompa
sirkulasi, Fan, Thermostat,Panel Control dan lain-lain.
2. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi AC dan FAN.
3. Testing & Comissioning.
Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama dengan speaker. Kabel
instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui kabel instalasi melalui terminal
box, dan dari terminal box ke peralatan utama.
dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan /aanwizjing. Disini
berpengertian bahwa instalasi harus dapat terlaksana dan semua unit dapat
bekerja dengan baik dan benar, baik material utama maupun accecories.
Pengkomplitan / perlengkapan instalasi secara detail dan konsekuensi dari pasal
ini adalah menjadi tanggungan pemborong.
Sebelum pekerjaan seluruhnya ataupun secara bertahap disesuaikan pemborong
wajib menyerahkan kepada Direksi Lapangan 6 (enam) set gambar yang disebut
“as built drawing” yaitu gambar dari semua material dan instalasi Fire /alarm,
Fire Extinguisher.
Untuk instalasi Fire Alarm, Pemborong harus menyiapkan gambar-gambar
instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan disahkan (keur) oleh yang
berwenang.
Standard /Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi
peraturan/standard dari NFPA (National Fire Protection) dan persyartan tentang
Pedoman Pemadam Kebakaran dari Pemerintah setempat.
Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran Pemborong harus menyerahkan
/melampirkan “Daftar Material” yang lebih diperinci dari semua bahan yang akan
dipasang pada proyek ini nantinya, dan yang sesuai dengan dipersyaratkan dalam
spesifikasi.
Dalam Daftar Material ini harus disebut pabrik, merk, Manufacture, Type,
lengkap dengan brosur/catalog.
Nama Pabrik /Merk yang ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknik ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan / merk tersebut tidak /sukar
diperoleh, maka Direksi Lapangan bersama-sama dengan Perencana akan
menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi yang sama.
1.2 BAHAN
Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, Pemborong wajib memperhatikan
contoh bahannya sebelulm pemasangan pada Perencana dan Direksi Lapangan
untuk disetujui.
Apabila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan/Perencana dan hal itu
memungkinkan, maka Pemborong wajib memperlihatkan contoh-contoh tersebut
ditolak oleh Direksi Lapangan dan Perencana, maka Kontraktor harus mengganti
dan memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
Kwalitas teknis/listrik, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan kwalitas
estetika dari contoh material /bahan maupun instalasi yang telah disetujui
adalah mengikat.
1.3 KOORDINASI
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong Fire Alarm wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan /kontraktor lain atas
petunjuk Direksi Lapangan /Perencana. Apabila ada item pekerjaan oleh Pemborong
lain, maka Pemborong wajib meyiapkan /menyerahkan bahan-bahan tersebut dan
penjelasan untuk pemasangan.
1.4 GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING
Setiap sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material, Pemborong wajib
mengajukan pada Direksi Lapangan dan Perencanaan untuk disetujui gambar
kerja/shop drawing.
1.10 PENTANAHAN
Semua peralatan-peralatan harus diketanahkan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang ada. Untuk itu Pemborong harus membuat gambar kerja /shop drawing untuk
persetujuan Direksi Lapangan.
1.11 FINISHING
Semua material yang dipasang harus sudah difinished dengan baik sesuai yang
dipersyaratkan. Finishing setelah terpasang adalah disyaratkan dan ini mencakup
segala perbaikan material tersebut, maupun pekerjaan lain sebagai akibat pemasangan
instalasi, teramasuk didalamnya perbaikan, pengecatan kembali, pembersihan dan
lain-lain.
a. Sebelum dipasang fixtures-fixtures dari seluruh sistem distribusi, installasi pemipaan air
harus diuji dengan tekanan 20 kg/cm2, tanpa mengalami kebocoran dalam waktu
minimum 24 jam tekanan tersebut tidak turun/berubah. Pada prinsipnya pengetesan
dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.
b. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong/ Kontraktor. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh
Pengawas dan wakil dari pemilik proyek/Perencana, selanjutnya apabila telah
diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.
c. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem instalasi ini
haruslah pula dihadiri pihak pemilik proyek/Perencana/Pengawas dan Ahli serta pihak-
pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan
hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.
d. Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung goni dan dilapisi
dengan Tar (Tar coated) untuk penahan Korosi atau dengan bahan anti karat sintesis
yang dispesifikasi untuk keperluan pemipaan bawah tanah. Sedangkan untuk pipa-pipa
yang terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan
ditentukan kemudian oleh Pengawas.
e. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada
setiap jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk, begitu pula pipa-pipa pada
shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
f. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah
Khususnya untuk identifikasi dan penentuan warna cat dari masing - masing instalasi
Plumbing dan Hydrant akan ditentukan kemudian bersama Pemilik / Pengawas.
PEKERJAAN PLUMBING
Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
Pasangan clean out dan accessories lainnya.
Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa
diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester +
aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban
air.
Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya
sambungan dapat lengket dengan kuat.
Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak
kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
Buat sumur resapan dan bak kontrol.
• Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus
mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
• Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang
dengan tebal screeding.
• Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan abu
batu/pasir alas (laying course).
• Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat
pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
• Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan
spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
• Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah terpasang.
• Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk setiap
jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus.
• Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
• Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai
plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan
frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan
pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan
meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat
memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang
melintas melewati pasangan paving tersebut.
• Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung abu batu/pasir yang
dipakai).
• Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat
block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
HAMDANI
Direktur Utama